Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “ Perusahaan
Pembiayaan Syariah’’. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh Ibu Dr.
Dwi Wahyu A., SE, MM.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat, hal itu ditandai dengan
meningkatnya jumlah bank syariah dan lembaga keuangan non bank.Ekonomi Islam
bukan hanya sekedar membahas tentang perbankan Islam, tetapi semua hal yang
berkaitan dengan kehidupan ekonomi manusia, diantaranya Perusahaan Pembiayaan.
Pengaturan lembaga keuangan dalam syariah islam dilandasi pada kaidah dalam ushul
fiqih yang menyatakan bahwa “maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib”, yakni
sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan.
Mencari nafkah (yakni melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib diadakan untuk itu,
pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya
lembaga keuangan, maka lembaga keuangan ini pun wajib untuk diadakan.
Disini terlihat pentingnya eksistensi lembaga keuangan dalam hal pembiayaaan.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan bahwa, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Kehadiran perusahaan pembiayaan,
menambah deretan berkembangnya industri jasa pembiayaan di Indonesia. Perusahaan
pembiayaan seperti ini memberikan kemudahaan kepada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya, baik dalam bentuk investasi, modal kerja, atau semata-mata untuk barang
yang akan dipakai sendiri (konsumsi).
Hal ini juga terlihat dengan mulai menjamurnya perusahaan pembiayaan, dikarenakan
banyaknya permintaan pembiayaan dari masyarakat atau kredit untuk barang-barang
seperti motor dan alat elektronik. Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu aspek
yang diatur dalam syariah islam, yakni bagian muamalah sebagai bagian yang mengatur
hubungan sesama manusia. Di Indonesia telah banyak bermunculan perusahaan
pembiayaan yang mengadopsi prinsip syariah. Dalam rangka merespons kegiatan usaha
perusahaan pembiayaan secara syariah, Bapepam telah mengeluarkan Peraturan Nomor
Per-03/BL/2007 tentang kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dalam rangka memberikan kerangka hukum terhadap segala kegiatan bagi perusahaan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan syariah merupakan bentuk
3
pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk mengembalikan pembiayaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu berdasarkan imbalan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar perusahaan pembiayaan syariah?
2. Apa yang dimaksud perusahaan leasing syariah?
3. Apa yang dimaksud anjak piutang syariah?
4. Bagaimana pembiayaan konsumen syariah?
5. Apa yang dimaksud kartu kredit syariah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar perusahaan pembiayaan syariah
2. Untuk mengetahui prosedur perusahaan leasing syariah
3. Untuk mengetahui anjak piutang syariah
4. Untuk mengetahui pembiayaan konsumen syariah
5. Untuk mengetahui kartu kredit syariah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
(DKM) dan Daftar Tidak Lulus (DTL) bagi direksi, komisaris, dan pemegang
saham. Jika tidak termasuk DKM dan DTL maka Biro P3 memproses permohonan
izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan sesuai ketentuan dalam PMK No.
84/PMK.012/2006 termasuk melakukan fit and proper test bagi Direksi dan
Komisaris.
c. Selanjutnya Biro P3 memberi pertimbangan menerima atau menolak permohonan
izin usaha PP.
d. Jika pengajuan diterima maka dikeluarkan KMK Izin Usaha sebagai PP. Pemberian
Izin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dilakukan oleh Ketua Bapepam LK.
e. Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebagai PP wajib melakukan
kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha ditetapkan.
f. Melaporkan kegiatan usaha kepada Menteri Keuangan Ketua Bapepam LK (Biro
Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan) selambat-lambatnya 10 hari sejak
tanggal dimulainya kegiatan usaha.
7
d. Pendanaan Musyarakah (equity participation) yang dipeoleh perusahaan
pembiayaan melaui akad kerja sama dengan pihak lain untuk usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditangung bersama sesuai dengan kesepakatan
yang dituangkan dalam akad.
e. Pendanaan lainnya yang sesuai dengan prinsip syari’ah.
8
6. Penyerahan dokumen atas supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
kepemilikan barang lainnya.
7. Pembayaran lessor kepada supplier.
8. Pembayaran angsuran secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa selama
masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dimiliki.
9
a. Factoring berkaitan dengan masalah piutang clien. Dalam hal ini, factor berfunsi
menangani masalah atau mangambil alih piutang tersebut, dan menagih
pembayarannya pada debitur setelah oiutang jatuh tempo.
b. Itu berarti factor bertanggung jawab atas piutang klien dan membebaskan client dan
membebaskan client dari resiko kerugian. Sementara itu, manfaat factoring dapat
dilihat dari beberapa segi, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan nasabah
a) Factoring dapat menolong “cash flow” perusahaan yang melakukan penjualan
secara kredit sehingga dana yang diperoleh dari penjulan piutang kepada
perusahaan anjak piutang akan memperlancar kegiatan produksi, dibandingkan
apabila produsen tersebut menagih sendiri kepada kreditor.
b) Bagi perusahaan yang berkembang sangat pesat dan belum daoat diimbangi
dengan divisi kredit, dengan menggunakan jasa perusahaan anjak piutang,
perusahaan yang bersangkutandapat berkonsentrasi dalam meningkatkan
usahanya.
c) Factoring dapat memperlancar perputaran modal kerja perusahaan sehingga
dapat meningkatkan laba.
d) Factoring dapat mendorong dunia usaha untuk lebih kompetitif lagi sebab
nasabah perusahaan anjak piutang akan bebas melakukan transaksi perdagangan
atas dasar “open account”, baik didalam maupun luar negeri.
e) Perusahaan anjak piutang merupakan usaha yang dapat melindungi nilai
terhadap risiko yang mungkin terjadi karena pelanggan mengalami kesulitan
likuiditas.
2. Secara Makro Perusahaan anjak piutang yang melakukan pengambilalihan piutang
secara pre payment (pembayaran di muka) akan membawa efek money multipler
sehingga dapat meningkatkan percepatan uang beredar (velocity of money) yang pada
gilirannya akan mendorong pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pada prinsip-prinsipnya anjak piutang (factoring)
memberikan manfaat antara lain :
a. Pembayaran piutang lebih cepat dari jatuh tempo
b. Menambah dana segar perusahaan
c. Dapat membantu peningkatan keuntungan dan laba
Dalam Islam Anjak Piutang biasa disebut juga dengan Hawalah adapun hadis yang
terkait dengan Hawalah tersebut yaitu :
10
Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn. Majah dari „Amr bin „Auf al-Muzani,
Nabi Muhammad S.A.W bersabda :
“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda:
“Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah satu kezaliman. Dan jika salah
seorang di antara kamu diikutkan (di-hawalah-kan) kepada orang yang mampu, terimalah
hawalah itu.”
Pada hadis ini Rasulullah memberitahukan kepada orang yang mengutangkan, jika
orang yang berutang menghawalahkan kepada orang yang mampu/kaya, hendaklah ia
menerima hawalah tersebut dan hendaklah ia menagih kepada orang yang dihawalahkan
(muhal‟alaih).”
11
kesepakatan dalam akad. 8. Antara akad Wakalah bil Ujarah dan akad Qardh, tidak
dibolehkan adanya keterkaitan.
Kemudian Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tesebut menjelaskan jika salah satu
pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak,
maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Nasional Syariah atau
Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan
bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang
usaha lembaga pembiayaan. Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah :
a. Sewa Guna Usaha (leasing)
b. Anjak piutang (factoring)
c. Usaha kartu kredit (credit card)
d. Pembiayaan konsumen (consumer finance)
2. Sewa guna usaha (leasing) syari’ah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran sesuai dengan prinsip syari’ah
3. Anjak piutang berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan No.
448/KMK.017/2000 adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan angka jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri
4. Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk mengadakan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai
dengan prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
5. Kartu kredit syariah atau yang lazim disebut bithaqah al-l’timan adalah kartu kredit
yang pada dasarnya berfungsi sebagaimana kartu kredit lainnya serta terikat dengan
peraturan yang berlaku dan dijalankan dengan prinsip serta kebijakan yang bersifat
syariah
15
DAFTAR PUSTAKA
16