Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

KAS DAN ARUS DANA


SERTA AKTIVA DAN PENGUKURANNYA

Dosen Pengampu:
Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 3
Anton Sugiarto C1C021137
Waode Maya Anggelya Putri C1C021151
Imelda Pangestika C1C021180
Dwi Rahmalia Sari C1C021267
Nur Ulyana Apriyanti C1C021269

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu dan berjalan dengan lancar. Penulisan makalah dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi
kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori
Akuntansi, karena tugas yang diberikan ini dapat membantu wawasan dan
pengetahuan penulis menjadi lebih luas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tidak luput dari
kekurangan. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai semua kritikan dan
saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun makalah ini agar
menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 13 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
1.3 TUJUAN....................................................................................................................1
1.4 MANFAAT.................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 KAS DAN ARUS DANA...............................................................................................2
BAB III..............................................................................................................................3
PENUTUP.........................................................................................................................3
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................4

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

1.4 MANFAAT

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAS DAN ARUS DANA


Di dalam analisis akhir, arus kas ke dalam dan ke luar perusahaan merupakan
peristiwa yang sangat fundamental, sebagai dasar pengukuran akuntansi dan
sebagai dasar keputusan investor serta kreditor. Kas menjadi sangat penting
artinya karena menggambarkan daya beli umum dan dapat ditransfer segera dalam
perekonomian pasar kepada individu atau organisasi untuk kebutuhan- kebutuhan
khusus mereka dalam memperoleh barang dan jasa yang mereka inginkan dan
tersedia di dalam perekonomian. Sejauh ini, metode yang paling penting untuk
memindahkan kas (hak atas daya beli yang berlaku umum) jalah cek bank atau
cara-cara lain yang memerintahkan bank memindahkan kredit bank dari satu
individu atau organisasi kepada yang lain. Mata uang kertas atau logam hanya
merupakan sebagian kecil dari semua cara pemindahan kas dari dan kepada suatu
perusahaan.

Informasi arus kas historis dan juga arus kas yang dianggarkan dapat
menyajikan informasi yang relevan, entah secara tersendiri ataupun sebagai
tambahan pada laporan keuangan yang lazim bagi para investor dan para kreditor
di dalam penilaian mereka atas perusahaan dan di dalam ramalan mereka akan
pembayaran dividen yang diharapkan. Suatu langkah ke arah ini adalah
penggunaan laporan arus dana, meskipun relevansi informasi dan jenis informasi
yang dikomunikasikan oleh laporan-laporan ini agak tergantung pada konsep dana
yang digunakan dan luasnya informasi yang disajikan. Karena tidak semua arus
kas harus relevan bagi pelaporan eksternal, dan karena banyak peristiwa dan
hubungan keuangan tidak berasal dari arus kas. maka laporan yang menunjukkan
konsep arus dana yang berbeda seringkali dianjurkan atau digunakan bagi
pelaporan keuangan. Beberapa konsep dan tujuan arus dana akan dibahas sesudah
pembahasan informasi arus kas.

2
2.2 TUJUAN INFORMASI ARUS KAS

Salah satu tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah menyediakan
informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditor
meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan
datang dalam bentuk dividen atau bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi
atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasi risiko.
Risiko, dalam konteks ini, meliputi baik variabilitas yang diharapkan dari hasil
pengembalian mendatang maupun kemungkinan insolvabilitas atau pailit. Oleh
karena itu, data arus kas dianggap menyajikan informasi utama dalam
mengevaluasi harga pasar surat-surat berharga.

Dengan menggunakan pendekatan kegunaan keputusan terhadap


akuntansi, FASB Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 menetapkan
asumsi bahwa para pemakai laporan keuangan tertarik pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan. Asumsi selanjut
nya adalah bahwa para investor dan kreditor pada umumnya lebih tertarik pada
prestasi perusahaan sebagaimana diukur dengan akuntansi akrual, dan bukan
informasi langsung mengenai arus kas ini. Akan tetapi, asumsi ini tidak
diturunkan secara logis dari analisis proses akuntansi tidak dibuktikan secara
empiris.

Penggunaan lain data arus kas ialah dalam pendekatan model keputusan
investor. Salah satu bentuk model ini, pengharapan akan dividen mendatang
diasumsikan sebagai salah satu faktor yang paling penting dalam mengevaluasi
harga pasar surat-surat berharga. Dengan demikian, data arus kas diasumsikan
relevan dalam meramalkan arus kas mendatang.

Arus Kas dan Peramalan Dividen

Laba bersih (net income) sering dianggap sebagai indikasi kemampuan


perusahaan untuk membayar dividen. Akan tetapi, dalam keputusan dividen harus
diperhitungkan banyak faktor lain, seperti tersedianya kas; kesempatan dan tujuan
perusahaan dalam hal pertumbuhan dan perluasan modal; serta kebijakan
perusahaan mengenai pembiayaan eksternal dan kemampuan perusahaan

3
memperoleh dana dari luar. Tetapi salah satu kelemahan yang lebih besar dari laba
bersih yang dilaporkan sebagai alat meramal dividen mendatang ialah, bahwa laba
bersih yang dilaporkan ini mungkin sangat bias, karena ketidakmampuan dalam
banyak kasus untuk mendapatkan penandingan (matching) yang tepat antara
beban dan pendapatan, dan karena sifat arbitrer dari prosedur-prosedur alokasi.
Oleh sebab itu, penggunaan arus kas sebagai alat ramal dividen mendatang,
menghindari bias laba bersih yang dilaporkan, kecuali saat penerimaan dan
pembayaran kas tertentu dapat diubah oleh manajemen.

Salah satu kesulitan dalam menggunakan arus kas historis sebagai alat
ramal dividen kas mendatang adalah karena banyak arus kas, termasuk dividen,
saling bergantung. Misalnya, kas yang tersedia atau penerimaan kas yang
diharapkan dapat digunakan untuk pengeluaran modal atau untuk pembayaran
kembali pokok hutang dan juga untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu,
rencana dan harapan manajemen, dan juga informasi lain, seperti laporan sumber
daya dan komitmen perusahaan, harus melengkapi informasi arus kas.

Walaupun keputusan dividen perusahaan setiap periode didasarkan pada


banyak faktor yang rumit, namun para investor bisa terbantu dalam meramal kan
dividen yang akan datang jika mereka memiliki informasi mengenai jenis. jenis
arus berikut:

1. Arus kas dari operasi pokok berjalan perusahaan.


2. Arus kas berulang atau sewaktu-waktu yang tidak berkaitan dengan
operasi berjalan, tetapi timbul dari peristiwa yang tidak terduga atau dari
keinginan untuk mempertahankan lingkungan yang baik bagi perusahaan
di masa datang.
3. Arus kas yang diperlukan untuk meningkatkan fasilitas operasi dan per
sediaan atau yang diperoleh dari penjualan fasilitas apabila tidak
diperlukan bagi operasi yang akan datang.
4. Kas yang diperoleh dari atau dibayar kembali kepada para pemegang obli
gasi dan para pemegang saham sebagai bagian pembiayaan perusahaan.
5. Pembayaran bunga dan dividen kepada investor dengan hak prioritas.

4
Dividen kepada pemegang saham biasa dapat dianggap sebagai jumlah yang
tersedia sesudah arus kas yang diharapkan tadi diramalkan. Akan tetapi,
sebagaimana dinyatakan di atas, banyak dari arus kas ini saling berkaitan, dan
kebutuhan perusahaan untuk menyimpan kas atau menambah jumlah kas yang
disimpannya. Juga harus dipertimbangkan. Selain pengetahuan mengenai arus
kas pada waktu lalu, investor harus memiliki informasi mengenai filsafat atau
sikap perusahaan berkenaan dengan pembayaran dividen dan investasi atau
reinvestasi kas yang tersedia atau yang dapat diperoleh melalui pembiayaan
tambahan.

2.3 PENYAJIAN INFORMASI ARUS KAS

Penyajian arus kas historis tidak boleh dianggap sebagai bagian penyajian atau
perhitungan laba bersih. Artinya, pendapatan dan beban tidak boleh dihitung
menurut prosedur khusus dengan alasan bahwa prosedur ini menghasilkan jumlah
yang lebih erat kaitannya dengan arus kas yang sebenarnya. Misalnya, metode
arus lewat untuk menyajikan perbedaan-perbedaan pajak antarperiode dan metode
penetapan harga pokok langsung (direct costing) dari barang yang diproduksi
kadang-kadang diusulkan sebagai metode yang sahih, karena lebih jelas
mencerminkan arus kas yang sebenarnya. Metode-metode ini mungkin relevan
karena alasan alasan lain, sebagaimana dibahas di tempat lain dalam buku ini,
tetapi seharusnya tidak dimasukkan dalam perhitungan rugi-laba hanya karena
mencerminkan arus kas. Meskipun perhitungan rugi-laba dan laporan arus kas
berkaitan dengan informasi yang sama sepanjang waktu, namun laporan ini
menyajikan informasi dan konsep yang berbeda.

Karena adanya perbedaan arah dan waktu antara penerimaan dan


pembayaran kas pada satu sisi dan kegiatan operasional yang menimbulkan arus
kas ini pada sisi lain, maka laporan arus kas untuk satu periode sangat kecil
artinya. Perbandingan arus kas selama beberapa periode diperlukan untuk mulai
mengamati perilaku arus yang berulang dan untuk meramalkan kemungkinan serta
frekuensi arus yang takberulang. Penerimaan dan pembayaran yang menyangkut
kegiatan berulang dari perusahaan harus digolongkan menurut kelompok produk
dan menurut sifatnya, apakah tetap atau diskresioner (committed or discretionary).

5
Pengeluaran modal harus digolongkan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya
terhadap arus kas yang akan datang dapat diramalkan. Artinya, pengeluaran utama
yang takberulang atau diskresioner harus digolongkan sedemikian rupa sehingga
pembaca dapat meramalkan apakah pengaruhnya akan merupakan pengganti atau
kesinambungan operasi berjalan, atau perbaikan efisiensi yang akan mengurangi
pengeluaran tahunan di masa datang, atau penambahan kapasitas yang
memungkinkan perluasan penerimaan di masa datang.

Salah satu kesulitan utama dalam mengandalkan informasi arus kas


adalah, karena kadang-kadang transaksi yang penting terjadi tanpa diikuti transfer
kas. Misalnya, saham biasa atau preferen dapat ditukarkan untuk mendapatkan
tambahan kapasitas atau jenis usaha baru, seperti dalam perolehan (acquisition)
perusahaan yang sedang berjalan untuk diteruskan sebagai perusahaan anak.
Dalam kasus in! informasi tambahan harus disajikan untuk menunjukkan sejauh
mana perbedaan arus kas pada masa datang dari arus kas pada masa lalu. Di
samping itu, informasi tambahan harus disajikan kapan saja kontrak- kontrak baru
atau perubahan dalam kontrak, kewajiban pensiun atau lease jangka panjang, akan
mempengaruhi arus kas yang akan datang.

2.4 KONSEP KONSEP ARUS KAS

Salah satu kesulitan dalam penyajian informasi arus kas untuk tujuan evaluasi dan
peramalan adalah, banyak penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode jangka
pendek, atau bahkan dalam satu tahun, tidak berperilaku dengan cara yang dapat
diramalkan atau bahkan dengan cara yang menggambarkan arus kas utama
sepanjang waktu. Misalnya, penerimaan atau pembayaran kas seringkali
dilakukan lebih dahulu atau ditunda untuk sementara atas permintaan pemasok
atau pelanggan, atau untuk memungkinkan pengendalian yang lebih baik atas
posisi kas perusahaan. Selain itu, perusahaan mungkin terlibat dalam banyak jenis
transaksi kas, seperti meminjam dari bank berdasarkan pinjaman jangka pendek
dan mengalihkan kas ke surat berharga jangka pendek dan mengembalikannya
lagi ke kas, yang semuanya bersifat insidental bagi kegiatan utama perusahaan.
Masalah lain timbul dalam definisi kas itu sendiri. Mata uang dan deposito bank
adalah jenis klaim uang yang paling umum yang dianggap sebagai kas; tetapi

6
banyak benda yang mendekati kas, seperti reke. ning tabungan dari U.S. Treasury
notes atau sertifikat jangka pendek, dapat setara dengan kas.

Suatu alternatif penyajian penerimaan dan pengeluaran kas adalah


penggunaan konsep dana yang dapat diinterpretasikan secara sempit atau luas.
Menurut arti sempit, istilah dana (fund) dapat digunakan untuk menggambarkan
aktiva moneter jangka pendek. Konsep ini memiliki keunggulan karena
mengeliminasi dari laporan transaksi yang menunjukkan konversi aktiva moneter
ke dalam kas, atau transfer kas menjadi pos-pos yang mendekati kas. Alternatif
kedua adalah mendefinisikan dana sebagai aktiva moneter netto, yang
keunggulannya adalah mengurangi dengan hutang jangka pendek dan pembayaran
kembali kas tanpa mempengaruhi persediaan dasar kas untuk penggunaan lain.
Suatu pandangan yang lebih tradisional mengenai konsep dana ialah bahwa dana
menggambarkan sumber daya lancar netto perusahaan yang lazim didefinisikan
sebagai modal kerja netto. Konsep yang jauh lebih luas adalah memperlakukan
dana sebagai seluruh sumber daya ekonomi perusahaan. Meskipun pandangan
yang luas ini memiliki keunggulan, yaitu mengungkapkan perubahan struktur
sumber daya perusahaan, namun memiliki kelemahan juga, yaitu tidak
mengungkapkan berapa kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang
saham atau untuk komitmen penggunaan lainnya.

Arus Kas Moneter Jangka Pendek

Aktiva moneter yang menggambarkan sumber-sumber daya yang dengan mudah


dapat dikonversi (convertible) ke dalam kas, dapat diperlakukan untuk maksud
praktis sebagai kas atau pos-pos yang menyerupai kas. Dalam situasi, di mana
perusahaan memiliki kelebihan kas untuk keperluan-keperluan mendesak,
perusahaan dapat mentransfer dana ini ke dalam surat-surat berharga berbunga
atau deposito atau diinvestasikan dalam surat-surat berharga (market- able
securities). Di lain pihak, jika tambahan kas diperlukan saat ini, surat- surat
berharga ini dapat dijual dan piutang umumnya dapat dikonversi ke dalam kas
atas pemberitahuan singkat dengan cara memfaktorkan (factoring) atau
menjualnya (discounting), dengan sedikit biaya bagi perusahaan, walaupun
jumlah tersebut tidak dapat ditagih dari pelanggan pada saat ini. Oleh sebab itu,

7
transfer ke dalam pos-pos moneter nonkas atau dari pos-pos ini ke dalam kas
mungkin merupakan bagian pengelolaan kas, tetapi menyajikan sedikit informasi
mengenai sumber dan kebutuhan kas dalam waktu yang lebih panjang.
Keunggulan kedua konsep aktiva moneter adalah konsep ini konsisten dengan
konsep penerimaan yang konstruktif. Kenaikan dalam aktiva moneter merupakan
penerimaan kas yang konstruktif jika aktiva seperti itu mudah di konversi ke
dalam kas. Ketaatan yang kaku pada konsep kas menimbulkan pembedaan yang
arbitrer antara kas dan pos-pos yang menyerupai kas.

Arus Aktiva Moneter Netto

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

Hendriksen, E. (1994). TEORI AKUNTANSI (M. Sinaga (ed.); 4th ed.). Penerbit
Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai