Anda di halaman 1dari 147

QUIZ 01

ANALYZING TRANSACTIONS, ADJUSTING PROCESS


AND ACCOUNTING CYCLE

PAPER

Untuk Memenuhi Persyaratan pada Mata Kuliah


Pengantar Akuntansi
Dosen: Rizcky Oktavia Nur, S.E., M.M., Ak., CA.

Oleh:

ARVIYORI
215020200111032

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syujur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas
karya ilmiah mata kuliah pengantar akuntansi ini bisa terselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu
hingga selesainya tugas karya ilmiah ini. Pada kesempatan ini pula penulis ingin
menucapkan terima kasih kepada Bapak Rizcky Oktavia Nur, selaku dosen
pengantar akutansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen yang telah
memberikan pengajaran serta bimbingan.

Penulis tentu menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk karya ilmiah
ini, supaya karya ilmiah ini nantinya dapat menjadi karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan ada karya ilmiah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 10 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
RPS 01 ....................................................................................................................................... 5
1.1. DEFINISI AKUNTANSI ................................................................................................. 5
1.2. PENGGUNA INFORMASI AKUNTANSI ........................................................................ 6
1.3. STANDAR AKUNTANSI DAN PRINSIP PENGUKURAN ................................................. 7
1.4. PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN ............................................................................... 9
1.5. ASUMSI DASAR AKUNTANSI.................................................................................... 12
1.6. ETIKA DALAM PENYUSUNAN LAPORAN .................................................................. 15
1.7. PELAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN KEUANGAN ............................................ 17
1.8. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN ........................................................................... 17
RPS 02 ..................................................................................................................................... 20
2.1. BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN BERDASARKAN BADAN HUKUM ......................... 20
2.2. JENIS – JENIS TRANSAKSI BISNIS (TRANSAKSI PENJUALAN,PEMBELIAN,
PEMBAYARAN KAS, DAN PENERIMAAN KAS) ......................................................... 23
2.3. JENIS-JENIS DOKUMEN DALAM TRANSAKSI BISNIS: INVOICE, CREDIT NOTE, DAN
REMITTANCE ADVICE .............................................................................................. 24
2.4. PROSES DAN PROSEDUR DALAM PENGAMANAN ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM
TRANSAKSI BISNIS YAITU PENGGUNAAN KAS, CEK, KARTU KREDIT, DAN KARTU
DEBIT ....................................................................................................................... 28
2.5. STUDI KASUS KONSEP JENIS TRANSAKSI BISNIS DAN METODE
PENDOKUMENTASIAN ............................................................................................ 30
RPS 03 ..................................................................................................................................... 33
3.1. PROSES PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS DENGAN SISTEM AKUNTANSI............... 33
3.2. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI............................................................................ 35
3.3. LAPORAN KEUANGAN ............................................................................................. 39
3.4. STUDI KASUS KONSEP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI ....................................... 42

3
RPS 04 ..................................................................................................................................... 45
4.1. PENGENALAN AKUN................................................................................................ 45
4.2. PENJURNALAN ........................................................................................................ 49
4.3. STUDI KASUS PENJURNALAN .................................................................................. 50
RPS 05 ..................................................................................................................................... 54
5.1. BUKU BESAR ............................................................................................................ 54
5.2. NERACA SALDO ....................................................................................................... 60
5.3. STUDI KASUS PENJURNALAN .................................................................................. 64
RPS 06 ..................................................................................................................................... 71
6.1. TIMING ISSUE .......................................................................................................... 71
6.2. DASAR-DASAR PENYESUAIAN ................................................................................. 74
6.3. NERACA SALDO DISESUAIKAN ................................................................................ 84
6.4. STUDI KASUS KONSEP PENYESUAIAN ..................................................................... 85
RPS 07 ..................................................................................................................................... 92
7.1. KERTAS KERJA.......................................................................................................... 92
7.2. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ..................................................................... 95
7.3. STUDI KASUS SIKLUS AKUNTANSI ........................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 103
LAMPIRAN TUGAS TULIS TANGAN ........................................................................................ 104

4
RPS 01

KONSEP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

1.1. DEFINISI AKUNTANSI

Akuntansi merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan

mengomunikasikan transaksi keuangan dan mengola data transaksi yang

berfungsi menyediakan informasi kwantitatif tentang kondisi keuangan dan

hasil operasi perusahaan. Yang diharapkan bermanfaat dalam mengambil

keputusan ekonomis. Pengertian ini menekankan pada peranan

akuntansi, yaitu untuk memberikan informasi bagi kepentingan para

pemakai daftar keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

Pengertian akuntansi menurut para ahli:

a. American Accounting Association (AAA):

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan

pelaporan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian

dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi pihak yang

menggunakan informasi tersebut.

b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA):

Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan

transaksi kejadian dalam bentuk satuan uang yang tepat (berdaya

guna) dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

c. Definisi akuntansi menurut Financial Accounting Standards Board

(FASB) (2017) merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan

5
suatu informasi kuantitatif yang kemudian digunakan untuk

pengambilan keputusan ekonomi.

1.2. PENGGUNA INFORMASI AKUNTANSI

Pada dasarnya pengguna akuntansi dibagi menjadi dua, yaitu

pengguna internal dan pengguna eksternal.

Pengguna internal informasi akuntansi terdiri dari manager dan

pemilik perusaan itu sendiri. Ini termasuk manajer pemasaran, supervisor

produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan. Manager di anggap

sebagai agen pemilik organisasi karena mereka bertanggung jawab atas

kegiatan sehari-hari perusahaan. Mulai dari kegiatan merencanakan,

mengatur, dan menjalankan bisnis perusahaan. Pengguna internal

memerlukan informasi akuntansi yang digunakan untuk mengambil

keputusan didalam perusahaan. Akuntansi manajerial sangat berperan

dalam menyediakan laporan internal perusahaan. Laporan ini digunakan

sebagai perbandingan keuangan alternatif operasi, proyeksi pendapatan

dari kampanye penjualan baru, dan perkiraan kebutuhan uang tunai untuk

tahun depan.

Pengguna eksternal informasi terdiri dari individu dan organisasi di

luar perusahaan yang menginginkan informasi keuagan perusahaan. Contoh

pengguna eksternal terdiri dari: instansi pemerintah, investor, dan kreditur.

Investor (pemilik) menggunakan informasi akuntansi untuk membuat

keputusan membeli, menahan, atau menjual saham kepemilikan suatu

perusahaan. Kreditur (seperti pemasok dan bankir) menggunakan informasi

akuntansi untuk mengevaluasi risiko pemberian kredit atau peminjaman

6
uang. Pihak eksternal berhak mengetahui laporan informasi keuangan

perusahan dalam rangka menentukan kebijakan kedepanya terhadap

perusahaan tersebut. Kebutuhan informasi pengguna eksternal sangat

bervariasi. Sebagai contoh: Otoritas perpajakan, seperti Administrasi

Perpajakan Negara di Republik Rakyat Tiongkok (CHN), ingin mengetahui

apakah perusahaan mematuhi undang-undang perpajakan. Badan pengatur,

seperti Autorité des Marchés Financiers (FRA) atau Federal Trade

Commission (USA), ingin mengetahui apakah perusahaan beroperasi dalam

aturan yang ditentukan.

Untuk menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya, pengguna

internal membutuhkan informasi rinci secara tepat waktu. Akuntansi

manajerial menyediakan laporan internal untuk membantu pengguna

membuat keputusan tentang perusahaan mereka. Contohnya adalah

perbandingan keuangan dari alternatif operasi, proyeksi pendapatan dari

kampanye penjualan baru, dan perkiraan kebutuhan uang tunai untuk tahun

depan.

1.3. STANDAR AKUNTANSI DAN PRINSIP PENGUKURAN

Standa Akutansi

Dalam proses pembuatan laporan keuangan harus memperhatikan

standar penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan harus sesuai

dengan standard akuntansi yang dikeluarkan oleh badan penetapan standar.

Saat ini, ada dua badan penyusun standar akuntansi utama yaitu Dewan

Standar Akuntansi Internasional (IASB) dan Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (FASB). Lebih dari 130 negara mengikuti standar yang disebut

7
sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). IFRS ditetapkan

oleh IASB. Sebagian besar perusahaan di Amerika Serikat mengikuti standar

yang dikeluarkan oleh FASB, yang disebut sebagai prinsip akuntansi yang

berlaku umum (GAAP). Dalam lingkup global tentunya memiliki system

standar akuntansi yang berbeda-beda. Dalam rangka meningkatkan

komparabilitas, dalam beberapa tahun terakhir dua badan pengaturan

standar telah melakukan upaya untuk mengurangi perbedaan antara IFRS

dan US GAAP. Proses ini disebut sebagai konvergensi. Sebagai hasil dari

upaya konvergensi ini, kemungkinan suatu hari nanti akan ada satu set

standar akuntansi berkualitas tinggi yang digunakan oleh perusahaan di

seluruh dunia.

Prinsip Pengukuran

IFRS umumnya menggunakan salah satu dari dua prinsip

pengukuran, prinsip biaya historis atau prinsip nilai wajar. Pemilihan prinsip

mana yang harus diikuti umumnya berhubungan dengan pertukaran antara

relevansi dan representasi yang tepat. Relevansi berarti bahwa informasi

keuangan mampu membuat perbedaan dalam suatu keputusan.

Representasi yang setia berarti bahwa angka-angka dan deskripsinya cocok

dengan apa yang benar-benar ada atau terjadi.

Prinsip Biaya Historis

Prinsip biaya historis (atau prinsip biaya) menentukan bahwa

perusahaan mencatat aset dengan biaya mereka. Hal ini berlaku tidak hanya

pada saat aset tersebut dibeli, tetapi juga selama aset tersebut dipegang.

Misalnya, jika Gazprom (RUS) membeli tanah seharga py300.000,

perusahaan awalnya melaporkannya dalam catatan akuntansinya seharga

8
py300.000. Tapi apa yang dilakukan Gazprom jika, pada akhir tahun depan,

nilai wajar tanah itu meningkat menjadi py400.000? Di bawah prinsip biaya

historis, ia terus melaporkan tanah dengan harga py300,000.

Prinsip Nilai Wajar

Prinsip nilai wajar menyatakan bahwa aset dan kewajiban harus

dilaporkan pada nilai wajar (harga yang diterima untuk menjual aset atau

menyelesaikan kewajiban). Informasi nilai wajar mungkin lebih berguna

daripada biaya historis untuk jenis aset dan liabilitas tertentu. Misalnya,

sekuritas investasi tertentu dilaporkan pada nilai wajar karena informasi nilai

pasar biasanya tersedia untuk jenis aset ini. Dalam menentukan prinsip

pengukuran mana yang akan digunakan, perusahaan mempertimbangkan

sifat faktual dari angka biaya versus relevansi nilai wajar. Secara umum,

meskipun IFRS memungkinkan perusahaan untuk menilai kembali properti,

pabrik, dan peralatan dan aset berumur panjang lainnya ke nilai wajar,

sebagian besar perusahaan memilih untuk menggunakan biaya. Hanya

dalam situasi di mana aset diperdagangkan secara aktif, seperti sekuritas

investasi, perusahaan docompanies menerapkan prinsip nilai wajar secara

luas

1.4. PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN

Menurut IAI (2007) Pengguna laporan keuangan meliputi investor

sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok

dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-

lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan

9
untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa

kebutuhan ini meliputi :

a. Investor. Penanam modal berisiko dan penasihat mereka

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil

pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka

membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus

membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang

saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka

untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

memberikan balas jasa, imbalan pascakerja. dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi

keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah

pinjaman serta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha

lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat

jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam

lenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman

kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada

kelangsungan liidup perusahaan.

10
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi

mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka

terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung

padi perusahaan.

f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di

bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya

dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka

juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat. Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam

berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapal memberikan kontribusi

berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang

dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapal membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan

terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum.

Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan

informasi setiap pengguna. Berhubung para investor merupakan

penanam modal berisiko ke perusahaan, maka ketentuan laporan

keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi

sebagian besar kebutuhan pengguna lain.

11
1.5. ASUMSI DASAR AKUNTANSI

Asumsi dasar akuntansi adalah sebuah struktur dasar dalam proses

pencacatan akutansi yang digunakan sebagai tinjaun bagaimana transaksi

keuangan dicatat. Asumsi dasar akuntansi terdiri dari:

a. Asumsi Unit Moneter

Asumsi unit moneter mengharuskan perusahaan memasukkan dalam

catatan akuntansi hanya data transaksi yang dapat dinyatakan dalam

bentuk uang. Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk mengukur

(mengukur) peristiwa ekonomi. Asumsi unit moneter sangat penting

untuk menerapkan prinsip biaya historis. Asumsi ini mencegah

masuknya beberapa informasi yang relevan dalam catatan akuntansi.

Misalnya, kesehatan pemilik perusahaan, kualitas layanan, dan moral

karyawan tidak termasuk. Alasannya: Perusahaan tidak dapat

mengukur informasi ini dalam bentuk uang. Meskipun informasi ini

penting, perusahaan hanya mencatat peristiwa yang dapat diukur

dengan uang. Di seluruh buku teks ini, kami menggunakan berbagai

mata uang dalam contoh dan materi akhir bab kami.

b. Asumsi Badan Ekonomi

Entitas ekonomi dapat berupa organisasi atau unit apa pun dalam

masyarakat. Ini mungkin perusahaan [seperti Telefónica (ESP)], unit

pemerintah (negara-kota Singapura), kotamadya (Toronto, Kanada),

distrik sekolah (Distrik St. Louis 48), atau gereja (Southern Baptist).

Asumsi entitas ekonomi mensyaratkan bahwa aktivitas entitas

dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas pemiliknya dan semua entitas

ekonomi lainnya. Sebagai ilustrasi, Sally Rider, pemilik Butik Sally,

12
harus menjaga biaya hidup pribadinya terpisah dari pengeluaran

butik. Demikian pula, Metro (DEU) dan Coca-Cola (AS) dipisahkan

menjadi entitas ekonomi yang terpisah untuk tujuan akuntansi.

 Kepemilikan

Bisnis yang dimiliki oleh satu orang umumnya adalah

kepemilikan (pro-prietorship). Pemilik sering menjadi manajer /

operator bisnis. Bisnis jenis layanan kecil (perusahaan pipa

ledeng, salon kecantikan, dan bengkel mobil), pertanian, dan

toko ritel kecil (toko barang antik, pakaian, toko, dan toko buku

bekas) sering kepemilikan. Biasanya hanya relatif sejumlah

kecil uang (modal) diperlukan untuk memulai dalam bisnis

sebagai kepemilikan. Pemilik (pemilik) menerima profit,

menderita kerugian, dan secara pribadi bertanggung jawab

atas semua hutang bisnis. Tidak ada perbedaan hukum antara

bisnis sebagai unit ekonomi dan pemilik, tetapi akuntansi.

Catatan kegiatan bisnis disimpan terpisah dari catatan pribadi

dan aktivitas pemiliknya.

 Kemitraan

Bisnis yang dimiliki oleh dua atau lebih orang yang

terkait sebagai mitra adalah kemitraan. Dalam banyak hal,

kemitraan itu seperti kepemilikan kecuali lebih dari satu

pemilik terlibat. Biasanya perjanjian kemitraan (ditulis atau

lisan) menetapkan istilah-istilah seperti investasi awal, tugas

masing-masing mitra, divisi laba bersih (atau rugi bersih), dan

13
penyelesaian yang harus dilakukan setelah kematian atau

penarikan dari mitra. Setiap mitra umumnya memiliki tanggung

jawab pribadi yang tidak terbatas untuk hutang dari kemitraan.

Seperti kepemilikan, untuk tujuan akuntansi transaksi

kemitraan harus dipisahkan dari kegiatan pribadi mitra.

Kemitraan sering digunakan untuk mengatur bisnis ritel dan

jenis layanan, termasuk praktik profesional (pengacara,

dokter, arsitek, dan akuntan publik sewaan).

 Perusahaan

Suatu bisnis yang diselenggarakan sebagai badan

hukum yang terpisah di bawah hukum korporasi dan memiliki

kepemilikan dibagi menjadi saham yang dapat dialihkan

adalah korporasi. Para pemegang saham (shareholders)

menikmati tanggung jawab terbatas; yaitu, mereka tidak

bertanggung jawab secara pribadi atas utang badan hukum.

Pemegang saham dapat mengalihkan seluruh atau sebagian

saham kepemilikannya kepada investor lain kapan saja (yaitu,

menjual sahamnya). Kemudahan kepemilikan dapat berubah

menambah daya tarik berinvestasi di perusahaan. Karena

kepemilikan dapat dialihkan tanpa membubarkan korporasi,

korporasi menikmati kehidupan yang tidak terbatas.

14
1.6. ETIKA DALAM PENYUSUNAN LAPORAN

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memberikan

informasi tentang kondisi keuangan perusahaan kepada para pembaca

laporan keuangan. Oleh karena itu laporan keuangan harus dibuat dengan

menggunakan etika penyusuanan laporan keuangan agar laporan tersebut

dapat dipertanggungjawabkan.

Standar perilaku di mana tindakan seseorang dinilai benar atau salah,

jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adil, adalah etika. Pelaporan keuangan

yang efektif tergantung pada perilaku etis yang baik. Untuk menyadarkan

pada situasi etis dalam bisnis. Ada beberapa langkah untuk menganalisis

kasus etika antara lain:

a. Mengenali etika situasi dan etika masalah yang terlibat. Gunakan

etika pribadi Anda untuk mengidentifikasi situasi etika dan masalah.

Beberapa bisnis dan organisasi profesional memberikan kode tertulis

dari etika untuk bimbingan di beberapa situasi bisnis.

b. Mengidentifikasi dan menganalisis elemen utama dalam situasi

tersebut. Mengidentifikasi para pemangku kepentingan orang atau

kelompok yang mungkin dirugikan atau diuntungkan. Berikan

pertanyaan: Apa itu tanggung jawab dan kewajiban dari pihak-pihak

yang terlibat?

c. Mengidentifikasi alternatif, dan menimbang dampak dari setiap

alternatif pada berbagai stakeholder. Pilih alternatif yang paling etis,

dengan mempertimbangkan semua konsekuensi. Terkadang ada

akan menjadi satu jawaban yang benar. Lain situasi melibatkan lebih

15
dari satu solusi yang tepat situasi ini membutuhkan evaluasi masing-

masing dan pilihan alternatif terbaik.

Dalam penyusunan laporan juga memperhatikan beberapa etika antara

lain:

a. Salah Saji

Salah saji adalah kecendrungan melakukan kesalahan dalam

penyajian dan penyusunan laporan keuangan, dimana kesalahan

pencatatat akuntansi dapat menyebabkan salah saji material pada

pelaporan keuangan.

b. Faktor pengungkapan

pengungkapan dalam penyusunan laporan keuangan harus jelas,

lengkap, dan dapat menggambarkan secara tepat kegiatan ekonomi

sesuai dengan keadaanya.

c. Faktor Biaya dan Manfaat

Faktor biaya dan manfaat adalah persepsi tentang beban perusahaan

di dalam melakukan pengungkapan. Manfaat yang diperoleh dengan

pengungkapan informasi yang sebenarnya yaitu memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya dalam membuat

keputusan.

d. Tanggung jawab

persepsi tentang tanggung jawab manjadikan penyusunan laporan

keuangan yang memberikan sumber informatif bagi penggunanya.

Prinsip tanggung jawab ini menekankan pada adanya sistem yang

jelas. Sehingga laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

16
1.7. PELAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi memiliki tiga kegiatan dasar yakni mengidentifikasi,

pencatatan, dan mengkomunikasikan hasil pencatatan. Dalam hal

mengkomunikasikan hasil pencatatan tersebut, ada dua hal yang harus

diperhatikan perbedaannya yakni pelaporan keuangan dan laporan

keuangan.

a. Pelaporan keuangan

Pelaporan keuangan merupakan proses penyampaian informasi

keuangan yang meliputi segala aspek didalamnya yakni misalnya

lembaga – lembaga terkait ataupun prinsip dan peraturan yang

berlaku. Pelaporan keuangan juga dapat didefinisikan sebagai

informasi keuangan yang disediakan perusahaan untuk membantu

para pengguna dengann keputusan alokasi modal perusahaan.

b. Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu media untuk

menyampaikan informasi keuangan dan menggambarkan kinerja

suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan keuangan

merupakan bagian dari pelaporan keuangan.

1.8. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan umum dalam pelaporan keuangan dijelaskan melalui SFAC

No. 8 yang merupakan terbitan terbaru. Dalam SFAC No. 8 dijabarkan

tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi

finansial mengenai entitas pelapor dimana informasi tersebut berguna untuk

para stakeholders yang sekarang, ataupun yang berpotensi menggunakan

17
informasi tersebut untuk membuat keputusan. Tujuan umum dari pelaporan

keuangan ini bukan didesain untuk menunjukan nilai dari perusahaan tetapi

menyediakan informasi untuk membantu para stakeholders melakukan

estimasi dari nilai pelaporan entitas.

Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang terpercaya. informasi yang diberikan tentang

sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :

a. Menilai kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan

b. Menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan

c. Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya

d. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk

pertumbuhan perusahaan

e. Memberikan informasi sumber kekayaan

Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan

bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. Hal yang

dimaksud adalah :

a. Memberikan gambaran jumlah dividen yang diharapkan pemegang

saham.

b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuan

dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.

c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam

pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.

d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

laba jangka panjang.

18
e. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan

aset dan kewajiban.

f. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para

pemakai laporan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

19
RPS 02

KONSEP JENIS TRANSAKSI BISNIS DAN METODE PENDOKUMENTASIAN

2.1. BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN BERDASARKAN BADAN HUKUM

Perusahaan berbadan hukum adalah sebuah perusahaan yang

memiliki hak dan kewajiban tersendiri. Perusahaan berbadan hukum

mempunyai kepentingan yang terpisah dari kepentingan anggotanya. Di

dalam peruahaan berbadan hukum adanya pemisahaan harta kekayaan

(aset) pemiliki dengan harta kekayaan perusahaan. Yang mana dalam

pembentukanya memerlukan persetujuan dari pemerintah atas akta

pendirian dan anggaran dasarnya.

Bentuk-bentuk perusahaan berbadan hukum antara lain:

A. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan

persekutuan modal, di dirikan dua orang atau lebih, yang dibentuk

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan

pelaksanaannya. Di dalam perseroan terbatas para pemegang seham

mempunyai tanggungjawab yang terbatas terhadap utang-utang

perusahaan (tanggungjawab sebesar modal yang ditanamkan).

Perseroan terbatas terbagi menajdi 3 antara lain:

 Perseroan Terbatas (PT) Tertutup

 Perseroan Terbatas (PT) Publik

20
 Perseroan Terbatas (PT) Terbuka

Perseroan terbatas memiliki kelebihan antara lain:

 Adanya pembagian keuntungan deviden untuk para

pemegang saham.

 Terdapat pemisah anatara kekayaan pemilik serta kekayaan

perusahaan.

 Kelangsungan urusan perusahaan sangat terjamin

dibandingkan dengan perusahaan persekutuan.

Perseroan terbatas memiliki kekurangan antara lain:

 Memerlukan modal yang besar dalam membentuknya.

 Jumlah pajak yang dibayar lumayan besar.

 Banyaknya peraturan pemerintah yang mengikat serta harus

terpaku dengan regulasi pemerintahan yang berkuasa.

B. Koperasi

Koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Bentuk

keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan tidak memiliki paksaan

dan pada dasar bersifat terbuka tampa ada pengecualian.

Jenis-jenis koperasi berdasarkan pembentukanya:

 Koperasi Primer

21
 Koperasi primer adalah sebuah koperasi yang didirikan oleh

beranggotakan orang-seorang yang dibentuk paling sedikit 9

(Sembilan) orang.

 Koperasi Skunder

Koperasi skunder adalah koperasi yang didirkan dan

beranggotakan koperasi yang dibentuk paling sedikit 3 (tiga)

orang.

Koperasi memiliki kelebihan antara lain:

 Prinsip pengolahan dalam koperasi bertujuan untuk

menumpuk laba guna kepentingan anggota.

 Memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha.

 Meningkatkan kesejahteraan angoota bukan untuk mencari

keuntungan.

Koperasi memiliki kekurangan antara lain:

 Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota.

 Memiliki daya saing yang lemah.

 Kurangnya kemampuan tenaga professional dalam

pengelolaan koperasi.

C. Yayasan

Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 2001, yayasan adalah

badan usaha yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan

diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

22
2.2. JENIS – JENIS TRANSAKSI BISNIS (TRANSAKSI PENJUALAN,

PEMBELIAN, PEMBAYARAN KAS, DAN PENERIMAAN KAS)

A. Transaksi Penjualan

Transksi penjualan adalah bentuk penjulan sebuah barang yang

dapat di lakukan secara tunai maupun kredit. Di dalam transaksi

penjualan secara tunai, di catat dengan mendebitkan akun kas dan

mengkreditkan akun penjualan. Sedangkan dalam transaksi secara

kredit, akun penjualan di catat dengan cara mendebitkan akun

piutang dagang dan mengkreditkan akun penjualan.

B. Transaksi Pembelian

Transaksi pembelian adalah bentuk pembelian sebuah barang yang

dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Di dalam transaksi

pembelian secara tunai, pada saat pencatatan pembelian barang

dagang dalam sebuah jurnal akan dicatat dalam akun pembelian di

debit dan kas di kredit. Sedangkan pada pembelian secara kredit

dalam pencatatan pembelian barang dagang dalam sebuah jurnal

akan di catat dengan cara mendebit akun pembelian dan

mengkreditkan akun utang dagang.

C. Transaksi Penerimaan Kas

Transaksi penerimaan kas adalah sebuah catatan yang menjadi

tempat mencatat transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas.

Transaksi penerimaan kas akan mencatat dari segala sumber

penerimaan transaksi yang bersifat menambah kas.

23
Beberapa transaksi yang dapat di catat dalam transaksi penrerimaan

kas antara lain:

 Penjualan barang dagang secara tunai.

 Penerimaan pembayaran piutang.

 Penerimaan tambahan modal yang beruba uang tunaai dari.

pemelik perusahaan terkait.

 Penerimaan tunai yang lainya.

D. Transaksi Pengeluaran Kas

Transaksi pengeluaran kas adalah sebuah transaksi yang digunakan

untuk mencatat semua pengeluaran (pembayaran) kas ke berbagai

pengeluaran. Transaksi pengeluaras kas meliputi pembayaran utang,

pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku, pembelian

perlengkapan kantor, dan pembentukan dana kas kecil. Transaksi

pengeluaran kas akan di catat pada jurnal pengeluaran kas (cash

Payment Journal).

2.3. JENIS-JENIS DOKUMEN DALAM TRANSAKSI BISNIS: INVOICE,

CREDIT NOTE, DAN REMITTANCE ADVICE

A. Invoice

Invoice adalah sebuah dokumen tertulis yang berisikan perhitungan

penjualan dengan pembayaran di kemudian hari yang dikirmkan oleh

penjual kepada pembeli. Yang mana pembeli bisa menerima invoice

setelah pemesanan. Invoice dibuat dalam bentuk rangkap tiga. Yang

asli menjadi arsip perusahaan sedangkan ketiga hasil copy diberikan

24
satu untuk pembeli, satu untuk penjual sedangan yang terakhir

sebagai arsip keuangan. Pada umumnya invoice digunakan dalam

transaksi yang berbentuk angsuran atau kredit.

Invoice memiliki fungsi antara lain:

 Sebagai informasi tagihan yang harus dibayar.

 Kumpulan data mengenai barang/ jasa yang dibeli konsumen.

 Menjadi rujukan yang sah jika barang/ jasa akan dijual lagi.

 Digunakan sebagai rujuan yang resmi sebagai faktur pajak.

Jenis-jenis invoice antara lain:

 Invoice Biasa

Invoice biasa berisi dokumen penagihan hutan yang paling

umum, yang digunakan untuk transaksi yang sederhana.

 Invoice Proforma

Invoice proforma atau Invoice sementara diberikan Ketika

suplai sebuah produk masih belum rampung. Invoice ini

diberikan kepada pembeli secara bertahap sebagi bukti

produk sudah di kirimkan.

 Invoice Konsuler

Invoice Konsuler adalah invoice yang ekslusif yang biasanya

digunakan untuk transaksi besar antar negara.

Informasi yang perlu dicantumkan dalam faktur adalah :

 Nomor

 Nomor order (DO)

 Tanggal Deskripsi barang

25
 Kuantitas dan harga barang per unit

 Total harga barang-barang yang dipesan

 Syarat pembayaran dan diskon penjualan (trade discount),

contoh 10/10, n/30

 Pajak penjualan (sales tax)

 Ongkos angkut/kirim (freight cost)

 Jumlah yang harus dibayar, ditunjukkan dalam angka dan

kalimat

 Nama dan alamat pembeli

 Nama dan alamat penjual

B. Credit Note

Nota kredit adalah sebuah dokumen yang membuktikan terjadinya

pengurangan piutang usaha karena adanya pengembalian barang

dagangan dikarenakan penurunan sebuah harga. Hal ini disebabkan

karena adanya kerusakan kualitas barang yang dikirim dengan yang

dipesan. Nota kredit dibuat dan di tandatangani oleh penjual yang

memiliki fungsi bagi penjual untuk mengurangi piutang usaha yang

akan di tagihkan kepada pembeli.

Fotmat yang digunakan untuk membuat nota kredit terdiri dari:

 Terdapat kolom informasi produk, jumlah, harga yang

dikembalikan dan disepakati kedua pihak dengan jelas.

 Adanya nomor pesanan untuk tujuan pelacakan.

 Tanggal, faktur tagihan, dan alamat pengirim.

 Ketentuan pembayaran.

26
Nota kredit dapat dikeluarkan kepada pelanggan jika terjadi:

 Pelanggan mengembalikan barang.

 Terdapat kelebihan pembayaran pada faktur asli.

 Terjadi kesalahan harga pada faktur asli.

 Barang mengalami kerusakan selama transit.

C. Remittance Advise

Remittance advise adalah sebuah dokumen yang menjelaskan

pembayaran sedang dilakukan, terutama bagian dari faktur yang

dikirim oleh pelanggan dengan pembayaran. Dalam artian remittance

advise adalah sebuah dokumen yang menunjukan adanya

penerimaan kas dari pelanggan. Dokumen ini dapat dibuat oleh unit

keuangan atau akuntansi dan di lampirkan sebagai rintisan dengan

faktur penjualan.

Informasi yang harus tercantum dalam remittance advice adalah:

 Nama customer dan alamatnya

 Nama supplier dan alamatnya

 Metode pembayaran

 Jumlah pembayaran

 Nomer faktur

27
2.4. PROSES DAN PROSEDUR DALAM PENGAMANAN ALAT YANG

DIGUNAKAN DALAM TRANSAKSI BISNIS YAITU PENGGUNAAN KAS,

CEK, KARTU KREDIT, DAN KARTU DEBIT

A. Proses dan Prosedur Dalam Pengamanan Pengguna Kas

Proeses dan prosedur pengawasan penerimaan kas:

 Diadakan pembagian tugas anatara fungsi penerimaan,

pencatatat, dan penyimpanan kas.

 Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan

segera dicatat, kemudia disetorkan ke bank.

 Dibedakan anatara fungsi pengelolaan kas dan pencatatan

kas.

 Dibuat laporan kas setiap hari.

 Secara intern tanpa pemeritahuan terlebih dahulu diadakan

pemeriksaan kas.

Proses dan prosedur pengawasan pengeluaran kas:

 Semua pengeluaran uang yang relative cukup besar

menggunakan cek.

 Dibuat laporan kas setiap hari.

 Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek

dan yang mencatat pengeluaran perusahaan.

 Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya

relative kecil dan yang sifatnya rutin.

 Diadakan pemeriksaan dalam jangka wakty yang tidak

ditentukan.

28
B. Proses dan Prosedur Pengamanan Pengguna Cek

 Pemilik rekening giro atau penarik harus menyediakan

sejumlah dana yang tertulis pada cek pada saat pencarian

atau cek ditunjukan kepada bang tertarik. Penarik adalah

pemilik rekening giro yang diberi kuasa oleh pemilik rekening

guna membayar atau mentransfer dana kepada pemegang

dalam lembaran cek.

 Kedaluwarsa lembaran cek dihitung setelah 6 bulan. Dimana,

tanggal ini dihitung sejak tanggal berakhirnya penawaran.

Tenggat waktu menunjukkan cek adalah 70 hari sejak waktu

atau tanggal penarikan.

 Jika rekening giro tidak memiliki dana mencukupi, maka cek

yang diberikan adalah cek kosong.

 Coretan yang ada pada setiap lembar cek harus

ditandatangani pemilik rekening, tampa tanda tangan cek tidak

berlaku.

 Perbedaan antara nominal angka yang ditulis dalam huruf

pada setiap lembaran, maka nilai yang akan diacu adalah

nominal atau nilai yang tertera ditulis dalam huruf.

C. Proses dan Prosedur Pengamanan Pengguna Kartu Kredit dan

Kartu Debit

 Segera melaporkan kehilangan atau pencurian kartu kepada

bank penerbit.

 Lindungi kartu jangan tinggalkan tanpa penjagaan.

29
 Pastika kartu selalu berada di bawah pengawasan saat

transaksi dilakukan.

 Pastikan pengguna mendapatkan Kembali kartu segera

setelah transaksi di lakukan.

 Selalu cek bukti pembayaran/ transaksi termasuk jumlahnya

saat mendatangani slipnya. Simpan bukti transaksi dan ATM.

 Selalu cek lembar tagihan pengguna, terutama setelah

perjalanan . bandingkan jumlah pembelanjaan yang tertera

ditagihan dengan bukti pembayaran.

 Mengubah pin pada kartu secara berkala

 Jangan pernah menginformassikan nomor kartu kredit/debit

memalui telepon pada sembarang orang.

 Ketahuilah siapa saja yang mempunyai akses pada kartu

pengguna.

2.5. STUDI KASUS KONSEP JENIS TRANSAKSI BISNIS DAN METODE

PENDOKUMENTASIAN

Studi kasus yang saya bahas mengenai transaksi bisnis yang terjadi pada

kasus Swalayan Mamia.

Contoh kasus:

Swalayan Mamia adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam

jual beli barang-barang kebutuhan sehari-hari. Swalayan ini memiliki

beberapa cabang yang ada di Kota Pekanbaru. Untuk mensuplay barang-

barang persediaan, Swalayan Mamia bekerja sama dengan PT. Indofood,

30
Pada tanggal 1 Agustus 2021 Swalayan Mamamia melakukan sebuah

pembelian barang dagang dengan PT. Indofood sebesar Rp. 500.000.000.,

secara kredit dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 3 Agustus 2021

swalayan mamamia mengembalikan barang yang dipesan sebanyak Rp.

10.000.000., karena barang yang di pesan mengalami kerusakan. Pada

tanggal 10 Swalayan Mamamia melakukan pembayaran utang kepada PT.

Indofood.

Studi kasus:

 Pada kasus di atas, swalayan mamamia melakukan sebuah

pembelian secara kredit. Maka dokumen transaksi yang digunakan

adalah dalam bentuk invoice.

 Pada kasus di atas, Swalayan Mamamia melakukan transaksi

pembelian dengan PT. Indofood, maka pencatatan jurnal adalah:

1 Agustus 2021, pembelian barang Zdebit) sebesar

Rp. 500.000.000.- dan Utang dagang (kredit) sebesar

Rp. 500.000.000. –

 Pada kasus di atas, terjadi pengembalian barang yang sudah dibeli

dikarenakan barang tersebut mengalami kerusakan, akibat dari rektur

tersebut dapat mengurangi utang dagang. Maka pencatatan jurnalnya

adalah:

3 Agustus 2021, utang dagang (debit) Rp. 10.000.000., dan rektur

pembelian (kredit) Rp. 10.000.000.,

 Pada kasus di atas, Swalayan Mamamia akan melakukan

pembayaran utang kepada PT. Indofood. Swalayan Mamamia

31
membayar utangnya pada priode diskon. Maka pencatatan jurnalnya

adalah:

10 Agustus 2021, utang dagang (debit) Rp. 490.000.000., potongan

pembelian (kredit) Rp. 9.800.000., kas (kredit) Rp. 480.200.000.,

32
RPS 03

KONSEP PERSAMAN DASAR AKUNTANSI

3.1. PROSES PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS DENGAN SISTEM

AKUNTANSI

Proses pencatatan transaksi bisnis adalah sebuah proses dalam

sistem akuntansi yang berisikan langkah-langkah yang dapat di lakukan

dalam mencatat transaksi bisnis yang terjadi secara terstruktur. Yang mana

Langkah-langkah tersebut dibutuhkan dalam proses akuntansi secara

manual. Langkah-langkah tersebut dinamakan dengan siklus akuntansi. Di

dalam siklus akuntansi terdapat beberapa tahap antara lain:

 Tahap pertama, mencatat segala bentuk transaksi yang terjadi

kedalam beberapa bentuk pendokumentasian seperti: faktur

pembelian, kwitansi pembayaran atau penerimaan kas, kartu jam

kerja, faktur penjualan, dan lain-lain. Pendokumentasian ini berguna

sebagai sumber bukti dalam setiap transaksi yang terjadi.

 Tahap kedua, mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam satu

priode menurut urutan kejadianya (kronologis) dalam sebuah buku

harian. Bentuk pencatatan inilah yang dinamakan dengan jurnal.

penjurnalan dilakukan atas dasar dokumen sumber yang disebut bukti

transaksi berdasarkan hukum debit dan kredit. Yang mana jurnal

dapat dikelompokan kedalam jurnal umum maupun jurnal khusus.

Jurnal yang dibuat memiliki kegunaan terhadap proses pencatatan

antara lain: dapat mengungkapkan di satu tempat efek lengkap dari

suatu transaksi, memberikan catatan kronologis transaksi, dan

33
membantu untuk mencegah atau menemukan kesalahan dalam

jumlah debit dan kredit untuk setiap entri yang dapat dengan mudah

di bandingkan.

 Tahap ketiga, setelah melakukan pembuatan jurnal adalah

memindahkan catatan yang ada di buku harian kedalam kelompok

akun-akun yang dinamakan buku besar (the ledger). Buku besar

menyimpan di satu tempat semua informasi tentang perubahan saldo

akun tertentu. Di dalam buku besar berisi semua akun asset,

kewajiban, dan ekuitas. Buku besar juga menyediakan saldo di setiap

akun dan melacak perubahan saldo tersebut. Misalnya, akun kas

menunjukan jumlah kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban

lancar. Akun piutang usaha menunjukan jumlah terutang dari

pelanggan. Akun hutang usaha menunjukan jumlah yang terutang

kepada kreditur. Yang mana setiap akun diberi nomor untuk

memudahkan identifikasi. Proses pemindahan dan mengelompokan

catatan dari buku harian ke dalam buku besar (the ledger) inilah yang

dinamakan dengan proses posting. Yang mana pada akhir periode

setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal dan di posting ke akun

seluruhnya dalam buku besar saldo untuk masing-masing akun di

hitung.

 Tahap keempat, setelah tahap posting ke buku besar, langkah

selanjutnya adalah dengan menyiapkan daftar semua akun dan

saldonya. Yang mana daftar ini dinamakan dengan neraca saldo (the

trial balance). Pembuatan neraca saldo di lakukan untuk melihat

kesamaan debit dan kredit akun-akun yang ada di buku besar (the

34
ledger). Ringkasan akun berserta saldo yang terdaftar dalam neraca

saldo nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyiapkan

laporan keuangan

3.2. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

A. Pengertian Persamaan Akuntansi

Persaman dasar akuntansi adalah sebuah persamaan yang

menunjukan adanya keseimbangan antara aktiva, kewajiban, dan

ekuitas. Dalam artian adanya keseimbangan dari dua sisi yaitu antara

sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva).

Persamaan akuntansi tidak hanya mencatat transaksi yang berkaitan

secara langsung dengan aktiva, hutang, dan modal saja. Persamaan

akuntansi juga dapat digunakan untuk melihat pengaruh transaksi

pendapatan, pengeluaran beban, maupun prive yang dilakukan pemilik

perusahaan. Persamaan dasar Akuntansi menjadi kerangka dasar

dalam setiap konsep akuntansi.

B. Rumus Persamaan Dasasr Akuntansi

HARTA = UTANG + MODAL


UTANG = HARTA - MODAL
MODAL = HARTA – UTANG

C. Komponen-Koponen persamaan Dasar Akuntansi

 Aset

Aset merupakan sebuah sumber daya yang memiliki kendali oleh

sebuah entitas bisnis dan dapat digunakan untuk manfaat masa

depan. Beberapa contoh aset:

35
 Aset lancar, aset lancar adalah sebuah aset yang dapat

dicairkan dalam jangka pendek seperti: kas,kas kecil, piutang

dagang, perlengakapan kantor, persedian barang

dagang,biata dibayar dimuka, Dll

 Aset tetap, aset tetap adalah sebuah aset yang berwujud siap

pakai dan berguna dalam jangka panjang seperti: bangunan,

kendaraan, peralatan kantor, mesin, tanah, Dll.

 Aset tidak berwujud, aset tidak berwujud adalah sebuah aset

yang tidak memiliki wujud nyata seperti: hak paten, franchise,

goodwill, Dll.

 Kewajiban atau Liabilitas

Kewajiban atau liabilias adalah sejumlah dana yang perusahaan

pinjam dari pihak lain (kreditur) dan wajib dilunasi sesuai waktu yang

sudah disepakati. Beberapa bentuk kewajiban:

 Kewajiban lancar, kewajiban lancar adalah sebuah

kewajiban/hutang yang di harapkan dapat dilunasi dalam

jangka pendek seperti: hutang dagang, uang muka penjualan,

hutang pembelian, Dll.

 Kewajiban tidak lancar, kewajiban tidak lancar adalah sebuah

bentuk kewajiban/hutang yang tidak harus dilunasi dalam

jangka pendek seperti: hutang obligasi, hutang hipotik,

pinjaman gadai, Dll.

36
 Ekuitas

Ekuitas atau modal adalah sebuah hak pemelikan atas harta

perusahaan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu selisih harta

dengan utang. Beberapa bentuk ekuitas:

 Modal pemilik

 Prive

 Saham biasa

 Laba ditahan

 Dll

D. Fungsi Persamaan dasar Akuntansi

Persamaan akuntansi sangat berguna untuk mengetahui

tentang Perubahan dari kekayaan dalam perusahaan di setiap

transaksi yang terjadi. Selain itu fungsi dari persamaan akuntansi

adalah untuk mengetahui beberapa aktiva yang sudah digunakan dan

di belanjakan dalam satu periode akuntansi.

E. Transaksi dan Persamaan Dasar Akuntansi

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi perubahan posisi

keuangan yaitu:

 Harta Bertambah

 Utang bertambah

 Modal bertambah

 Pendapatan bertambah

 Harta berkurang

 Harta berkurang

37
 Beban bertambah

 Modal berkurang

 Kewajiban/Utang Bertambah

 Hak kreditur bertambah

 Kewajiban/Utang Berkurang

 Hak kreditur berkurang

 Adanya pelunasan utang

 Adanya cicilan pembayaran utang

 Modal Bertambah

 Bertambahnya hak pemilik

 Adanya laba

 Modal berkurang

 Hak pemilik berkurang

 Adanya pengambilan pribadi (prive)

 Beban bertambah

F. Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Persamaan Dasar

Akuntansi

Setiap transaksi yang terjadi memiliki pengaruh terhadap

persamaan dasar akuntansi, beberapa pengaruhnya antara lain:

 Perubahan aset akan diikuti dengan perubahan aset lain dalam

jumlah yang sama atau harta dengan harta.

 Perubahan aset akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang)

atau sebaliknya dalam jumlah yang sama.

38
 Perubahan aset akan diikuti dengan perubahan ekuitas (modal)

dalam jumlah yang sama.

 Perubahan aset akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang)

dan ekuitas (modal) dalam jumlah yang sama

3.3. LAPORAN KEUANGAN

A. Pengetian Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang bersikan catatan

informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu priode akuntansi

yang dapat di gunakan untuk menggambarkan kinerja perusahan

tersebut. Yang mana laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan.

B. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

 Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah sebuah laporan keuangan yang

melaporkan mengenai aktifitas operasional perusahaan dengan

memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu

periode yang pada akhirnya dapat ditentukan laba atau rugi.

Dengan adanya laporan laba rugi, pihak atasan dapat mengetahui

kondisi keuangan perusahaan saat ini. Sehingga laporan tersebut

bias dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk mengambil kebijakan

selanjutnya. Secara sistematis laporan laba rugi terbagi menjadi

dua yaitu: laporan laba rugi single step, dan laporan laba rugi

multiple step.

39
 Laporan Laba Ditahan (Retained Earning)

Laporan laba ditahan adalah sebuah laporan yang berisikan

bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh perusahaan

dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.

Laporan laba ditahan biasanya diinvestasikan kembali ke dalam

perusahaan, agar menjadi bahan utama untuk kelangsungan

pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi utang-

utang perusahan.

 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan adalah sebuah laporan yang secara

umum melaporkan posisi keuangan atau neraca salah satu

laporan keuangan yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk

memberikan informasi tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal

pada akhir periode. Laporan posisi keuangan memiliki beberapa

kelebihan yaitu:

 Dapat menunjukan jumlah waktu yang diperkirakan akan

dibutuhkan hingga suatu aktiva bisa diselesaikan atau

sebaliknya.

 Menunjukan kemampuan sebuah instansi untuk

membayar semua hutang ketika jatuh tempo.

 Dapat menentukan kebijakan yang efektif untuk

mengumbah jumlah dan penetapan waktu arus kas.

40
 Laporan Arus kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang berisi arus kas

masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama satu periode

akutansi tertentu. Laporan ini biasanya digunakan oleh pemakai

laporan keuangan untuk mengevaluasi suatu perubahan aktiva

bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan kas pada masa mendatang.

Laporan arus kas memiliki beberapa kelebihan yaitu:

 Untuk memperkirakan arus kas pada masa yang akan

datang.

 Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk memperbaiki

kinerja perusahaan oleh pihak manajemen perusahaan.

 Sebagai dasar untuk menentukan kemampuan

perusahaan dalam pembayaran utang dan dividen.

 Untuk menunjukan hubungan laba bersih terhadap

perubahan kas perusahaan.

 Jenis-Jenis Laporan Arus Kas Berdasar Aktivitasnya

 Aktivitas operasi (opening activity)

Aktifitas operasi mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas utama perusahaan.

 Aktivitas investasi (investasi activity)

Aktifitass investasi mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas untuk investasi.

 Aktivitas pembiayaan/pendanaan (financial activity)

41
Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas perusahaan yang

berkaitan dengan sumber dan pengeluaran modal

perusahaan.

3.4. STUDI KASUS KONSEP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Kasus:

Pada tanggal 2 Agutus 2021, Fajarsi memutuskan untuk mendirikan

perusahaan perseorangan di bidang jasa salon dengan nama ―Salon

Gemini‖. Transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2021 adalah sebagai

berikut:

 2 Agustus 2021: Fajarsari menanamkan uangnya ke salon

sebesar Rp 60.000.000,00.

 4 Agustus 2021: Membayar sewa kantor untuk 2 tahun sebesar

Rp 30.000.000,00.

 5 Agustus 2021: Membeli perlatan Rp 25.000.000,00 dari Toko

Mataran Sakti Semarang dengan membayar Rp 10.000.000,00;

sisanya secara kredit.

 8 Agustus 2021: Membeli perlengkapan Rp 3.750.000,00 dari

Toko Chandra Bridal Semarang dengan membayar Rp

1.250.000,00; sisanya secara kredit.

 10 Agustus 2021: Jumlah penghasilan salon hari ini yang diterima

tunai Rp 3.750.000,00, sedangkan yang masih berupa tagihan

sebesar Rp 2.500.000,00.

42
 12 Agustus 2021: Membayar utang kepada Toko Mataram Sakti

Semarang atas pembelian peralatan pada 5 Agustus yang lalu

sebesar Rp 2.500.000,00.

 15 Agustus 2021: Menerima tagihan dari debitur yang

menggunakan jasa salon tanggal 10 Agustus 2021 sebesar Rp

1.000.000,00.

 17 Agustus 2021: Membayar utang kepada Chanda Bridal atas

pembelian perlengkapan pada 8 Agustus yang lalu sebesar Rp

1.000.000,00.

 20 Agustus 2021: Fajarsari mengambil untuk keperluan pribadi

sebesar Rp 2.000.000,00.

 22 Agustus 2021: Membayar iklan pada Hariab Suara Merdekan

sebesar Rp 250.000,00 yang akan terbit minggu ini.

 25 Agustus 2021: Jumlah pengahasila sejak 11 Agustus sampai

hari ini yang diterima tunai sebesar Rp 7.750.000,00, sedangkan

pengahasilan hari ini yang masih berupa tagihan sebesar Rp

2.500.000,00.

 26 Agustus 2021: Membayar gaji pegawai salon untuk bulan

Agustus Rp 2.000.000,00.

 28 Agustus 2021: Membayar utang kepada Toko Mataram

Semarang atas pembelian peralatan pada 5 Agustus yang lalu

sebesar Rp 2.500.000,00.

 29 Agustus 2021: Jumlah pengahasilan tunai sejak 26 Agustus

sampai hari ini sebesar Rp 4.250.000,00.

 30 Agustus 2021:

43
a. Perlengkapan yang masih ada di gudang, senilai Rp

1.250.000,00.

b. Penyusutan peralatan untuk bulan ini ditetapkan Rp

250.000,00.

c. Beban sewa untuk bulan ini sebesar Rp 1.250.000,00.

Penyelesaian Kasus:

Dari kasus diatas kita dapat membuatnya kedalam bentuk persamaan dasar

akuntansi.

44
RPS 04

PENJURNALAN

4.1. PENGENALAN AKUN

Akun adalah sebuah catatan akuntansi yang berisikaan sebuah

kenaikan dan penurunan item aset, kewajiban, atau ekuitas tertentu. Sebuah

perusahaan yang akan dibahas akan memiliki akun yang terpisah untuk kas,

piutang usaha, hutang usaha, pendapatan jasa, beban gaji dan upah, dan

seterusnya. Dalam setiap penamaan pada akun yang ditampilkan

menggunakan hurup kapital dalam penulisanya. Dalam bentuk yang paling

sederhana, sebuah akun terdiri dari tiga bagian: judul, sisi kiri atau debit,

dan sisi kanan atau kredit. Pada dasarnya sebuah akun dalam formatnya

menyerupai huruf T, oleh karena itu akun disebut sebagai akun T.

A. Debit dan Kredit

Istilah debit menunjukan sisi kiri akun, dan kredit menunjukan sisi

kanan. Biasanya debit disingkat menjadi Db dan kredit disingkan menjadi

Kr. Istilah debit dan kredit digunakan berulah kali dalam proses

pencatatan untuk menjelaskan dimana entri dibuat dalam akun. Misalnya,

tidakan memasukan jumlah di sisi kiri akun disebut mendebet akun.

Membuat entri disisi kanan adalah mengkredit akun. Saat mebandingkan

total kedua sisi, akun menunjukan saldo debit jika total jumlah debit

melebihi kredit. Yang mana sebaliknya suatu akun menunjukan saldo

kredit jika jumlah kredit melebihi debit.

Dalam formulir akun. Pencatatan kenaikan uang tunai sebagai debit

dan penurunan uang tunai sebagai kredit. Hal ini dapat kita misalkan

45
dengan penerimaan uang tunai $15.000,- didebit ke kas, dan

pembayaran tunai $7.000,- dikreditkan ke kas. Dengan memiliki

peningkatan di satu sisi dan penurunan di sisi lain dapat mengurangi

kesalahan pencatatan dan membantu dalam menentukan total setiap sisi

akun, serta saldo akun. Saldo akun ditentukan dengan menjaring kedua

sisi ( mengurangi satu jumlah dari yang lain).

B. Prosedur Debit dan Kredit

Pada persamaan dasar akuntansi setiap transaksi harus

mempengaruhi dua atau lebih akun untuk menjaga kesimbangan dasar

persaman akuntansi. Dengan kata lain, untuk setiap transaksi, sisi debit

harus sama dengan sisi kredit. Kesetaraan debit dan kredit memberikan

dasar bagi sistem pencatatan transaksi berpasangan (double-entry

system). Di bawah sistem entri ganda (double-entry system), efek ganda

(dua sisi) dari setiap transaksi dicatat dalam akun yang sesuai. Sistem ini

menyediakan metode logis untuk mentatat transaksi.

Sistem entri ganda (double-entry system) juga dapat membantu

memastikan ketepatan jumlah yang dicatat serta dapat mendeteksi

kesalahan. Jika setiap transaksi dicatat dengan debit dan kredit yang

sama, maka jumlah sebuat debit ke akun harus sama dengan jumlah

semua kredit. Sistem entri ganda (double-entry system) dalam

menentukan kesetaraan persamaan akuntansi jauh lebih efesien

daripada prosedur plus/minus yang digunakan sebelumnya.

C. Prosedur Debit/Kredit untuk Aset dan Liabilitas

Prosedur dalam sebuah kenaikan dan penurunan kewajiban harus

dicatat berlawanan dengan kenaikan dan penurunan aset. Dengan

46
demikian, kenaikan kewajiban harus dimasukan di sisi kanan atau kredit,

dan penurunan kewajiban harus dimasukkan di sisi kiri atau debit.

Akun aset biasanya menunjukan saldo debet. Artinya, debit ke akun

aset tertentu harus melebihi kredit ke akun tersebut. Demikian juga, akun

kewajiban biasanya menunjukan saldo kredit. Artinya, kredit ke akun

kewajiban harus melebihi debit ke akun tersebut. Saldo normal suatu

akun berada disisi dimana peningkatan akun dicatat. Dengan mengetahui

saldo normal dalam akun aset seperti tanah atau saldo debit dalam akun

kewajiban seperti gaji dan hutang upah biasanya menunjukan kesalahan.

Akun kas, misalnya, akan memiliki saldo kredit ketika sebuah perusahaan

telah menarik saldo banknya secara berlebihan.

D. Ekuitas

Dalam ekuitas terdapat lima bagian: modal saham biasa, laba

ditahan, dividen, pendapatan, dan beban. Dalam sistem entri ganda

(double-entry system), perusahaan menyimpan akun untuk masing-

masing bagian.

Dalam modal saham biasa perusahaan menerbitkan sebuah imbalan

atas investasi pemilik yang disetorkan ke perusahaan. Kredit

meningkatkan modal saham akun biasa, dan debit menguranginya.

Misalnya, ketika pemilik menginvestasikan uang tunai dalam bisnis

dengan imbalan saham biasa, perusahaan mendebit (meningkatkan) kas

dan mengkredit (menungkatkan) modal saham biasa.

Laba ditahan, laba ditahan adalah laba bersih yang dismpan (ditahan)

dalam bisnis. Ini mewakili bagian ekuitas yang telah dikumpulkan

perusahaan melalui operasi tabel laba bisnis. Kredit (laba bersih)

47
meningkatkan akun laba ditahan, dan debit (dividen atau rugi bersih)

menguranginya.

Deviden, deviden adalah pembagian perusahaan kepada pemegang

sahamnya. Bentuk paling umum dari distribusi adalah deviden tunai.

Deviden mengurangi klaim pemegang saham ata laba ditahan. Debit

meningkatkan akun deviden, dan kredit menguranginya.

E. Pendapantan dan Beban

Pendapatan adalah bagian dari ekuitas yang memberikan informasi

mengapa ekuitas meningkat. Oleh karena itu, pengaruh debit dan kredit

pada akun pendapatan sama dengan pengaruhnya terhadap ekuitas.

Tujuan memperoleh pendapatan adalah untuk menguntungkan

pemegang saham bisnis, ketika sebuah perusahaan memperoleh

pendapatan.

Beban memiliki dampak sebaliknya dari sebuah pendapatan. Beban

menurunkan ekuitas. Hal ini terjadi karena beban menurunkan

pendapatan bersih, dan pendapatan meningkatkanya. Maka dalam sisi

kenaikan penurunan akun beban harus kebalikan dari akun pendapatan.

Jadi debit meningkatkan akun beban, dan kredit menguranginya. Dalam

kredit ke akun pendapatan harus melebihi debit. Debit ke akun beban

harus melebihi kredit. Jadi, akun pendapatan biasanya menunjukan saldo

kredit, dan akun beban biasanya menunjukan saldo debit

48
4.2. PENJURNALAN

penjurnalan adalah meringkas transaksi secara kronologis. Pada

prinsipnya, penjurnalan dilakukan dengan mendebitkan satu atau lebih akun

dan mengkredit satu atau lebih akun lainya dalam total nilai yang seimbang.

Hal ini adalah implementasi dari pencatatan berpasangan. Penjurnalan

dicantumkan di buku jurnal. Terdapat dua jenis buku jurnal, yaitu buku jurnal

umum dan buku jurnak khusus.

Perusahaan kecil biasanya menggunakan buku jurnal umum, yaitu

satu buku jurnal untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Sedangkan

perusahaan berskala besar biasanya menggunakan beberapa buku jurnal

khusus untuk menampung jenis transaksi tertentu yang sering terjadi. Jenis

buku jurnal khusus yang dibuat tergantung pada kebutugan perusahaan.

Dalam penjurnalan terdapat beberapa informasi penting tentang

transaksi yang dicantumkan dalam penjurnalan terdiri dari: tanggal

transaksi, akun-akun yang terkait dengan transaksi, nilai transaksi, kode

akun, dan deskripsi singkat transaksi. Yang mana Informasi lainya dapat

dicantumkan sesuai kebutuhan perusahaan.

Dalam melakukan penjurnalan terdapat beberapa langkah dan teknik

yang harus dilakukan:

 Tanggal transaksi dimasukan kedalam kolom tanggal

 Judul rekening debit (yaitu rekening yang akan didebit) dimasukkan

paling awal margin kiri kolom berjudul ―Judul Rekening dan

Penjelasan‖, dan jumlah debit dicatat pada kolom debit.

 Judul rekening kredit (yaitu rekening yang akan dikredit) diidentasi

dan dimasukan pada baris berikutnya dalam kolom berjudul ―Judul

49
Rekening dan Penjelasanya‖, dan jumlah kredit dicatat di kolom

kredit.

 Penjelasan singkat tentang transaksi muncul pada baris di bawah

judul akun kredit. Disisakan spasi di antara entri jurnal. Kosong spasi

memisahkan entri jurnak individu dan membuat seluruh jurnal lebih

mudah dibaca.

 Kolom berjudul Ref (yang berarti Referensi) dikosongkan saat entri

jurnal dibuat. Kolom ini digunakan nanti saat entri jurnal dipindahkan

ke dalam buku besar. Penting untuk menggunakan judul akun yang

benar dan spesifik dalam penjurnala. Judul akun yang salah

menyebabkan laporan keuangan salah. Dalam memilih judul akun,

kriteria utama adalah bahwa setiap judul harus menggambarkan isi

akun dengan tepat. Setelah perusahaan memilih judul khusus yang

akan digunakan, perusahaan harus mencatat di bawah judul akun

tersebut semua transaksi selanjutnya yang melibatkan akun tersebut.

Dalam penjurnalan terdapat dua buah entri yang terdiri dari entri

sederhana dan entri gabungan. Beberapa entri hanya melibatkan dua akun,

satu debit dan satu kredit. Entri seperti ini dianggap sebagai entri

sederhana. Sedangkan entri yang membutuhkan tiga atau lebih akun

dianggap sebagai entri majemuk atau gabungan.

4.3. STUDI KASUS PENJURNALAN

4.3.1. Latar Belakang

Di sebuah perusahaan, tentunya banyak sekali terjadi transaksi, mulai

dari pembelian, penjualan, penerimaan dan pengeluaran kas. Setiap

50
transaksi ini akan menghasilkan bukti transaksi seperti struk, dan lain

sebagainya. Dari bukti transaksi ini, setiap transaksi akan di catat ke

dalam jurnal. Semua perusahaan melakukan penjurnalan, namun

dengan jenis jurnal yang berbeda-beda. Penjurnalan ini dilakukan untuk

mengidentifikasi transaksi, penilaian terhadap sebuah transaksi, serta

untuk mengetahui dampak ekonomi dari transaksi tersebut.

4.3.2. Landasan Teori

Proses pencatatan data transaksi dalam jurnal sering disebut sebagai

penjurnalan. Perusahaan mencatat jurnal yang berbeda untuk tiap

transaksi. Jurnal yang lengkap terdiri dari: tanggal transaksi, akun dan

jumlah yang akan didebit dan dikredit, serta penjelasan singkat

mengenai transaksi.

Dalam penjurnalan penting untuk menggunakan judul akun yang

spesifik dan benar. Judul akun yang salah akan mengakibatkan

kesalahan pada laporan keuangan. Setelah perusahaan memilih judul

tertentu untuk digunakan, maka perusahaan tersebut harus mencatat

semua transaksi yang berhubungan dengan akun tersebut pada judul

akun yang sama.

4.3.3. Kasus

Pada 1 Agustus 2021, wulandari memutuskan untuk mendirikan suatu

usaha jasa salon dengan nama Salon Princes, Transaksi yang terjadi

selama Agustus 2021 adalah sebagai berikut:

 1 Agustus Wulandari menanamkan modal kepada Salon Princes

sebesar Rp 80.000.000,00

51
 2 Agustus Dibayar sewa kantor selama 1 tahun sebesar Rp

12.000.000,00

 3 Agustus Dibeli perlatan salon tunai Rp 30.000.000,00.

 5 Agustus Dibeli Perlengkapan salon kredit Rp 3.000.000,00.

 10 Agustus Dibeli perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00, sisanya

secara kredit.

 15 Agustus Jumlah pendapatan salon yang diterima secara tunai

hari ini adalah Rp 9.500.000,00 dan yang masi berupa tagihan

sebesar Rp 4.500.000,00

 20 Agustus Dibayar atas pembelian perlengekapan salon sebesar

Rp 1.000.000,00

 23 Agustus Diterima pembayaran dari debitur yang telah memakai

jasa sebesar Rp 1.000.000,00

 30 Agustus Dibayar gaji pegawai sebesar Rp 2.000.000,00.

 30 Agustus Wulandari mengambil uang untuk keperluan pribadi

sebesar Rp 4.000.000,00.

 31 Agustus Diterima tagihan rekening listrik dan air sebesar Rp

1.250.000,00

 31 Agustus Jumlah pendapatan yang diterima sampai hari ini

diterima tunai Rp 6.5000.000,00 dan sisanya Rp 3.250.000,00

masih berupa tagihan

 31 Agustus

a. Perlengkapan salon yang terdapat sebesar Rp 1.100.000,00.

b. Perlengkapan kantor yang terdapat sebesar Rp 450.000,00.

52
c. Penyusutan peralatan salon untuk bulan ini sebesar Rp

1000.000,00

d. Sewa kantor yang telah menjadi beban Rp 500.000,00

4.3.4. Penyelesain Kasus

Dari kasus diatas kita dapat menyelesaikanya dengan membuatnya

dalam bentuk penjurnalan.

4.3.5. Kesimpulan

Pada dasarnya setiap transaksi harus dicatat dalam jurnal. Kegiatan

pencatatan ini dinamakan penjurnalan. Di dalam jurnal terdapat tanggal

transaksi, akun dan jumlah yang akan didebit dan dikredit, serta

penjelasan singkat mengenai transaksi. Yang mana keterangan untuk

kredit ditulis lebih menjorok atau berada ditengah. Total debit dan kredit

pada penjurnalan harus sama.

53
RPS 05

PENJURNALAN

5.1. BUKU BESAR

5.1.1. Definisi Buku Besar

Buku besar (the ledger) adalah sebuah buku yang berisikan suatu

kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang

telah di catat dalam jurnal. Buku besar dapat diartikan sebagai alat yang

digunakan untuk mencatat segala bentuk perubahan yang terjadi pada

suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi keuangan. Buku

ini berisi tentang perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya

transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun seperti aktiva,

kewajiban dan modal perusahaan.

Buku besar umumnya adalah buku utama pencatatan transaksi

keuangan yang memperkuat masukan dari semua jurnal akuntansi dan

merupakan penggolongan rekening sejenis. Buku besar merupakan

dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi. Dalam buku

besar, terdapat pengelompokan akun yang terdiri dari akun ril (real

account) dan juga akun nominal (nominal account). Akun ril merupakan

akun yang ada pada neraca seperti aktiva, hutang, modal, dan

kewajiban. Sedangkan akun nominal merupakan akun yang ada pada

laporan laba rugi seperti akun beban dan pendapatan.

5.1.2. Fungsi Buku Besar

Buku besar pada dasarya harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Hal

ini berkaitan dengan fungsi dari buku besar yang sangat penting. Fungsi

54
dari buku besar terdiri dari: menjadi bahan dan informasi dalam

penyusunan laporan keuangan, untuk dasar penggolongan dari

transaksi yang sudah tercatat pada jurnal, untuk alat menggolongkan

data keuangan yang bisa digunakan untuk mengetahui jumlah maupun

keadaan rekening atau akun, dan untuk alat meringkas data transaksi

yang sudah tercatat di dalam jurnal umum.

5.1.3. Manfaat Buku Besar

Salain fungsi-fungsi, buku besar memiliki banyak manfaat yang terdiri

dari:

 Pencatatan data transaksi bisnis yang akurat. Setiap data

tersebut akan lebih mudah di pertanggung jawabkan ketika akhir

periode yaitu pada saat pembuatan laporan keuangan. Dengan

catatan data transaksi yang tepat dan akurat, maka pembuatan

laporan keuangan akan lebih mudah terjaga.

 Memposting semua transaksi yang terjadi dalam bisnis dengan

benar berdasarkan akun-akun perusahaan.

 Menyeimbangkan debit dan kredit dalam akun perusahaan.

 Mempermudah proses pembuatan jurnal penyesuai dengan

catatan data transaksi yang akurat.

5.1.4. Jenis-Jenis Buku Besar

pada dasarnya buku besar dapat dibagi menjadi dua jenis buku

besar, yang terdiri dari:

 Buku Besar Umum

Buku besar umum adalah buku besar yang semua perkiraan

berada dalam suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha,

55
persedian utang usaha dan modal. Perkiraan ini saling berdiri

sendiri dan berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi

terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.

Pencatatan ke buku besar umum dilakukan secara berkala atau

setiap akhir bulan berdasarkan jurnal khusus atau hasil

rekapitulsi jurnal khusus.

 Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu sering disebut dengan buku tambahan

adalah buku yang berisikan sekelompok rekening yang khusus

mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang

berfungsi memberi informasi yang lebih mendetail. Buku besar

pembantu dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

 Buku Besar Pembantu Piutang Usaha

Buku besar pembantu piutang usaha disediakan khusus

untuk merinci langganan kredit, kepada siapa sajakah

perusahaan melakukan transaksi penjualan kredit,

dimana alamatnya dan berapa jumlahnya. Dalam buku

piutang, keadaan tagihan kepada tiap langganan dicatat

dalam daftar-daftar tersendiri.

 Buku Besar Pembantu Utang

Buku besar pembantu utang disediakan untuk mencatat

masing-masing pemasok secara terperinci yang banyak

di tentukan oleh banyaknya pemasok yang memberikan

pinjaman kredit, baik berupa barang dagangan maupun

aktiva lainya

56
5.1.5. Bentuk-Bentuk Buku Besar

 Buku Besar Berbentuk T

Bentuk buku besar berbentuk T adalah bentuk buku besar yang

paling sederhana serta paling banyak dugunakan. Buku besar

jenis ini digunakan untuk keperluan analisis transaksi serta untuk

menjelaskan mekanismen penggunaaan akun.

 Buku Besar Berbentuk Skontro

Buku besar berbentuk skronto adalah buku besar yang

berbentuk dua kolom. Buku besar jenis skronto pada dasasrnya

lebih lengkap dari bentuk T.

 Buku Besar Berbentuk Staffel

Buku besar berbentuk staffel adalah buku besar yang memiliki

bentuk halaman serta mempunyai lajur saldo. Buku besar staffel

terdiri dari dua jenis yaitu buku besar staffel meliputi tiga kolom

yang mempunyai lajur saldo tunggal serta buku besar dengan 4

kolom yang mempunyai laju saldo rangkap.

5.1.6. Format Standar Akun

Standar akun senderhana yang digunakan dalam buku teks akuntansi

seringkali sangat berguna untuk tujuan ilustrasi. Namun dalam

praktiknya, format akun yang digunakan dalam buku besar jauh lebih

terstruktur. Format yang digunakan menunjukan bentuk tipikal,

menggunakan asumsi data dari rekening kas. format ini disebut dengan

bentuk tiga kolom. Tiga kolom tersebut terdiri dari debit, kredit, dan

saldo. Saldo dalam akun ditentukan setelah setiap transaksi.

57
Perusahaan menggunakan ruang penjelasan dalam kolom referensi

untuk memberikan info khusus tetang transaksi.

5.1.7. Posting

posting adalah sebuah kegiatan memindahkan entri jurnal ke akun

buku besar. Fase proses pencatatan ini mengakumulasikan efek dari

transaksi yang dijurnal ke dalam akun individual. Terdapat beberapa

langkah dalam melakukan posting yang terdiri dari:

 Dalam buku besar, masukan, di kolom yang sesuai dari akun

yang didebit, tanggal, halaman jurnal, dan jumlah debit yang

ditampilkan dalam jurnal.

 Pada kolom referensi jurnal, tuliskan nomor rekening yang

dibukukan jumlah debitnya.

 Dalam buku besar, masukan, di kolom yang sesuai dari akun

yang dikedtkan, tanggal, halaman jurnal, dan jumlah kredit yang

ditampilkan dalam jurnal.

 Pada kolom referensi jurnal, tuliskan nomor rekening yang

dibukukan jumlah kreditnya.

Pemindahbukuan harus dilakukan sesuai urutan. Artinya, perusahaan

harus mencatat semua debit dan kredit dari satu ayat jurnal sebelum

memindahbukukan dari ayat jurnal berikutnya. Pemindahbukuan harus

dilakukan tepat waktu untuk memastikan buku besar selalu tepat

informasinya.

Kolom referensi pada akun dibuku besar mengindikasikan halaman

jurnal asal transaksi tersebut dibukukan. Bagian keterangan pada akun

58
di buku besar jarangdigunakan karena penjelasan sudah muncul di

jurnal

5.1.8. Kode Akun

Jumlah dan jenis kode akun berbeda untuk tiap perusahaan. Jumlah

akun bergantung pada seberapa detail informasi yang diinginkan

perusahaan. Contoh, manajemen suatu perusahaan mungkin

menginginkan hanya satu akun untuk semua jenis beban utilitas.

Sementara manajemen perusahaan lain mungkin menginginkan akun

yang berbeda untuk beban utilitas gas, listrik,dan air. Sama halnya,

perusahaan kecil akan memiliki lebih sedikit akun dibandingkan

korporasi raksasa. Sebagian besar perusahaan memiliki kode akun

(chart ofaccounts)

Sebagian besar perusahaan memiliki kode akun. Daftar ini

berisiakun-akun dan nomornya untuk mengetahui lokasinya di buku

besar. Sistem penomoran akun biasanya diawali dengan akun-akun

yang adapada laporan posisi keuangan diikuti dengan akun-akun yang

ada pada laporan laba rugi. Kisaran nomor akunnya adalah sebagai

berikut :

 Akun 101–199 menunjukkan akun asset

 Akun 200–299 menunjukkan kewajiban / liabilitas

 Akun 300–399 menunjukkan akun ekuitas

 Akun 400–499, pendapatan

 Akun 500–799, beban

 Akun 800–899, pendapatan lainnya

 Akun 900–999, beban lain

59
5.2. NERACA SALDO

1) Defenisi Neraca Saldo

Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang berisikan

seluruh jenis nama akun beserta saldo todal dari setiap akun yang

disusun secara sistematis seuai dengan kode akun yang bersumber dari

buku besar perusahaan pada periode tertentu. Neraca saldo di

persiapkan untuk melihat kesimbangan atau kesamaan antara jumlah

kredit dan debit pada akun-akun yang ada dalam buku besar.

Neraca saldo biasanya memuat ringakasan dari akun transaksi

beserta saldonya yang berfungsi sebagai dasar utuk menyiapkan

laporan keuangan atau sebagai bahan evaluasi. Dengan kata lain,

neraca saldo, disusun setelah penyusunan buku besar dan dibuat

secara sistematis, sesuai kode akun (tidak acak).

2) Fungsi Neraca Saldo

 Fungsi Persiapan, untuk mempersiapkan pembuatan laporan

akhir keuangan pada suatu perusahaan.

 Fungsi Pencatatan, tempat melakukan berbagai macam

prncatatan, dalam hal ini pencatatan yang di lakukan adalah

pencatatan data-data pada setiap akun rekening.

 Fungsi Koreksi, tempat melakukan koreksi terhadap seluruh

catatan serta siklus akuntansi yang telah di lakukan sebelum

pembuatan neraca saldo tersebut.

 Fungsi Monitoring, fungsi neraca saldo untuk melakukan

pengawasan pada setiap akun dalam keuangan perusahaan.

60
3) Cara Penyusunan Neraca Saldo

Untuk menyiapkan sebuah neraca saldo, kita memerlukan saldo

penutupan dari akun buku besar umum. Neraca saldo disiapkan setelah

memposting semua transaksi keuangan ke jurnal dan merangkumnya

pada laporan buku besar. Neraca saldo dibuat untuk memastikan bahwa

debit sama dengan kredit dalam bagan akun. Terdapat beberapa

langkah dalam penyusunan neraca saldo meliputi:

 Sebelum kita memulai dengan neraca saldo, kita perlu

memastikan bahwa setiap akun buku besar seimbang.

Perbedaan antara jumlah semua entri debit dan jumlah semua

entri kredit menunjukkan keseimbangan.

 Siapkan lembar kerja. Tajuk kolom harus untuk nomor rekening,

nama rekening dan kolom yang sesuai untuk saldo debit dan

kredit.

 Untuk setiap akun buku besar, transfer ke lembar kerja neraca

saldo nomor akun dan nama akun bersama dengan saldo akun

di kolom debit atau kredit yang sesuai.

 Tambahkan jumlah kolom debit dan kolom kredit. Idealnya,

jumlah totalnya harus sama dalam neraca saldo bebas

kesalahan. Jika jumlahnya sama, Anda dapat menutup neraca

saldo.

 Jika ada perbedaan, akuntan harus mencari dan memperbaiki

kesalahan tersebut.

61
4) Penyebab Kesalahan Dalam Necara Saldo

 kesalahan dalam penyusun neraca saldo

 Salah menunukan kolom saldo rupiah

 Ada rekening yang belum dicantumkan dalam neraca

saldo atau salah menuliskan jumlahnya

 Kesalahan dalam menentukan saldo rekening

 Salah menghitung jumlah saldo

 Saldo debut suatu rekening ditulis sebagai saldo kredit

atau sebaliknya

 Salah menghitung jumlah pada satu sisi rekening

 Kesalahan mencatat jumlah dalam buku besar

 Transaksi telah dicatat dengan jumlah pendebitan tidak

sama besarta dengan jumlah pengkreditnya

 Pendebitan telah dicatat sebagai pengkredit atau

sebaliknya lupa mencatat suatu pendebitan atau

pengkreditan

5) Kelemahan Neraca Saldo

Neraca saldo tidak menjamin bebas kesalahan pencatatan. Berbagai

kesalahan dapat terjadi walaupun total neraca saldo cocok. Contoh,

neraca saldo akan seimbang walaupun :

 Ada transaksi yang tidak di jurnal

 Jurnal yang benar tidak dipindahbukukan

 Ayat jurnal dipindahbukukan dua kali

62
 Akun yang salah digunakan dalam menjurnal atau

pemindahbukuan

 Kesalahan yang saling meniadakan (offsetting eror) dilakukan

pada saat mencatat jumlah transaksi.

Selama jumlah debit dan kredit yang sama dipindahbukukan,

walaupun ke dalam akun yang salah atau angka yang salah, total

debitakan sama dengan total kredit. Neraca saldo tidak membuktikan

bahwa perusahaan telah mencatat semua transaksi atau bahwa buku

besar sudah benar.

6) Menentukan Lokasi Kesalahan

Jika neraca saldo tidak seimbang yang harus dilakukan adalah

menentukan jumlah selisih antara kedua kolom neraca saldo. Setelah

mengetahui jumlahnya, langkah selanjutnya adalah :

 Jika kesalahan sebesar $1, $10, $100 atau $ 1000, tambahkan

lagi kolom neraca saldo dan hitung ulang saldo akun.

 Jika kesalahan dapat dibagi 2, lihat neraca saldo untuk

menentukan apakah terdapat angka separuh dari kesalahan

dicatat pada kolom yang salah.

 Jika kesalahan dapat dibagi 9, lihat kembali saldo-saldo akun

pada neraca saldo untuk melihat apakah ada yang salah

dibukukan dari buku besar.

 Jika kesalahan tidak dapat dibagi 2 ataupun 9, lihat buku besar

untuk menentukan apakah ada saldo senilai kesalahan yang

tidak tercatat di neraca saldo, dan lihat jurnal untuk mengetahui

apakah jurnal tersebut telah dihilangkan.

63
5.3. STUDI KASUS PENJURNALAN

5.3.1. Latar Belakang

Pada setiap perusahaan melakukan sebuah transaksi keuangan.

Transaksi keuangan yang terjadi diperoleh dari kegiatan perusahaan

yang mempengeruhi keuangan perusahaan. Bentuk transaksi yang

terjadi dihasilkan sebuah bukti transaksi dalam bentuk faktur, struk, dll.

Bukti transaksi ini menjadi bahan dalam proses pencatatan keuangan

perusahaan.

Proses pencatatan transaksi melalui beberapa tahap. Nantinya

proses pencatatan ini menghasilkan jurnal, buku besar, neraca saldo,

hingga laporan keuangan yang bisa digunakan untuk mengetahui

keadaan keuangan atau apa saja transaksi dalam perusahaan sehingga

dapat membantu dalam pengambilan keputusan

5.3.2. Landasan Teori

Kegiatan mencatat data trasaksi keuangan dalam jurnal disebut

sebagai proses penjurnalan. Jurnal yang lengkap terdiri atas tanggal

transaksi, akun dan jumlah yang akan didebit dan dikredit, serta

penjelasan singkat mengenai transaksi. Penting untuk menggunakan

judul akun yang spesifik dan benar dalam penjurnalan. Judul akun yang

salah akan mengakibatkan kesalahan pada laporan keuangan. Setelah

perusahaan memilih judul tertentu untuk digunakan, makaperusahaan

tersebut harus mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan

akun tersebut pada judul akun yang sama.

Keseluruhan akun yang dimiliki perusahaan disebut buku besar

(ledger). Buku besar umum (general ledger) memiliki akun-akun aset,

64
liabilitas, dan ekuitas. Buku besar memperlihatkan saldo untuk tiap-

tiapakun dan perubahan saldo pada akun-akun tersebut. Bentuk yang

umum digunakan menggunakan data dari akun kas. Bentuk ini disebut

bentuk akun tiga kolom (three-coloumn form of account). Terdapat

tigakolom uang-debit, kredit, dan saldo. Memindahkan ayat jurnal ke

akunbuku besar disebut pemindahbukuan (posting). Tahapan dari

proses pencatatan ini mengakumulasikan dampak transaksi yang telah

dijurnal ke masing-masing akun individual.

Neraca saldo (trial balance) adalah kode akun dan saldonya pada

suatu waktu. Bisanya, perusahaan menyiapkan neraca saldo diakhir

periode akuntansi. Akun-akun disusun berdasarkan urutan mereka

dalam buku besar. Saldo debit muncul di sisi kiri, sedang kansaldo kredit

muncul di sisi kanan. Neraca saldo membuktikan persamaan matematis

debit dan kredit setelah pemindahbukuan.

5.3.3. Kasus

Pada tanggal 1 Agustus 2021, Ny. Yant yang belum terdaftar sebagai

Wajib Pajak (WP) dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) memutuskan untuk

mendirikan suatu usaha Salon Ensvie. Transaksi-transaksi yang terjadi

selama bulan Agustus 2021 adalah sebagai berikut.

 1 Agustus Ny. Yani menanamkan uangnya sebagai modal

sebesar Rp40.000.000,00 ke Salon Ensvie.

 2 Agustus Dibayar sewa kantor selama 1 tahun sebesar

Rp6.000.000,00.

 3 Agustus Dibeli tunai peralatan salon Rp2.500.000,00.

 5 Agustus Dibeli kredit perlengkapan salon Rp1.500.000,00.

65
 10 Agustus Dibeli perlengkapan kantor Rp1.200.000,00, Sebesar

Rp200.000,00 dibayar tunai dan sisanya dibayar kemudian.

 15 Agustus jumlah pendapatan sampai hari ini yang diterima tunai

Rp4.750.000,00 dan sisanya Rp2.500.000,00 masih berupa

tagihan.

 20 Agustus Dibayar utang atas pembelian perlengkapan salon

sebesar Rp250.000,00.

 25 Oktober Diterima pembayaran dari debitur yang telah memakai

jasa sebesar Rp250.000,00.

 30 Agustus Dibayar gaji karyawan sebesar Rp1.000.000,00.

 30 Agustus Ny. Yani mengambil uang untuk keperluan pribadi

sebesar Rp1.400.000,00.

 31 Agustus Diterima tagihan rekening listrik dan air sebesar

Rp500.000,00.

 31 Agustus Jumlah pendapatan yang diterima sampai hari ini,

diterima tunai Rp4.500.000,00 dan sisanya Rp2.250.000,00 masih

berupa tagihan.

 31 Agustus

 a. Perlengkapan salon yang masih ada di gudang sebesar

Rp1.100.000,00

 b. Perlengkapan kantor yang masih ada di gudang

sebesar Rp450.000,00.

 c. Penyusutan peralatan salon untuk bulan ini sebesar

Rp 100.000,00.

66
 d Sewa kantor yang telah menjadi beban Rp 500.000,00

5.3.4. Penyelesaian Kasus

 Penjurnalan

67
 Buku Besar

68
69
 Neraca Saldo

SALON ENSVIE
Neraca Saldo
Per 31 Agustus 2021

No
Akun Debit Kredit
Akun
111 kas 38,150,000.00
112 Piutang Dagang 4,500,000.00
113 Sewa Dibayar Dimuka 5,500,000.00
114 Perlengakapan Salon 1,100,000.00
115 Perlengekapan Kantor 450,000.00
121 Peralatan Salon 2,500,000.00
121.1 Akm. Peny. Peralatan Salon 100,000.00
211 Utang Usaha 2,750,000.00
311 Modal Ny. Yani 40,000,000.00
321 Prive 1,400,000.00
411 Pendapatan 14,000,000.00
501 Beban Gaji 1,000,000.00
502 Beban listrik, air, dan telpon 500,000.00
503 Beban Perlengkapan Salon 400,000.00
504 Beban Perlengkapan Kantor 750,000.00
505 Beban Peny. Peralatan Kantor 100,000.00
506 Beban Sewa 500,000.00
Total 56,850,000.00 56,850,000.00

5.3.5. Kesimpulan

Dalam pencatatan transaksi bisnis, akan dilakukan penjurnalan,

pembukuan dalam buku besar, serta menghasilkan neraca saldo. Jurnal

yang lengkap terdiri atas tanggal transaksi, akun dan jumlah yang akan

didebit dan dikredit, serta penjelasan singkat mengenai transaksi. Buku

besar umum (general ledger) memiliki akun-akun aset, liabilitas, dan

ekuitas. Buku besar memperlihatkan saldo untuk tiap-tiap akun dan

perubahan saldo pada akun-akun tersebut. Neraca saldo membuktikan

persamaan matematis debit dan kredit setelah pemindahbukuan atau

membuktikan bahwa debit dan kredit memiliki jumlah yang sama

70
RPS 06

KONSEP PENYESUAIN

6.1. TIMING ISSUE

Pada dasarnya sebuah perusahaan tidak memerlukan penyesuaian

jika mereka dapat menunggu untuk menyiapkan laporan keuangan sampai

perusahaan mengakhiri operasinya. Pada saat itu, perusahaan dapat

dengan mudah menentukan laporan posisi keuangan akhir dan jumlah

pendapatan seumur hidup yang di perolehnya.

Namun, sebagian besar perusahaan membutuhkan umpan balik

segera tentang seberapa baik kinerja mereka. Misalnya, manajemen

biasanya menginginkan laporan keuangan bulanan, dan agen perpajakan

mengharuskan semua bisnis untuk mengajukan pengembalian pajak

tahunan. Oleh karena itu, akuntan membagi kehidupan ekonomi bisnis ke

dalam periode waktu buatan. Asumsi yang sesuai ini disebut sebagai

asumsi periode waktu.

Tahun Fiskal dan Kalender

Baik perusahaan kecil maupun besar menyiapkan laporan keuangan

secara berkala untuk menilai kondisi keuangan dan hasil operasi mereka.

Periode waktu akuntansi umumnya satu bulan, seperempat, atau satu tahun.

Periode waktu bulanan dan triwulanan disebut periode interim (interm

periods). Sebagian besar perusahaan besar harus menyiapkan laporan

keuangan triwulanan dan tahunan.

Periode waktu akuntansi yang panjangnya satu tahun disebut tahun

fiscal (fiscal year). Tahun fiskal biasanya dimulai dengan hari pertama bulan

71
dan berakhir 12 bulan kemudian pada hari terakhir bulan. Sebagian besar

bisnis menggunakan tahun kalender (1 Januari hingga 31 Desember)

sebagai periode akuntansi mereka. Beberapa tidak. Perusahaan yang tahun

fiskalnya berbeda dari tahun kalender termasuk Vodafone Group (GBR), 31

Maret, dan Walt Disney Productions (AS), 30 September. Terkadang akhir

tahun perusahaan akan berbeda dari tahun ke tahun. Misalnya, tahun fiskal

JJB Sports (GBR) berakhir pada hari Minggu yang jatuh paling dekat

sebelum 31 Januari, menghasilkan periode akuntansi 52 atau 53 minggu.

Akuntansi Akrual dan Akuntansi Berbasis Kas

Berdasarkan basis akrual, perusahaan mencatat transaksi yang

mengubah laporan keuangan perusahaan pada periode terjadinya peristiwa

tersebut. Misalnya, menggunakan basis akrual untuk menentukan laba bersih

berarti perusahaan mengakui pendapatan saat mereka benar-benar

melakukan jasa (bukan saat mereka menerima uang tunai). Ini juga berarti

mengakui biaya saat terjadi (bukan saat dibayar).

Pilihan lain selain basis akrual adalah basis kas. Dengan akuntansi

berbasis kas (cash-basis accounting), perusahaan mencatat pendapatan

ketika mereka menerima kas. Mereka mencatat pengeluaran ketika mereka

membayar kas. Basis kas tampaknya menarik karena kesederhanaannya,

tetapi seringkali menghasilkan laporan keuangan yang salah. Gagal

mencatat pendapatan untuk perusahaan yang telah memberikan layanan

tetapi belum menerima uang kasnya. Akibatnya, pengeluaran tidak

sebanding dengan pendapatan. Akuntansi basis kak tidak sesuai dengan

International Financial Reporting Standards (IFRS).

72
Orang-orang dan beberapa perusahaan kecil memang menggunakan

akuntansi berbasis kas. Basis kas dibenarkan untuk usaha kecil karena

mereka sering memiliki sedikit piutang dan hutang. Perusahaan menengah

dan besar menggunakan akuntansi berbasis akrual.

Prinsip Pengakuan Pendapatan

Saat sebuah perusahaan setuju untuk memberikan jasa atau menjual

sebuah produk ke palanggan, perusahaan memiliki kewajiban untuk

melaksanakanya. Ketika perusahaan memenuhi kewajiban tersebut, ia

mengakui pendapatan. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition

principle) oleh karena itu, mengharuskan perusahaan mengakui pendapatan

pada periode akuntansi di mana kewajiban kinerja dipenuhi, sebagai ilustrasi,

asumsikan bahwa Dave's Dry Cleaning membersihkan pakaian pada tanggal

30 Juni, tetapi pelanggan tidak mengklaim dan membayar pakaian mereka

sampai minggu pertama bulan Juli. Dave's harus mencatat pendapatan pada

bulan Juni ketika melakukan layanan (memenuhi kewajiban kinerja) daripada

pada bulan Juli ketika menerima uang tunai. Pada tanggal 30 Juni, Dave's

akan melaporkan piutang pada laporan posisi keuangan dan pendapatan

dalam laporan laba rugi untuk layanan yang dilakukan.

Prinsip Pengakuan Beban

Para akuntan mengikuti aturan sederhana dalam mengakui beban:

"Biarkan pengeluaran mengikuti pendapatan." Dengan demikian, pengakuan

beban terkait dengan pengakuan pendapatan. Dalam contoh dry cleaning, ini

berarti bahwa Dave's harus melaporkan beban gaji yang dikeluarkan dalam

melakukan layanan pembersihan 30 Juni pada periode waktu yang sama

Dave’s Dry Cleaning mengakui pendapatan jasa. Permasalahan penting

73
dalam pengakuan beban adalah ketika beban memberikan kontribusinya

terhadap pendapatan. Hal ini mungkin atau mungkin tidak dalam periode

yang sama di mana beban dibayarkan. Jika Dave's tidak membayar gaji yang

terjadi pada tanggal 30 Juni sampai Juli, Dave’s Dry Cleaning akan

melaorkan utang gaji pada laporan posisi keuangan 30 Juni.

Praktek pengakuan beban ini dikenal sebagai prinsip pengakuan

beban (expense recognition principle), sering disebut sebagai prinsip

pencocokan (expense recognition principle). Prinsip Ini menentukan bahwa

upaya pengeluaran beban (expenses) harus disandingkan dengan hasil

pendapatan (revenues).

6.2. DASAR-DASAR PENYESUAIAN

Agar pendapatan dicatat dalam periode di mana pekerjaan jasa telah

selesai dilakukan, dan bagi beban untuk diakui periode terjadinya,

perusahaan membuat jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian

(adjusting entries) memastikan bahwa prinsip pengakuan pendapatan dan

pengakuan beban diikuti Ayat jurnal penyesuaian diperlukan karena neraca

saldo yang pertama kali menggabungkan seluruh data transaksi mungkin

tidak berisikan data terbaru dan terlengkap. Hal ini benar karena beberapa

alasan:

 Beberapa peristiwa tidak dicatat setiap hari karena tidak efisien untuk

melakukannya. Contohnya adalah penggunaan perlengkapan dan

pendapatan upah oleh karyawan.

 Beberapa biaya tidak dicatat selama periode akuntansi karena biaya-

biaya ini akan kadaluwarsa dengan berlalunya waktu dan bukan

74
sebagai hasil dari transaksi harian yang berulang. Contohnya adalah

biaya yang terkait dengan penggunaan bangunan dan peralatan,

sewa, dan asuransi.

 Beberapa komponen mungkin tidak dicatat. Contohnya adalah

tagihan layanan utilitas yang tidak akan diterima sampai periode

akuntansi berikutnya.

Ayat jurnal penyesuaian diperlukan setiap kali perusahaan menyusun

laporan keuangan. Perusahaan menganalisis setiap akun dalam neraca

saldo untuk menentukan apakah akun tersebut lengkap dan mutakhir untuk

tujuan laporan keuangan. Setiap jurnal penyesuaian akan mencakup satu

akun laporan laba rugi dan satu akun laporan posisi keuangan.

Jenis-Jenis Ayat Jurnal Penyesuain

Ayat jurnal penyesuain dikelompokan baik sebagai deferral

(deferrasls) atau akrual (accruals).

Deferal:

 Beban dibayar dimuka: beban yang sudah dibayarkan, tetapi

belum digunakan atau dikonsumsi.

 Pendapatan diterima dimuka: kas sudah diterima, tetapi jasa

belum dikerjakan

Akrual:

 Pendapatan yang masih harus diterima: pendapatan atas jasa

yang telah dikerjakan, tetapi kasnya belum diterima atau

belum dicatat.

75
 Beban yang masih harus dibayar: beban yang sudah terjadi,

tetapi belum dibayarkan atau belum dicatat.

Ayat Jurnal Penyesuain untuk Deferal

Deferal berarti menunda atau menangguhkan. Deferral adalah biaya

atau pendapatan yang diakui pada suatu tanggal dikemudia hari bukan pada

saat kas berpindah pertama kalinya. Perusahaan-perusahaan membuat ayat

jurnal penyesuaian untuk penangguhan untuk mencatat bagian dari item

yang ditangguhkan yang terjadi sebagai beban atau diakui sebagai

pendapatan selama periode akuntansi berjalan. Dua jenis penangguhan

adalah beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka.

Beban Dibayar Dimuka

Ketika perusahaan mencatat pembayaran beban yang akan

memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, mereka

mencatat aset yang disebut beban dibayar di muka (prepaid

expenses) atau pembayaran di muka (prepayments). saat beban

dibayar di muka, akun aset ditingkatkan (didebit) untuk

memperlihatkan jasa atau manfaat yang akan diterima perusahaan di

masa depan. Contoh pembayaran di muka yang umum adalah

asuransi, perlengkapan, iklan, dan sewa. Selain itu, perusahaan

melakukan pembayaran di muka ketika mereka membeli bangunan

dan peralatan.

Beban dibayar di muka adalah biaya yang habis dengan

berlalunya waktu (misalnya, sewa dan asuransi) atau melalui

penggunaan (misalnya, perlengkapan). Berakhirnya biaya ini tidak

memerlukan pembuatan ayat jurnal harian, yang akan menjadi tidak

76
praktis dan tidak perlu. Oleh karena itu, perusahaan biasanya

menunda pengakuan kadaluarsa biaya tersebut sampai mereka

menyusun laporan keuangan. Pada setiap tanggal laporan,

perusahaan membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban

yang berlaku untuk periode akuntansi saat ini dan untuk menunjukkan

jumlah yang tersisa di akun aset Sebelum penyesuaian, aset-aset

akan memiliki saldo yang melebihi saji (overstated) dan saldo dari

beban-beban yang kurang saji (understated). Oleh karena itu, ayat

jurnal penyesuaian untuk beban dibayar di muka menghasilkan

kenaikan (debit) pada akun beban dan penurunan (kredit) pada akun

aset.

Rincian beberapa jenis beban dibayar dimuka tertentu adalah

sebagai berikut.

Perlengkapan

Pembelian perlengkapan, seperti kertas dan amplop ,

menghasilkan peningkatan (debit) ke akun aset. Selama

periode akuntansi, perusahaan menggunakan perlengkapan.

Daripada mencatat beban perlengkapan saat pelengkapan

digunakan, perusahaan mengakui beban perlengkapan pada

akhir periode akuntansi. Pada akhir periode akuntansi,

perusahaan menghitung perlengkapan yang tersisa. Selisih

antara saldo akun perlengkapan sebelum penyesuain (aset)

dan biaya aktual perlengkapan yang ada menunjukkan

perlengkapan yang digunakan (beban) untuk periode tersebut.

Ansuransi

77
Perusahaan membeli asuransi untuk melindungi

mereka dari kerugian akibat kebakaran, pencurian, dan

kejadian tak terduga. Asuransi harus dibayar di muka,

seringkali lebih dari satu tahun. Biaya dari asuransi (premi)

yang dibayar di muka dicatat sebagai kenaikan (debit) pada

akun aset Asuransi Dibayar Dimuka. Pada tanggal laporan

keuangan, perusahaan menambah (mendebit) Beban

Asuransi dan menurunkan (mengkredit) Asuransi Dibayar

Dimuka atas biaya pertanggungan yang telah habis masa

berlakunya selama periode tersebut.

Penyusutan

Perusahaan biasanya memiliki berbagai aset yang

berumur panjang, seperti gedung, peralatan, dan kendaraan

bermotor. Periode layanan disebut sebagai masa manfaat

(useful life) dari aset. Karena sebuah bangunan diharapkan

untuk memberikan layanan selama bertahun-tahun, bangunan

dicatat sebagai aset, bukan sebagai beban, pada tanggal

perolehannya. Perusahaan mencatat aset tersebut sebesar

biaya perolehan, sebagaimana disyaratkan oleh prinsip biaya

historis. Untuk mengikuti prinsip pengakuan biaya,

perusahaan mengalokasikan sebagian dari harga perolehan

sebagai sebuah beban selama setiap periode masa manfaat

aset. Penyusutan (deprecation) adalah proses pengalokasian

harga perolehan aset sebuah aset menjadi beban selama

masa manfaat aset.

78
Pendapatan Diterima Dimuka

Saat perusahaan menerima kas sebelum pekerjaan jasa

dilakukan, mereka mencatat sebuah kewajiban yang disebut

pendapatan diterima di muka (unearned revenue). Dengan kata lain,

perusahaan sekarang memiliki kewajiban kinerja (liability) untuk

mengerjakan jasa kepada salah satu pelanggannya. Komponen

seperti sewa, berlangganan majalah, dan simpanan pelanggan untuk

jasa di masa mendatang dapat menghasilkan pendapatan diterima di

muka. Maskapai penerbangan seperti Ryanair (IRL), Qatar Airways

(QAT), dan Delta Airlines (USA), misalnya, memperlakukan

penerimaan dari penjualan tiket sebagai pendapatan diterima di muka

sampai layanan penerbangan diberikan.

Pendapatan diterima dimuka adalah kebalikan dari beban

dibayar dimuka. Memang, pendapatan diterima di muka pada

pembukuan satu perusahaan kemungkinan besar merupakan biaya

dibayar di muka pada pembukuan perusahaan yang telah melakukan

pembayaran di muka. Sebagai contoh, jika diasumsikan periode

akuntansinya sama , pemilik kontrakan akan memiliki pendapatan

sewa diterima dimuka ketika penyewa memiliki sewa dibayar di muka.

Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Akrual

Katagori kedua dari ayat jurnal penyesuain adalah akrual. Sebelum

penyesuaian akrual, akun pendapatan (dan akun aset terkait) atau akun

beban (dan akun kewajiban terkait) meiliki saldo yang lebih rendah. Dengan

demikian, ayat jurnal penyesuaian untuk akrual akan meningkatkan baik

79
akun yang ada pada laporan posisi keuangan maupun akun laporan laba

rugi. Ayat kjurnal penyesuain untuk akrual dapat di bagi menjadi dua yaitu:

pendapatan yang masih harus di bayar dan beban yang masih harus di

bayar.

Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan atas jasa yang dilakukan tetapi belum dicatat

pada tanggal laporan merupakan pendapatan yang masih harus

diterima (accrued revenues). Pendapatan yang masih harus diterima

dapat diakumulasikan (bertambah) dengan berlalunya waktu, seperti

dalam kasus pendapatan bunga. Ini tidak dicatat karena perolehan

bunga tidak melibatkan transaksi harian.

Perusahaan tidak mencatat pendapatan bunga setiap hari

karena seringkali tidak praktis untuk melakukannya. Pendapatan yang

masih harus diterima juga dapat berasal dari jasa yang telah

dilakukan tetapi belum ditagih atau ditagih, seperti dalam komisi.

Pendapatan yang masih harus terima belum dicatat karena hanya

sebgaian dari jasa yang telah dikerjakan dan pelanggan tidak akan

diberikan tagihan sampe jasa telah sepenuhnya dikerjakan.

Beban yang Masih Harus Dibayar

Beban yang terjadi tetapi belum dibayar atau dicatat pada

tanggal laporan disebut beban yang masih harus dibayar (accurued

expenses). Bunga, pajak, dan gaji adalah contoh umum dari beban

yang masih harus dibayar Perusahaan membuat penyesuaian atas

beban yang masih harus dibayar untuk mencatat kewajiban yang ada

80
pada tanggal laporan posisi keuangan dan untuk mengakui beban

yang berlaku untuk periode akuntansi saat ini. Sebelum penyesuaian,

baik kewajiban maupun beban saldonya kurang saji. Oleh karena itu,

jurnal penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar

menghasilkan peningkatan (debit) pada akun beban dan peningkatan

(kredit) pada akun kewajiban.

Ada beberapa jenis beban tertentu dari beban yang harus

dibayar, yaitu sebagai berikut, diawali dengan Bungan yang masih

harus dibayar.

Bunga yang Masih harus Dibayar

Pioneer Advertising mengeluarkan wesel bayar yang

waktu jatuh temponya tiga bulan senilai 5000 pada 1 Oktober.

Wesel tersebut mengharuskan Pioneer untuk membayarkan

bunga pada tingkat suku bunga tahunan 12%.

Jumlah bunga yang dicatat ditentukan oleh tiga faktor:

pokok dari wesel bayar, tingkat suku bunga yang dinyatakan

dalam tingkat suku bunga tahunan, dan lamanya wesel

tersebut beredar. Untuk Pioneer, total bunga yang jatuh tempo

atas wesel bayar senilai 5.000.

pada tanggal jatuh tempo tiga bulan mendatang adalah

150 (5.000 * 12% * 3/12) atau 50 per bulan. Bunga yang

masih harus dibayar pada 31 Oktober meningkatkan akun

liabilitas, Utang Bunga. Bunga yang masih harus dibayar juga

menurunkan ekuitas dengan meningkatkan akun beban,

Beban Bunga.

81
Beban bunga memperlihatkan bunga yang dibebankan

untuk bulan Oktober. Utang bunga memperlihatkan jumlah

bunga terutang perusahaan pada tanggal laporan keuangan.

Pioneer tidak akan membayarkan bunga sampai wesel bayar

jatuh tempo pada akhir bulan ketiga. Perusahaan-perusahaan

menggunakan akun Utang Bunga, bukannya mengkreditkan

Wesel Bayar, untuk mengungkapkan dua jenis kewajiban

yang berbeda bunga dan pokok dalam akun-akun dan laporan

keuangan. Tanpa ayat jurnal penyesuaian ini, liabilitas dan

beban bunga nilainya kurang catat dan laba neto serta ekuitas

nilainya lebih saji.

Gaji dan Upah yang masih Harus Dibayar

Perusahaan-perusahaan membayarkan beberapa jenis

beban, seperti gaji dan upah karyawan, setelah karyawan

bekerja. Pioneer membayarkan gaji dan upah pada 26

Oktober untuk karyawan atas dua minggu pertama kerja;

pembayaran gaji berikutnya tidak akan terjadi sampai 9

November. Tiga hari kerja masih ada di Oktober (29-31

Oktober).

Pada 31 Oktober, gaji dan upah selama tiga hari

tersebut mewakili beban yang masih harus dibayar dan

liabilitas yang terkait untuk Pioneer. Para karyawan menerima

total gaji dan upah sebesar 2.000 untuk limahari kerja dalam

seminggu, atau 400 per hari. Oleh karena itu, gaji dan upah

yang masih harus dibayar pada31 Oktober adalah 1.200.

82
Akrual ini meningkatkanl iabilitasm Utang Gaji dan Upah.

Proses akrual ini juga mengurangkan ekuitas engan

meningkatkan beban,Beban Gaji dan Upah.

Setelah penyesuaian ini, saldo dalam Beban Gaji dan

Upah adalah 5.200 adalah beban gaji dan upah aktual untuk

Oktober. Saldo dalam Utang Gaji dan Upahadalah 1.200

adalah jumlah liabilitas untuk gaji dan upah Pioneer yang

terutang per 31 Oktober. Tanpa penyesuaian ini sebesar

1.200 untuk gaji dan upah, beban Pioneer kurang catat 1.200

dan utangnya kurang saji 1.200.

Pioneer Advertising membayarkan gaji dan upah

setiap dua minggu. Konsekuensinya adalah pembayaran gaji

berikutnya akan dilakukan pada 9 November, saat

perusahaan akan membayarkan total gaji dan upah sebesar

4.000. Pembayaran terdiri dari gaji dan upah sebesar 1.200

yang terutang oada 31 Oktober ditambah beban gaji dan upah

sebesar 2.800 untuk November (7hari kerja, seperti terlihat

dalam kalender bulan November * 400). Oleh karena itu,

Pioneer membayar ayat jurnal pada 9 November. Ayat jurnal

ini menghilangkan liabilitas untuk utang gaji dan upah yang

dicatat oleh Pioneer dalam ayat jurnal penyesuaian 31

Oktober, dan mencatat jumlah beban gaji dan upah yang tepat

untuk periode antara 1 November sampai 9 November.

83
Ikhtisar dari Hubungan-Hubungan Dasar

Setiap ayat jurnal penyesuaian memengaruhi satu akun padal aporan

posisi keuangan dan satu akun pada laporan laba rugi. Buku besar

menunjukkan seluruh penyesuaian dengan referensi JS karena mereka telah

dicatat pada halaman 2 jurnal umum. Perusahaan dapat memasukkan judul

di posisi tengah ―Ayat Jurnal Penyesuaian‖ diantara ayat jurnal transaksi

terakhir dan ayat jurnal penyesuaian yang pertama di jurnal. Di buku besar,

ayat-ayat jurnal yang disorot dalam warna adalah penyesuaian.

6.3. NERACA SALDO DISESUAIKAN

Setelah perusahaan menjurnal dan memindahbukukan ayat jurnal

penyesuaian, perusahaan menyusun neraca saldo yang lain dari akun-akun

yang ada di buku besar. Neraca saldo ini disebut dengan neracasaldo

penyesuaian (adjusted trial balance). Neraca saldo setelah penyesuaian

memperlihatkan saldo-saldo dari seluruh akun, termasuk akun-akun yang

disesuaikan, pada akhir periode akuntansi. Kegunaan dari neraca saldo

setelah penyesuaian adalah untuk membuktikan kesamaan dari total saldo

debit dan total saldo kredit dalam buku besar setelah seluruh penyesuaian.

Karena akun-akun berisikan seluruh data yang dibutuhkan untuk laporan

keuangan, neraca saldo setelah penyesuaian adalah basis utama untuk

penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Saldo yang dipengaruhi oleh ayat-ayat jurnal penyesuaian dicetak

tebal. Terdapat lebih banyak akun dalam neraca saldo setelah penyesuaian

karena adanya ayat jurnal penyesuaian yang dibuat di akhir bulan.

84
Penyusunan Laporan Keuangan

Perusahaan-perusahaan dapat menyusun laporan keuangan secara

langsung dari neraca saldo setelah penyesuaian. Perusahaan-perusahaan

menyusun laporan laba rugi dari akun-akun beban dan pendapatan.

Kemudian mereka menggunakan akun Saldo Laba dan Dividen serta laba

neto dari laporan laba rugi untuk menyusun laporan saldo laba. Perusahaan-

perusahaan kemudian menyusun laporan keuangan.

6.4. STUDI KASUS KONSEP PENYESUAIAN

6.4.1. Latar Belakang

Agar pendapatan dicatat dalam periode di mana pekerjaan jasa telah

selesai dilakukan, dan bagi beban untuk diakui di periode terjadinya,

perusahan membuat ayat jurnal penyesuaian. Ayat jurnalpenyesuaian

(adjusting entries) menjamin bahwa prinsip pengakuan pendapatan dan

pengakuan beban diikuti. Ayat jurnal penyesuaian diperlukan karena

neraca saldo yang pertama kali menggabungkan seluruh data transaksi

mungkin tidak berisikan data yang terbaru dan terlengkap. Tanpa

penyesuaian, akan ada akun yang kurang saji dan lebih saji atau kurang

sesuai.

6.4.2. Landasan Teori

Ayat jurnal penyesuian dikelompokkan baik sebagai deferral

(deferrals) atau akrual (accruals). Ayat jurnal penyesuaian deferral

dibedakan menjadi beban dibayar dimuka (beban yang sudah

85
dibayarkan, tetapi belum digunakan atau dikonsumsi) dan pendapatan

diterima dimuka (kas sudah diterima, tetapi jasa belum dikerjakan).

Sementara itu ayat jurnal penyesuaian akrual dibagi menjadi dua yaitu

pendapatan yang masih harus diterima (pendapatan atas jasa yang

telah dikerjakan, tetapi kasnya belum diterima atau belum dicatat) dan

beban yang masih harus dibayar (beban yang sudah terjadi, tetapi

belum dibayarkan atau belum dicatat).

Ayat jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka menghasilkan

kenaikan (debit) pada akun beban dan

penurunan (kredit) pada akun aset. Ayat jurnal penyesuaian untuk

pendapatan diterima dimuka menghasilkan penurunan (debit) untuk

akun liabilitas dan meningkatkan (kredit) akun pendapatan. Perusahaan

mencatat penagihan piutang dengan mendebit (meningkatkan) Kas dan

mengkredit (menurunkan) piutang usaha. Ayat jurnal penyesuaian untuk

beban yang masih harus dibayar menghasilkan kenaikan (debit) pada

akun beban dan kenaikan (kredit) pada akun liabilitas.

6.4.3. Kasus

Handoko seorang wajib pajak yang telah memiliki NPWP, status

kawin dengan 1 tanggungan. Handoko memiliki usaha dengan nama

Studio Foto Bhineka Combo yang terletak di jalan Majapahit No 100

Semarang dengan neraca saldo 31 Agustus 2021:

86
Studio Fotografi Bhineka Combo
Neraca Saldo
Per 31 Agustus 2021

No Akun Keterangan Debet Kredit


111 Kas 252,300,000.00
112 Piutang Usaha 918,200,000.00
115 Perlengk. Fotografi 96,200,000.00
116 Perlengk. Kantor 41,300,000.00
117 Sewa Dibayar dimuka 110,000,000.00
121 Peralatan Fotografi 480,000,000.00
122 Peralatan Kantor 115,000,000.00
211 Utang Dagang 312,000,000.00
311 Modal Handoko 829,000,000.00
411 Penghasilan 957,650,000.00
511 Beban Gaji Penghasilan 122,000,000.00
412 Penghasilan Bunga 350,000.00
413 Penghasilan Sewa 36,000,000.00
TOTAL 2,135,000,000.00 2,135,000,000.00

Data penyesuain yang terjadi pada tanggal 31 Agustuss 2021 adalah

sebagai berikut:

 Kerugian piutang ditaksir 1% dari penghasilan

 Perlengkapan fotografi yang masih ada di gudang Rp

70.000.000,00.

 Perlengkapan kantor yang habis dipakai Rp 11.300.000,00.

 Sewa gedung telah terpakai Rp 16.000.000,00.

 Maih harus terima bunga atas uang yang ada di Bank Rp

1.150.000,00.

 Masih harus dibayar gaji pegawai Rp 12.000.000,00.

 Penghasilan sewa yang diterima di muka Rp 6.000.000,00.

 Penyusutan peralatan fotografi 20% dan peralatan kantor 10% per

tahun

Dari data diatas, buatlah:

 Jurnal penyesuain

 Neraca saldo setelah penyesuain

87
Pembahasan:

 Kerugian piutang sebesar 1% X Rp957.650.000,00 = Rp

9.576.500,00.

 Perlengkapan fotografi:

Neraca saldo = Rp 96.200.000,00

Data penyesuain 31 Agustus = Rp 70.000.000,00 –

Jumlah yang terpakai = Rp 26.200.000,00

Jumlah perlengkapan yang habis dipakai sebesar Rp 26.200.000,00

dicatat dengan mendebit beban perlengkapan fotografi sebesar Rp

26.200.000,00 dan mengkredit perlengkapan fotografi Rp

26.200.000,00.

 Perlengkapan kantor yang habis dipakai Rp 11.300.000,00. Jumlah

itu langsung dicatat sebagai beban perlengkapan kantor. Pindahkan

jumlah itu ke kolom debit beban perlengkapan kantor dan kolom

kredit perlengkapan kantor.

 Sewa dibayar di muka yang telah terpakai sebesar Rp

16.000.000,00. Jumlah tersebut harus dicatat sebagai beban sewa

gedung. Oleh karena itu, jumlah tersebut harus dipindahkan ke

kolom debit beban sewa gedung dan kolom kredit sewa dibayar di

muka.

 Masih harus diterima bunga dari bank Rp 1.150.000,00; dicatat

dalam akun piutang bunga dengan mendebit piutang bunga

sebesar Rp.1.150.000,00 dan mengkredit pendapatan bunga

sebesar Rp 1.150.000,00.

88
 Masih harus dibayar gaji pengawai sebesar Rp 12.000.000,00.

Pada tanggal 31 Agustus 2021, ada karyawan yang belum diberi

gaji . karena karyawan sudah bekerja, harus dicatat sebagai beban

gaji, tetapi belum dibayar sehingga merupakan beban terutang.

Oleh karena itu, harus dicatat di kolom debit beban gaji pengawai

dan kolom kredit utang gaji pengawai, masing-masing sebesar Rp

12.000.000,00.

 Sewa diterima dimuka adalah uang muka sewa peralatan fotografi.

Karena belum terpakai, jumlah pendapatan sewa harus dikurangi

dengan cara mendebit pendapatan sewa dan mengkredit utang

pendapatan sewa sebesar Rp 6.000.000,00.

 Perlatan fotografi disusutkan 20% per tahun = 20% X Rp

480.000.000,00 = Rp 96.000.000,00.

 Peralatan kantor disusutkan 10 % per tahun = 10% X Rp

115.000.000,00 = Rp 11.500.000,00.

Perhitungan pajak penghasilan:

Pendapatan = Rp 939.150.000,00

Beban komersial = Rp 304.806.500,00

Laba sebelum pajak = Rp 684.343.500,00

Ditambah koreksi fiscal positif:

Beban kerugian piutang: Rp 9.576.500,00

Beban PPh final: Rp 230.000,00

jumlah koreksi fiscal positif: Rp 9.806.500,00

jumlah setelah koreksi positif dikurangi

89
koreksi negative: Rp 694.150.000,00

pendaoatan bunga bank Rp 1.500.000,00

penghailan neto usaha Rp 692.650.000,00

PTKP K/1 (Rp 54.000.000,00 + Rp 9.000.000,00) Rp 63.000.000,00

Penghasilan kena pajak Rp 629.650.000,00

PPh terutang: (30% X (Rp 629.650.000,00 – Rp 500.000.000,00)) + Rp

95.000.000,00 = Rp 133.895.000,00.

Studio Fotografi Bhineka Combo


Jurnal Penyesuain
per 31 Agustus 2021

Tanggal Kerterangan No Akun Debet Kredit


31 kerugian Piutang Usaha 518 9,576,500.00
cadangan Kerugian
piutang Usaha 114 9,576,500.00
Beban Perlengkapan Fotografi 512 26,200,000.00
Perlengkapan Fotografi 115 26,200,000.00
Beban perlengkapan kantor 513 11,300,000.00
Perlengkapan kantor 116 11,300,000.00
Beban sewa gedung 514 16,000,000.00
Sewa dibayar dimuka 117 16,000,000.00
Piutang bunga 113 1,150,000.00
Penghasilan bunga 412 1,150,000.00
Beban gaji pengawai 511 12,000,000.00
Beban gaji terutang 519 12,000,000.00
Penghasilan sewa 413 6,000,000.00
Sewa dibayar dimuka 118 6,000,000.00
Peny. Peralatan fotografi 123 96,000,000.00
AKM. Peny. Prlt fotografi 124 96,000,000.00
Peny. Peralatan kantor 125 11,500,000.00
AKM. Peny. Prlt kantor 126 11,500,000.00
Beban PPh 512 133,895,000.00
Utang PPh 212 133,895,000.00
TOTAL 323,621,500.00 323,621,500.00

90
Studio Fotografi Bhineka Combo
Neraca Saldo Setelah Peyesuain
per 31 Agustus 2021

Keterangan Debet Kredit


kas 252,300,000.00
Piutang Usaha 918,200,000.00
Cad. Kerugian piutang 9,576,500.00
Piutang Bunga 920,000.00
Perlengkapan fotografi 70,000,000.00
Perlengkapan kantor 30,000,000.00
Sewa dibayar dimuka 94,000,000.00
Peralatan fotografi 480,000,000.00
AKM. Peny. Peralatan kantor 96,000,000.00
Peralatan kantor 115,000,000.00
AKM. Peny. Peralatan kantor 11,500,000.00
Utang Usaha 312,000,000.00
Utang Gaji Pengawai 12,000,000.00
Pendapatan sewa diterima dimuka 6,000,000.00
Utang pajak penghasilan 133,895,000.00
Modal Handoko 829,000,000.00
Pendapatan fotografi 957,650,000.00
Beban gaji pengawai 134,000,000.00
kerugian piutang 9,576,500.00
Beban perlengkapan fotografi 26,200,000.00
Bebanperlengkapan kantor 11,300,000.00
Beban sewa gedung 16,000,000.00
Beban Peny. Peralatan fotografi 96,000,000.00
Beban Peny. Peralatan kantor 11,500,000.00
Pendapatan bunga 1,500,000.00
Pendapatan sewa 30,000,000.00
Beban pajak final 230,000.00
Beban pajak penghasilan 133,895,000.00
TOTAL 2,399,121,500.00 2,399,121,500.00

6.4.4.Kesimpulan

Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) menjamin bahwa prinsip

pengakuan pendapatan dan pengakuan beban diikuti. Tanpa penyesuaian,

akan ada akun yang kurang saji dan lebih saji atau kurang sesuai. Untuk

menjaga persamaan akuntansi tetap seimbang, perlu dilakukan penyesuaian.

Neraca saldo setelah penyesuaian memperlihatkan saldo-saldo dari seluruh

akun, termasuk akun-akun yang disesuaikan, pada akhir periode akuntansi.

Kegunaan dari neraca saldo setelah penyesuaian adalah untuk membuktikan

kesamaan dari total saldo debit dan total saldo kredit dalam buku besar setelah

seluruh penyesuaian.

91
RPS 07

SIKLUS AKUNTANSI

7.1. KERTAS KERJA

Kertas kerja adalah formulir multi kolom yang digunakan dalam proses

penyesuaian dan dalam menyiapkan laporan keuangan. Lembar kerja hanyalah alat

yang digunakan dalam menyiapkan jurnal penyesuaian dan laporan keuangan.

Perusahaan umumnya mengkomputerisasi lembar kerja menggunakan program

spreadsheet elektronik seperti Excel.

Penggunaan lembar kerja adalah opsional. Ketika sebuah perusahaan

memilih untuk menggunakannya, ia menyiapkan laporan keuangan dari lembar

kerja. Ini memasukkan penyesuaian di kolom lembar kerja dan kemudian membuat

jurnal dan memposting penyesuaian setelah menyiapkan laporan keuangan.

Dengan demikian, lembar kerja memungkinkan untuk memberikan laporan

keuangan kepada manajemen dan pihak berkepentingan lainnya pada tanggal yang

lebih awal.

Dalam menyelesaikan sebuah kertas kerja terdapat beberapa langkah yang

harus diikuti antaranya:

 Langkah pertama yaitu menyiapkan neraca percobaan pada lembar kerja,

masukan semua akun buku besar dengan saldo di ruang judul akun.

Masukkan jumlah debit dan kredit dari buku besar di kolom neraca saldo.

 Langkah kedua yaitu masukkan penyesuain dalam kolom penyesuain.

Dalam memasukan penyesuain, gunakan akun saldo yang berlaku. Jika

akun tambahan diperlukan, masukkan pada baris tepat di bawah total neraca

saldo. Huruf yang berbeda mengidentifikasi debit dan kredit untuk setiap

jurnal penyesuain. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses ini

92
adalah keying. Perusahaan tidak membuat jurnal penyesuain sampai merka

menyelesaikan lembar kerja dan menyiapkan laporan keuangan.

 Langkah yang ketiga yaitu masukkan saldo yang disesuaikan pada kolom

saldo yang disesuaikan. Dalam menentukan saldo akun yang disesuaikan

dapat dilakukan dengan menggabungkan jumlah yang dimasukkan dalam

empat kolom pertama lembar kerja untuk setiap akun. Misalnya, akun

Ansuransi DIbayar di Muka pada kolom neraca saldo memiliki saldo debet

600 dan kredit 50 pada kolom penyesuain. Hasilnya adalah 550 saldo debet

dicatat di kolom neraca saldo yang disesuaikan. Untuk setiap akun, jumlah

dalam kolom neraca saldo yang disesuakan adalah saldo yang akan muncul

di buku besar setelah penjurnalan dan posting jurnal penyesuain. Saldo

pada kolom ini sama dengan saldo pada neraca saldo yang disesuaikan.

Setelah memasukan semua saldo akun ke dalam kolom neraca saldo yang

disesuaikan, kolom-kolom tersebut dijumlahkan untuk membuktikan

kesetaraanya. Jika jumlah kolom tidak sesuai, kolom laporan keuangan tidak

seimbang dan laporan keuangan salah.

 Langkah keempat yaitu memperluas jumlah saldo percobaan yang

disesuaikan ke kolom laporan keuangan yang tepat. Langkah selanjutnya

ialah memperluas jumlah neraca saldo yang disesuaikan ke kolom laporan

laba rugi dan laporan posisi keuangan pada lembar kerja. Masukkan laporan

posisi keuangan kedalam laporan posisi keuangan yang sesuai dengan

kolom debit dan kredit. Misalnya memasukkan kas di kolom debet laporan

posisi keuangan dan wesel bayar di kolom kredit. memperluas Akumulasi

Penyusutan— Peralatan ke kolom kredit laporan posisi keuangan alasannya

adalah akumulasi penyusutan merupakan akun kontra aset dengan saldo

kredit. Karena lembar kerja tidak memiliki kolom untuk laporan laba ditahan,

maka memperluas saldo dalam Modal Saham —Laba Biasa dan Laba

93
Ditahan, jika ada, ke kolom kredit laporan posisi keuangan. Selain itu, saldo

dalam Dividen diperluas ke kolom debet laporan posisi keuangan karena

merupakan akun ekuitas dengan saldo debet. Perusahaan memasukkan

akun beban dan pendapatan seperti Beban Gaji dan Upah dan Pendapatan

Jasa di kolom laporan laba rugi yang sesuai.

 Langkah yang kelima menjumlahkan kolom pernyataan, hitung laba bersih

(atau rugi bersih), dan lengkapi kertas kerja. Perusahaan sekarang harus

menjumlahkan setiap kolom laporan keuangan. Laba atau rugi bersih untuk

periode tersebut adalah selisih antara total dua kolom laporan laba rugi. Jika

total kredit melebihi total debit, hasilnya adalah laba bersih. Dalam kasus

seperti itu, perusahaan menyisipkan kata ―Pendapatan Bersih‖ di ruang judul

akun. Kemudian memasukkan jumlah di kolom debet laporan laba rugi dan

kolom kredit laporan posisi keuangan. Jumlah debet menyeimbangkan

kolom laporan laba rugi; jumlah kredit menyeimbangkan kolom laporan

posisi keuangan. Selain itu, kredit pada kolom laporan posisi keuangan

menunjukkan peningkatan ekuitas yang berasal dari laba bersih. Bagaimana

jika total debet pada kolom laporan laba rugi melebihi total kredit? Dalam hal

ini, perusahaan mengalami rugi bersih. Ini memasukkan jumlah rugi bersih di

kolom kredit laporan laba rugi dan kolom debet laporan posisi keuangan.

Setelah memasukkan laba bersih atau rugi bersih, perusahaan menentukan

total kolom baru. Total yang ditampilkan di kolom laporan laba rugi debit dan

kredit akan cocok. Begitu juga dengan total yang ditampilkan pada kolom

laporan posisi keuangan debet dan kredit. Jika kolom laporan laba rugi atau

kolom laporan posisi keuangan tidak sama setelah dimasukkan laba bersih

atau rugi bersih, maka terdapat kesalahan pada lembar kerja.

94
7.2. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Setelah perusahaan memiliki neraca lajur yang telah lengkap, perusahaan

memiliki seluruh data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

Laporan laba rugi disusun dari kolom-kolom laporan laba rugi. Laporan posisi

keuangan dan laporan saldo laba disusun dari kolom-kolom laporan posisi

keuangan. Pada titik ini, perusahaan belum menjurnal atau memindahbukukan ayat-

ayat jurnal penyesuaian. Oleh karena itu, saldo buku besar untuk beberapa akmun

tidak sama dengan nilai yang ada dalam laporan keuangan.

Jumlah yang diperlihatkan untuk Modal Saham—Saham Biasa pada neraca

lajur tidak berubah dari awal periode sampai akhir periode, kecuali perusahaan

menerbitkan saham biasa tambahan selama periode tersebut. Hanya setelah laba

neto (rugi neto) dipindahbukukan ke saldo laba, baru kemudian akun ini memiliki

saldo pada akhir tahun pertama beroperasinya perusahaan.

Dengan menggunakan neraca lajur, perusahaan-perusahaan dapat

menyusun laporan keuangan sebelum mereka menjurnal dan memindahbukukan

ayat-ayat jurnal penyesuaian. Namun demikian, neraca lajur yang lengkap bukanlah

pengganti untuk laporan keuangan formal. Format data dalam kolom-kolom laporan

keuangan dalam neraca lajur tidak sama dengan format laporan keuangan. Sebuah

neraca lajur pada dasarnya adalah alat kerja untuk akuntan; perusahaan tidak

membagikannya ke manajemen atau pihak-pihak yang lain.

7.3. STUDI KASUS SIKLUS AKUNTANSI

7.3.1.Latar Belakang

Untuk mencatat transaksi perusahaan, perusahaan melakukan pencatatan

yang sesuai dengan langkah-langkah siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah

proses berulang untuk melakukan identifikasi dan analisis setiap kegiatan

akuntansi pada sebuah perusahaan dan dilakukan pada periode tertentu. Siklus

95
akuntansi dimulai dari bukti transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal

penyesuaian, laporan keuangan, hingga jurnal penutup. Perusahaan juga bisa

membuat kertas kerja atau yang sering disebut neraca lajur, untuk melakukan

proses penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.

7.3.2.Landasan Teori

Neraca lajur memuat banyak kolom yang digunakan dalam proses

penyesuaian dan dalam penyusunan laporan keuangan. Seperti namanya,

neraca lajur merupakan sebuah alat kerja. Neraca lajur bukanlah catat

akuntansi yang permanan; neraca lajur bukanlah sebuah jurnal atau bagian dari

buku besar, neraca lajur hanyalah sebuah media yang digunakan dalam

pembuatan ayat jurnal penyesuaian dan laporan keuangan. Perusahaan-

perusahaan umumnya melakukan komputerisasi atas neraca lajur dengan

menggunakan program spreadsheet elektronik seperti Excel.

7.3.3.Kasus

Pada tanggal 1 Agustus 2021, Si A mendirikan sebuah perusahaan

penerbitan bernama A Media dengan modal awal 30 juta awal rupiah. Pada

tanggal 3 Agustus 2021, Si A membayar uang sewa kantor per bulan sebesar 5

juta rupiah. Lalu pada tanggal 5 Agustus 2021, Si A membeli perlengkapan

kantor sebesar 6 juta secara kredit.

Pada tanggal 15 Agustus 2021, A Media membayar biaya percetakan

sebesar 3 juta rupiah. Pada tanggal 26 Agustus 2021, A Media menerima

pendapatan sebesar 5 juta rupiah. Pada tanggal 30 Agustus 2021, A media

membayar gaji dan upah pekerja sebesar 3 juta rupiah.

Wesel bayar untuk transaski tanggal 5 Agustus adalah bunga 12%, bayar 3

bulan. Karena peralatan dipakai, maka nilai peralatan mengalami penyusutan.

96
7.3.4.Solusi/Pembahasan

7.3.4.1. Jurnal Umum

97
7.3.4.2. Buku Besar

98
7.3.5.Neraca Lajur

7.3.6.Laporan Laba Rugi

7.3.7.Laporan Pemilik Modal

99
7.3.8.Neraca

7.3.9.Jurnal Penyesuain

100
7.3.10. Neraca Saldo Setelah Penyesuain

7.3.11. Jurnal Penutup

101
7.3.12. Neraca Saldo Setelah Penutupan

7.3.13. Kesimpulan

Perusahaan memasukkan nilai neraca saldo sebelum

penyesuaian pada kolom neraca saldo atau neraca percobaan, lalu

memasukkan penyesuaian pada kolom penyesuaian. Setelah itu,

kedua kolom tersebut dijumlahkan dan jumlah tersebut dimasukkan

pada kolom neraca saldo setelah penyeseuaian. Langkah

selanjutnya perusahaan memasukkan akun pendapatan dan beban

pada kolom laba rugi dan tempatkan saldo seluruh akun aset dan

liabilitas, serta saldo akun Modal Saham-Saham Biasa dan Dividen

ke kolom-kolom laporan posisi keuangan.

Setelah perusahaan harus menjumlahkan setiap kolom dari

laporan keuangan, laba neto atau rugi neto untuk suatu periode

adalah selisih antara jumlah dua kolom laporan laba rugi. Laporan

laba rugi disusun dari kolom-kolom laporan laba rugi. Laporan posisi

keuangan dan laporan saldo laba disusun dari kolom-kolom laporan

posisi keuangan.

102
DAFTAR PUSTAKA

Weygandt, Kimmel, Kieso. 2013. Financial Accounting IFRS 2nd Edition. John Wiley
& Sons, Inc: United States (WKK)

103
LAMPIRAN TUGAS TULIS TANGAN

104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Anda mungkin juga menyukai