Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

Disusun Oleh Kelompok 8:

1. Ratih Ardiyani Puteri 2103010563


2. Eka Yuliana 2103010435
3. Riya Rosita 2103010385
4. Ragil Septian Alqahpi 2103010421

Dosen Pengampu:

Dr. Dwi Wahyu A.., SE, MM

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
Fakultas Ekonomi Manajemen Reguler E Pagi Bjm
Tahun 2022/2023

1
KATA PRNGANTAR 
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq serta hidayah- Nya
Shalawat serta Salam senantiasa tercurahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAWserta
Keluarga, Sahabat dan para penerus risalahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah, guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Lembaga Keuangan Syariah.

Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar besar nya kepada:

1. Dr. Dwi Wahyu A., SE,MM sebagai dosen mata kuliah Sistem Lembaga Keuangan
Syariah.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan kepada kami.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pebuatan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu mempermudah proses belajardan
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Serta kami menerima kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun agar tercapainya kesempurnaan makalah
ini.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..................................................................................................2

Daftar isi ...........................................................................................................3

Bab I : Pendahuluan .........................................................................................4

A. Latar belakang ........................................................................................4


B. Rumusan masalah ..................................................................................5
C. Tujuan ....................................................................................................5

Bab II : Pembahasan .........................................................................................6

A. Konsep Dasar Perusahaan Pembiayaan Syariah ....................................6


B. Perusahaan leasing Syariah ....................................................................9
C. Pembiayaan Konsumen Syariah .............................................................9
D. Kartu Kredit Syariah ..............................................................................10

Bab III : Penutup ..............................................................................................12

Kesimpulan ............................................................................................12
Daftar pustaka ........................................................................................13

3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat, hal itu ditandai dengan
meningkatnya jumlah bank syariah dan lembaga keuangan non bank. Ekonomi Islam bukan
hanya sekedar membahas tentang perbankan Islam, tetapi semua hal yang berkaitan dengan
kehidupan ekonomi manusia, diantaranya Perusahaan Pembiayaan. Pengaturan lembaga
keuangan dalam syariah islam dilandasi pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa
“maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib”, yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan.Mencari nafkah (yakni melakukan
kegiatan ekonomi) adalah wajib diadakan untuk itu, pada zaman modern ini kegiatan
perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga keuangan, maka lembaga keuangan
ini pun wajib untuk diadakan.

Disini terlihat pentingnya eksistensi lembaga keuangan dalam hal pembiayaaan. Dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan bahwa,
perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank danLembaga Keuangan Bukan Bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan. Kehadiran perusahaan pembiayaan,menambah deretan berkembangnya industri
jasa pembiayaan di Indonesia. Perusahaan pembiayaan seperti ini memberikan kemudahaan
kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, baik dalam bentuk investasi, modal kerja,
atau semata-mata untuk barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi).

Hal ini juga terlihat dengan mulai menjamurnya perusahaan pembiayaan, dikarenakan
banyaknya permintaan pembiayaan dari masyarakat atau kredit untuk barang-barangseperti
motor dan alat elektronik. Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu aspekyang diatur dalam
syariah islam, yakni bagian muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia.
Di Indonesia telah banyak bermunculan perusahaan pembiayaan yang mengadopsi prinsip
syariah. Dalam rangka merespons kegiatan usaha perusahaan pembiayaan secara syariah,
Bapepam telah mengeluarkan Peraturan NomorPer-03/BL/2007 tentang kegiatan perusahaan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka memberikan kerangka hukum terhadap
segala kegiatan bagi perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan syariah
merupakan bentuk pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan
pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk mengembalikan pembiayaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu berdasarkan imbalan.

4
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar perusahaan pembiayaan syariah?
2. Apa yang dimaksud perusahaan leasing syariah?
3. Bagaimana pembiayaan konsumen syariah?
4. Apa yang dimaksud kartu kredit syariah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar perusahaan pembiayaan syariah
2. Untuk mengetahui prosedur perusahaan leasing syariah
3. Untuk mengetahui pembiayaan konsumen syariah
4. Untuk mengetahui kartu kredit syariah

5
Bab III
Pembahasan
A. Konsep Dasar Perusahaan Pembiayaan Syariah
1. Pengertian perusahaan Pembiayaan Syariah
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan
bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yangtermasuk dalam
bidang usaha lembaga pembiayaan. Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah :
a) Sewa Guna Usaha (leasing)
b) Anjak Piutang (factoring)
c) Usaha Kartu Kredit (credit card)
d) Pembiayaan konsumen (consumen finance)

Secara umum pembiayaan berfungsi menyediakan produk yang berkualitasdan


pelayanan profesional untuk menjamin kesetiaan pelanggan. Memanfaatkan sumber daya
yang ada secara maksimal untuk memperoleh revenue yang dapatmemberikan konstribusi
bagi pemegang saham dan kesejahteraan bagi karyawan.

Perusahaan pembiayaan selain beroperasi mengunakan sistem konvensional juga


dapat melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah. Pembiayaan berdasarkan
prinsip syari’ah adalah pembiayaan berdasarkan persetujuan antara perusahaan
pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaiuntuk
mengembalikan pembiayaan tersebut dengan jangka waktu tertentu denganimbalan atau
bagi hasil.

2. Pendirian perusahaan pembiayaan


Prosedur tata cara pendirian
Untuk mendirikan perusahaan pembiayaan syari’ah ada beberapa tahapan yang dapat
dilakukan, antara lain:
a) Calon mengajukan permohonan izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan
kepadaMenteri Keuangan c.q Ketua Bapepam LK.
b) Selanjutnya dari ketua Bapepam LK, diteruskan ke Biro P3.Biro P3 memeriksa
kelengkapan dokumen persyaratan izin usaha PP sesuai PMK No. 84/PMK.o12/2006.
Jika lengkap, maka diteliti informasi Daftar Kredit Macet(DKM) dan Daftar Tidak
Lulus (DTL) bagi direksi, komisaris, dan pemegangsaham. Jika tidak termasuk DKM
dan DTL maka Biro P3 memproses permohonanizin usaha sebagai perusahaan
pembiayaan sesuai ketentuan dalam PMK No.84/PMK.012/2006 termasuk
melakukan fit and proper test bagi Direksi danKomisaris.
c) Selanjutnya Biro P3 memberi pertimbangan menerima atau menolak permohonanizin
usaha PP.

6
d) Jika pengajuan diterima maka dikeluarkan KMK Izin Usaha sebagai PP.
PemberianIzin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dilakukan oleh Ketua
Bapepam LK.
e) Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebagai PP wajib melakukankegiatan
usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha ditetapkan.
f) Melaporkan kegiatan usaha kepada Menteri Keuangan c.q Ketua Bapepam LK(Biro
Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan) selambat-lambatnya 10 hari sejak tanggal
dimulainya kegiatan usaha.

3. Persyaratan izin usaha


a) Akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan
olehinstansi berwenang, yaitu Departemen Hukum dan HAM.
b) Data Direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan Pengawas. Direksi
dankomisaris atau pengurus dan pengawas nantinya akan di uji fit propertest.
c) Data pemegang saham atau anggota.
d) Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi dan personalia.
e) Fotokopi bukti perlunasan modal disetor dalam bentuk deposito berjangka padasalah
satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoranyang masih
berlaku selama dalam proses pengajuan izin usaha.
f) Rencana kerja untuk 2 (dua) tahun pertama.
g) Bukti kesiapan operasional.
h) Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan
patungan.
i) Pedoman untuk Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN).

4. Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Syari’ah.


Pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha perusahaan pembiayaan
secarakelembagaan dilakukan oleh Menteri Keuangan yang meliputi penarikan
pinjamanluar negri, penyaluran pinjaman yang bersumber dari perbankan, penerbit
suratsanggup bayar (promiss ory notes), kualitas aktiva produktif dan kebenaran serta
kelengkapan laporan. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip
Syari’ah dilakukan oleh dewan Syari’ah Nasional-MUI yang menempatkan dewan
pengawas syari’ah (DPS) dimasing masing perusahaan pembiayaan syari’ah.Pada
perusahaan pembiayaan syari’ah pengawasan dan pembinaan yang dilakukan meliputi :
Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syari’ah wajib diperoleh berdasarkan prinsip syari’ah.Sumber
pendanaan perusahaan pembiayaan syari’ah wajib diperhitungkan sebagai
komponen dalam menghitung Gearing Ratio perusahaan pembiayaan. Sumber pendanaan
tersebut dapat diperoleh melalui bank atau badan usaha yang lainnya baikdari dalam
maupun luar negeri dengan mengunakan akad yang sesuai dengan prinsip
7
syari’ah
Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syari’ah wajib diperoleh berdasarkan prinsip syari’ah.Sumber
pendanaan perusahaan pembiayaan syari’ah wajib diperhitungkan sebagai
komponen dalam menghitung Gearing Ratio perusahaan pembiayaan. Sumber
pendanaan tersebut dapat diperoleh melalui bank atau badan usaha yang lainnya baik dari
dalam maupun luar negeri dengan mengunakan akad yang sesuai dengan prinsip
syari’ah.
Adapun akad yang diterapkan pada sumber pendanaan ini meliputi:
a. Pendanaan Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investmant), yaitu pendanaan yang
diperoleh perusahaan pembiayaan melalui akad kerjasama dengan pihak lain yang
bertindak sebagai penyandang dana ( sahibul mal ), dimana sahibul mal
tersebutmembiayai 100% (seratus per seratus) modal kegiatan pembiayaan untuk
proyek yang tidak ditentukan oleh perusahaan pembiayaan, dan keuntungan usaha
dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
b. Pendanaan Mudharabah Musyarakah yang diperoleh perusahaan pembiayaan melalui
akad kerja sama dengan pihak lain yang bertindak sebagai penyandang dana(shahibul
mal), dimana shahibul mal tersebut membiayai 100% modal kegiatan pembiayaan
untuk proyek yang telah ditentukan oleh perusahaan pembiayaan, dan keuntungan
dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
c. Pendanaan Mudharabah Musyarakah yang diperoleh perusahaan pembiayaan melaui
akad kerjasama dengan pihak lain yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul
mal), dimana shahibul mal dan perusahaan pembiayaan selaku pengelola(mudharib)
turut menyertakan modalnya dalam kerjasma investasi dan keuntungan usaha dibagi
sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
d. Pendanaan Musyarakah (equity participation) yang dipeoleh perusahaan pembiayaan
melaui akad kerja sama dengan pihak lain untuk usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditangung bersama sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam
akad.
e. Pendanaan lainnya yang sesuai dengan prinsip syari’ah

B. Perusahaan Leasing Syariah


Sewa guna usaha (leasing) syari’ah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

8
lease)maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran sesuai dengan prinsip syari’ah. Usaha leasing dilakukan berdasarkan akad Ijarah
dan Ijarah Muntahiyal Bitamlik. Akad Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan
hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
(ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jjir) tanpa
dikuti pengalihan ke pemilikan barang itu sendiri. Sedangkan Ijarah muntahiyal bi al-Tamlik
adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (mu’ajjir)dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi
pemindahan hak milik atas barang tersebutkepada penyewa setelah selesai masa sewa.
Adapun prosedur transaksi leasing syari’ah secara umum adalah :
1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,
spesifikasiharga, jangka waktu pengiriman, jaminan purna jual atas barang
2) Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang
modaldi mana lessee dapat meminta lessee quotation. Pihak lessor (perusahaan
pembiayaan)kemudian meneliti kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan
3) Jika permohonan lesse diterima maka pihak lessee dan lessor bertemu
untukmenandatangani perjanjian serta baiaya biaya yang harus dibayar oleh lessee.
4) Selanjutnya pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan
tipedan spesifikasi barang yang di inginkan oleh lessee dan membayar sesuai
pembayaran
5) Pihak supplier mengirimkan barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti
pembayaran kepada lessee
6) Penyerahan dokumen atas supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-
buktikepemilikan barang lainnya.
7) Pembayaran lessor kepada supplier.
8) Pembayaran angsuran secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa
selamamasa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang
dimiliki.

C. Pembiayaan konsumen syariah


Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk mengadakan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuaidengan prinsip
syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana untukmemenuhi kebutuhan
konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhantersebut. Kebutuhan konsumsi
terdiri dari kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Konsumsi dalam ekonomi Islam dapat
didefinisikan dengan mengonsumsi sesuatu yang baik, halal dan bermanfaat bagi manusia,
pemanfaatan segala anugrah Allah SWT. dimuka bumi atau sebagai sebuah kebajikan karena
kenikmatan yang diciptakan Allah untuk manusia adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Akan tetapi, tidak berartiseorang konsumen daat mengonsumsi segala barang yang

9
dikehendaki, tanpa memperhatikan kualitas dan kemurniannya, atau mengonsumsi sebanyak-
banyaknya tanpa memperhatikan hak-hak orang lain yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
dalam konsumsi, prinsip dasar yang harus dijadikan acuan adalah kebenaran, kesucian,
kesederhanaan, kemaslahatan dan akhlak. Pembiayaan konsumen adalah kegiatan
pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Perusahaan pembiayaan syariah dapat
melakukan pmbiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran dengan menggunakan akad yang ditetapkan oleh syariat.
Pada prinsipnya, pembiayaan konsumen dilakukan berdasarkan akad murabahah,salam
dan istisna. Secara umum prosedur pembiayaan konsumen syariah dilakukansebagai berikut:
1) Pihak konsumen menghubungi perusahaan pmbiayaan untuk mengajukan
permohonan pembiayaan yang bersifat konsumtif
2) Perusahaan pembiayaan dan konsumen menyepakati kontrak sesuai dengan akad
yangsesuai dengan kebutuhan konsumen dalam dokumen tertulis yang secara
jelasmenerangkan syarat dan ketentuan yang disepakat
3) Penyerahan barang kepada konsumen sesuai dengen permohonan konsumen
4) Konsumen membayar kepada perusahaan pembiayaan sesuai dengan
kesepakatankontrak.

D. Kartu kredit syariah


Kartu kredit syariah atau yang lazim disebut bithaqah al-l’timan adalah kartu kredit
yang pada dasarnya berfungsi sebagaimana kartu kredit lainnya serta terikat dengan
peraturan yang berlaku dan dijalankan dengan prinsip serta kebijakan yang bersifatsyariah.
Hal ini diatur dalam ketentuan Umum fatwa Dewan Syariah Nasional - MajelisUlama
Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006, tentang kartu kredit syariah.
Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa semua aturan dan juga kebijakan
yangditerapkan di dalam kartu kredit syariah merupakan ketentuan yang dikeluarkan
olehDewan Syariah Nasional dan juga MUI. Kebijakan-kebijakan inilah yang menjadi
perbedaan antara kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional lainnya,meskipun
dari sisi hukum dan aturan pemerintah keduanya tetap menjalankan aturanyang sama. Kartu
kredit syariah juga memiliki fungsi yang sama dengan kartu kreditkonvensional, di mana kita
bisa memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan transaksi pembelanjaan dan juga
penarikan tunai di mesin ATM.

Akad dalam Kartu Kredit Syariah


Kartu kredit syariah dijalankan dengan menggunakan prinsip yang Islami, maka
haltersebut tentu akan membuatnya berbeda dengan kartu kredit konvensional
yangdijalankan dengan menggunakan berbagai macam ketentuan yang ditetapkan oleh pihak
perusahaan dan juga bank penerbit kartu kredit. Hal ini tentu saja menjadi sebuah nila ilebih

10
bagi nasabah yang menggunakannya, karena mereka bisa menggunakan fasilitas kartu kredit
yang memang benar-benar sesuai dengan prinsip dan ketentuan syariah.
Salah satu hal yang membedakan kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional
adalah tidak adanya bunga di dalam kartu kredit syariah, namun terdapat penerapan akad
yang di dalam kartu kredit syariah. Terdapat beberapa akad yangditerapkan di dalam kartu
kredit syariah, antara lain:
1) Kafalah
Akad kafalah atau yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai
penjamintransaksi, artinya bank selaku penerbit kartu kredit akan bertindak sebagai
pihak penjamin di dalam berbagai macam transaksi yang dilakukan oleh nasabah
selaku pemegang kartu terhadap merchant dan/atau atas kegiatan penarikan tunai
yangdilakukan di mesin ATM selain milik bank penerbit kartu kredit tersebut.
Dengan katalain dapat dijelaskan bahwa, dalam hal ini bank bertindak sebagai
penjamin nasabahyang artinya bank memberikan jaminan tersebut kepada pihak
merchant.
2) Qardh
Akad qardh adalah pemberian pinjaman yang dilakukan oleh pihak bank kepada
pihak nasabah selaku pengguna kartu kredit, untuk mengambil sejumlah uang
tunaimelalui kartu kredit syariah yang dimilikinya pada mesin ATM.3.
3) Ijarah
Akad Ijarah merupakan sejumlah biaya keanggotaan (iuran tahunan) yang
dikenakan oleh bank kepada nasabah selaku pemegang kartu kredit syariah. Hal
inidipungut sebagai bentuk imbal jasa atas layanan yang telah diberikan oleh bank
dalam bentuk kartu kredit syariah.4.
4) Sharf
Akad sharf merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank untuk nasabahnya
melakukan transaksi keuangan dalam mata uang asing. Hal ini akan
digunakan,terutama jika nasabah yang bersangkutan bepergian ke luar negeri.
Keunggulan kartu kredit syariah:
a. Didukung MasterCard, Jadi Bisa Dipakai Di Seluruh Dunia b.
b. Biaya Administrasi di Merchant Lebih Rendah
c. Denda Dialihkan Ke Sektor Sosial
d. Sudah Difatwakan, Tidak Perlu Takut Melanggar Aturan Agama

11
Bab III
Penutup
Kesimpulan
1. Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan
bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidangusaha
lembaga pembiayaan.
2. Sewa guna usaha (leasing) syari’ah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (financelease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa
guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaransecara
angsuran sesuai dengan prinsip syari’ah.
3. Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk mengadakan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuaidengan
prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana untukmemenuhi
kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Kartu kredit syariah atau yang lazim disebut bithaqah al-l’timan adalah kartu kredit yang
pada dasarnya berfungsi sebagaimana kartu kredit lainnya serta terikat dengan peraturan
yang berlaku dan dijalankan dengan prinsip serta kebijakan yang bersifat syariah.

12
Daftar pustaka
Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan Pembiayaan

yang diubah dengan Keputusan Menteri Keungan No. 172/KMK.06/2002,


danPMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. PER-

03/BL/2007/tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syari’ah


dan NO. PER-04/BL/2007

Soemitra, Andri.2009.Bank&Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta:Kencana)

Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

Fatwa DSN-MUI No. 27/DSN-MUI/IV/2002 tentang Pembiayaan Ijarah al-Muntahiyah bi al-

Tamlik atau al-Ijarah wa al-Iqtina’. Lih. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah


Nasional.2003 Eds. 2, (Jakarta:PTIntermasa)

http://www.academia.edu/12659914/Factoring diakses pada 08/11/2017

http://lutphy4.blogspot.co.id/2017/01/perusahaan-pembiayaan-syariah.html diakses
pada09/11/2017

https://www.cermati.com/artikel/mengenal-kartu-kredit-syariah-dan-bank-bank-yang-
menerbitkannya diakses pada 09/11/2017

https://www.cermati.com/artikel/4-keunggulan-kartu-kredit-syariah-yang-wajib-diketahuidiakses
pada 09/11/2017

13

Anda mungkin juga menyukai