FAIR PRESENTATION
Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Resume Mata Kuliah Seminar Auditing
Disusun Oleh:
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
Pendidikan dan Profesi di bidang akuntansi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Devianti Yunita H, SE., MT., Ak,CA.
pada kuliah Seminar Auditing. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis,
sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi
yang sedang ditekuni.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Akhir kata penulis ingin menyampaikan tidak ada gading yang tak retak, penulis
menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
3.1. Kesimpulan....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan membutuhkan sebuah laporan yang dapat menggambarkan keadaan
perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja pada periode tertentu. Evaluasi yang
utama tentu saja mengenai keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut didapatkan
melalui laporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan perusahaan. Laporan Keuangan
adalah laporan yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan lengkap terdiri
dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Ekuitas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (SAK ETAP, Bab 3, paragraf 3.12).
Pada dasarnya tujuan laporan keuangana ini unutk memberikan informasi keuangan
dalam perusahaan. Laporan keuangan ini sangat lah penting terutama bagi pengguna
eksternal, oleh karena itu diperlukan pihak ketiga yang independen untuk memastikan bahwa
laporan keuangan sudah disajikkan dengan wajar dan mencerminkan keadaan perusahaan
yang sesungguhnya. Oleh karena itu perlu dilaksanakan audit oleh auditor eksternal. Menurut
Agoes (2017) “Auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Hal ini pun sejalan
dengan pernyataan (Arens, 2017) yang menyatakan bahwa auditing merupakan pengumpulan
dan evaluasi bukti tentang informasiuntuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi tersebutdan kriteria yang telah ditetapkan.
Banyak pengguna laporan keuangan dan masyarakat umum yang masih bingung
antara konsep auditing dan akuntansi. Audit bertujuan untuk memperbesar tingkat keyakinan
bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan (pengguna laporan
keuangan) yang perlu dicapai oleh seorang auditor. Tujuan audit dapat dicapai saat auditor
memberikan opini terkait apakah laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku seperti IFRS atau GAAP. Dalam kaitannya dengan
sebagian besar kerangka kerja bertujuan umum, opini yang dimaksud adalah pada apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Salah satu pertimbangan penting dalam menyelesaikan audit adalah penentuan apakah
pengungkapan laporan keuangan tersebut telah memadai. Pengungkapan yang memadai
mencakup pertimbangan atas seluruh laporan keuangan termasuk catatan kaki yang terkait.
Jika dalam hasil yang disampaikan sampai salah saji maka akan berdampak sangat fatal
terhadap risiko pengambilan keputusan yang salah, dapat mempengaruhi pajak, denda, dan
audit, konsultan menjadi sulit melakukan analisa laporan keuangan, adanya biaya tambahan
bagi perusahaan, serta dapat memberikan citra buruk bagi perusahaan, dan lain-lain.
Maka dari itu memang tugas sebagai seorang auditor sangatlah besar karena jika
kualitas audit yang disampaikan sampai salah maka akan berakibat seperti pada pernyataan
yang berada diatas. Agar kualitas audit tetap terjaga, auditor harus berpedoman pada kode
etik akuntan publik, standar profesi, dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di
Indonesia. Dalam mengaudit, auditor juga harus mempertahankan integritas serta sikap
objektif sehinga tidak terjadi bias. Namun, pada akhir-akhir ini tepatnya pada tahun 2019 di
mana setelah terbongkarnya kasus pada PT Garuda Indonesia, Tbk kualitas audit yang
dihasilkan akuntan publik kembali menjadi sorotan masyarakat karena kasus tersebut
melibatkan auditor independen. Dalam kasus tersebut, diketahui bahwa laporan keuangan
tahun 2018 milik PT Garuda Indonesia Group mencatat laba bersih sebesar USD809,85 ribu
atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Jumlah ini naik cukup
signifikan dibanding tahun 2017 yang mengalami kerugian sebesar USD216,5 juta. PT
Garuda Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki
utang kepada PT Garuda Indonesia Group. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang
terkait pemasangan wifi yang belum dibayarkan. Melalui siaran pers no. SP-33/KLI/2019
tanggal 28 Juni 2019, Kementerian Keuangan memberikan sanksi kepada Akuntan Publik
Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan
dengan membekukan izin selama 12 bulan terhadap Akuntan Publik Kasner Sirumapea yang
dianggap melakukan pelanggaran berat yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap opini Laporan Auditor Independen, serta peringatan tertulis dan kewajiban untuk
melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan review oleh
BDO International Limited kepada Kantor Akuntan Publik Tanubrata, Sutanto, Fahmi,
Bambang & Rekan. Berdasarkan siaran pers tersebut, Kementerian Keuangan yang
berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), dan regulator lain melakukan pemeriksaan dengan hasil bahwa Akuntan Publik
Kasner Sirumapea belum memenuhi Standar Audit (SA) – Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yaitu SA 315 mengenai Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan
Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya, SA 500 mengenai
Bukti Audit, dan SA 560 mengenai Peristiwa Kemudian, dan KAP belum menerapkan Sistem
Pengendalian Mutu KAP secara optimal terkait dengan konsultasi pihak ekternal. Pengenaan
sanksi dan pemeriksaan tersebut dilakukan dalam rangka pembinaan profesi keuangan dan
perlindungan terhadap kepentingan publik dengan mempertimbangkan tanggung jawab AP
dan KAP serta Emiten secara proporsional.
Dari adanya fenomena yang disampaikan diatas bahwa pengaruh dari akuntabilitas
pernyataan wajar dan independensi seorang auditor dalam melakukan audit, pada akhirnya
akaan sangat mempengaruhi kualitas audit yang dilaksanakan. Dalam kasus PT Garuda
Indonesia, auditor yang mengaudit laporan keuangannya melanggar etika profesi mengenai
prinsip kompetensi serta sikap kecermatan serta kehati-hatian profesional karena dianggap
kurang cermat dalam menganalisis transaksi yang terjadi pada tahun 2018, yaitu memasukkan
keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki utang kepada PT Garuda
Indonesia Group.
Dalam kasus diatas dapat menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
Garuda Indonesia tidak menggambarkan kondisi Garuda Indonesia yang sesungguhnya.
Kurangnya system pengendalian intern yang baik menyebabkan informasi yang dihasilkan
kurang relevan.
3
4
untuk melayani tidak hanya kebutuhan saat ini di pasar investasi tetapi akhirnya
sebagai sarana untuk kebijakan publik.
2.2. Kerangka Pelaporan Keuangan
Menurut Arens (2017:51) dan SA 705 paragraph 7-15 opini auditor dibagi
menjadi 5, yaitu:
1. Standard Unmodified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian)
Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan pada keseluruhan laporan
keuangan. Dan laporan keuangan dibuat berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku atau SAK. Dengan syarat laporan keuangan mampu memenuhi hal
berikut ini maka akan terjadi opini wajar tanpa pengecualian.
a. Laporan keuangan pada proses audit disajikan secara lengkap dan baik.
8
diterbitkan mendapat opini tidak wajar apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau
menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan
perusahaan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan IFRS.
5. Disclaimer (Tidak Memberikan Pendapat)
Pernyataan tidak memberikan pendapat yang menyatakan bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan
saat auditor merasa tidak puas dengan seluruh laporan keuangan yang
disajikan. Suatu laporan audit yang tidak diberikan pendapat yaitu apabila
auditor tidak dapat meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar atau auditor merasa tidak
independen. Hal ini dapat dilakukan oleh auditor jika saat pada tahapan
awal persiapan audit, perusahaan yang akan diaudit tersebut memiliki
integritas yang kurang dan/atau setelah mengobservasi terlebih dahulu
melalui tim pengendalian internal perusahaan yang diaudit ternyata
pengendalian internal nya sudah ketahuan buruk. Maka auditor boleh untuk
tidak memberikan pendapat.
Dalam merumuskan opini tersebut, auditor mempertimbangkan beberapa
hal diantaranya:
1. Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan penting dalam menentukan jenis
laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu (Arens, 2017:60).
Auditor akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas
yang sebenarnya?
b. Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal dari
periode yang lalu), secara terpisah atau tergabung dapat menyebabkan
salah saji yang material?
Materialitas diatur dalam SA 700 paragraph 10-15.
2. Bukti audit
10
SA 706 Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain Dalam
Laporan Auditor Independen
Tabel 2.2
SA 700
SA 700
berlaku.
● Paragraph 13: Secara khusus, auditor harus mengevaluasi
● Paragraph 14: Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan
suatu kerangka penyajian wajar, pengevaluasian yang
diharuskan oleh paragraf 12-13 juga harus mencakup apakah
laporan keuangan mencapai penyajian wajar.
● Paragraph 15: Auditor harus mengevaluasi apakah laporan
keuangan merujuk secara memadai pada, atau menjelaskan,
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Tanpa Modifikasian
Tabel 2.3
SA 705
SA 705
Auditor b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
SA 706
Jawab atas Tata laporan auditor dengan pihak yang bertanggung jawab atas
Kelola tata kelola.
SA 800
SA 805
Perumusan opini ● Paragraph 11: Pada waktu perumusan opini dan pelaporan
dan atas suatu laporan keuangan tunggal atau unsur tertentu
pertimbangan dalam laporan keuangan, auditor harus menerapkan
Penelitian ini dilakukan oleh Haris Arrasyid dan Mujennah (2020). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja pertimbangan auditor dalam
merumuskan opini audit going concern pada perusahaan go public di BEI.
Variabel-variabel yang terkait dengan determinan pertimbangan auditor dalam
penelitian ini diantaranya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
kondisi keuangan, financial distress, dan leverage.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kondisi keuangan, financial distress, dan
leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.
25
berfungsi dalam penerapan akuntansi, pengelolaan BMD dan tindak lanjut temuan
BPK di SKPD jangka panjang, membuat rencana aksi dengan melibatkan
Pemerintah Daerah dan BPKP Provinsi Maluku, mengadakan bimtek ataupun
diklat yang bersifat aplikatif yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah
untuk menciptakan akuntan yang handal, meningkatkan kapabilitas APIP dan
penguatan SPIP secara serius dengan melakukan MOU antara Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian dengan Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Maluku.
2.6.3. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya, Debt Default dan Profitabilitas
terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan
Sektor Infrastruktur, Utilitas, Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2018)
Penelitian ini dilakukan oleh Sri Utami pada tahun 2020. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menguji pengaruh opini audit tahun sebelumnya, debt default dan
profitabilitas terhadap opini audit going concern Pada Perusahaan Sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2014-2018.
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern karena salah satu
pertimbangan auditor pada pemberian opini adalah opini audit tahun sebelumnya.
Auditor akan membandingkan data pada tahun kerja dengan data pada tahun
sebelumnya. Karena kondisi keuangan perusahaan tidak menunjukkan
peningkatan dari tahun sebelumnya, sehingga auditor menerbitkan opini audit
going concern.
Sedangkan debt default tidak berpengaruh terhadap opini going concern
karena auditor tidak memberikan pernyataan opini audit going concern
berdasarkan status hutang perusahaan. Namun auditor lebih menilai bagaimana
upaya perusahaan dalam kelangsungan usahanya dari faktor produksinya maupun
penjualannya meskipun perusahaan belum membayarkan hutangnya tetapi dalam
upaya perusahaan berjalan efektif, maka auditor akan mempertimbangkan hal lain
dalam mengeluarkan opini audit going concern dan profitabilitas tidak
27
berpengaruh terhadap opini audit going concern karena adanya financial leverage
yang ditanggung perusahaan relatif tinggi, sehingga peningkatan laba yang
diperoleh perusahaan tidak diimbangi dengan penurunan kewajiban yang dimiliki
oleh perusahaan. Selain itu, auditor tidak hanya mendasarkan pada profitabilitas
untuk menerbitkan opini audit going concern, namun auditor juga akan melihat
dan menganalisis seluruh rasio keuangan perusahaan dalam rangka penerbitan
opini audit going concern.
2.6.4. Faktor yang Menyebabkan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan Wajar
Dengan Pengecualian
Penelitian ini dilakukan oleh Novita Anggraini dan Sugeng Praptoyo pada
tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor
yang menyebabkan auditor memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atas
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya tahun 2010 dan 2011.
Dari hasil penelitian menunjukan Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Surabaya tahun 2010 dan 2011, yang menyebabkan mendapat opini Wajar
Dengan Pengecualian dikarenakan adanya penyajian piutang pajak belum
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, penerimaan dan
pengeluaran terkait kontruksi dan pemeliharaan jaringan utilitas tidak melalui
mekanisme APBD, dan Pemerintah Kota Surabaya belum bisa menunjukkan bukti
penguasaan dan kepemilikan atas Mobil Tangga Pemadam Kebakaran Min 52M
hasil pengadaan Tahun 2010. Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya
tahun 2010, faktor yang menyebabkan mendapat opini Wajar Dengan
Pengecualian lebih dominan terhadap kelemahan sistem pengendalian intern.
Sedangkan pada tahun 2011 lebih dominan pada faktor ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fair Presentation adalah konsep yang menuntut adanya informasi laporan
keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi
keuangan,hasil operasi, dan aliran kas perusahaan. Dengan demikian fair
presentation merupakan suatu penyajian wajar dalam menyajikan informasi dalam
laporan keuangan entitas. Kewajiban untuk melaporkan sesuai dengan kebenaran
dan ketepatan. Penemuan-penemuan, kesimpulan, dan laporan-laporan audit harus
dapat mencerminkan secara benar, tepat, dan lengkap seluruh aktivitas audit.
Setiap pendapat-pendapat yang berbeda dan tidak terpecahkan diantara team audit
dengan auditee dan setiap kendala yang terjadi harus dilaporkan. Auditing
berkonsentrasi pada kewajaran data keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Kewajaran data keuangan merupakan cerminan dari kondisi keuangan
yang benar-benar terjadi di sebuah entitas. Istilah untuk menyebut hal tersebut
adalah “presents fairly”. Inti dari auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor
untuk memberikan pendapatnya mengenai penyajian yang wajar dalam data
keuangan. Auditor bertanggung jawab atas opini yang dia berikan, maka dari itu
konsep “fairly presentation” atau penyajian yang wajar sangat penting agar
auditor dapat memberikan opini yang benar.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30