Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH

PERENCANAAN KEUANGAN
(Manajemen Piutang)

DISUSUN OLEH

Nama : Clara .S.T. Putri


NIM : (2013-66-042)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan karunia-Nya, sebab hanya karena anugrah-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Perencanaan Keuangan. Adapun tema dari
makalah ini adalah Manajemen Piutang. Selain itu, penyusun juga menyadari
bahwa makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Maka
oleh karena itu ribuan terima kasih penyusun hanturkan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyusun makalah ini.
Penyusun juga mengharapkan agar segala daya dan upaya yang telah
diberikan dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Namun, penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan makalah ini.

Manokwari, 01 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

i
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1.......................................................................................................................La
tar Belakang.................................................................................................1

1.2.......................................................................................................................Ru
musan Masalah.............................................................................................2

1.3.......................................................................................................................Tu
juan Makalah................................................................................................2

1.4.......................................................................................................................M
anfaat Makalah.............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................3


2.1.......................................................................................................................Pe
ngertian Manajemen Piutang.......................................................................3

2.2.......................................................................................................................Ru
ang Lingkup Manajemen Piutang................................................................3

2.3.......................................................................................................................Fa
ktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi Danlam Piutang........................25

2.4.......................................................................................................................Re
siko Yang Timbul Dari Adanya Penjualan Secara Kredit............................26

2.5.......................................................................................................................Pri
nsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit..........................................................27

2.6.......................................................................................................................Bi
aya Yang Timbul Akibat Adanya Piutang....................................................28

BAB III. PENUTUP..............................................................................................30


3.1.......................................................................................................................Ke
simpulan.......................................................................................................30

3.2.......................................................................................................................Sa
ran.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perhitungan Jumlah Tambahan Keuntungan Perusahaan


Aman Karena Adanya Peningkatan Volume Penjualan.......................9

Tabel 2. Pengaruh dari Perpanjangan Periode Kredit............................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Piutang yang akan dibicarakan di sini adalah yang timbul karena
adanya transaksi penjualan secara kredit oleh perushaan kepada para
langganannya. Untuk dapat mempertahankan langganan-langganan yang
sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan yang baru,
perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit. Credit
term atau persyaratan-persyaratan kredit mungkin berbedah dari satu jenis
usaha ke jenis usha lainnya, tetapi untuk perusahaan perusahaan yang
bergerak dalam jenis usaha yang sama biasanya memberikan atau
memperlakuakan para langganandengan persyaratan-persyaratan kredit yang
sama atau tidak terlalu jauh berbedah satu sama yang lain. Tetapi tentu saja
dalam hal ini masih terdapat pengecualian-pengecualian karena sering kali
supplier memberikan persyaratan kredit yang lunak kepada langganan-
langganan tertentu baik dalam rangka membantu langganan tersebut
maupun untuk menariknya agar mau menjadi langganan tetap perusahaan.

iii
Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak
penagihan atau piutang pada langganan, sangat erat hubungannya dengan
persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan
piutang seringkalin tidak tepat waktu yang sudah ditetapkan, namun
sebagian besar dari piutang akan terkumpul dalam jangkan waktu yang
sudah ditentukan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan
terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu tahun. Dengan alasan
itulah maka piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen aktiva lancer
perusahaan.
Pos piutang dalam neraca biasanya mmerupakan bagian yang cukup
besar dari aktiva lancer dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang
cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dimanage dengan cara yang
efisien mungkin.

Dalam makalah ini akan dibicarakan tiga aspek penting dari piutang
sehubungan dengan jumlah uang yang tertanam dalam perkiraan tersebut.
Aspek-aspek tersebut adalah: kebijakan kredit, persyaratan-persyaratan
kredit atau credit terms, dan kebijakan pengumpulan piutang. Masimg-
1
masing kebijakan tersebut akan dibicarakan secara terpisah dibawah ini.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah
ini :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen piutang ?
2. Bagaimana ruang lingkup manajemen piutang ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam
piutang ?
4. Apa saja resiko yang timbul dari adanya penjualan secara kredit ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dalam pemberian kredit ?
6. Apa saja biaya yang timbul akibat adanya piutang ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan manajemen piutang.
2. Mengetahui ruang lingkup manajemen piutang.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam
piutang.
4. Mengetahui resiko yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
5. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian kredit.
6. Mengetahui biaya yang timbul akibat adanya piutang.

1.4. Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail
mengenai manajemen piutang. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat
mempraktekkan konsep manajemen piutang di dalam perencanaan keuangan
perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1. Pengertian Manajemen Piutang
Sebelum membahas mengenai manajemen piutang secara menyeluruh,
maka terlebih dahulu perlu dijelaskan satu persatu menurut beberapa ahli
ekonomi. Menurut Stoner (1996:8) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan,
Sedangkan menurut Syamsudin dan Lukman (2000:75) pengertian
piutang adalah pengertian piutang dalam arti luas bahwa piutang
merupakan klaim kepada pihak lain apakah klaim berupa uang, barang atau
jasa.
Indriyo Gito Sudarmo (1998:69) memberikan definisi piutang sebagai
berikut: piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
ekonomi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen piutang
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain, baik terhadap
perorangan, badan usaha maupun pihak tertagih lainnya atas aktiva atau
kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
transaksi penjualan kredit dengan pihak lain, penyelesaiannya dilakukan
dengan penerimaan baik berupa uang, barang atau jasa dengan
menggunakan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

2.2. Ruang Lingkup Manajemen Piutang


Dalam kegiatan manajemen piutang mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Kebijaksanaan kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit adalah merupakan pedoman yang
ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan apakah kepada seorang
langganan akan diberikan kredit dan kalau diberikan berapa banyak
atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan tersebut. Perusahaan-
perusahaan tidak haya mementingkan penentuan standar-kredit yang
diberikan tetapi juga penerapan standar tersebut secara tepat dalam
3
membuat keputusan-keputusan kredit.
Sumber-sumber informasi dan analisa-analisa kredsit merupakan
suatau hal yang penting bagi keberhasilan menajemen perusahaan.
Penerapan yang tepat dari kebijaksanaan yang tepat tidak akan dapat
memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

a. Standar Kredit
Standar kredit dari suatu perusahaan didefin isikan sebagai
kriteria minimum yang harua dipenuhi oleh seorang langganan
sebelum dapat diberikan kredit. Hal-hal seperti nama baik
langganan sehubunga n dengan kredit atau pembayaran utang-
utang dagangnya baik kepada perusahaan sendiri maupun kepada
perusahaan-perusahaan lain, referensi-referensi kredit, rata-rata
jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio
finansial tertentu dari perusahaan langganan akan dapat
memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum
memberikan atau melakukan penjualan kredit.
Pembahasan dalam buku ini tidak akan dilakuakan secara
individual terhadap komponen-komponen standar kredit tersebut
diatas tetapi akan ditekannkan pada ketat tidaknya standar kredit
secara keseluruhan.
Dengan mengetahui faktor-faktor utama yang harus
dipertimbangkan bila mana perusahaan bermaksud untuk mem
perlunak ataupun memperketat standar kredit yang diterapkan, akan
dapat memberikan sesuatu gambaran tentang keputusan-keputusan
apa yang harus diambil oleh perusahaan sehubungan dengan
kepada siapa dan jumlah berapa kredit yang akan diberikan.

Adapun faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan


apabila perusahaan bermaksud untuk mengubah standar kredit yang
diterapkan adalah:

4
1) Biaya-biaya administrasi
Bila mana perusahaan memperlunank standar kredit yang
diterapkan maka berarti lebih bayak kredit yang diberikan dan
tuga-tugas yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya
pertambahaan penjualan kredit tersebut juga akan semakin
bertambah besar. Sebaliknya, apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin
kecil dan tugas-tugas untuk itu pun akan semakin sedikit.
Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa perlunakan stndar
kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya
administrasi. Dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya,
biaya-biaya ini tidak akan diidentifikasi secara eksplisit tetapi
dianggap sudah cukup termasuk dalam biaya variable per unit.

2) Investasi dalam piutang


Diakui atau tidak, penanaman modal dalam piutang
mempunyai biaya-biaya tertentu.Semakin besar piutang
semakin besar pula biaya-biayanya (carrying cost), demikian
pula sebaliknya. Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan
memperkecil piutang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perlunakan standar kredit akan memperbesar carrying
cost, dan apabila sebaliknya, biaya-biaya tersebut akan
semakin kecil. Perubahan rata-rata piutang yang dikaitkan
dengan perubahan standar kredit disebabkan oleh dua factor
yaitu:
a) Perubahan volume penjualan dan

b) Perubahan dalam kebijaksanaan pengumpulan piutang.

Perlunakan standar kredit diharapkan untuk meningkatkan


volume penjualan sedangkan standar kredit yang semakin ketat
akan menurunkan volume penjualan. Peningkatan volume
5
penjualan akan memperbesar rata-rata piutang, sedangkan
penurunan volume penjualan akan berakibat sebaliknya yaitu
semakin rendahnya jumlah rata-rata piutang. Bilamana
perusahaan memperlunak stndar kredit yang diterapkan maka
dapat diduga bahwa perusahaan sudah mengambil
kebijaksanaan untuk memberikan kredit kepada langganan-
langganan yang selama ini kurang memenuhi kriteria yang
sudah diterapkan, mungkin mereka membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk membayar utang-utang kepada perusahaan.
Bilamana sebaliknya yang terjadi, yaitu perusahaan semakin
memperketat standar kredit yang diberikan, maka penjualan
kredit tersebut akan diberikan terbatas kepada langganan-
langganan yang benar-benar memenuhi kriteria yang sudah
diterapkan saja dan dapat diterapkan untuk dapat membayar
utang-utang mereka lebih awal atau paling tepat pada waktu
yang sudah ditentukan. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat
bahwa dengan diperlunaknya standar kredit yang diterapkan
maka rata-rata piutang akan semakin meningkat, sedangkan
pengetatan standar kredit akan memperkecil rata-rata piutang.

3) Kerugian piutang (bad debt expenses)


Variabel lain yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh adanya
perubahan standar kredit adalah bad debt expenses.
Probabilitas (resiko) kerugian piutang atau bad debt expenses
akan semakin meningkat dengan diperlunaknya standar kredit,
dan akan menurun bilaman standar kredit, dan akan menurun
bilaman standar kredit diperketat.

4) Volume penjualan.

6
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah
volume penjualan. Bilaman standar kredit diperlunak maka
diharapkan akan dapat meningkatkan volume penjualan,
sedangkan apabila sebaliknya yang terjadi dimana perusahaan
memperketat standar kredit yang diterapkan maka dapt
diperkirakan bahwa volume penjualan akan menurun.
Pengaruh dari perubahan-perubahan dalam volume penjualan
atas keuntungan perusahaan tergantung pada pengaruhnya atas
biaya-biaya dan penghasilan yang diperoleh (costs and
revenues). Pengaruh dari pelunakan standar kredit atas
keuntungan perusahaan serta perubahan-perubahan yang
ditimbulkannya. Bilamana standar kredit diperketat maka
akibat yang ditimbulkan adalah sebaliknya dari keadaan di atas

Pengaruh atas
Perubahan
keuntungan
Keterangan Naik (N) atau
Positif (+) atau
Turun (T)
Negative (-)
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan
piutang N -
Kerugian piutang atau
bad deb expenses N -

b. Evaluasi alternatif standar kredit


Evaluasi terhadap standar kredit diilustrasikan dengan
menggunakan contoh sederhana seperti dibawa ini.

Contoh:
Perusahaan Aman menjual produk A seharga Rp 100,000
per unit. Semua penjualan dilakukan secara kredit (penjualan bias
saja dilakukan sebagian per kas dan sebagian lagi secara kredit,
tetapi untuk menyederhanakan perhitungan maka disini semua
penjualan dianggap dilakukan secara kredit).

Volume penjualan selama tahun 19x1 adalah sebesar 60.000


unit. Variabel cost sebesar Rp 60,00 per unit dan biaya rata-rata per
unit adalah Rp 80,00. Per erbedaan antara biaya variabel dan biaya7
rata-rata per unit sebesar Rp 20,00, merupakan kontribusi dari
masing-masing unit terhadap biaya tetap perusahaan. Dengan
perkataan lain biaya tetap adalah sebesar Rp 1.200.000,00 (60.000
Rp 20,00). Jadi pada volume penjualan sebesar 60.000
keseluruhan biaya-biaya tetap perusahaan telah tertutup. Dalam
tahun yang akan datang perusahan Aman bermaksud untuk
memperlunak standar kredit yang diterapkan dengan harapan
volume penjualan bisa meningkat sebesar 15%. Sebagian akibat
dari peningkatan volume penjualan tersebut maka diperkirakan
rata-rata pengumpulan piutang akanmeningkat dari 30 hari menjadi
45 hari. Dalam pembahasan kali ini bad debt expenses dan biaya
administrasi dianggap tidak terpengaruh oleh adanya perlunakan
standar kredit tersebut. Return on investment yang diisyratkan atau
yang dapat diperoleh oleh perusahaan adalah sebesar 15%.
Dalam rangka menentukan apakah perusahaan Aman harus
menerapkan rencana perlunakan standar kredit tersebut maka harus
ditentukan berapa jumlah keuntungan yang dapt diperoleh dari
adanya tambahan penjualan dan berapa jumlah biaya atas investasi
marginal dalam piutang.

c. Tambahan Keuntungan yang Diperoleh dari Peningkatan Penjualan


Tambahan keuntungan ini dapat dihitung secara mudah yaitu
dengan jalan mengalihkan jumlah tambahan volume penjualan
dengan kontribusi keuntungan per unit produk. Oleh karena
penjualan sebesar 60.000 unit yang pertama sudah menyerap
semua biaya-biaya tetap oerusahaan maka biaya untuk setiap unit
penjualan di atas 60.000 unit adalah sebesar variabel cost per unit
produksi. Peningkatan penjualan diperkirakan 15% = 90.000 unit.
Kontribusi keuntungan dari setiap unit adlah sebesar Rp 40,00 (Rp
100,00 Rp 60,00). Dengan demikian jumlah keuntungan
tambahan adalah sebesar Rp 360.000,000,00 (9.000 Rp 40,00).
8
Disamping cara perhitungan diatas tambahan keuntungan dapat
pula ditentukan dengan cara sebagai berikut (lihat table 1).

Tabel 1.
Perhitungan Jumlah Tambahan Keuntungan Perusahaan Aman
Karena Adanya Peningkatan Volume Penjualan
Keadaan yang direncanakan:
Penjualan (69.000 Rp 100,00) Rp 6.900.000,00
Dikurangi:
Biaya-biaya variabel (69.000 Rp 60,00) Rp 4.140.000,00 -
Contribution margin Rp 2.760.000,00
Biaya-biaya tetap Rp 1.200.000,00 -
(1) Laba operasi Rp 1.560.000,00
Keadaan sebelum ada perubahan:
Penjualan (60.000 Rp 100,00) Rp 6.000.000,00
Dikurangi:
Biaya-biaya variabel (60.000 Rp 60,00) Rp 3.600.000,00 -
Contribution margin Rp 2.400.000,00
Biaya-biaya tetap Rp 1.200.000,00 -
(2) Laba operasi Rp 1.200.000,00
Tambahan keuntungan apabila rencana tersebut diterapkan
(1) (2) Rp 360.000,00

d. Biaya Investasi marginal dalam Piutang


Biaya investasi marginal dalam piutang dapat ditentukan dengan
jalan menghitung selisi antra biaya (carrying costs) sebelum dan
sesudah diadakan perubahan standar kredit. Biaya-biaya tersebut
dapat di hitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :

Langkah1 : Menghitung rata-rata piutang


Rata-rata piutang dapat dihitung dengan jaln membagi jumlah
penjualan kredit per tahun dengan besar atau tingkat perputaran
piutang perusahaan (account receivable turnover). Logika yang
melatarbelakangi perhitungan tersebut adalah sebagai berikut.

penjualan kredit per tahun


Account receivable turnover=
ratarata piutang 9

Atau

penjualan kredit per tahun


Ratarata piutang=
account receivable turnover

Tingkat perputarsn piutang atau account receivable turnover


perusahaan Aman untuk tahun 19 x 1 adalah 12 kali ( 360 : 30 )
dan total jumlah penjualan kredit sebesar Rp 6.000,000,00. Dengan
adanya rencana perlunakan standar kredit yang diberikan kepada
langganan maka perputaran piutang trsebut akan meningkat
menjadi Rp 6.900,000,00 ( 69.000 x Rp 100,00 ).
Rata-rata piutang adalah sebesar :

6.000.000
Tahun 19 X 1= =Rp 500.000,0 0
12

6.900.000
Rencana= =Rp 862.500,0 0
8

Langkah 2 : Menghitung investasi rata-rata dalam piutang


Perhitungan nilai rata-rata piutang dalam langkah 1 di atas
menunjukkan nilai buku dari piutang yang dalam hal ini
menggambarkan harga jual dari produk perusahaan.Oleh karena itu
perlu dihitung terlebih dahulu jumlah modal yang sudah di
investasikan dalam piutang tersebut. Salah satu cara untuk
menentukan berapa jumlah modal yang telah diinvestasikan dalam
piutang perusahaan adalah dengan jalan menghitung berapa persen
dari harga jual yang merupakan biaya dari produk, dan kemudian
prosentase tersebut dikalikan dengan rata-rata jumlah piutanh.
Untuk maksud tersebut maka terlebih dahulu perlu dihitung rata-
rata biaya per unit dengan jalan membagi total biaya dengan unit
yang dijual atau produksikan. Biaya per unit sebelum diadkan
10
perubahan stndar kredit adalah Rp 80,00, sedangkat biaya per unit
setelah diadakan perubahan standar kredit dapat ditentukan dengan
jalan total biaya dengan jumlah unit yang dijual ( 69.000 ).

Total biaya menurut standar kredit yang direncanakan adalah


sebesar :

( 60.000 Rp 80,00 ) + ( 9.000 Rp 60,00 )= Rp 5.340.000,00

Dimuka sudah dikatakan bahwa 60.000 unit yang pertama sudah


menyerap semua biaya-biaya tetap perusahaan sehingga tambahan
volumenpenjualan sebesar 9.000 unit hanya membutuhkan biaya-
biaya yang bersifat variabel saja. Setelah diketahuinya total biaya
untuk penjualana yang direncankan maka dapat ditentukan biaya
per unit produk yaitu denga membagi total biaya tersebut dengan
69,000, jumlah unit yang dijual. Biaya rata-rata per unit untuk
penjualan yang direncanakan adalah sebesar Rp 77,40. Biaya per
unit untuk penjualan yang direncanakan ini lebih rendah dari harga
atau biaya per unit sebelum diadakan perubahan, Rp 80,00 karena
biaya-biaya tetap perusahaan sekarang dialokasikan ke dalam lebih
banyak produk.

Prosentase biaya dari setiap unit penjualan :

80
Tahun 19 X 1= =0,8 atau 80
100

77,40
Rencana= =0,774 atau 77,40
100

Dengan demikian rata-rata investasi dalam piutang adalah sebesar:


Tahun 19 X 1=80 Rp500.000,00= Rp 400.000,00

Rencana=77,40 Rp 862.500 .000,00= Rp 667.500,00

Perhitungan jumlah investasi rata-rata seperti diatas merupakan


11
cara yang cukup panjang sedangkan cara lain yang lebih sederhana
dan singkat adalah dengan jalan membagi total biaya dengan
turnover atau tingkatan perputaran dari masing-masing piutang :

Rp 4.80 0.000,00
Tahun 19 X 1= =Rp 400.000,00
12

Rp5.340 .000,00
Rencana= =Rp 667.500,00
8

Langkah 3: Menghitung biaya investasi marginal dalam


piutang
Investasi marginal dalam piutang adalah merupakan selisih antara
rata-rata jumlah investasi dalam piutang sebelum diadakan
perubahan dengan sesudah diadakan perubahan standar kredit.

Investasi marginal dalam piutang :


Rencana = Rp 667.500,00
Tahun 19X1 = Rp 400.000,00 -
Investasi marginal = Rp 267.500,00

Investasi marginal menggambarkan jumlah tambahan rupiah yang


akan terikat dalam piutang apabila rencana perlunakan kredit
tersebut diterapkan oleh perusahaan. Biaya dari tambahan investasi
sebesar Rp 267.500,00 dapat dicari dengan mengalikannya dengan
return on investment yang disyaratkan oleh perusahaan, yaitu
sebesar 15%. Dengan demikian biaya atas adanya tambahan
investasi tersebut adalah sebesar Rp 40.125,00. Nilai sebesar Rp
40.125,00 ini dianggap sebagai biaya karena hal tersebut
menggambarkan jumlah maksimum yang dapat diperoleh apabila
modal sebesar Rp 267.500,00 tersebut diinvestasikan dalam proyek
lain.

e. Keputusan Atas Standar Kredit


Dalam rangka memutuskan apakah perusahaan harus memperlunak
12
standar kredit yang diberikan maka haruslah dibandingkan
tambahan kentungan dengan biaya-biaya investasi marginal dalam
piutang. Bilamana keuntungan tambahan lebih besar maka
perlunakan standar kredit tersebut dapat dilaksanakan, dan apabila
sebaliknya yang terjadi maka tentu saja perusahaan tidak boleh
mengubah standar kredit yang diterapkan atau dengan perkataan
lain perubahan tetap saja menjalankan stndar kredit yang sudah
selama ini sudah diterapkan. Dari contoh di atas dapat dilihat
bahwa perusahaan Aman dapat memperoleh tambahan
keuntungan sebesar Rp 360.000,00 dimana jumlah ini juga lebih
besar dari biaya yang dibutuhkan dalam investasi marginal, yaitu
sebesar Rp 40.125,00. Keuntungan bersih yang diperoleh dengan
diterapkannya standar kredit yang direncanakan adalah sebesar Rp
318.875 (Rp 360.000,00 Rp 40.125,00). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut maka rencan perubahan standar kredit tersebut
dapat diterapkan.

f. Analisa Kredit
Apabila perusahaan sudah menerapkan standar kredit yang
akan diterpkan maka harus dikembangkan suatu prosedur untuk
menilai siapa atau langganan langganan mana yang akan diberikan
kredit. Disamping menentukan langganan yang dapat diberikan
kredit perusahaan biasanya menentukan sampai berapa banyak
kredit yang dapt diberikan kepada masing-masing langganan.
Jumlah maksimum kredit yang dapat diperoleh oleh langganan
dalam suatu saat disebut dengan istilah line of credit.
Dua factor yang harus dilakukan perusahaan dalam
mengadakan penilaian terhadap calon langganan yang akan
diberikan kredit adalah memperoleh informasi-informasi tentang
keadaan langganan, misalnya dengan jalan mengisi folmuli-
folmulir sehubungan dengan keadaan finansial perusahaan,
informasi tentang pembekian kredit yang pernah dilakukan ataupun
referensi-refensi kredit. Bilaman perusahaan sudah pernah
melakukan penjualan kredit kepada langganan tersebut maka
perusahaan akan mempunyai inforemasi-informasi historis tetang
pola pembayaran utang dagang dari langganan tersebut. Faktor
kedua yang harus dilakukan adalah menganalisa laporan keungan
dan buku besar utang untuk menentukan umur rata-rata utang
dagang perusahaan calon langganan selama ini. Hasil yang
diperoleh kemudian dapat dibandingkan dengan persyaratan kredit
atau credit term yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah meng aging
perkiraan utang dangang dari langganan untuk mendaptkan
informasi yang lebih mendalam tetang pola pembayaran yang
dilakukan oleh langganan. Dengan meng aging perkiraan utang
berarti perusahaan akan membagi bagian-bagian utang sesuai13

dengan umurnya masing-masing sehingga dapat diketahui berapa


prosentase utang yang sudah habis atau lewat wktunya. Bagi
langganan-langganan yang membeli secara kredit dalam jumlah
yang cukup besar maka analisa atas ratio-ratio likuiditas, ratio-ratio
leverage atau ratio utang, dan ratio profitabilitas, perlu dilakukan
secra menyeluruh.

2. Persyaratan Kredit (Credit Term)


Persyaratan kredit atau credit term menunjuk kepada pembayaran
yang disyaratkan kepada para langganan yang membeli secara kredit,
misalnya hal tersebut mungkin dinyatakan sebagai berikut: 2/10 net 30.
Persyaratan kredit seperti ini mengandung arti bahwa pembelian akan
mendapat potongan tunai atau cash discount sebesar 2% apabila
pembayaran kredit dilakukan dalam waktu paling lama 10 hari setelah
awal periode kredit. Bilamana pembelian tidak mengambil potongan
tunai yang ditawarkan ( tidak membayar dalam waktu 10 hari ) maka
keseluruan jumlah utangnya (piutang bagi perusahaan penjual) harus
dibayar dalam waktu paling lambat 30 hari sesudah awal periode kredit.
Dengan demikian persyaratan kredit atau credit term meliputi tiga hal,
yaitu:
a. Potongan tunai atau cash discount. 14
b. Periode potongan tunai (dalam contoh di atas 10 hari).

c. Periode kredit (dalam contoh di atas 30 hari).


Perubahan dari ketiga ataupun salah satu faktor-faktor diatas akan
membawa pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

a. Potongan Tunai
Bilamana perusahaan memberikan atau memperbesar potongan
tunai dalam penjualan kredit yang dilakukan maka dapat
diperkirakan akan terjadi perubahan-perubahan seperti berikut:

Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negative ( - )
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan
Piutang T +
Kerugian piutang atau
Bad deb expenses T +
Keuntungan per unit T -

Volume penjualan akan meningkatkan karena adanya potongan


tunai untuk pembayaran yang dilakuakan dalam 10 hari maka hari
dari produk yang diberi oleh perusahaan pembeli akan lebih murah.
Bilamana permintaan terhadap produk perusahaan cukup elastis,
maka penurunan harga tersebut akan diikuti oleh meningkatnya
permintaan dan dengan demikian volume penjualan. Rata-rata
pengumpulan piutang juga diharapkan akan menurun karena
pembelian-pembelian yang tadinya tidak mengambil potongan
tunai, sekarang dapat mengambil potongan tunai tersebut. Hal ini
tentu saja berarti suatu pembayaran yang lebih awal dan dengan
demikian jangka waktu rata-rata pengumpulan piutang pun akan
berkurang.
Demikiam pula halnya dengan kerugian piutang, karena bayaknya
langganan yang mengambil potongan tunai yang ditawarkan maka
probalitas dari kerugian piutang atau bad debt expenses akan
semakin meningkat keuntungan perusahaan. Aspek yang negative
dari adanya potongan tunai adalah menurunnya keuntungan per
unit dari produk yang dijual bilamana semakin banyak pembeli
yang mengambil potongan tunai yang ditawarkan tersebut berarti
menurunnya dari produk yang dijual!.

Contoh:
Perusahaan Aman yang datangnya disajikan di depan,
bermaksud untuk memberikan potongan tunai sebesar 2% kepada
langanan yang membayar dalam waktu 10 hari sesudah trasaksi
dilakukan. Pada saat ini pengumpulan piutang membutuhkan waktu
30 hari, penjualan yang keseluruannya dilakukan secra kredit
berjumlah 60.000 unit. Variabel cost per unit adalah 60,00 dan rata-
rata per unit adalah sebesar Rp 80,00 (biaya tetap sebesar Rp
15
1.200,000,00). Dengan diberikan potongan tunai sebesar 2% untuk
pembayaran dalam jangka waktu 10 hari maka diperkirakan
penjualan akan meningkat sebesar 15% yaitu menjadi 69.000 unit.
Dari keseluruan jumlah penjualan ini diperkirakan sebesar 60%
akan dibayar dalam periode potongan tunai. Rata-rata pengumpulan
piutang akan turun menjadi 15 hari.
Keuntungan-keuntungan yang dapat di peroleh oleh
perusahaan dengan adanya potongan tunai tersebut adalah
meningkatnya volume penjualan sebesar 9.000 unit dan
menurunnya rata-rata pengumpulan piutang. Kerugian piutang atau
bad debt expenses dianggap tidak terpengaruh oelh adanya
kebijaksanaan tersebut, dan perusahaan mengharapkan return on
investment sebesar 15%.
Tambahan penjualan sebesar 9.000 unit akam memberikan
tambahan keuntungan sebesar Rp 360.000,000,00 (9,00 Rp
16
40,00). Dengan menurunnya rata-rata pengumpulan piutang maka
perputaran piutang atau account receivable turnover akan
meningkat dari 12 kali menjadi 24 kali piutang maka dipergunakan
cara yang singkat yaitu dengan jalan membagi keseluruan biaya
dengan tingkat perputaran masing-masing piutang.

80 60.000
Keadaan sekarang= =Rp 400.000,00
12

( 80 60.000 ) +( 60 9.000)
Dengan pemotongantunai=
24

5.340 .000

24

Rp222.500,0 0

Dengan adanya potongan tunai maka akan terdapat


penurunan jumlah investasi dalam piutang sebesar Rp 117.500,00
(Rp4.000,000,00 Rp222.500,00). Penghematan yang diperoleh
dengan adanya penurunan jumlah investasi ini adalah sebesar
Rp26.625,00 (15% Rp117.500,00). Dengan demikian total
keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp360.000,00 +
Rp26.625,00 = Rp380.625,00.
Adapun biaya-biaya karena adanya potongan tunai tersebut
dapat dihitung denga jalan mengambil sebesar 60% dari total
penjualan dan dikalikan dengan 2% yaitu: 2% (60%
Rp6.900,000,00) = Rp 82.800,00.
Dengan membandingkan kedua hasil perhitungan diatas
maka dapat ditentukan bahwa dengan adanya potongan tunai
perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan sebesar Rp
303.825 (Rp386.625,00 Rp82.800,00).

b. Periode Potongan Tunai


Pengaruh dari adanya perubahan dalam periode potongan tunai 17
cukup sulit untuk dianalisa karena sifat-sifatnya yang ditimbulkan
oleh perubahan itu sendiri. Apabila, misalnya, periode potongan
tunai diperpanjang maka dapat diharapkan akan terjadi perubahan-
perubahan sebagai berikut:

Perubahan: Pengaruh atas


Naik ( N ) keuntungan:
Keterangan
atau Positif ( + ) atau
Turun ( T ) negatif ( - )
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan piutang
Dari pembelian yang tadinya
tidak mengambil potongan tunai
sekarang membayar lebih awal
(mengambil potongan tunai ). T +
Rata-rata pengumpulan piutang
dari pembeli yang tadinya sudah
mengambil potongan tunai
sekarang tetap mengambil
potongan tersebut tetapi
membayar lebih lambat. N -
Kerugian piutang bad debt
expenses T +
Keuntungan per unit T -

Dalam menentukan akibat yang sebenarnya dari adanya


perubahan periode potongan tunai diatas terdapat suatu masalah
yang disebabkan karena adanya dua faktor yang mempengaruhi
rata-rata pengumpulan piutang. Apabila periode potongan tunai
diperpanjang maka dapat harapkan adanya pengaruh yang positif
atas keuntungan perusahaan karena pembeli-pembeli yang tadinya
tidak mengambil potongan tunai yang ditawarkan oleh perusahaan
sekarang akan dapat mengambilnya, sehingga akan menurunkan
jangka waktu rata-rata pengumpulan piutang. Akam tetapi tidak
boleh dilupakan, hal tersebut juga akan membawa efek negatif atas
keuntungan perusahaan dengan adanya perpanjang periode
potongan tunai tersebut maka pembeli-pembeli yang tadinya sudah
mengambil potongan tunai sekarang akan dapat membayar lebih
lambat namun tetap mendapat potongan tunai sehingga
memperlambat rata-rata pengumpulan piutang. Pengaruh (net
effect) dari kedua keadaan tersebut atas rata-rata pengumpulan
piutang membutuhkan perhitungan secara teliti.
Sebaliknya bilamana perusahaan memperpendek periode
potongan tunai yang diberikan maka pengaruhnya adalah
merupakan kebalikan dari yang disajikan dalam table diatas,
kecuali untuk pembelian yang memang tidak mengambil potongan
tunai.

c. Periode Kredit
Perubahan dalam periode kredit (misalnya dari net 30 hari
menjadi net 60 hari) juga akan mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Pengaruh-pengaruh berikut ini diperkirakan akan
18
terjadi bilamana perusahaan memperpanjang periode kredit yang
diberikan.

Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negatif ( - )
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan piutang N -
Kerugian piutang atau bad debt
expenses N -

Perpanjangan poeriode kredit akan meningkatkan volume


penjualan tetapi baik rata-rata pengumpulan piutang maupun
kerugian piutang atau bad debt expenses juga akan meningkat.
Dengan demikian pen ingkatan volume pe njualan akan
mempunyai pengaruh yang positif atas keuntungan perusahaan,
sedangkan peningkatan rata-rata pengumpulan piutang dan
kerugian piutang akan membawa pengaruh yang negatif bagi
keuntungan perusahaan. Kebali dari hal ini, pendekatan periode
19
kredit, akan mempunyai pengaruh-pengaruh yang sebaliknya.

Contoh:
Perusahaan Aman sedangkan mempertimbangkan untuk
memperpanjang periode kredit yang diberikan kepada para
langganannya yaitu dari 30 hari menjadi 60 hari. Rata-rata
pengumpulan piutang yang selama ini 45 hari diperkirakan akan
meniungkat menjadi 75 hari. Kerugian piutang sebelum diadakan
perubahan periode kredit adalah sebesar 1% dari volume penjualan,
dan dengan adanya rencana perubahan tersebut maka diperkirakan
jumlahg kerugian piutang akan meningkat menjadi 3%. Hal ini
disebabkan karena semakin besarnya probabilitas kerugian piutang
yang dikaitkan dengan periode kredit yang semakin lama.
Penjualan seluruhnya dilakukan secara kredit, dan dengan
adnya proposal perpanjangan kredit yang diberikan kepada para
langganan maka diharapkan penjualan dapat meningkat sebesar
15%, yaitu menjadi 69.000 unit. Biaya-biaya tetap yang
keseluruhannya sudah diserap oleh penjualan sebesar 60.000 unit.
Yang pertama berjumlah sebesar Rp 1.200.000,00. Biaya-biaya
variabel sebesar Rp 60/unit. Return on investment yang diharapkan
oleh perusahaan adalah sebesar 15%.

d. Kerugian Piutang
Perbedaan dalam pendekatan yang digunakan untuk analisa kali ini
denga analisda yang dilakukan sebelum terletak dalam komponen

Tabel 2.
Pengaruh dari Perpanjangan Periode Kredit

Tambahan keuntungan dengan adanya 20


peningkatan vol. Penjualan
(9.000 Rp 40) Rp 360.000
Biaya investasi marginal dalam piutang
Dengan adanya perpanjangan periode
kredit:
( 80 60.000 ) +(60 9.000)
4,8 Rp 1.112.500

Investasi dalam piutang menurut


kebijakasanaan kredit sebelum adanya
perubahan periode kredit yang
diberikan:
(80,00 60,00)
8 Rp 600.000

Investasi marginal dalam piutang Rp 512.000


Biaya investasi marginal dalam
piutang: Rp 15% Rp 512.500............. ...................... (Rp 76.875)
Biaya kerugian piutang marginal:
Dengan perpanjangan periode kredit
(3% Rp 6.900.000) Rp 207.000
Kerugian piutang sebelum diadakan
perpanjangan periode kredit:
(1% Rp 6.000.000) Rp 60.000 -
Biaya kerugian piutang marginal (Rp 147.000)
Tambahan keuntungan bersih dengan
adanya perpanjangan periode kredit Rp 136.125
*Penyubut sebesar 4,8 dan 8 adalah merupakan tingkat perputaran
piutang atau account receivable turnover untuk masing-masing
kebijaksanaan kredit. Sesudah ada perpanjangan maka tingkat
perputaran piutang menjadi (360:75) dan sebelum ada perubahan
(360:45).

Kerugian piutang atau bad debt expenses, karena dalam


analisis terdahulu faktor kerugian piutang ini tidak diperhitungkan.
Faktor penting yang harus diketahui bilamana kerugian piutang
dimkasudkan kedalam analisa bahwa unitcost dari kerugian
piutang adalah sama dengan harga jual per unit.

Keseluruan harga jual dari bad debt expenses (lost) harus


dikuragi karena tambahan keuntungan dari penjual telah dihitung
dengan asumsi bahwa keseluruan hasil penjualan tersebut akan
21
diterima.
Tabel 2. Menyajikan perhitungan dari contoh soal yang
diberikan diatas. Dari hasil analisa diatas tambahan analisa lebih
besar dibnadingkan dengan biaya tambahan untuk investasi arginal
dalam piutang sebesar Rp 76.875,00 dan biaya kerugian piutang
marginal sebersar Rp 147.000,00. Keuntungan bersih yang
dihasilkan denhgan adanya perpanjangan periode tersebut adalah
sebesar Rp 136.125,00 (Rp360.000,00 Rp76.875,00
Rp147.000,00).
Dengan pedoman kepada hasil perhitungan tersebut maka
proposal perpanjangan periode kredit dari 30 hari menjadi 60 hari,
dan yang akan meningkatkan rata-rata pengumpulan piutang dari
45 hari menjadi 75 hari dapat dilaksanakan karena akan dapat
memperbesar jumlah keuntungan yang diperoleh.
Akibat yang sebaliknya dari hal tersebut diatas akan terjadi
bilamana perusahaan bermaksud untuk memperpendek periode
kredit yang diberikan.

3. Kebijaksanaan Pengumpulan Piutang


Kebijasanaan pengumpulan piutang sesuatu perusahaan adalah
merupakan prosedur yang harus diikut dalam mengumpulkan piutang-
piutangnya bilamana sudah jatuh tempo. Sebagian dari keefektivan
perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan pengumpulan piutannya
dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt expenses,
karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya terngantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga
kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan.

Apabila diasumsikan bahwa jumlah kerugian piutang tetap


konstan dalam hubungan dengan kebijaksanaan kredit yang diberikan,
maka semakin besar jumlah pengeluaran-pengeluaran untuk
pengumpulan piutang akan dapt merugikan bad debt expenses yang
22
diderita oleh perusahaan. Sehubungan dengan hal ini tentu saja
perusahaan harus menetapkan suatu jumlah optimal dari pengeluaran-
pengeluaran untuk mengumpulkan piutang tersebut ditinjau dari sudut
pandang untung-ruginya bagi perusahaan (cost-benefit viewpoint).
Dengan semakin intensifnya usaha-usaha pengumpulan piutang
maka dapt diharapakan akan timbul akibat-akibat sebagai berikut:

Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negstif ( - )
Kerugian piutang T +
Rata-rata pengumpulan piutang T +
Volume penjualan 0 atau T Tetap atau
Pengeluaran-pengeluaran untuk
pengumpulan piutang N -

Dengan bertambahnya pengeluaran-pengeluaran untuk


pengumpulan piutang diharapkan akan dapat menurunkan jumlah
kerugian piutang atau bad debt expenses serta lama rata-rata
pengumpulan piutang, dan oleh karena itu kedua hal tersebut akan
mempunyai pengaruh yang positif atas keuntungan perusahaan. Akan
tetapi kelemahan dari strategi ini di sampimg memerlukannya
pengumpulan piutang yang lebih besar juga dapat mengakibatkan
turunnya volume penjualan. Dengan perkataan lain, bilaman perusahaan
terlalu menekan para langganannya untuk membayar utang-utang
mereka dengan segara maka mungkin langganan tersebut akan
memutuskan untuk berhungan denga perushaan lain yang menawarkan
persyaratan
i kredit yang lebih lunak.

Perusahaan harus berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam


usaha-usaha mengumpulkan piutang dari para langganan. Bilaman
langganan tidak dapat membayar tetap pada waktunya maka sebaiknya
23
perusahaan menunggu sampai suatu jangka waktu tertentu yang
dianggap sebelum menerapkan prosedur-prosedur pengumpulan piutang
yang sudah ditetapkan.
Perhitungan atas keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian
perusahaan dengan adanya usaha pengumpulan pioutang yang lebih
ketat (biaya pengumpulan piutang lebih besar) dapat dilakukan seperti
adanya analisa cost-benefit yang sudah diberikan didapan.

4. Teknik Pengumpulan Piutang


Semjumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya
dilakuakan oleh perusahaan bilaman langganan atau pembeli belum
melakukan pembayaran sampai jangka waktu yang telah ditentukan
adalah sebagai berikut:
1. Melalui surat. Bilaman waktu pembayaran utang dari langganan
sudah lewat beberapa hari tetapi belum juga melakukan
pembayaran maka perusahaan dapt mengirim surat denga dana
mengingatkan (menegur) langganan yang belum membayar
tersebut bahwa utangnya sudah jatuh tempoh. Apabila utang
tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan
maka dapat dikirimkan surat kedua yang nadanya lebih keras.
2. Melalui telepon. Apabila setelah dikirmkan surat teguran ternyata
utang-utang tersebut juga belum dapat dibayar, maka bagian kredit
dapat menelpon langganan dan secara pribadi memintanya untuk
segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil pembicaraan
teresebut ternyata misalnya langganan mempunyai alasan yang
dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan
perpanjangan sampai suatu jangka tertentu.
3. Kunjungan personal. Teknik pengumpulan piutang dengan jalan
melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat
langganan seringkali digunakan karena dirasakan sangat efektif
dalam usaha-usaha jangka waktu tertentu.

4. Tindakan yuridis.Bilaman ternyata langganan tidak mau membayar


24
utang-utangnya maka perusahaan dapat melakukan tindakanhukum
dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam
Piutang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang dalam
sebuah perusahaan. Secara sederhana faktor tersebut adalah sebagai berikut
1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit,
makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang. Artinya perusahaan
harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang, dan meski
beresiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan semakin besar.
2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar
invesatasinya. Syarat penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
tergantung pada kondisi perusahaannya. Umumnya syarat pembayaran
yang ketat tampak dari batasan waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang lambat.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, perusahaan dapat menentukan
batas maksimal (palfon) bagi kredit, batasan kredit dapat berupa
kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan
makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap
pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil
investasi dalam piutang).
4. Kebijakan dalam penagihan piutang, pengumpulan piutang dapat
bersifat aktif (menggunakan debt collector) pengumpulan piutang lebih
tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya pengumpulan piutang, atau
pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko
tertunggaknya piutang lebih besar. Perusahaan juga berharap agar
pelanggan menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini
ditempuh degan cara:
a. Memungut secara langsung
b. Member peringatan degan mengirim surat kepada pelanggan 25

5. Kebiasaan membayar pelanggan, apabila sebagian besar pelanggan


membayar pada masa diskon, maka membutuhkan investasi lebih kecil,
tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan
menunggak, perlu invstasi yang besar.

2.4. Risiko Yang Timbul Dari Adanya Penjualan Secara Kredit


Pada dasarnya risiko yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit
adalah sebagai berikut :
1. Tidak terbayarnya Piutang
Dengan adanya pembayaran secara kredit, maka akan memungkinkan
adanya piutang yang tidak tertagih dari para pelanggan. Adapu solusi
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan Menyediakan cadangan
dana (Bad debt / piutang tak tertagih). Pada dasarnya, meningkatnya
penjualan secara kredit, meningkat pada bertambah besarnya alokasi
dana yang diinvestasikan dalam piutang dan pada akhirnya berdampak
pada tingkat profit perusahaan. Dengan sendirinya, semakin besar
jumlah piutang semakin besar kemungkinan timbulnya piutang tak
tertagih.

2. Keterlamabatan Waktu Pembayaran Piutang


Risiko yang mungkin terjadi akibat adanya piutang adalah para
pelanggan terlambat dalam melunasi kewajiban mereka dalam
membayar hutang. Keterlambatan tersebut berdampak pada timbul
Biaya pengumpulan piutang (cash discount). Dalam mengatasi hal
tersebut agar tidak berlanjut, pihak perusahaan dapat mengatasinya
dengan cara mengubah piutang menjadi wesel apabila ketika jatuh
tempo, piutang tersebut belum dilunasi.

2.5. Prinsip-Prinsip Dalam Pemberian Kredit


Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan
kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha
26
mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan 5 C sebelum
memberikan persetujuan kredit.
1. Character : aspek ini menggambarkan keinginan atau kemauan para
pembeli untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan
persyratan yang sudah ditetapkan oleh penjual. Pola-pola pembayaran
utang pada masa lalu dapat dijadikan pedoman yang sangat berguna
dalam menilai karakter seseorang calon langganan.

2. Capacity : mengambarkan kemampuan seseorang langganan untuk


memenuhi kewajiban-kewajiban finansianya. Suatu estimasi yang
dianggap cukup baik dapat diperoleh dengan menilai posisi likuiditas
dan proyeksi cash flow dari calon langganan.

3. Capital : menunjuk kepada kekuatan finansial calon langganan


terutama dengan melihat jumlah modal sendiri yang dimilikinnya.
Analisa terhadap neraca perusahaan dengan menggunakan ratio-ratio
finansial yang tersedia akan dapt memenuhi kebutuhan atas penilaian
capital calon langganan.

4. Collateral : menggambarkan jumlah aktiva yang dijadikan sebagai


barang jaminan oleh calon langganan. Akan tetapi biasanya hal ini
bukanlah merupakan pertimbangan yang sangat penting karena tujuan
perusahaan dalam memberikan kredit bukanlah un tuk menyita dan
kemudian menjualaktiva langganan, tetapi tekanannya adalah pada
pembayaran kredit yang diberikan kerpada waktu yang sudah
ditetapkan.
5. Conditions : menunjukan kepada keadaan ekonomi secara umum dan
pengaruhnya atas kemampuan perusahaan calon langganan dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Sebagai suatu kesatuan, kelima C diatas memegang peranan yang sangat


penting sepanjang hal tersebut dapat menjamin bahwa tidak ada faktor-
faktor penting lain yang dilupakan dalam analisa yang telah dilakukan.

Pencegahan resiko kredit dapat bula dilakukan degan cara sebgai berikut:

27
1. Mencari informasi tentang mental kepribadian, penilaian diperoleh
berdasarkan pandagan masyarakat serta pengalaman yang telah ada.
2. Mencari informasi tentang kemapuan keuangan, informasi ini diperoleh
melalui laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi serta
laporan lain yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan
hasil yang telah dicapai.
3. Mencari informasi tentang jalannya perusahaan, dalam hal ini posisi
keuagan perusahaan sekarag ini apakah masi bisa dipertahankan untuk
masa mendatang.
4. Menetapkan kebijakan setahap demi setahap, dalam hali ini lebih
memudahkan untuk mengotrol keadaan perusahaan.
5. Membatasi jumlah piutang yang akan diberikan kepada pelanggan.
6. Meminta barang jaminan, brang jaminan baik berupa barang atau Bank
Garantie, akan lebih menjamin piutang yang diberi. Namun, perlu
dipertimbangkan juga biyaya penyimpanan barang jaminan tersebut dan
prakteknya tidak selau mudah dilakukan.
7. Seleksi terhadap Verkooper atau agen, ada kalanya kemacetan piutang
berasal dari pihak perusahaan itu sendiri karena terjadi permasalahan
Internal. Sehingga penagihan tidak tepat pada waktunya.

2.6. Biaya Yang Timbul Akibat Adanya Piutang


Dengan dilaksanaknnya penjualan secara kredit, yang kemudian
menimbulkan piutang, maka perusahaaan sebenarnya tidak terlepas dari
penanggungan risiko berupa biaya. Biaya yang timbul akibat dari adanya
piutang adalah sebagai berikut :

1. Biaya Penghapusan
Biaya penghapusan piutang / piutang ragu-ragu / bad debt, risiko
terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan
28
dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu yang
nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode.
2. Biaya Penumpulan Piutang
Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang
akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya pengumpulan piutang.
3. Biaya Administrasi
Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan
mengeluarkan biaya.
4. Biaya Sumber Dana
Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun
dari luar perusahaan untuk /berjaga-jaga. Dana tersebut diperlukan
biaya untuk sumber dana (weighted cost).

29
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kebijaksanaan kredit mengandung dua dimensi, yaitu standar kredit
dan analisa kredit. Perusahaan harus menetapkan tingkat resiko yang
diterima dalam rangka memaksimumkan jumlah keuntungan yang ini
dicapai. Pertimbangan-pertimbangan yang diberikan disini terletak pada
biaya-biaya administrasi, kerugian-kerugian piutang, investasi dalam
piutang dan keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan.Faktor-faktor
tersebut diatas haruslah dipertimbangkan bilamana perusahaan bermaksud
untuk memperlunak atapun memperketat stndar kredit yang diberikan.
Analisa-analisa kredit yang menyangkut the five Cs of credit digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi kredit dalam usaha
menentukan apakah seseorang langganan dapt memenuhi andar kredit yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian-penilaian objektif dari manajer
baian kredit adlah merupakan input yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan sehungan dengan kredit yang diberikan.
Persyaratan kredit atau credit term mempunyai tiga komponen
penting yaitu:
1. potongan tunai atau cash discount
2. periode potongan tunai atau cash discount period, dan.
3. Periode kredit atau credit period

Adanya perubahan dari ketiga ataupun salah-satu dari komponen


diatas akan dapat mempengaruhi volume penjualan, tingkat keuntungan,
lama rata-rata pengumpulan piutang, dan keruguan piutang.
Kebijaksanaa pengumpulan piutang menentukan bentuk dan usaha-
usaha yang dilakukan untuk menangih piutang sudah lewat periode kredit
yang sudah ditentukan. Keputusan-keputasan berhubungan dengan
intensitas pengumpulan piutang sangat terngantung biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan penagihan tersebut, keuntungan-keuntungan
yang dapat diperoleh dengan menurunnya rata-rata pengumpulan piutang
dan semakin kecilnya kerugian piutang bad debt expenses.

3.2. Saran
Mengingat bahwa piutang merupakan suatu bentuk investasi yang cukup
besar dalam sebagian perusahaan, maka dengan adanya manajemen piutang
yang lebih baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dan
penghematan yang cukup besar bagi perusahaan. Tujuan perusahaan secara
keseluruhan sehubungan dengan manajemen piutang seharusnya tidak 30

ditekankan pada kecepatan pengumpulan piutang saja, tetapi juga harus


diperhatikan untung-rugi yang mungkin timbul dalam aspek-aspek yang lain
di manajemen piutang misalnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutang.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Jakarta:


Erlangga.

Ervita, Safitri & Abdul Aziz. 2013. Manajemen Keuangan. Palembang:


CitraBooks

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

James, dkk (2009) Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba empat,


Jakarta

Keown, dkk (2008). Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh. Indeks, Indonesia

Manullang. 2005. Pengantar Menejemen Keuangan. Jokjakarta: Andi

Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://sepnazyik.wordpress.com/makalah-pendidikan/manajemen-piutang/
aksartono.edublogs.org/files/2008/10/bab-vi-manajemen-piutang

31
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-
news/270-manajemenpiutang

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2061522-pengertian-
piutang/

http://www.getbookee.org/ruang-lingkup-manajemen-piutang/

http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2174446-definisi-
pengertian-piutang-dan-jenis/

32

Anda mungkin juga menyukai