Anda di halaman 1dari 22

ASPEK KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah

Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu:

Khairan, M.H.

Oleh:

Siti Rohmatul Maulidiya NPM.21.08.0.0447


Achmad Oki Rizkiyansyah NPM.21.08.0.0463

UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT) KEDIRI


FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
OKTOBER 2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. makalah ini membahas tentang “ASPEK KEUANGAN
DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Kediri, 10 Oktober 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Aspek Keuangan ................................................................ 3


B. Sumber-Sumber Dana. ......................................................................... 5
C. Biaya Kebutuhan Investasi. .................................................................. 7
D. Arus Kas (Cash Flow). ......................................................................... 8
E. Kriteria Pernilaian Investasi. ................................................................ 10
F. Rasio-Rasio Keuangan ......................................................................... 11
BAB III: PENUTUP ........................................................................................ 18

A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya


terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit,
dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-
undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.
Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja, dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan


ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di
dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan
apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan
dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan
akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau
aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa
teknologi dan lain sebagainya.

Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang


berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu
berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada
keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang

1
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan
dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aspek keuangan?
2. Dari mana saja sumber-sumber dana?
3. Bagaimana biaya kebutuhan investasi?
4. Bagaimana arus kas (cash flow)?
5. Bagaimana kriteria pernilaian investasi?
6. Bagaimana rasio-rasio keuangan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetehui Pengertian Aspek Keuangan
2. Untuk Mengetahui Sumber – Sumber Dana
3. Untuk Mengetahui Biaya Kebutuhan Investasi
4. Untuk Mengetahui Arus Kas
5. Untuk Mengetahui Kriteria Penilaian Investasi
6. Untuk Mengetahui Rasio – Rasio Keuangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aspek Keuangan

Studi kelayakan pada hakikatnya adalah untuk menetapkan layak atau


tidaknya suatu gagasan usaha. Dengan kata lain, studi kelayakan harus dapat
memutuskan apakah suatu gagasan usaha perlu diteruskan atau tidak.

Untuk dapat memutuskan layak tidaknya suatu gagasan usaha, perlu pula
dipertimbangkan aspek keuangan. Suatu studi kelayakan akan sulit dipercaya
kebenarannya apabila aspek keuangan tidak diikut sertakan dalam pertimbangan.
Misalnya, suatu gagasan usaha menurut aspek marketing produksi teknik, dan
sebagainya menguntungkan, kemungkinan akan mengalami kegagalan bila gagasan
usaha tersebut tidak didukung oleh modal yang cukup.

Aspek keuangan dalam studi kelayakan bukan hanya mempertimbangkan


jumlah modal yang diperlukan, tetapi pertimbangan lainnya dalam aspek keuangan
perlu pula dipertimbangkan. Misalnya, tingkat rentabilitas, jangka waktu
pengembalian modal, dan sebagainya.

Suatu gagasan usaha tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa dukungan


modal. Dengan kata lain, agar suatu gagasan usaha dapat diwujudkan perlu
dukungan modal yang cukup. Jika tidak mencukupi maka dalam pelaksanaannya
akan mengalami kesulitan bahkan mungkin ke gagalan. Untuk itu dalam membuat
studi kelayakan harus pula dipelajari dan diteliti kemungkinan dukungan modal
untuk merealisasi suatu gagasan usaha tersebut. Dalam hal ini kita mengenal dua
sumber modal, yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal
yang diharapkan mendukung realisasi gagasan usaha dan bukan merupakan
pinjaman misalnya modal sendiri dari pendiri/pengusaha, modal saham. Sedangkan
modal asing adalah modal pinjaman dengan konsekuensi harus membayar beban
bunga.

3
suatu dukungan modal pada mulanya harus dipertimbangkan terlebih
dahulu para pendiri atau pelaksana gagasan usaha. Apabila suatu gagasan usaha
akan didukung dengan modal dari para pendiri maka perlu ditanyakan mampukah
para pendiri untuk menyediakan permodalan. Mungkin juga para pendiri ingin
menarik pihak lain untuk ikut serta mendukung permodalan sebagai pemegang
saham.

Untuk menarik relasi-relasinya ikut serta dalam permodalan maka para


pendiri harus dapat meyakinkan relasinya bahwa gagasan usahanya layak untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini sebenarnya bukan hanya kelayakan gagasan usaha
yang akan menjadi daya tarik, tetapi bonafiditas dari para pendiri juga merupakan
faktor yang perlu diperhatikan. Dengan kata lain kelayakan suatu gagasan usaha
belum merupakan jaminan bagi para relasi untuk bersedia menanamkan modalnya
dalam perusahaan. Disamping itu masih pula dipertanyakan, mampukah relasinya
mendukung permodalan gagasan usahanya, apalagi jika untuk merealisasikan
gagasan usaha tersebut diperlukan modal yang sangat besar.

Dukungan modal pada umumnya dapat diperoleh dari lembaga perkreditan,


baik itu bank pemerintah maupun bank swasta. Dalam hal ini diperlukan
kepercayaan dari bank terhadap para pendiri atau pengusaha. Sedangkan
kepercayaan bank untuk mendukung gagasan usaha tersebut juga dititikberatkan
pada tingkat hubungan para pengusaha dengan bank selama ini.

Dukungan permodalan itu sebenarnya bukan hanya kuantitas(jumlah),


tetapi kualitas (jenis modal). Mungkin kredit yang diperoleh adalah kredit jangka
pendek, padahal untuk melaksanakan gagasan usaha sebenarnya diperlukan kredit
modal jangka panjang.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dalam studi kelayakan


pengusaha dapat menetapkan ada tidaknya dukungan permodalan. Hal ini sangat
penting sebab kelayakan suatu gagasan usaha pada hakikatnya sangat tergantung
pada ada atau tidaknya dukungan modal baik secara kuantitas maupun kualitas.

4
Ada yang berpendapat bahwa masalah dukungan permodalan bukan
merupakan masalah yang harus dipecahkan dalam studi kelayakan Mengapa
demikian? Mereka berpendapat bahwa dengan adanya studi kelayakan yang
menetapkan bahwa suatu gagasan usaha layak, berarti merupakan sarana/alat untuk
mendapatkan dukungan permodalan, dan ada atau tidaknya dukungan permodalan
bukan merupakan factor penentu layak atau tidaknya suatu gagasan usaha. 1

B. Sumber – Sumber Dana

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana


yang relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana
yang ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya.
Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan
dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan
pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika
menggunakan salah satu modal atau modal gabungan.

Dalam prakteknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari


dua macam yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan
untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan serta
inventaris lainnya dan biasanya modal pinjaman berjangka waktu panjang.
Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membeli aktiva tetap
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan serta inventaris lainnya dan
biasanya modal pinjaman berjangka waktu panjang. Kemudian modal kerja yaitu
modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan biasanya
berjangka waktu pendek. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan
baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya.
Jadi penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk
modal kerja sumbernya jelas berbeda.

Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2 macam yaitu

1
Nitisemito, Alek, & Umar Burhan,Wawasan Study Kelayakan dan Evaluasi Proyek,PT Bumi
Aksara,cet.II(Jakarta:2009)hal:72-74

5
1. Modal Asing (Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara
pinjaman. Menggunakan modal pinjaman untuk membiayai suatu
usaha akan terkena beban biaya bunga yang besarnya relatif.
Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman
setelah jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif
tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu
dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi
dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengerjakan usaha
yang dijalankan.
sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara lain
dari:
a. Pinjaman dari dunia Perbankan
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan Modal
Ventura, Asuransi, Leasing, Dana Pensiun atau Lembaga
keuangan lainnya; atau
c. Pinjaman dari perusahaan non-bank
2. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik
perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup
atau terbuka. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk
membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya namun
hanya akan membayar deviden. Pembayaran bunga, deviden
dilakukan apabila perusahaan memperoleh keuntungan dan
besarnya deviden tergantung dari keuntungan perusahaan.
Kemudian tidak adanya kewajiban untuk mengembalikan modal
yang telah digunakan. Kerugian menggunakan modal sendiri
jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.

6
Di samping mengeluarkan saham, modal sendiri dapat pula
digunakan dari cadangan laba atau dari laba yang belum dibagi.
Modal ini dapat digunakan perusahaan untuk sementara waktu
karena memang belum digunakan, hanya jumlahnya yang terbatas.
C. Biaya Kebutuhan Investasi

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa investasi merupakan penanaman


modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam
berbagai usaha.

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk digunakan untuk membeli aset-


aset yang dibutuhkan proyek tersebut. Aset-aset ini biasanya berupa aset tetap yang
dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat dioperasikan. Oleh
karena itu dalam melakukan investasi kita kenal dengan nama kebutuhan investasi
yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan
investasi tersebut. Biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis
usaha yang akan dijalankan.

Pengertian biaya prainvestasi adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan


perusahaan dalam rangka membuat usaha baru, baik dalam hal aktiva tetap atau
biaya modal kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap meliputi pembelian
tanah pendirian bangunan atau gedung pabrik, pembelian mesin-mesin, kendaraan
atau inventaris lainnya.

Kemudian biaya modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.

Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:

1. Biaya Prainvestasi terdiri dari


a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti

7
a. Aktiva tetap berwujud antara lain Tanah Mesin-mesin
Bangunan Peralatan Inventaris kantor Aktiva berwujud
lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain Goodwill Hak cipta
Lisensi Merek dagang
3. Biaya Operasional yang terdiri dari
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran
h. Biaya-biaya lainnya
Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
investasi dapat digunakan modal sendiri atau modal
pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk
membeli aktiva tetap biasanya bersumber dari pinjaman
jangka panjang. Hal ini disebabkan aktiva tetap digunakan
dalam jangka waktu relatif panjang pula, sehingga
pengembalian pinjamannya dapat dilakukan secara jangka
panjang. Sedangkan untuk biaya operasional biasanya
digunakan pinjaman jangka pendek.
D. Arus Kas (Cash Flow)

Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash
in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.

8
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari
pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan
yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang
dijalankan seperti penjualan. Uang masuk dapat pula berasal dari pendapatan
lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan
dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungan sama sekali
dengan usaha utama.

Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan


untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti
pembayaran cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran dan biaya-biaya lainnya.

Dalam cash flow semua data pendapatan yang diterima dan biaya yang
dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga
menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang.

Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan dan


biaya yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang
dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat kas akhir yang
diterima perusahaan.

Jadi arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai
dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal
ini bagi investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang
yang diinvestasikan di suatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi investor jika
dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan :

1. kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai kebutuhan


sehari-hari.

9
2. Kas digunakan untuk membayar berbagai kewajiban yang jatuh
tempo
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali
Oleh karena itu bagi investor kas lebih penting dari laba.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari
:
1. Initial Cash Flow atau lebih dikenal kas awal yang
merupakan pengeluaran- pengeluaran pada awal priode
untuk investasi. Sebagai contoh biaya prainvestasi,
adalah pembelian tanah gedung, mesin, peralatan dan
modal kerja.
2. Operasional Cash Flow merupakan kas yang diterima
atau dikeluarkan pada saat operasi usaha seperti
penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang
dikeluarkan pada suatu periode.
3. Terminal Cash Flow merupakan uang kas yang
diterima pada saat usaha tersebut berakhir. 2
E. Kriteria Penilaian Investasi

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan layak


tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek keuangan perlu dilakukan pengukuran
dengan beberapa kriteria. Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk
usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau
target yang telah ditentukan.

Dalam prakteknya ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu


usaha layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini
sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana
yang akan digunakan.

2
Kasmir & jakfar,Study Kelayakan Bisnis,Kencana, cet:II,(Jakarta: 2003)hal: 138

10
Setiap metode yang digunakan mempunyai kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan
beberapa metode sekaligus. Artinya makin banyak metode yang digunakan, maka
semakin memberikan gambaran yang lengkap sehingga diharapkan memberikan
hasil yang akan diperoleh menjadi lebih sempurna.

Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu


usaha atau investasi adalah:

1. Payback Period (PP)


2. Average Rate of Return(ARR)
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return(IRR)
5. Profitability Index (PI)
6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas,
aktifitas dan profibilitas. Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya
digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah
pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan. 3

F. Rasio – Rasio Keuangan


1. Pengertian Laporan Keuangan

Bagi perusahaan yang sudah berjalan, terkadang seringkali terjadi


setelah mengalami kemajuan ingin memperluas atau melakukan usaha yang
baru. Bagi perusahaan yang memiliki modal sendiri hal ini tidak menjadi
masalah, akan tetapi jika modal diperoleh dari pinjaman, maka perlu
dibuatkan laporan keuangan yang dapat meyakinkan para kreditur. Dari
laporan inilah pihak kreditur dapat menilai layak tidaknya suatu usaha
dibiayai, serta berapa jumlah dana yang perlu dibiayai oleh pihak kreditur.

Dalam prakteknya setiap perusahaan, baik bank maupun non-bank


pada suatu waktu (periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya.

3
Ibrahim, Yacob, Study Kelayakan Bisnis, PT Rineka Cipta,cet:II, (Jakarta : 2003) hal:141

11
Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang
berkepentingan terhadap laporan tersebut. Dalam laporan keuangan termuat
informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang
dimiliki, kewajiban-kewajiban(hutang) yang dimiliki, baik jangka panjang
maupun jangka pendek serta Ekuitas (modal) yang dimilikinya. Informasi
yang memuat seperti gambaran di atas tergambar dalam neraca.

Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang


hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil
tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi. Laporan
keuangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu
perusahaan seperti yang tergambar dalam laporan arus kas.

Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan


tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu
perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah dan jenis-


jenis aktiva.
b. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan jumlah modal.
c. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin
dari jumlah pendapatan yang diperoleh, sumber-sumber
pendapatan.
d. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan dalam
e. periode tertentu.
f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan.
g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam
suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

12
Dari laporan keuangan akan tergambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan sehingga memudahkan untuk
menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan berhasil
atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.

Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan


keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah
berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai
apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar
pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini
juga tergambar manajemen masa lalu yang sekaligus
merupakan gambaran kinerja ke depan. Laporan yang
disajikan akan dinilai melalui rasio rasio keuangan yang ada
sehingga akan diketahui kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya.

2. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan

Dalam prakteknya pembuatan laporan keuangan ditujukan


untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak di samping pihak
manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Masing-masing
pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap
laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaan. Adapun pihak-
pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan adalah sebagai berikut:

Kreditur, pihak penyandang dana atau kreditur (lembaga


keuangan) sangat berkepentingan terhadap usaha yang akan
dibiayainya. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau
menderita kerugian sehingga perlu mempelajari prospek usaha yang
akan datang. Bank juga harus tahu berapa dana yang dibutuhkan

13
sesungguhnya, sehingga tidak terjadi dana yang mubazir yang pada
akhirnya akan menjadi beban nasabahnya,

Pemegang saham, bagi pemegang saham yang sekaligus


merupakan pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan
bank adalah untuk melihat kemajuan bank dipimpin oleh
manajemen dalam suatu periode. Kemajuan yang dilihat adalah
kemampuan dalam menciptakan laba dan pengembangan aset yang
dimiliki. Dari laporan ini pemilik juga dapat menilai sampai sejauh
mana pengembangan tersebut telah dijalankan pihak manajemen.
Bagi pemilik adanya laporan keuangan ini, pertama akan dapat
memberikan gambaran berapa jumlah deviden yang bakal mereka
terima. Kedua adalah untuk menilai kinerja pihak manajemen dalam
menjalankan kepercayaan yang diberikannya.

Pemerintah, bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan


untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan aktifitasnya
sekaligus untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara
terutama pajak.

Manajemen, laporan keuangan bagi pihak manajemen


adalah untuk menilai kinerja manajemen perusahaan dalam
mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk
menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya
dimilikinya. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari pertumbuhan
laba yang diperoleh dan pengembangan aset-aset yang dimilikinya.
Pada akhirnya laporan keuangan ini juga merupakan penilaian
pemilik untuk memberikan kompensasi dan karir manajemen serta
mempercayakan pihak manajemen untuk memimpin perusahaan
pada periode berikutnya.

Karyawan, bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan


juga untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang

14
sebenarnya. Dengan mengetahui ini mereka juga paham tentang
kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan
peningkatan kesejahteraan apabila perusahaan mengalami
keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika
perusahaan mengalami kerugian.

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan


pedoman SAK dan SKAPI. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.

Dalam prakteknya jenis-jenis laporan keuangan yang ada


adalah sebagai berikut:

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi


keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan
dimaksudkan adalah posisi aktiva (Harta), Pasiva (Kewajiban dan
ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca
didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

1. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang


menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam
laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.

2. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan


semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan
arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode
laporan.

15
3. Laporan Perubahan Modal

Merupakan laporan yang berisi catatan terjadinya perubahan


modal di perusahaan. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Dari masing-masing jenis laporan keuangan di atas tentu


memiliki bentuk- bentuk laporan keuangan tersendiri. Bentuk
laporan keuangan ini dibuat sesuai dengan keinginan pihak
manajemen perusahaan, tanpa menyalahi aturan yang berlaku.

Berikut ini bentuk laporan keuangan yang umum yang sesuai


dengan ketentuan yang berlaku:

a. `Laporan Keuangan Neraca

Dalam laporan keuangan neraca terdapat 3 macam


bentuk yaitu:

1. Bentuk skontro atau horizontal (Account Form)

Neraca dalam bentuk ini seperti huruf "T" dimana


sisi aktiva di sebelah kiri dan pasiva (kewajiban dan
ekuitas) di sebelah kanan.

2. Bentuk laporan keuangan atau vertikal (Report form)

Neraca dalam bentuk ini tersusun dari atas


kebawah secara berurutan mulai dari aktiva diikuti
dengan kewajiban dan terakhir equitas.

3. Bentuk lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi


keuangan perusahaan.

b. Bentuk laporan laba rugi

Khususnya untuk laporan laba rugi hanya memiliki


dua macam yaitu:

1. Bentuk tunggal (single step system)

16
Dalam bentuk ini laporan rugi laba tidak terinci
dan ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi
total biaya. Dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun
tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan
diluar usaha.

2. Bentuk majemuk (Multiple step system)

Merupakan bentuk yang dihitung secara terinci


dan bertahap yaitu dengan membedakan antara
pendapatan maupun biaya dari usaha dengan luar usaha.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek keuangan yaitu penetapan layak atau tidaknya suatu gagasan usaha
perlu di teruskan atau tidak, adapun aspek keuangan dalam study kelayakan
bukan hanya mempertimbangkan jumlah modal yang di perlukan akan tetapi
pertimbangan lainnya dalam aspek keuangan perlu di pertimbangkan.
Misalnya, tingkat rentabilitas, jangka waktu pengembalian modal, dan
sebagainya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Yacob, Study Kelayakan Bisnis, PT Rineka Cipta,cet:II, (Jakarta : 2003)

Kasmir & jakfar,Study Kelayakan Bisnis,Kencana, cet:II,(Jakarta: 2003)

Nitisemito, Alek, & Umar Burhan,Wawasan Study Kelayakan dan Evaluasi


Proyek,PT Bumi Aksara,cet.II(Jakarta:2009)

19

Anda mungkin juga menyukai