Anda di halaman 1dari 32

MATA KULIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Accounting Income and Assets :


The Accrual Concept and Analysis of Cash Flow

Dosen Pengampu :

Dr. Azwir Nasir, SE., MM, Ak., CA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Revi Nanda Putri 2010247506

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

Maret, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah dengan Judul Accounting Income and Assets : The

Accrual Concept and Analysis of Cash Flow.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen

Pengampu Bapak Dr. Azwir Nasir, SE., MM, Ak., CA pada mata kuliah Analisis Laporan

Keuangan.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman bagi penulis maupun pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa dijadikan pedoman akuntansi.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Pekanbaru, Maret 2023

(REVI NANDA PUTRI)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulis................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Prinsip ke – 6 OECD......................................................................................................
2.2 Dewan Direksi................................................................................................................
2.3 Dewan Komisaris Independen........................................................................................
2.4 Komite Penunjang Dewan Komisaris............................................................................
BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................
KASUS
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Laporan Keuangan merupakan alat yang sanagt penting untuk mendapatkan

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh

perusahaan. Data keuangan akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih

lanjut sehinggan dapat diperoleh data yang mendukung keputusan perusahaan.

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan pembahasan yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan

pembahasan ini adalah :

1. Bagaimana

2.3 Manfaat Pembahasan

Berdasarkan dengan pembahasan yang telah dijabarkan diatas, maka manfaat

pembahasan makalah ini adalah agar memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada

para pembaca. Sehingga pembaca mampu mengaitkan kasus lain dengan pembahasan

pada makalah ini.

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Akrual

3
2.2 Analisis Cash Flow (Arus Kas)

Menurut Fridson (1995), arus kas dapat dilihat dari laporan arus kas yang

merupakan aliran dana masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Laporan arus kas

dibutuhkan karena kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan

yang sesungguhnya, seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode

tertentu dapat diperoleh lewat laporan ini, dan dapat digunakan sebagai alat untuk

memprediksi arus kas perusahaan di masa mendatang. Dalam beberapa kasus, ukuran

laba (net income) tidak memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil kinerja

perusahaan yang sesungguhnya selama periode tertentu. Ketika perusahaan melaporkan

beban non kas (non cash outlay expenses) yang besar, seperti beban penyisihan piutang

ragu-ragu dan penyusutan aktiva tetap, ukuran laba mungkin akan memberikan

gambaran yang suram mengenai hasil kondisi operasional perusahaan. Beban non kas

yang besar ini akan membuat laba bersih seolah-olah menjadi tampak kecil, padahal

beban-beban tersebut diakui tanpa adanya pengeluaran uang kas. Sebaliknya,

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan laba yang tinggi, laba bersih yang dihasilkan

tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Hal ini dikarenakan bahwa laporan laba

rugi disusun atas dasar akrual (bukan dasar kas), yaitu melalui sebuah proses

perbandingan antara beban dengan pendapatan, sehingga angka laba yang dihasilkan

tidak identik dengan besarnya uang kas yang tersedia.

4
Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk maupun arus kas keluar

perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas ini akan memberikan informasi

yang berguna mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas

operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban dan membayar dividen. Laporan arus

kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah

berlangsung dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan di masa yang akan

datang. Laporan arus kas juga digunakan oleh kreditur dan investor dalam menilai

tingkat likuiditas maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan laba (keuntungan).

Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut tiga

kategori utama, yaitu aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan / pendanaan

perusahaan.

5
Aktivitas operasi meliputi transaksi-transaksi yang tergolong sebagai penentu

besarnya laba/rugi bersih. Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa

merupakan sumber arus kas masuk yang utama. Penerimaan kas lainnya berasal dari

pendapatan bunga, dividen dan sebagainya. Sedangkan arus kas keluar meliputi

pembayaran untuk membeli barang dagangan, membayar gaji/upah, beban pajak, bunga,

beban utilitas, sewa dan sebagainya. Yang termasuk sebagai aktivitas investasi adalah

membeli atau menjual tanah, bangunan dan peralatan. Sedangkan aktivitas pembiayaan

meliputi transaksi-transaksi yang di mana kas diperoleh atau dibayarkan kembali ke

pemilik dana (investor) dan kreditur. Sebagai contoh, kas bersih yang diterima dari

penerbitan saham (sekuritas modal) atau obligasi (sekuritas utang), pembayaran untuk

membeli kembali saham biasa (sebagai treasury stock), atau untuk menebus kembali

utang obligasi dan pembayaran dividen. Jadi, yang termasuk ke dalam aktivitas

pembiayaan adalah meliputi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan utang jangka

panjang maupun ekuitas (modal) perusahaan. Arus kas yang paling utama dari

perusahaan adalah terkait dengan aktivitas operasi. Ada dua metode yang dapat

digunakan di dalam menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas

operasi, yaitu metode tidak langsung dan metode langsung. Pilihan antara metode tidak

langsung atau metode langsung bukanlah sebagai suatu cara untuk memanipulasi jumlah

kas yang dilaporkan dari aktivitas operasi. Kedua metode tersebut akan menghasilkan

angka kas yang sama.

A. Metode Langsung (Direct) dan Tidak Langsung (Indirect)

Metode Langsung (Direct Method)

6
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan

kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari berbagai operasi secara

lengkap. Dalam metode langsung, dihitung dulu nilai penjualan yang telah dibayar

pelanggan, dan kemudian dikurang arus kas terhadap vendor, penyedia B&J untuk

kegiatan operasional, karyawan, pemerintah, dan bank.

Keunggulan utama metode langsung adalah dapat memperlihatkan laporan

penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsiten dengan tujuan suatu laporan arus kas.

Dan lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak

dalampengambilan keputusan.

7
1. LAPORAN ARUS KAS (Metode Langsung)

PT. ASURANSI JIWA ABC


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

20X2

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Penerimaan Premi xx
Penerimaan Klaim Reasuransi xx
Penerimaan Lain-lain xx
Pembayaran Premi Reasuransi (xx)
Pembayaran Komisi (xx)
Pembayaran Klaim (xx)
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (xx)
Pembayaran Pajak (xx)
Pembayaran Beban Lain (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Penerimaan Hasil Investasi xx
Pencairan Deposito xx
Pencairan Obligasi xx
Hasil Penjualan Saham dan Obligasi xx
Hasil Penjualan Aset Tetap xx
Penempatan deposito (xx)
Perolehan Saham dan Obligasi (xx)
Perolehan Aset Tetap xx
Perolehan Investasi Lain xx
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Penerimaan Utang dari Subordinasi xx
Penambahan Modal disetor xx
Pembayaran Pinjaman Subordinasi (xx)
Pembayaran Deviden Kas (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C)

Kenaikan Kas Bersih A + B + C xx


Saldo Kas dan setara Kas – Awal Periode xx
Saldo Kas dan setara Kas – Akhir Periode xx

8
Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Berbeda dengan metode langsung, metode tidak langsung menggunakan laba


bersih sebagai dasar perhitungan, lalu selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau
mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti
penyusutan, naik turun pos aktiva dan hutang lancar.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung0 dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta
perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu.
Sehinggn yang berbeda antara kedua metode adalah pelaporan arus kas untuk kegiatan
operasi perusahaannnya.

9
1. LAPORAN ARUS KAS (Metode Tidak Langsung)

PT. ASURANSI JIWA ABC


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

20X2 20X1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak xx xx
Penyesuaian untuk beban non kas:
Penyusutan Aset Tetap xx xx
Amortisasi Aset tidak Berwujud xx xx
Laba Operasi sebelum Modal Kerja xx xx
Penurunan (kenaikan) Aset Lancar dan Kenaikan (penurunan) Kewajiban Lancar:
(Kenaikan) Piutang Premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain (xx) (xx)
Penurunan Biaya dibayar dimuka xx xx
Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim
utang klaim, premi belum merupakan pendapatan xx xx
Kas dihasilkan oleh Operasi Utama Asuransi xx xx
Pembayaran PPh Badan xx xx
Pembayaran Bunga (xx) (xx)
Arus Kas dari Operasi xx xx
Hasil lain-lain xx xx
Kas Bersih dari (untuk) Aktiva Operasi (A) xx xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Hasil Investasi Netto xx xx
Penyesuaian untuk beban nonkas:
Beban penyusutan investasi xx xx
Beban Amortisasi Investasi xx xx
Kas Bersih Operasi Investasi xx xx
Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa (xx) (xx)
Pengurangan (tambahan)saham, obligasi, SBPU (xx) (xx)
Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) xx xx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil Emisi Saham xx xx
Penerimaan Pinjaman Subordinasi xx xx
Pembayaran deviden (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) xx xx

Kenaikan Kas Bersih (A + B + C) xx xx


Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode xx xx
Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode xx xx

10
Ditunjukkan sebuah riset yang dilaksanakan pada tahun 2016, disampaikan

bahwa mayoritas dari akademisi lebih memilih laporan arus kas yang menggunakan

metode langsung, karena terpapar langsung jumlah arus kas terhadap pihak-pihak secara

spesifik, oleh karena itu memudahkan analisa. Walaupun begitu, relatif lebih rumit dan

lama untuk menyiapkan laporan arus kas dengan metode langsung.

Dibandingkan dengan para praktisi lapangan, dalam hal ini perusahaan dan

entitas lebih memilih untuk menggunakan metode tidak langsung karena lebih

sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan metode langsung, karena menyiapkan

laporan arus kas menggunakan informasi dari neraca dan laporan laba rugi. Sebagian

besar organisasi menggunakan metode akuntansi akrual, sehingga neraca dan laporan

laba rugi memiliki angka yang konsisten dengan metode ini. Akuntansi akrual

mengakui pendapatan pada periode yang diterima, bukan pada saat pembayaran benar-

benar diterima dari klien.

11
B. Klasifikasi Arus Kas

Akun-akun laporan laba rugi yang tersisa dan akun-akun neraca yang terkait

sama-sama dimodifikasi menjadi analog kas mereka untuk menentukan arus kas keluar

untuk beban operasi, bunga, dan pajak. Dalam setiap kasus, tujuannya adalah untuk

menghubungkan akun laporan laba rugi dengan akun neraca terkait. Yang kami maksud

dengan terkait adalah akun neraca yang berisi arus kas yang telah diakui dalam akun

laporan laba rugi (akrual dan hutang/payable) atau akan diakui di masa depan

(pembayaran di muka).

Dalam banyak kasus, pengungkapan tidak memadai untuk melakukan hal ini

dengan tepat. Tebakan dan perkiraan yang terdidik mungkin diperlukan. Pembacaan

data catatan kaki yang hati-hati diperlukan untuk mendapatkan informasi tambahan

tentang akun neraca agregat, yang memungkinkan perincian aset dan kewajiban yang

lebih baik. Misalnya, selain piutang dagang, jumlah yang dilaporkan di neraca mungkin

termasuk wesel tagih dan piutang pinjaman, yang merupakan arus kas investasi.

Selain itu, akun neraca dan laporan laba rugi mungkin memerlukan realokasi

beberapa komponen. Misalnya, ketika biaya penyusutan tidak dilaporkan secara terpisah

dalam laporan laba rugi, kita harus mengurangi COGS dengan jumlah biaya penyusutan

untuk secara akurat mencerminkan input kas dan membuat akun "biaya penyusutan"

untuk memperkirakan uang tunai yang diinvestasikan dalam properti dengan benar.

Biaya penyusutan dapat diungkapkan secara terpisah dalam catatan kaki, atau dalam

laporan arus kas tidak langsung.

12
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas

selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan.

1) Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu

perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang

dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya

terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari

langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas

pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi

pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

2) Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang

digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva

tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula

berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan

lain. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian

dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian pinjaman

juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada

peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada

laporan arus kas.

13
3) Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan

kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan.

Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan

mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan,

dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham

perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok

pinjaman.

2.4 ANALYSIS OF CASH FLOW INFORMATION

Free Cah Flow (Arus Kas Bebas)

Nilai free cash flow (FCF) adalah indikator penentu dalam penilaian

perusahaan. Penggunaan diskresioner mencakup pengeluaran dan akuisisi modal yang

berorientasi pada pertumbuhan, pengurangan utang, dan pembayaran kepada pemegang

saham (dividen dan pembelian kembali saham). Semakin besar FCF perusahaan,

semakin sehat karena memiliki lebih banyak kas yang tersedia untuk pertumbuhan,

pembayaran utang, dan dividen.

Alternatif yang jelas untuk depresiasi adalah jumlah belanja modal yang

dilakukan untuk mempertahankan kapasitas saat ini, tidak termasuk belanja modal

untuk pertumbuhan. Namun dalam praktiknya, sulit untuk memisahkan belanja modal

menjadi komponen ekspansi dan komponen pengganti.

Dalam model ini, arus keluar yang dibutuhkan didefinisikan sebagai arus kas

operasi dikurangi pengeluaran modal untuk menggantikan kapasitas operasi saat ini

14
serta pengeluaran modal yang diperlukan untuk membiayai peluang pertumbuhan

perusahaan. Rumus untuk menghitung nilai arus kas bebas atau free cash flow adalah:

arus kas dari kegiatan operasional - pembayaran modal

Langkah 1 yaitu menghitung Arus kas dari aktivitas operasional, yang mana:

laba bersih + pengeluaran non tunai +/- pengeluaran modal kerja

Mencari nilai pengeluaran non tunai bisa dilihat dari menjumlahkan nilai depresiasi,

amortisasi, impairment, dan untung/rugi investasi. Selanjutnya dalam perhitungan

perubahan modal kerja adalah piutang usaha, persediaan, dan utang usaha. Rumus

untuk menghitung nilai modal kerja adalah aset lancar dikurangi kewajiban lancar.

Misalnya, menghitung nilai perubahan modal kerja pada periode 2017-2018, maka

formulasinya adalah: (Aset Lancar 2018 – Aset Lancar 2017) – (Utang Lancar 2018 –

Utang Lancar 2017).

Langkah 2 yaitu mencari pembayaran modal/pengeluaran modal didapat dari laporan

neraca, focus pada asset tetap nya. Yaitu : Aset tetap kotor (sebelum depresiasi) 2018 –

Aset tetap kotor 2017.

Income (Pendapatan), Cash Flow, and the Going Concern Assumption

Seperti disebutkan sebelumnya, jumlah laporan laba rugi berdasarkan akuntansi

akrual umumnya dianggap sebagai prediktor yang baik dari arus kas saat ini.. Sebagai

contoh, klasifikasi persediaan sebagai aset dan bukan beban secara implisit
15
mengasumsikan bahwa persediaan tersebut akan dijual dalam kegiatan bisnis normal.

Demikian pula, akrual pendapatan dari penjualan kredit dan penilaian piutang

mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus beroperasi secara normal, perusahaan

yang gagal mungkin menemukan bahwa pelanggan tidak mau membayar.

Ketika asumsi kelangsungan usaha diragukan, pengakuan pendapatan dan

penilaian aset tidak lagi dapat diterima begitu saja. Nilai persediaan dan piutang

menurun tajam seketika harus segera dilikuidasi. Aset jangka panjang (terutama aset

tidak berwujud dan aset lain dengan sedikit atau tanpa nilai dalam kerangka

nonoperasional) juga harus diperiksa ulang ketika asumsi kelangsungan usaha

dipertanyakan. Dalam hal ini, laporan arus kas berfungsi sebagai pemeriksaan asumsi

yang melekat dalam laporan laba rugi.

Untuk mengetahui mengapa pendapatan dapat gagal sebagai prediktor

kemampuan menghasilkan kas (piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak

terjual) diperlukan perbandingan antara jumlah yang dicatat sebagai penjualan dan

harga pokok penjualan pada laporan laba rugi dengan pola penerimaan kas dari

pelanggan dan kas yang dibayarkan. untuk persediaan pada laporan arus kas. Laporan

arus kas metode langsung sangat membantu dalam hal ini.

16
BAB III

KESIMPULAN

17
18
KASUS

DAFTAR PUSTAKA

Hardan, A. S., Qabajeh, M. A., & Alshanti, A. M. (2016). The Preference of Direct or
Indirect Methods in Preparing the Statement of Cash Flows in Decision Making: An
Academic Perspective. International Journal of Economics and Finance, 8(2), 206.
https://doi.org/10.5539/ijef.v8n2p206

White, Gerald I., Ashwinpaul Sondhi, and Dov Fried, The Analysis and Use of
Financial Statements, 3rd edition, John Wiley, 2008 (WSF).

https://accounting.binus.ac.id/2022/11/24/laporan-arus-kas-metode-langsung-vs-tidak-
langsung/ . Heskey Koh, 24 Nov 2022.

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1

Anda mungkin juga menyukai