Disusun Oleh :
Dwi Citra Oktara
Nadia Nostiva Azra
Hasnawati
Nabila Febri
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
innayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “ Audit
Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas Beserta Akun-Akun Terkait”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide serta gagasan dalam menyusun makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari sepenuhnya
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening
tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan
terdiri dari rekening rekening aktiva, rekening kewajiban rekening modal. Kelompok
rekening aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.
Demikian pula kelompok-kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapat tentang
laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memberikan seluruh rekening yang
membentuk laporan keuangan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak di
luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama suatu periode
tertentu (biasanya satu tahun). Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi dan
praktik akuntansi yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi diterbitkan oleh
profesi akuntan dengan nama Standar Akuntansi Keuangan. Standar akuntansi ini dijadikan
acuan oleh semua pihak yang terkait dengan laporan keuangan. Agar pihak di luar perusahaan
mempercayai laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, maka dibutuhkan jasa pihak
ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyatakan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi. Pihak ketiga ini biasa disebut Auditor Independen.
Laporan keuangan dalam proses penyusunannya dilakukan dengan cara manual atau
terkomputerisasi.
Siklus pendapatan merupakan serangkaian aktivitas operasi berupa penyediaan barang
atau jasa (penjualan), serta menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut.
Penjualan penting bagi keberlanjutan suatu usaha karena setiap penjualan selalu bermuara
pada kas. Jumlah penerimaan kas yang banyak mencerminkan wujud baiknya penjualan,
diikuti dengan pengeluaran biaya yang lebih rendah. Dengan begitu, tujuan usaha untuk
memperoleh laba dapat tercapai. Informasi mengenai aktivitas siklus pendapatan berpengaruh
terhadap berjalannya siklus akuntansi lainnya. Contoh sistem pengeluaran dan produksi
menggunakan transaksi penjualan untuk memulai pembelian atau produksi atas persediaan
1
untuk memenuhi permintaan. Siklus penggajian menggunakan informasi penjualan untuk
menghitung komisi dan bonus. Selain itu, informasi pendapatan berguna dalam penyusunan
laporan keuangan yang akan digunakan pihak-pihak untuk pengambilan keputusan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan
menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut. Kegiatan bisnis
dalam siklus pendapatan meliputi menerima pesanan pelanggan, mengirim pesanan,
menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun pelanggan. Siklus
pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan tunai, sistem
penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga fungsi dasar
SIA dalam siklus pendapatan, antara lain :
Dalam proses pencatatan transaksi pendapatan, terdapat sejumlah akun yang biasanya
dipergunakan oleh entitas usaha terkait dengan proses akuntansi kegiatan entitas usaha dalam
memperoleh pendapatan. Pada perusahaan dagang pendapatan diawali dengan terjadinya
penjualan barang atau jasa baik secara tunai ataupun kredit dan kemudian diakhiri dengan
penerimaan kas oleh perusahaan. Pada siklus pendapatan di perusahaan dagang, transaksi
yang terjadi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu kelompok akun:
3
1) Penjualan, baik penjualan yang dilakukan secara tunai maupun penjualan kredit.
2) Penerimaan kas, yang berasal dari penjualan tunai maupun penerimaan piutang yang
berasal dari penjualan kredit dan kelompok akun.
3) Penyesuaian Penjualan, yaitu akun-akun potongan penjualan, retur penjualan dan
penyisihan penjualan, penyisihan/cadangan penghapusan piutang tak tertagih dan beban
penghapusan piutang tak tertagih.
Selain itu terdapat akun yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang terjadi pada
siklus-siklus lain yang terjadi pada kegiatan perusahaan, yaitu akunakun Harga Pokok
Penjualan, Persediaan Barang Dagangan dan akun Kas, namun demikian pembahasan pada
bab ini akan lebih terarah pada akun yang berkaitan langsung dengan transaksi pendapatan
dan piutang.
4
Fungsi, Dokumen dan Catatan Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
Setiap akun yang terkait pada tahapan transaksi penjualan memiliki hubungan dan
keterkaitan yang erat. Kesalahan pencatatan pada satu akun transaksi akan menyebabkan
kesalahan pada minimal satu akun lain, bahkan sangat mungkin akan mempengaruhi
beberapa akun transaksi dan berdampak pada perhitungan laba rugi perusahaan. Hal ini harus
menjadi perhatian auditor pada saat pelaksanaan penugasan audit berlangsung.
Dari sisi penjual barang, penjualan dalam jumlah besar umumnya dilakukan secara
kredit (on account) dibandingkan dengan cara tunai. Pabrikan menjual barang hasil
produksinya secara kredit kepada pedagang besar, dengan memberikan potongan tunai pada
persentase tertentu apabila piutang dibayar sebelum jatuh tempo ataupun pada jangka waktu
tertentu yang diperjanjikan. Sebagai contoh terminologi penjualan dengan syarat 2/10;n/30
berarti pembeli akan mendapat potongan tunai 2% jika membayar utangnya dalam waktu 10
hari, dan jatuh tempo utang pembeli adalah dalam waktu 30 hari.
Selain potongan penjualan, pada transaksi jual beli dapat juga terjadi retur atau
pengembalian barang. Retur dapat terjadi karena barang yang diterima oleh pembeli tidak
5
sesuai pesanan atau karena barang tersebut cacat. Saat barang tidak sesuai dengan pesanan,
pada umumnya penjual memberikan pilihan, apakah akan di retur atau diterima namun
penjual akan memberikan potongan (allowances) tambahan sebagai kompensasi pembeli mau
menerima barang yang tidak sesuai spesifikasinya dengan pesanan.
Tujuan utama dari audit terhadap siklus pendapatan adalah agar auditor mendapatkan
bukti yang cukup dan kompeten dalam membuktikan kewajaran pada setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan terkait dengan transaksitransaksi dan saldo-saldo akun pendapatan
perusahaan. Mengulang dari bagian mengenai asersi manajemen, terdapat lima kategori asersi
manajemen yang berkaitan dengan tujuan audit khusus siklus pendapatan.
Penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan menghadapi
risiko yang terjadi karena penjualan kredit itu sendiri, yaitu adanya risiko piutang yang ada
dari transaksi penjualan tidak dapat dibayar oleh para pelanggannya. Sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku umum, perusahaan dituntut untuk dapat melakukan penilaian
terhadap tingkat ketertagihan piutang dan membentuk penyisihan terhadap piutang-piutang
yang memiliki kemungkinan tidak dapat tertagih. Auditor pada saat mengaudit siklus
penjualan dituntut untuk dapat meyakini kewajaran saldo piutang tersebut.
6
Untuk mencapai setiap tujuan audit khusus, dalam rangka menilai asersi manajemen
pada siklus pendapatan, auditor membuat perencanaan dan menggunakan berbagai prosedur
audit yang akan dilakukan dalam pengujian yang disusun dalam suatu audit program. Audit
prosedur yang dipilih bervariasi untuk setiap tujuan audit khusus. Tabel berikut memberikan
gambaran mengenai keterkaitan antara asersi, jenis pengujian transaksi atau pengujian saldo,
serta tujuan audit khusus pada perusahaan dagang.
7
Saldo Catatan detail dari penjualan telah
diidentifikasikan dan diklasifikasi secara
memadai pada laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai terhadap
piutang usaha telah dibuat oleh perusahaan.
Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan rekening
cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal
tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika
tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan
memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak
biasa, yang membutuhkan penyelidikan khusus.
b. Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk
memperkirakan besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan
8
penjualan, dan laba kotor perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian
penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporakan dalam laporan keuangan.
Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang
dilakukan sambil auditor melakukan pengujian bertujuan ganda. Bagian dari audit yang
paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk
piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus
melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan,
penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi
menjadi 2 hal yaitu:
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing-
masing debitur(pelanggan) dengan auditor. Konfirmasi piutang usaha di bagi atas konfirmasi
positif dan konfirmasi negatif
Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit
yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya
dianggap bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang
bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam
satuan usaha yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta
konfirmasi piutang dalam suatu audit.
9
1) Menilai atau mengevaluasi Kecukupan cadangan Kerugian Piutang meliputi:
Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal dan
horisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku
besar.
2) Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam
daftar piutang
3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening yang
telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan.
4) menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen
cadangan yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia
keseluruhan.
5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian
dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.
a. Entri penjulan
b. Pengiriman
c. Penagihan
d. Penerimaan kas
10
Dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan antara lain :
Pengertian penerimaan kas menurut para ahli seperti Ardiyos, Sudarmo, dan Mulyadi
memiliki eksistensi makna yang sama. Yaitu kas yang diterima perusahaan yang bersifat
dapat segera digunakan. Baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang
dapat menambah kas perusahaan. Namun, penerimaan kas perusahaan secara umum berasal
dari dua sumber utama, yakni penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari
penjualan kredit. Menurut Ardiyos Pengertian cash receipt (Penerimaan Kas) adalah semua
bagian (items) dari mana perusahaan menerima aliran kas masuk selama periode keuangan
tertentu. Komponen yang paling umum yang termasuk ke dalam penerimaan kas adalah
penjualan tunai, pengumpulan piutang dan penerimaan kas lainnya.
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yakni penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Secara Umum penerimaan kas
11
adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat
berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi
perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat
menambah kas perusahaan (Andi Fachruddin, 2012).
1. Fungsi penjualan. Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembelian, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga ke bagian kas.
2. Fungsi kas. Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab sebagai
penerimaan kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang. Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman.
4. Fungsi pengiriman. Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari pembeli.
5. Fungsi Akuntansi. Bagian ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
Dalam prosedur penerimaan kas, secara umum berkenaan dengan konsep dasar
akuntansi yang ditandai dengan penerimaan pembayaran harga barang dari pembeli dan
pemberian tanda pembayaran/faktur penjualan tunai kepada pembeli. Selanjutnya, pembeli
tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. Prosedur
penerimaan kas yang biasanya dilakukan bisa beragam, seperti penerimaan kas dari
langganan, pembuatan voucher penerimaan kas, penyetoran kas ke bank, pencatatan buku kas
dan bank (Laporan mutasi kas dan bank), serta stok opname kas harian
12
sedangkan invoice lembar ketiga akan di arsip bersama dengan Voucher Penerimaan
Kas.
2. Pembuatan Voucher Penerimaan Kas
Voucher penerimaan kas merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penerimaan
kas yang akan dilampirkan dengan invoice (copy kasir). Kemudian, diarsipkan sesuai
dengan nomor urut voucher penerimaan kas. Voucher ini memberikan berbagai
informasi. Antara lain: tanggal, jenis voucher penerimaan kas (keci/besar), nomor
invoice, nama langganan, jumlah penerimaan kas, tanda-tangan petugas kasir, dan tanda
tangan pihak yang memeriksa dan yang menyetujui.
3. Penyetoran Kas ke Bank
Hampir setiap perusahaan akan menyetorkan uang ketika telah menerima uang
kas. Penyetoran ke bank dilakukan dengan membuat Slip Setoran Bank beserta dengan
uang kas yang disetor ke bank.
4. Pencatatan Buku Kas dan Laporan mutasi kas
Dalam prosedur ini, Ada 3 (tiga) tahap pembuatan laporan yaitu, laporan pada saat
penerimaan kas, laporan pada saat penyetoran kas ke bank, kemudian penandatanganan
persetujuan di buku kas dan bank oleh kasir. Laporan pada saat penerimaan kas dibuat
berdasarkan voucher penerimaan kas. Sedangkan laporan saat penyetoran kas ke bank
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu saldo kas berkurang dan saldo kas bertambah.
5. Stok Opname Kas Harian
Prosedur penerimaan kas diakhiri dengan stock opname kas untuk mencocokkan saldo
fisik kas dengan saldo menurut laporan buku kas. Stock opname kas harian dilakukan
untuk bahan rujukan jika terjadi perbedaan antara saldo buku kas dengan saldo fisik.
Stok opname kas juga bisa dilakukan pada waktu tertentu oleh perusahaan untuk proses
audit (pemeriksaan) saldo kas. Prosedur penerimaan kas harus terkontrol dengan baik
dan benar supaya kegiatan akuntansi dalam bisnis menjadi lancar. Saat ini, sistem
penerimaan kas perusahaan Anda akan sangat terbantu dengan hadirnya software aplikasi
kas jurnal.
13
c. Pita register kas. Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh
bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat
dalam jurnal penjualan.
d. Credit card sales slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu
kredit.
e. Bill of loading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahaan dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
f. Faktur penjualan COD. Digunakan untuk merekam penjualan COD.
g. Bukti setor kas. Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank.
h. Rekap harga pokok penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produksi yang dijual selama satu periode.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjulan setiap jenis produk yang dijualnya selama janga waktu tertentu, dalam
jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi
penjualan menurut jenis produk tersebut.
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan
kas dari berbagai sumber, diantaranya penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi
akunatnsi untuk mencatat harga pokokproduk yang dijual.
14
4. Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu
persedian ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian
barang yang disimpan digudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas
persedian yang disimpan digudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan
unuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2.2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
dan Piutang
Dokumen yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai adalah :
Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
Dokumen ini dihasilkan oleh fungi kas dengan cara mengoperasikan mesin register.
Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan
merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan
diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi
perusahaan yang menjual barang atu jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi
sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk
transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu ktedit.
15
4. Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang
kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.
Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam
jurnal penerimaan kas.
Dokumen ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk
yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang
dijual.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
1. Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang
dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat
oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui penagih
perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan
ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu
piutang. Karena surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
16
2. Daftar Surat Pemberitahuan
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau
fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi
sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek,
dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari.
Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.
Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam
jurnal penerimaan kas.
4. Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para
debitur yang melakukan penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda
penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan cancalled
check kepada chack issuer. Jika cancalled chack dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsi oleh cancallad check.
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk tujuan pencatatan kas
yang diterima oleh suatu bisnis dari sumber manapun. Sumber utama penerimaan kas dalam
bisnis adalah sebagai berikut:
17
• Pinjaman dari individu, bank atau lembaga keuangan lainnya.
Bergantung pada kebutuhan bisnis, format jurnal penerimaan kas yang berbeda
digunakan. Untuk memahami prosedur perekaman, format sederhana diberikan di bawah ini:
Tujuan dari berbagai kolom pada jurnal penerimaan kas di atas dijelaskan di bawah ini:
1. Date. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal penerimaan uang tunai oleh
bisnis.
2. Accounts credited. Kolom akun yang dikreditkan digunakan untuk memasukkan
judul masing-masing akun tempat penerimaan uang tunai.
3. Posting reference(PR). Kolom referensi posting digunakan untuk menuliskan jumlah
akun buku besar pada saat posting.
4. Cash. Kolom kas digunakan untuk mencatat jumlah kas yang diterima.
5. Discount. Kolom diskon digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai yang
diperbolehkan pada saat menerima uang tunai dari pelanggan.
6. Sales. Kolom penjualan digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara
tunai.
7. Account Receivable (A/C R.A). Kolom piutang dagang digunakan untuk mencatat
kas yang diterima dari pelanggan.
8. Sundries. Kolom akun bermacam-macam digunakan untuk mencatat kredit ke setiap
akun yang tidak terdapat kolom khusus, misalnya penerimaan bunga, penerimaan
uang tunai untuk pengembalian barang dagangan yang dibeli secara tunai dll
(www.jurnal.id).
18
BAB III
PENUTUP
20
DAFTA R PUSTAKA
Irawady, Cahya. 2008. “Audit Siklus Pendapatan Dan Piutang Usaha.” E Jurnal Audit Siklus
Pendapatan Dan Piutang Usaha 1–44.
21