Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MATAKULIAH MATRIKULASI AUDITING


“AUDIT SIKLUS PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS BESERTA AKUN-
AKUN TERKAIT “

Disusun Oleh :
Dwi Citra Oktara
Nadia Nostiva Azra
Hasnawati
Nabila Febri

Dosen pengampu: Dr. Yuskar, SE, MA, Ak, CA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
innayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “ Audit
Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas Beserta Akun-Akun Terkait”.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide serta gagasan dalam menyusun makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari sepenuhnya
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 12 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 Siklus Pendapatan ..................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Audit Siklus Pendapatan ................................................................................. 3
2.1.2 Transaksi dan Akun ........................................................................................................... 4
2.1.3 Tujuan Audit Siklus Pendapatan ....................................................................................... 6
2.2 Penerimaan Kas ........................................................................................................................ 11
2.2.1 Pengertian Penerimaan Kas .............................................................................................. 11
2.2.2 Fungsi yang Terkait dengan Akuntansi Penerimaan Kas .................................................. 12
2.2.3 Prosedur Penerimaan Kas .................................................................................................. 12
2.2.4 Formulir yang di Gunakan dalam Penerimaan Kas ........................................................... 13
2.2.5 Catatan Akuntan yang di Gunakan .................................................................................... 14
2.2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan
Tunai dan Piutang ............................................................................................................ 15
2.2.7 Jurnal Penerimaan Kas....................................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening
tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan
terdiri dari rekening rekening aktiva, rekening kewajiban rekening modal. Kelompok
rekening aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.
Demikian pula kelompok-kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapat tentang
laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memberikan seluruh rekening yang
membentuk laporan keuangan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak di
luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama suatu periode
tertentu (biasanya satu tahun). Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi dan
praktik akuntansi yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi diterbitkan oleh
profesi akuntan dengan nama Standar Akuntansi Keuangan. Standar akuntansi ini dijadikan
acuan oleh semua pihak yang terkait dengan laporan keuangan. Agar pihak di luar perusahaan
mempercayai laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, maka dibutuhkan jasa pihak
ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyatakan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi. Pihak ketiga ini biasa disebut Auditor Independen.
Laporan keuangan dalam proses penyusunannya dilakukan dengan cara manual atau
terkomputerisasi.
Siklus pendapatan merupakan serangkaian aktivitas operasi berupa penyediaan barang
atau jasa (penjualan), serta menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut.
Penjualan penting bagi keberlanjutan suatu usaha karena setiap penjualan selalu bermuara
pada kas. Jumlah penerimaan kas yang banyak mencerminkan wujud baiknya penjualan,
diikuti dengan pengeluaran biaya yang lebih rendah. Dengan begitu, tujuan usaha untuk
memperoleh laba dapat tercapai. Informasi mengenai aktivitas siklus pendapatan berpengaruh
terhadap berjalannya siklus akuntansi lainnya. Contoh sistem pengeluaran dan produksi
menggunakan transaksi penjualan untuk memulai pembelian atau produksi atas persediaan

1
untuk memenuhi permintaan. Siklus penggajian menggunakan informasi penjualan untuk
menghitung komisi dan bonus. Selain itu, informasi pendapatan berguna dalam penyusunan
laporan keuangan yang akan digunakan pihak-pihak untuk pengambilan keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Siklus Pendapatan?
2. Apa itu tujuan Audit Siklus Pendapatan?
3. Apa itu Penerimaan Kas?
4. Apa Fungsi yang Terkait dengan Akuntansi Penerimaan Kas?
5. Apa Prosedur Penerimaan Kas?
6. Apa Formulir yang di Gunakan dalam Penerimaan Kas?
7. Apa Catatan Akuntan yang di Gunakan?
8. Apa Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan
Piutang?
9. Apa itu Jurnal Penerimaan Kas?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk mengetahui apa itu Siklus Pendapatan
2. Untuk mengetahui apa itu tujuan Audit Siklus Pendapatan
3. Untuk mengetahui apa itu Penerimaan Kas
4. Untuk mengetahui apa Fungsi yang Terkait dengan Akuntansi Penerimaan Kas
5. Untuk mengetahui apa Prosedur Penerimaan Kas
6. Untuk mengetahui apa Formulir yang di Gunakan dalam Penerimaan Kas
7. Untuk mengetahui apa Catatan Akuntan yang di Gunakan
8. Untuk mengetahui apa Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai dan Piutang
9. Untuk mengetahui apa Apa itu Jurnal Penerimaan Kas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Siklus Pendapatan

2.1.1 Pengertian Audit Siklus Pendapatan

Siklus Pendapatan adalah suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan


yang berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan
yanng berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda
mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk
hasil penjualan barang atau produk; dokter pengacara;dan notaris memperoleh pendapatan
berupa uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk
hasil penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatn bank dan lembaga keuangan
adalah berupa bunga deviden (Irawady, 2008).

Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan
menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut. Kegiatan bisnis
dalam siklus pendapatan meliputi menerima pesanan pelanggan, mengirim pesanan,
menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun pelanggan. Siklus
pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan tunai, sistem
penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga fungsi dasar
SIA dalam siklus pendapatan, antara lain :

1. Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis.


2. Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan.
3. Memberikan pengawasan untuk memastikan kehandalan data serta menjaga sumber
daya organisasi.

Dalam proses pencatatan transaksi pendapatan, terdapat sejumlah akun yang biasanya
dipergunakan oleh entitas usaha terkait dengan proses akuntansi kegiatan entitas usaha dalam
memperoleh pendapatan. Pada perusahaan dagang pendapatan diawali dengan terjadinya
penjualan barang atau jasa baik secara tunai ataupun kredit dan kemudian diakhiri dengan
penerimaan kas oleh perusahaan. Pada siklus pendapatan di perusahaan dagang, transaksi
yang terjadi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu kelompok akun:

3
1) Penjualan, baik penjualan yang dilakukan secara tunai maupun penjualan kredit.
2) Penerimaan kas, yang berasal dari penjualan tunai maupun penerimaan piutang yang
berasal dari penjualan kredit dan kelompok akun.
3) Penyesuaian Penjualan, yaitu akun-akun potongan penjualan, retur penjualan dan
penyisihan penjualan, penyisihan/cadangan penghapusan piutang tak tertagih dan beban
penghapusan piutang tak tertagih.

Selain itu terdapat akun yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang terjadi pada
siklus-siklus lain yang terjadi pada kegiatan perusahaan, yaitu akunakun Harga Pokok
Penjualan, Persediaan Barang Dagangan dan akun Kas, namun demikian pembahasan pada
bab ini akan lebih terarah pada akun yang berkaitan langsung dengan transaksi pendapatan
dan piutang.

2.1.2. Transaksi dan Akun

Rekening – rekening dalam siklus pendapatan :

Transaksi pendapatan Debet Kredit


Penjulan kredit Piutang usaha Penjulan
Harga pokok penjulan Persediaan

Penerimaan kas Kas Piutang usaha


Potongan penjualan

Retur penjualan dan Retur penjualan dan Piutang usaha


potongan lain potongan lain
Pencadangan kerugian Kerugian piutang Caangan kerugian piutang
piutang
Penghapusan piutang Caangan kerugian piutang Piutang usaha

Transaksi pendapatan pada suatu entitas perusahaan umumnya melibatkan banyak


akun, baik akun pada kelompok neraca maupun akun pada kelompok laba rugi. Setiap
perusahaan memiliki kekhususan masing-masing, namun demikian secara umum setiap
dokumen transaksi merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat fungsi
pengendalian dan pencatatan terhadap setiap transaksi. Pada Tabel dibawah digambarkan
tahapan dari fungsi-fungsi penting pada tahapan proses transaksi penjualan yang
menghasilkan dokumen dan catatan.

4
Fungsi, Dokumen dan Catatan Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

Transaksi Akun Fungsi Dokumen / Catatan


Penjualan Penjualan Pemrosesan order Order pelanggan
piutang dagang Persetujuan kredit Order penjualan
Pengiriman barang Order yang disetujui
Penagihan dan Dokumen pengiriman faktur
pencatatan Jurnal penjualan
Subldger piutang
Daftar piutang
Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas piutang Proses pencatatan Lembar pembayaran
dagang dan penerimaan kas Daftar penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas
Retur Penjualan Retur penjualan Proses penerimaan Nota kredit
piutang dagang dan pencatatan Jurnal retur
return
Penghapusan Piutang dagang Penghapusan piutang Dokumen pengesahan
piutang tak penyisihan tak tertagih Penghapusan piutang
tertagih piutang tak
tertagih
Pembebanan Beban piutang - -
piutang tak tak tertagih
tertagih Penyisihan - -
piutang tak
tertagih

Setiap akun yang terkait pada tahapan transaksi penjualan memiliki hubungan dan
keterkaitan yang erat. Kesalahan pencatatan pada satu akun transaksi akan menyebabkan
kesalahan pada minimal satu akun lain, bahkan sangat mungkin akan mempengaruhi
beberapa akun transaksi dan berdampak pada perhitungan laba rugi perusahaan. Hal ini harus
menjadi perhatian auditor pada saat pelaksanaan penugasan audit berlangsung.

Dari sisi penjual barang, penjualan dalam jumlah besar umumnya dilakukan secara
kredit (on account) dibandingkan dengan cara tunai. Pabrikan menjual barang hasil
produksinya secara kredit kepada pedagang besar, dengan memberikan potongan tunai pada
persentase tertentu apabila piutang dibayar sebelum jatuh tempo ataupun pada jangka waktu
tertentu yang diperjanjikan. Sebagai contoh terminologi penjualan dengan syarat 2/10;n/30
berarti pembeli akan mendapat potongan tunai 2% jika membayar utangnya dalam waktu 10
hari, dan jatuh tempo utang pembeli adalah dalam waktu 30 hari.

Selain potongan penjualan, pada transaksi jual beli dapat juga terjadi retur atau
pengembalian barang. Retur dapat terjadi karena barang yang diterima oleh pembeli tidak

5
sesuai pesanan atau karena barang tersebut cacat. Saat barang tidak sesuai dengan pesanan,
pada umumnya penjual memberikan pilihan, apakah akan di retur atau diterima namun
penjual akan memberikan potongan (allowances) tambahan sebagai kompensasi pembeli mau
menerima barang yang tidak sesuai spesifikasinya dengan pesanan.

2.1.3. Tujuan Audit Siklus Pendapatan

Tujuan utama dari audit terhadap siklus pendapatan adalah agar auditor mendapatkan
bukti yang cukup dan kompeten dalam membuktikan kewajaran pada setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan terkait dengan transaksitransaksi dan saldo-saldo akun pendapatan
perusahaan. Mengulang dari bagian mengenai asersi manajemen, terdapat lima kategori asersi
manajemen yang berkaitan dengan tujuan audit khusus siklus pendapatan.

Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk


mendapatkan bukti kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang
signifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi
oleh siklus pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan
berbagai sisi perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.

Perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan memperoleh pendapatan melalui


penjualan yang dilakukan baik secara tunai maupun secara kredit kepada pelanggannya. Pada
transaksi penjualan tunai perusahaan akan langsung menerima kas pada akhir setiap
transaksinya. Tidak demikian halnya pada penjualan yang dilakukan secara kredit atau tidak
tunai, yang tidak jarang pada perusahaan dagang nilainya jauh lebih besar dibandingkan
dengan penjualan tunai, penjualan kredit yang terjadi akan diikuti dengan terjadinya piutang
usaha yang kemudian akan ditagihkan kepada para pembelinya sesuai dengan perjanjian yang
disepakati pada saat penjualan terjadi.

Penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan menghadapi
risiko yang terjadi karena penjualan kredit itu sendiri, yaitu adanya risiko piutang yang ada
dari transaksi penjualan tidak dapat dibayar oleh para pelanggannya. Sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku umum, perusahaan dituntut untuk dapat melakukan penilaian
terhadap tingkat ketertagihan piutang dan membentuk penyisihan terhadap piutang-piutang
yang memiliki kemungkinan tidak dapat tertagih. Auditor pada saat mengaudit siklus
penjualan dituntut untuk dapat meyakini kewajaran saldo piutang tersebut.

6
Untuk mencapai setiap tujuan audit khusus, dalam rangka menilai asersi manajemen
pada siklus pendapatan, auditor membuat perencanaan dan menggunakan berbagai prosedur
audit yang akan dilakukan dalam pengujian yang disusun dalam suatu audit program. Audit
prosedur yang dipilih bervariasi untuk setiap tujuan audit khusus. Tabel berikut memberikan
gambaran mengenai keterkaitan antara asersi, jenis pengujian transaksi atau pengujian saldo,
serta tujuan audit khusus pada perusahaan dagang.

Kategori Asersi Kelompok Tujuan Audit khusus


Eksistensi atau Transaksi Catatan transaksi penjualan telah
keterjadian menggambarkan seluruh barang atau jasa
yang terjual pada periode yang diaudit.
Catatan transaksi penerimaan kas telah
merepresentasikan seluruh kas yang diterima
periode audit. Pencatatan penyesuaian
penjualan telah menggambarkan potongan
penjualan, retur penjualan dan pencadangan
serta piutang yang tak dapat ditagih.
Saldo Piutang usaha mencerminkan nilai transaksi
yang terjadi dengan pelanggan pada tanggal
neraca.
kelengkapan Transaksi Seluruh penjualan, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan yang terjadi selama
periode telah dicatat.
Saldo Saldo piutang usaha menyajikan seluruh hak
tagih perusahaan
Penilaian atau Transaksi Seluruh penjualan dan penerimaan kas serta
Alokasi penyesuaian penjualan telah dinilai sesuai
dengan SAK, telah di jurnal, dijumlahkan dan
di posting secara benar.
Saldo Saldo piutang usaha telah mencerminkan
seluruh tagihan (gross claims) kepada
pelanggan pada tanggal neraca dan telah
cocok dengan jumlah buku pembantu piutang.
Nilai penyisihan piutang tak tertagih telah
menyajikan estimasi yang wajar antara nilai
piutang dengan nilai piutang yang dapat
direalisasikan.
Hak dan Transaksi Seluruh piutang yang tercatat merupakan hak
Kewajiban perusahaan dan kas yang diterima merupakan
hasil dari siklus pendapatan.
Saldo Saldo piutang usaha pada tanggal neraca
merupakan hak tagihan yang sah kepada entitas
pelanggan.
Penyajian dan Transaksi Catatan rinci mengenai penjualan,
Pengungkapan penerimaan kas dan penyesuaian terhadap
penjualan telah mendukung penyajian dan
pengungkapan pada laporan keuangan.

7
Saldo Catatan detail dari penjualan telah
diidentifikasikan dan diklasifikasi secara
memadai pada laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai terhadap
piutang usaha telah dibuat oleh perusahaan.

Perancangann program audit, dalam siklus pendapatan


Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus
audit bagi setiap kategori asersi saldo rekening.
a. Prosedur – prosedur Awal
Dalam prosedur awal,auditor diharuskan untuk mendapatkan pemahaman bisnis dan
industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-
pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor.
auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien
dalam pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan
luasnya konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.

Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan rekening
cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal
tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika
tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan
memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak
biasa, yang membutuhkan penyelidikan khusus.

Prosedur-prosedur yang berguna untuk menguji apakah semua penerimaan tunai


dicatat telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam
tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai
untuk periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank
pada periode yang sama.

Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang
digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.

b. Prosedur Analitis

Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk
memperkirakan besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan

8
penjualan, dan laba kotor perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian
penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporakan dalam laporan keuangan.

c. Pengujian detil transaksi

Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang
dilakukan sambil auditor melakukan pengujian bertujuan ganda. Bagian dari audit yang
paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk
piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus
melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan,
penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu terhadap
penilaian risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.

d. Pengujian detil saldo

Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi
menjadi 2 hal yaitu:

- Konfirmasi piutang usaha dan prosedur-prosedur tindak lanjut.


- Prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan rekening-rekening cadangan
kerugian piutang.

Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing-
masing debitur(pelanggan) dengan auditor. Konfirmasi piutang usaha di bagi atas konfirmasi
positif dan konfirmasi negatif

Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit
yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya
dianggap bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang
bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam
satuan usaha yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta
konfirmasi piutang dalam suatu audit.

9
1) Menilai atau mengevaluasi Kecukupan cadangan Kerugian Piutang meliputi:
Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal dan
horisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku
besar.
2) Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam
daftar piutang
3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening yang
telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan.
4) menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen
cadangan yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia
keseluruhan.
5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian
dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.

Sasaran Audit siklus pendapatan :


a. Keberadaan atau Keterjadian (yang di catatan dan di laporan bukan sesuatu yang fiktif)
b. Kelengkapan (yang ada/terjadi dicatat dan dilaporkan semua)
c. Kepemilikan dan Kewajiban (kekayaan dan hutang yang ada dan yang tercatat merupakan milik atau
kewajiban entitas)
d. Penilaian dan Pengalokasian (metode penilaian dan alokasi sesuai dengan PABU)
e. Penyajian dan Pengungkapan (klasifikasi dan pengungkapan sesuai dengan PABU)
f.
Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat aktivitas bisnis yang dilakukan dalam
siklus pendapatan, yaitu (Romney dan Steinbart, 2003:7) :

a. Entri penjulan
b. Pengiriman
c. Penagihan
d. Penerimaan kas

Siklus pendapatan memiliki beberapa fungsi yang terkait antara lain :

Fungsi penjualan Fungsi pengiriman

Fungsi kredit Fungsi penagihan

Fungsi gudang Fungsi akuntansi

10
Dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan antara lain :

1. Surat Order Pengiriman, dengan tembusan :


- Surat Order Pengiriman
- Tembusan Kredit (credit copy)
- Surat Pengakuan (acknowledgementcopy)
- Surat Muat (bill of lading)
- Slip Pembungkus
- Tembusan Gudang
- Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order follow-up copy)
- Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)
2. Faktur Penjualan, dengan tembusan :
- Faktur Penjualan
- Tembusan Piutang
- Tembusan Jurnal Penjualan
- Tembusan Analisis
- Tembusan Wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
4. Buku Memorial.

2.2. Penerimaan kas

2.2.1. Pengertian Penerimaan Kas

Pengertian penerimaan kas menurut para ahli seperti Ardiyos, Sudarmo, dan Mulyadi
memiliki eksistensi makna yang sama. Yaitu kas yang diterima perusahaan yang bersifat
dapat segera digunakan. Baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang
dapat menambah kas perusahaan. Namun, penerimaan kas perusahaan secara umum berasal
dari dua sumber utama, yakni penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari
penjualan kredit. Menurut Ardiyos Pengertian cash receipt (Penerimaan Kas) adalah semua
bagian (items) dari mana perusahaan menerima aliran kas masuk selama periode keuangan
tertentu. Komponen yang paling umum yang termasuk ke dalam penerimaan kas adalah
penjualan tunai, pengumpulan piutang dan penerimaan kas lainnya.

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yakni penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Secara Umum penerimaan kas

11
adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat
berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi
perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat
menambah kas perusahaan (Andi Fachruddin, 2012).

2.2.2. Fungsi yang Terkait dengan Akuntansi Penerimaan Kas

1. Fungsi penjualan. Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembelian, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga ke bagian kas.
2. Fungsi kas. Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab sebagai
penerimaan kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang. Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman.
4. Fungsi pengiriman. Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari pembeli.
5. Fungsi Akuntansi. Bagian ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.

2.2.3. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur penerimaan kas, secara umum berkenaan dengan konsep dasar
akuntansi yang ditandai dengan penerimaan pembayaran harga barang dari pembeli dan
pemberian tanda pembayaran/faktur penjualan tunai kepada pembeli. Selanjutnya, pembeli
tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. Prosedur
penerimaan kas yang biasanya dilakukan bisa beragam, seperti penerimaan kas dari
langganan, pembuatan voucher penerimaan kas, penyetoran kas ke bank, pencatatan buku kas
dan bank (Laporan mutasi kas dan bank), serta stok opname kas harian

1. Penerimaan Kas dari langganan


Prosedur penerimaan kas bisa dimulai pada saat pelanggan melakukan penyetoran kas ke
kasir, kemudian mengeluarkan invoice (asli) dan invoice lembar ketiga (lembar kasir)
untuk dicocokan dengan penerimaan kas. Apabila sudah sesuai, maka invoice asli dan
invoice rangkap ketiga tersebut dicap (stempel) lunas dan ditandatangani oleh kasir.
Invoice asli beserta dengan dokumen lain kemudian diberikan kepada pelanggan,

12
sedangkan invoice lembar ketiga akan di arsip bersama dengan Voucher Penerimaan
Kas.
2. Pembuatan Voucher Penerimaan Kas
Voucher penerimaan kas merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penerimaan
kas yang akan dilampirkan dengan invoice (copy kasir). Kemudian, diarsipkan sesuai
dengan nomor urut voucher penerimaan kas. Voucher ini memberikan berbagai
informasi. Antara lain: tanggal, jenis voucher penerimaan kas (keci/besar), nomor
invoice, nama langganan, jumlah penerimaan kas, tanda-tangan petugas kasir, dan tanda
tangan pihak yang memeriksa dan yang menyetujui.
3. Penyetoran Kas ke Bank
Hampir setiap perusahaan akan menyetorkan uang ketika telah menerima uang
kas. Penyetoran ke bank dilakukan dengan membuat Slip Setoran Bank beserta dengan
uang kas yang disetor ke bank.
4. Pencatatan Buku Kas dan Laporan mutasi kas
Dalam prosedur ini, Ada 3 (tiga) tahap pembuatan laporan yaitu, laporan pada saat
penerimaan kas, laporan pada saat penyetoran kas ke bank, kemudian penandatanganan
persetujuan di buku kas dan bank oleh kasir. Laporan pada saat penerimaan kas dibuat
berdasarkan voucher penerimaan kas. Sedangkan laporan saat penyetoran kas ke bank
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu saldo kas berkurang dan saldo kas bertambah.
5. Stok Opname Kas Harian
Prosedur penerimaan kas diakhiri dengan stock opname kas untuk mencocokkan saldo
fisik kas dengan saldo menurut laporan buku kas. Stock opname kas harian dilakukan
untuk bahan rujukan jika terjadi perbedaan antara saldo buku kas dengan saldo fisik.
Stok opname kas juga bisa dilakukan pada waktu tertentu oleh perusahaan untuk proses
audit (pemeriksaan) saldo kas. Prosedur penerimaan kas harus terkontrol dengan baik
dan benar supaya kegiatan akuntansi dalam bisnis menjadi lancar. Saat ini, sistem
penerimaan kas perusahaan Anda akan sangat terbantu dengan hadirnya software aplikasi
kas jurnal.

2.2.4. Formulir yang di Gunakan dalam Penerimaan Kas

a. Formulir yang digunakan dalam penerimaan kas dari penjualan tunai :


b. Faktur penjualan tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai penjualan tunai.

13
c. Pita register kas. Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh
bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat
dalam jurnal penjualan.
d. Credit card sales slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu
kredit.
e. Bill of loading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahaan dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
f. Faktur penjualan COD. Digunakan untuk merekam penjualan COD.
g. Bukti setor kas. Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank.
h. Rekap harga pokok penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produksi yang dijual selama satu periode.

2.2.5. Catatan Akuntansi Yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :

1. Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjulan setiap jenis produk yang dijualnya selama janga waktu tertentu, dalam
jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi
penjualan menurut jenis produk tersebut.

2. Jurnal Penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan
kas dari berbagai sumber, diantaranya penjualan tunai.

3. Jurnal Umum

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi
akunatnsi untuk mencatat harga pokokproduk yang dijual.

14
4. Kartu Persediaan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu
persedian ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian
barang yang disimpan digudang.

5. Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas
persedian yang disimpan digudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan
unuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.

2.2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
dan Piutang

Dokumen yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai adalah :

1. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

2. Pita Register Kas

Dokumen ini dihasilkan oleh fungi kas dengan cara mengoperasikan mesin register.
Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan
merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

3. Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan
diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi
perusahaan yang menjual barang atu jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi
sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk
transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu ktedit.

15
4. Bill of lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang
kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

5. Faktur penjulan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD

6. Bukti Setor Bank

Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.
Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam
jurnal penerimaan kas.

7. Rekapitulasi harga pokok penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk
yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang
dijual.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :

1. Surat Pemberitahuan

Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang
dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat
oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui penagih
perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan
ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu
piutang. Karena surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.

16
2. Daftar Surat Pemberitahuan

Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau
fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi
sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek,
dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari.

3. Bukti Setor Bank

Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.
Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam
jurnal penerimaan kas.

4. Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para
debitur yang melakukan penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda
penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan cancalled
check kepada chack issuer. Jika cancalled chack dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsi oleh cancallad check.

2.2.7 Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk tujuan pencatatan kas
yang diterima oleh suatu bisnis dari sumber manapun. Sumber utama penerimaan kas dalam
bisnis adalah sebagai berikut:

• Penanaman modal oleh pemilik / pemilik


• Penjualan tunai
• Penjualan aset dengan uang tunai
• Penerimaan dari pelanggan
• Penerimaan bunga, dividen atau sewa dll.

17
• Pinjaman dari individu, bank atau lembaga keuangan lainnya.

Format Jurnal Penerimaan Kas

Bergantung pada kebutuhan bisnis, format jurnal penerimaan kas yang berbeda
digunakan. Untuk memahami prosedur perekaman, format sederhana diberikan di bawah ini:

Tujuan dari berbagai kolom pada jurnal penerimaan kas di atas dijelaskan di bawah ini:

1. Date. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal penerimaan uang tunai oleh
bisnis.
2. Accounts credited. Kolom akun yang dikreditkan digunakan untuk memasukkan
judul masing-masing akun tempat penerimaan uang tunai.
3. Posting reference(PR). Kolom referensi posting digunakan untuk menuliskan jumlah
akun buku besar pada saat posting.
4. Cash. Kolom kas digunakan untuk mencatat jumlah kas yang diterima.
5. Discount. Kolom diskon digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai yang
diperbolehkan pada saat menerima uang tunai dari pelanggan.
6. Sales. Kolom penjualan digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara
tunai.
7. Account Receivable (A/C R.A). Kolom piutang dagang digunakan untuk mencatat
kas yang diterima dari pelanggan.
8. Sundries. Kolom akun bermacam-macam digunakan untuk mencatat kredit ke setiap
akun yang tidak terdapat kolom khusus, misalnya penerimaan bunga, penerimaan
uang tunai untuk pengembalian barang dagangan yang dibeli secara tunai dll
(www.jurnal.id).

18
BAB III

PENUTUP

Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi kegiatan kegiatan yang bersangkutan


dengan transaksi transaksi penjualan , penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan.
Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap sejumlah rekening signifikan dalam
laporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas, piutang, usaha, persediaan,
dan penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat vital, tetapi praktik
bisnis dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya.

20
DAFTA R PUSTAKA

Andi Fachruddin. 2012. “SISTEM PENERIMAAN AUDIT.” (8.5.2017):2003–5.

Irawady, Cahya. 2008. “Audit Siklus Pendapatan Dan Piutang Usaha.” E Jurnal Audit Siklus
Pendapatan Dan Piutang Usaha 1–44.

21

Anda mungkin juga menyukai