Dosen Pengampu:
Nurul Latifah, S.A., M.A.
Disusun oleh:
Andita Kahari Putri (G92218065)
Bella Satmara (G92218070)
Hayudian K (G72218037)
Henny Yusfitriya (G92218077)
Rega Citra Claudia (G72218051)
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat serta
karunia-nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul “Sistem
Informasi Akuntansi dan Laporan Laba Rugi” yang merupakan tugas kelompok dari Akuntansi
Keuangan Menengah ini.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing kami.
Kami berharap makalah ini bisa di mengerti dan bermanfaat untuk para pembaca dan
sebagai pembelajaran untuk penulis. Meskipun kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak selalu kami harapkan demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, bila ada kata yang salah kami mohon maaf.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
ii
2.2.13. Jurnal Pembalik .................................................................................................................. 14
2.2.18. Alternative Pencatatan Persediaan Dan Perhitungan Beban Pokok Penjualan .................. 17
2.2.19. Alternatif Pencatatan Pembayaran di Muka dan Penggunaan Jurnal Pembalik ................. 19
2.3.1. Kegunaan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperhensi Lain .................................... 20
2.3.2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperhensi Lain ............................... 21
2.4. Elemen Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain ................................................ 22
2.5. Format Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain ................................................. 25
2.5.1. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Bentuk Tunggal ......................... 25
2.5.2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Bentuk Ganda. ........................... 26
2.7. Penyajian Operasi Dihentikan Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ..... 28
PENUTUP .................................................................................................................................................. 31
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perusahaan akan mengalami penurunan ekuitas apabila perusahaan mengalami kerugian. Maka
kedua laporan itu sangat berkaitan satu sama lainnya.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem informasi akuntansi.
2. Untuk mengatahui mengenai siklus akuntansi.
3. Untuk mengathui apa saja kegunaan dan keterbatasan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.
4. Untuk mengetahui elemen laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif.
5. Untuk memahami format laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif.
6. Untuk mengetahui Pengungkapan dalam proses laporan keuangan.
7. Untuk memahami penyajian operasi dihentikan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif.
8. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan laporan perubahan ekuitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mardi, Sistem Informasi Akuntansi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011,hlm. 4.
3
2.1.1 Persamaan Dasar Akuntansi
Ketika pencatatan akuntansi, ada istilah yang paling sering disebut yaitu debit dan kredit.
Istilah debit berarti dicatat sebelah kiri dan sebaliknya kredit berarti dicatat di sebelah kanan.
Pencatatan menggunakan akun, yaitu klasifikasi umum yang digunakan dalam sistem
akuntansi untuk merujuk pada sifat yang sama. Akun-akun tersebut bisa dikelompokkan
menjadi 5 bagian besar yaitu: Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.
Selanjutnya, sistem pencatatan akuntansi yang umum digunakan oleh perusahaan adalah
sistem pembukuan ganda (Double-entry system), yaitu apabila ada suatu pencatatan yang
dibuat perusahaan, maka akan ada dampak ganda, yaitu minimal satu pencatatan di sisi debit
dan minimal satu pencatatan disisi kredit. Dalam sistem pembukuan ganda tidaklah mungkin
terdapat pencatatan yang berdampak hanya pada satu sisi (debit saja atau kredit saja).
Debit Kredit
Akun asset Meningkat (+) Menurun (-)
Akun liabilitas Menurun (-) Meningkat (+)
Akun Ekuitas Menurun (-) Meningkat (+)
Akun pendapatan Menurun (-) Meningkat (+)
Akun beban Meningkat (+) Menurun (-)
Posisi yang dicatat pada saat transaksi yang menunjukkan peningkatan menjadi indikator
saldo normal dari masing-masing akun. Dengan demikian, saldo normal akun aset adalah
debit, sedangkan akun liabilitas dan ekuitas adalah kredit. Keterkaitan antara akun akun
tersebut dijelaskan dalam persamaan dasar akuntansi sebagai berikut.
Debit Kredit
Aset = Liabilitas + Ekuitas (pendapatan dan beban masuk ke dalam ekuitas)
4
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan ini merupaka informasi bagi para penggunanya, terutama pemilik
perusahaan, investor, kreditur, dan juga manajemen untuk mengambil keputusan keputusan
terkait perusahaan dimasa mendatang, seperti kelayakan untuk menambah investasi ke dalam
perusahaan atau sebaliknya penentuan apakah harus melakukan penarikan investasi dan
kelayakan untuk memberi pinjaman kepada perusahaan.
Siklus akuntansi merupakan keseluruhan proses yang dilakukan oleh entitas untuk
mengolah data data keuangan hingga menjadi informasi yang bermantaat bagi pengguna untuk
mengambil keputusan.
5
2.2.1 Jurnal
Pencatatan transaksi harian dilakukan melalui jurnal umum (selanjutnya disebut
sebagai jurnal) secara kronologis berdasarkan tanggal.
Kolom referensi diisi dengan nomor akun seperti yang tertera pada bagan akun (chart of
account) entitas, biasanya setelah dilakukan posting sebagai tanda bahwa akun terkait sudah
dipindahkan ke dalam buku besar.
2.2.3. Posting
Pemindahan bukuan (posting) merupakan langkah untuk melakukan klasifikasi akun-
akun yang sesuai di dalam buku besar (ledger). Langkah-langkah melakukan posting adalah
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan nama akun yang terkait dan memindahkan jumlah pada
kolom debit/kredit ke kolom dekit/kredit pada akun dibuku besar.
2. Menuliskan kode nomor akun pada kolom referensi di jurnal dan halaman jurnal
pada kolom referensi akun dibuku besar.
3. Setelah proses pemindahan bukuan selesai, saldo akhir masing-masing akun dalam
buku besar ditentukan dan nantinya dipindahkan ke buku besar.
6
2.2.5. Jurnal Penyesuaian
Salah satu konsekuensi entitas menerapkan prinsip akrual adalah pengakuan
pendapatan dan beban harus dilakukan pada periode saat terjadinya pendapatan atau beban
tersebut. Karenanya entitas harus melakukan proses penyesuaian untuk memenuhi prinsip
pengakuan pendapatan dan penandingan. Secara umumn, ayat jurnal penyesuaian dilakukan
terhadap dua kategori akun, yaitu pembayaran dimuka (prepayments) dan akrual (accruals).
Hal yang termasuk pembayaran dimuka adalah sebagai berikut :
1. Beban dibayarkan dimuka (prepaid expenses), yaitu seluruh beban yang telah dibayar
secara tunai, namun masih belum dimanfaatkan atau digunakan dan dicatat sebagai aset.
2. Pendapatan diterima dimuka (unearned revenues), yaitu seluruh pendapatan yang telah
diterima secara tunai, namun jasa atau barang masih belum diserahkan, dan dicatat sebagai
liabilitas.
BebanPerlengkapan Rp60.000.000
Perlengkapan Kantor 7 Rp60.000.000
Perlengkapankantor
2. Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan diterima di muka yang adalah akun liabilitas lancar disesuaikan
sebagai pendapatan pada saat pengakuan sesuai dengan kriteria dalam standar
akuntansi. Secara umum, pengakuan pendapatan terjadi pada saat entitas telah
menyelesaikan penyerahanbarang atau jasa kepada konsumen atau dikatakan terjadi
pengalihan hak dan liabilitas dari entitas kepada konsumen.
Dalam ilustrasi PT Damai Sejahtera disebutkan bahwa pada tanggal 17 Juni
perusahaan menerima uang sebesar Rp600.000.000 untuk jasa konsultasi yang
dilakukan untuk bulan Juni-Agustus 2015. Semisal hingga tanggal 30 Juni 26015
perusahaan telah menyelesaikan fase 1 dari empat fase pekerjaan konsultasi yang
ditentukan, nilai pekerjaan fase 1 tersebut ditaksir sebesar Rp90.000.000.
Berdasarkan informasi ini, pada tanggal 30 Juni 2015 perusahaan membuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut.
8
apabila secara hakikat transaksi tersebut telah lengkap, semisal barang atau jasa telah
dialihkarn sepenuhnya kepada pelanggan, maka entitas sudah harus mengakui
pendapatan.
Sebagai contoh, dari hasil pemeriksaan dokumen penjualan, pada tanggal 30
Juni 2015 perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan konsultasi pemasangan peranti
lunak pada PT Sejati. Pekerjaan senilai Rp10.000.000 itu belum sempat ditagih
karena personel keuangan belum sempat mengirimkan faktur.
Karenanya, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat berdasarkan informasi
ini adalah sebagai berikut.
9
BebanUpah Rp8.000.000
BebanUpah yang HarusDibayar Rp8.000.000
Macam beban yang harus dibayar beragam, tidak sebatas beban gaji yang
harus dibayar seperti diatas. Kasus serupa dapatt dilihat pada beban lain seperti
beban bunga, beban sewa, dan lainnya.
10
4. Pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan diterima di muka (deferred
revenues or unearned revenues).2
2
Hery (2011) teori akuntansi hlm.75
11
2.2.11. Jurnal Penutup
Akun-akun yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif disebut
sebagai akun temporer karena akun tersebut hanya untuk menampung jumlah dalam satu
periode dan tidak dipindahkan ke periode selanjutnya. Dengan kata lain, akun-akun tersebut
harus ditutup. Penutupan akun ini dilakukan dengan memindahkan ke dalam jumlah ke akun
saldo laba melalui satu akun perantara yang dikenal sebagai ikhtisar keuangan (income
summary). Nantinya akun ikhtisar keuangan ditutup ke akun saldo laba. Tidak hanya akun
laba rugi, akun dividen juga perlu ditutup, namun langsung ke akun saldo laba.
Pendaapatan xxx
Ikhtisar Keuangan xxx
12
2.2.12. Neraca Saldo Sesudah Penutupan
Setelah seluruh akun temporer ditutup, akun yang masih bersaldo adalah akun
riil yang biasanya muncul dilaporan laba rugi komprehensif. Seluruh akun riil ini kemudian
disusun menjadi neraca saldo sesudah penutupan. Seluruh daftar saldo yang ini nantinya
dapat digunakan pada periode selanjutnya. Bentuk-bentuk neraca saldo setelah penutupan
dapat dibuat dari saldo-saldo buku besar stelah jurnal penutup diposting ke buku besar
masing-masing dan bisa juga diambil dari saldo yang terdapat pada neraca lajur. Bentuk-
bentuk neraca saldo setelah penutupan adalah, yaitu:
a. Nama perusahaan
b. Judul
c. Tanggal pembuatan
Setelah judul dibuat maka membuat kolom-kolom menjadi 4 kolom, adalah:
a. Kolom 1: Kode akun
b. Kolom 2: Nama akun
c. Kolom 3: Debet
d. Kolom 4: Kredit
Sebagai contoh,
PT Damai Sejahtera
Neraca Saldo Sesudah Penutupan
30 Juni 2015
Debit Kredit
Kas 2.732.000.000
Piutang Usaha 310.000.000
Perlengkapan Kantor 40.000.000
Peralatan Kantor 340.000.000
Utang Usaha 80.000.000
Pendapatan Jasa Diterima Di Muka 510.000.000
Beban Upah Yang Harus Dibayar 8.000.000
Utang Modal Kerja 2.000.000.000
Saham Biasa 160.000.000
Agio Saham 580.000.000
13
Saldo Laba 84.000.000
Jurnal pembalik bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Seperti:
No Jenis AJP Ayat jurnal Jumlah jurnal
penyesuaian balik
1 Hutang Biaya gaji 100 Hutan gaji 100
Biaya Hutang gaji 100 Biaya gaji 100
2 Piutang Piutang bunga 150 Pendapatan 150
bunga Pendapatan bunga 150 bunga 150
Piutang bunga
3 Pendaatan Pendapatan tiket 200 Pendapatan tiket 200
diterima Pendapatan tiket 200 DD
dimuka DD Pendapatan tiket 200
4 Biaya Sewa dibayar 900 Beban sewa 900
dibayar dimuka 900 Sewa dibayar 900
dimuka Beban sewa dimuka
14
2.2.14.Akuntansi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang seperti warung kecil hingga girai besar seperti giant,
menghasilkan pendapatan dari menjual barang yang dibeli pemasok (dikenal sebagai
persediaan barang kepada konsumen), sehingga memperoleh margin bruto perusahaan
manufaktur, seperti PT Aqua Golden Misissipi atau PT Unilever Indonesia Tbk, mengolah
material dan bahan mentah mendajadi bahan jadi sebelum dapat dijual, baik langsung
kepada konsumen akhir atau melalui distributor yang adalah perusahaan dagang. Perbedaan
dari perusahaan dagang dan jasa terletak dibagian pesediaan. Sebagai berikut,
a. Perusahaan dagang hanya mengenal satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang
dagang.
b. Perusahaan manufaktur adalah, persediaan bahan baku. Barang setengah jadi, barang
jadi.
15
untuk penilaian dan melakukan prediksi jumlah dan waktu atas ketidlpastian arus kas
dimasa depan.
Kegunaan Laporan
a) Investasi: investor dapat mengetahui informasi mengenai prediksi laba dan arus kas
dimasa depan
b) Pinjaman modal
c) Manajemen: mengukur keberhasilan perusahaan apakah telah mencapat target yang
ditentukan
3
Catur sasongko, Akuntansi suatu pengantar 1-berbasis PSAK, Salemba Empat, Jakarta Selatan,2018, hlm. 11.
16
disisi kiri neraca adalah modal perusahaan . komponen dari modal terdiri dari modal setor,
laba ditahan, cadangan laba, hibah atau lainnya.
Pembelian Xxx
Kas atau utang usaha Xxx
Namun, setiap kali barang persediaan terjual, entitas belum mengurangi nilai persediaan.
Entitas hanya mencatat nilai penjualan melalui jurnal berikut.
Baru pada akhir periode, entitas menentukan jumlah dan nilai persediaan akhir melalui
pemeriksaaan fisik kuantitas stok persediaan (stock opname). Entitas menentukan terlebih
dahulu jumlah barang persediaan yang tersedia untuk dijual, yaitu persediaan awal ditambah
dengan nilai persediaan. Dari situ entitas dapat menentukan berapa nilai persediaan yang
terjual, yaitu selisih antara persediaan yang tersedia untuk dijual dengan persediaan Secara
ringkas perhitungan beban pokok penjualan untuk suatu periode adalah sebazi berikut.
17
Beban Pokok Penjualan xxx xxx
Sebagai contoh, misalkan persediaan awal 1 Juni 2015 PT Usaha Dagang adalah sebesar
Rp400.000.000. Selama bulan Juni 2015, PT Usaha Dagang melakukan pembelian persediaan
sebanyak tiga kali dari pemasok sebagai berikut.
Tanggal Nilai
6 Juni 2015 Rp500.000.000
15 Juni 2015 Rp400.000.000
27 Juni 2015 Rp300.000.000
Total Nilai Pembelian Juni 2015 Rp1.200.000.000
Dari hasil pemeriksaan fisik, diperoleh informasi bahwa persediaan akhir perusahaan bernilai
Rp1.200.000.000. Maka besarnya beban pokok penjualan PT Usaha Dagang untuk periode yang
berakhir 30 Juni 2015 adalah:
Persediaan Awal 400.000.000
Total Pembelian 1.200.000.000
Jumlah Persediaan yang
Tersedia Dijual Persediaan Akhir 1.600.000.000
Beban Pokok Penjualan (1.200.000.000)
400.000.000
Pencatatan dengan metode periodik tentu lebih ringkas dan sederhana. Namun demikian,
ada kelemahan yang mendasar terkait dengan aspek pengendalian internal perusahaan. Beban
pokok penjualan adalah selisih yang fisiknya sudah tidak ditemukan di gudang, karena
diasumsikan sudah terjual. Padahal ada kemungkinan barang yang sudah tidak tersimpan di
gudang itu mengalami pencurian atau kerusakan. Karena nilai barang yang tercuri atau rusak
masuk ke dalam beban pokok penjualan, maka akan sulit bagi entitas untuk mendeteksi dan
mencegah terulangnya peristiwa yang merugikan ini.
Saat ini, dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang canggih, berbasis Internet
atau satelit, pencatatan persediaan dapat dilakukan secara online. Karenanya, pencatatan dengan
metode perpetual tidak lagi terlalu merepotkan bagi entitas. Selain itu, pengendalian internal
terhadap persediaan dan akurasi nilainya dapat ditingkatkan yang dapat bermanfaat bagi
pengambilan keputusan perusahaan.
18
2.2.19. Alternatif Pencatatan Pembayaran di Muka dan Penggunaan Jurnal Pembalik
Penggunaan jurnal yang disebutkan sebelumnya opsional akan berubah menjadi wajib
dalam kondisi tertentu, yaitu yang terkait dengan pencatatan pembayaran di muka
(prepayments). Apabila entitas melakukan pembayaran asuransi untuk satu tahun ke depan,
hampir pasti akun yang digunakan untuk mencatat adalah akun beban asuransi dibayar di muka,
yang kemudian disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Namun demikian, ada beberapa entitas
yang memiliki kebijakan akuntansi yang mencatat semua pengeluaran sebagai beban, terlepas
apakah beban sudah boleh diakui atau harus dicatat sebagai dibayar di muka.
Pencatatan seperti ini boleh dilakukan dalam jurnal umum, namun tetap harus dilakulkan
penyesuaian yang tepat dalam jurnal penyesuaian, sehingga besarnya angka beban dan beban.
Sebagai contoh, pada 1 Juli 2015 PT Usaha Dagang melakukan pembayaran asuran untuk
gudang penyimpanan untuk periode satu tahun ke depan dengan nilai Rp24000.000 dibayar di
muka sudah tepat. Berikut ini adalah ayat jurnal yang harus dibuat untuk bulan Juli 2015.
Sebagai beban Sebagai beban di muka sebagai beban.
Beban asuransi dibayar Beban asuransi 24.000.000
dimuka 24.000.000 kas 24.000.000
kas (pembayaran
(pembayaran 24.000.000 asuransi untuk periode
asuransi untuk periode 1 1 tahun)
tahun)
Penyesuaian
Beban asuransi dibayar 20.000.000 Beban asuransi dibayar
Beban asuransi dimuka 22.000.000
Dibayar dimuka 20.000.000 Beban asuransi (beban 22.000.000
(beban asuransi 1 bulan asuransi 1 bulan:
1/12*24.000.000 1/12*24.000.000=2.000.000
Beban asuransi dibayar di
muka= 24.000.000-
19
2.000.000)
Jurnal pembalik
Beban asuransi 22.000.000
Beban asuransi 22.000.000
dibayar dimuka
(pengakuan sebagai
beban asuransi kembali)
Dari jurnal di atas terlihat, bahwa jurnal pembalik dibuat dengan maksud untuk
memastikan konsistensi pencatatan entitas, yaitu semua pengeluaran dicatat sebagai beban
terlebih dahulu.
4
Hadri Mulya, Memahami Akuntansi Dasar, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013,hlm. 24.
20
nilai investasi dan kelayakan kredit. Lapoan laba rugi dan komperhensi lain sering digunakan
oleh beberapa pengguna laporan keuangan berikut ini.
1. Investor
Investor menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan dimasa lalu sebagai
input penting dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan, yang kemudian
dijadikan dasar untuk memprediksi harga saham dan dividen perusahaan di masa depan.
2. Kreditur
Dengan menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditur dapat memahami
kemampuan calon debitur dalam meghasilkan aarus kas masa depan yang di perlukan
untuk membayar beban bunga dan beban pokok jaminan.
3. Manajemen
Lapoan laba rugi dan komperhensi lain dipandang penting bagi investor dan kreditur,
maka sudah spatutnya juga berkepentingan terhadap lapoan laba rugi dan komperhensi
lain. Selain itu, dibanyak perusahaan, bonus yang diberikan pada manajer ditentukan
berdasarkan keberhasilannya dalam mencapai target laba.
21
2.3.3. Kualitas Laba
Informasi kinerja perusahaan yang tercermin pada informasi laba di laporan laba rugi
dan penghasilan komperhensif lain merupakan informasi yang penting dilihat oleh investor
dalam pengambilan keputusann mengenai investasi atau kredit, dan juga informasi untuk
mengevaluasi kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Bnyak perusahaan yang
ingin mencapai laba yang tinggi untuk memenuhi ekspetasi investor agar dinilai baik,
sehingga akan berdampak pada kompensasi yang diterimnya. Dengan demikian perusahaan
memiliki insentif untukmelakukan manajemen laba agar mencapai target laba tertentu.
Manajemen laba merupakan tindakan mengatur waktu pengakuan pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan, tanpa
melanggar ketentuan distandart akuntansi. Biasanya, manajemen laba dilakukan dalam
bentuk menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu, misalanya dengan cara
mengakui pendapatan secara premature atau dapat juga dalam menurunkan laba diperiode
ini, agar dapat menaikkan pendapatan di periode yang akan dating, misalnya dengan cara
mengakui kerugian penurunan niali piutang berlebihan dengan asumsi yang kurang realistis.
Dengan demikian kualitas laba menjadi sangat penting karena dapat dipengaruhi oleh
manajemen laba. Manajemen laba dapat merusak informasi yang dihasilkan laporan
keuangan dan menjadi informasi yang menyesatkan.
22
hanya diperoleh apabila jumlah finansial (uang) dari aset neto pada akhir periode (di luar dari
distribusi dan kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal periode.
Penghasilan dan Beban didefinisikan sebagai berikut.
1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, yang
menyebabkan kenaikan aset neto (ekuitas), dalam bentuk penambahan atau pemasukan
aset atau penurunan liabilitas, yang tidak berasal dari kontribusi pemilik modal
2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, yang
menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk distrib kepada pemilik.
Total penghasilan komprehensif dibagi menjadi berikut ini.
1. Komponen "laba rugi" Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban periode
berjalan, yang tidak termasuk dalam komponen penghasilan komprehensif lain.
2. Komponen "penghasilan komprehensif lain" Penghasilan komprehensif lain berisi pos-
pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi, sebagaimana disyaratkan
oleh SAK lainnya.
Penyajian penghasilan dan beban dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain dapat dilakukan perusahaan dengan beberapa informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan. Perusahaan dapat melakukan perubahan istilah yang dipakai dan
perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan ntuk menjelaskan kinerja keuangan.
Misalnya mengelompokkan berdasarkan pos yus terkait dengan kegiatan operasi utama
perusahaan dengan yang berasal dari kegiatan tidak berulang. Hal ini diperlukan bagi pembaca
laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus di masa
depan secara berbeda antara unsur yang berasal dari kegiatan biasa yang lazim dilakukan
perusahaan sehari-hari sebagai aktivitas operasi utama, dengan unsur yang berasal dari kegiatan
yang tidak terjadi secara reguler.
Perlu diingat bahwa salah satu pos yang merupakan penghasilan atau beban dari kegiatan
operasi di suatu perusahaan mungkin menjadi pos yang tidak reguler di perusahaan lain. Namun,
perusahaan dilarang menyajikan pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain atau catatan atas laporan keuangan. Pos
yang bersifat tidak biasa karena jarang terjadi dapat disajikan sebagai keuntungan atau kerugian
non-operasi.
23
Penghasilan (income) bisa dikelompokkan menjadi dua unsur, yaitu pendapatan
(revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas
operasi utama perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang bagi perusahaan dagang atau
perusahaan manufaktur dan aktivitas penyediaan jasa bagi perusahaan jasa. Sedangkan
keuntungan merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar transaksi
perusahaan yang menghasilkan pendapatan. Misalnya sebuah perusahaan dagang memperoleh
penghasilan dari penjualan barang dagangannya akan mengakui sebagai pendapatan, namun jika
suatu ketika perusahaan ini menjual kendaraan angkut barangnya pada harga jual di atas nilai
buku kendaraan tersebut, maka akan diakui sebagai keuntungan.
Beban juga bisa dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban (expense) dan
kerugian (loss). Beban merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan,
misalnya yang terkait dengan aktivitas penjualan barang dagang bagi perusahaan dagang.
Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi incidental
Komponen penghasilan komprehensif lain, antara lain sebagai berikut:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud.Surplus revaluasi
adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan aset takberwujud
yang diukur menggunakan model revaluasi.
2. Pengukuran kembali atas program manfaat pasti.Terdiri atas penyesuaian akibat
perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan, dan dampak perubahan asumsi
aktuarial.
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing.
4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini berasal dari keuntungan dan
kerugian belum terealisasi berupa selisih antara nilai tercatat aset keuangan tersedia
untuk dijual dengan nilai wajarnya pada tanggal pelaporan keuangan.
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.
Terkadang sulit bagi kita untuk menentukan kriteria pos mana yang seharusnya masuk ke
dalam komponen laba rugi, dan pos mana yang seharusnya masuk ke dalam komponen
penghasilan komprehensif lain. PSAK tidak memberi ketentuan spesifik mengenai kriteria suatu
24
pos dapat masuk ke laba rugi atau menyatakan bahwa pos ini masuk ke laba rugi dan pos tertentu
yang lain masuk ke penghasilan komprehensif lain, tanpa membahas kriteria yang
membedakannya.
2.5.1. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Bentuk Tunggal
Dalam PSAK i (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan diatur mengenai informasi yang
disajikan dalam bagian Laporan Laba Rugi yaitu:
1. pendapatan (revenue);
2. biaya keuangan;
3. bagian laba rugi dari entitas asosiasi atau ventura yang dicatat menggunakan metode
ekuitas;
4. beban pajak;
5. jumlah tunggal untuk operasi yang dihentikan;
Informasi yang disajikan dalam bagian Penghasilan Komprehensif Lain terdiri dari pos-
pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan yang diklasifikasikan
berdasarkan sifat dan dikelompokkan sebagai berikut:
1. tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
2. akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Pos penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
adalah pos-pos yang menurut PSAK 1 (Revisi 2013) tidak direklasifikasi ke laba rugi, namun
langsung dipindahkan ke saldo laba sesuai pengaturan di PSAK terkait.Pos yang termasuk ke
dalam kelompok tersebut adalah:
25
1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud.
2. Pengukuran kembali atas program manfaat pasti.
Pos penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi adalah
pos-posyang menurut PSAK 1 (Revisi 2013) akan direklasifikasi ke laba rugi ketika kondisi
tertentu sudah terpenuhi, sesuai pengaturan di PSAK terkait. Pos yang termasuk ke dalam
kelompok tersebut adalah:
1. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing. Pos ini direklasifikasi dan diakui di laba rugi ketika entitas operasi diluar
negeri audst dilepas.
2. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual. Pos ini akan direklasifikasi dan diakui di
laba rugi ketika an pos tepi aset keuangan dilepas.
3. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas. Pos ini akan direklasifikasi dan diakui di laba rugi ketika
transaksi atau kontrak hedging telah selesai
Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain bentuk tunggal, maka
penyajian laba rugi periode berjalan dan bagian penghasilan komprehensif lain periode berjalan
disajikan dalam satu Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
2.5.2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Bentuk Ganda.
SAK mengatur bahwa perusahaan dapat menyajikan beban yang diakui pada laba rugi
dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dan fungsinya. Pemilihan harus didasarkan
pada pertimbangan mana yang lebih dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih
relevan. Perusahaan juga dapat menggabungkan dua metode tersebutyaitu berdasarkan sifat
dan fungsinya. Dari kedua metode akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menyajikan
beban berdasarkan sifatnya, karena tidak memerlukan alokasi beban antara beberapa area
fungsional. Namun, penyajian berdasarkan fungsi mungkin akan lebih relevan bagi pengguna
laporan keungan, karena lebih mudah mengetahui sumber daya yang dikonsumsi masing
amsing fungsi.
Apabila perusahaan memilih untuk menggunakan format laporan bentuk ganda, maka
perusahaan menyiapkan dua bagian terpisah. Bagian pertama yaitu laporan laba rugi periode
26
berjalan dan bagian kedua yaitu Penghasilan Komprehensif Lain yang dimulai dengan angka
laba rugi periode berjalan diikuti dengan penghasilan komprehensif lain.
Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasil Komprehensif Lain bentuk ganda, informasi
alokasi laba rugi periode berjalan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non
pengendali disajikan di laporan laba rugi terpisah, sedangkan alokasi total laba komprehensif
disajikan pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Penghasilan
komprehensif lain disajikan per masing masing komponen, dapat menyajikan secara neto dari
dampak pajak terkait atau dalam jumlah bruto sebelum pajak disertai dengan total pajak
penghasilan terkait dengan seluruh komponen tersebut. Pajak penghasilan terkait setiap
komponen harus diungkapkan dalam catatan atas laporna keuangan, baik secara neto setelah
pajak atau secara bruto sebelum pajak, maka pajak penghasilan terkait setiap komponen harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Jika terdapat penyesuaian reklasifikasi dari komponen penghasilan komprehensif lain ke
bagian laba rugi pada periode berjalan, maka penyesuian tersebut juga disajikan. Jadi,
penyesuaian reklasifikasi yaitu jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi di periode berjalan
yang sebelumnya diakui di penghasilan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode
sebelumnya. Tidak semua komponen penghasilan komprehensif lain akan memerlukan
penyesuian reklassifikasi ke laba rugi periode berjalan. Penyesuaian reklsifikasi akan akan
diperlukan ketika penjualan asset keuangan kategori tersedia untuk dijual, atau ketika terjadi
pelepasan unit operasi luar negeri. Sementara itu, penyesuian reklasifikasi tidak diperlukan
untuk kelompok yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, yaitu ketika adanya perubahan
nilai surplus revaluasi asset tetap atau dari pengukuran kembali program imbalan pasca kerja
manfaat pasti yang diakui PSAK 24.
2.6. Pengungkapan
Jika nilai pos-pos dalam pendapatan dan beban memiliki jumlah yang material, maka
perusahaan harus menyajikan jumlah dan mengungkapkan sifatnya secara terpisah. Terdapat
beberapa kondisi pengungkapan terpisah dalam laporan laba rugi dan Penghasilan Komprehensif
lain atau dalam ctaatan atas laporan keuangan terkait dengan penyajian laba rugi komprehensif
yaitu ketika :
1. Pos penghasilan dan beban berjumhlah material, maka sifat dan jumlah harus
diungkapkan
27
2. Terjadi penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto
3. Terjadi penurunan nilai asset tetap
4. Pelepasan asset tetap
5. Pelepasan investasi
6. Operasi yang dihentikan (akan dibahas di bagian berikutnya)
7. Penyelesaian tuntutan hukum
8. Pembalikan provisi
2.7. Penyajian Operasi Dihentikan Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain
Operasi dihentikan diatur dalam PSAK 58 Aset tidak lancer dimiliki untuk dijual dan
opreasi dihentikan. Operasi dihentikan adalah komponen dalam perusahaan yang dilepas atau
dimiliki untuk dijual, yang biasanya merupakan :
1. Lini bisnis terpisah mewakili lini usaha atau area geografis opersai utama yang terpisah
2. Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area
geografis utama yang terpisah
3. Akuisisi untuk dijual kembali yaitu entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan
tujuan dijual kembali.
Ketika perusahaan mempunyai pos yang memenuhi criteria dilaporkan sebagai operasi
dihentikan, maka perusahaan menggunakan istilah “ Laba dari operasi yang dilanjutkan”’ pada
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Dalam menyajikannya perusahaan
membuat satu jumlah yang terdiri atas :5
1. Laba atau rugi operasi setelah pajak dari komponen operasi dihentikan
2. Laba rugi yang diakui dari pelepasan operasi dihentikan atau penyesuaian karena
pengukuran ke nilai wajar neto sebelum pelepasan.
Pada bagian catatan laporan keuangan atau laba rugi perusahaan harus menyajikan atau
mengungkapkan perincian atau analisis terhadap nilai tunggal kedalam hal berikut :
1. Pendapatan, beban, dan laba rugi sebelum pajak dari operasi dihentikan dan beban pajak
terkait
5
Slamet Sugiri, Sumiyana, Akuntansi Keuangan Menengah, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta,
1996, hlm. 46.
28
2. Keuntungan atau kerugian yang diakui dari pelepasan operasi dihentikan atau
penyesuian karena pengukuran ke nilai wajar neto sebelum pelepasan dan beban pajak
terkait.
Syarat pengungkapan diatas tidak berlaku untuk anak perusahaan yang diakuisisi untuk
dijual.
6
Dwi Martini, Sylvia V. Siregar, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya, Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK, Salemba Empat, Jakarta, 2016, hlm. 127.
29
4. Dividen yang diakui dan jumlah dividen per saham. Pos ini dapat juga disajikan pada
catatan atas laporan keuangan.
30
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
sistem informasi akuntansi (SIA) sebagai membantu manajemen perusahaan untuk
mengumpulkan data-data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi
pengguna dan menghasilkan laporan keuangan. Sebuah pencatatan akuntansi paling sering
disebut yaitu debit dan kredit. Yang terdapat akun asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan
beban. Pada pencatatan akuntansi terdapat laporan keuangan yang merupakan informasi bagi
para penggunanya, terutama pemilik perusahaan, investor, kreditor, dan juga manajemen
pengambil keputusan yang terkait di perusahaan tersebut.
Laporan laba rugi dan komprehensif lain adalah suatu laporan yang mengukur
keberhasilan kinerja perusahaan selama periode. Laporan laba rugi dan komprehensif lain
berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan.
Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu unsur laporan keuangan lengkap yang harus
disajikan oleh perusahaan. Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan
ekuitas perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang mencerminkan naik turunnya
neto perusahaan selama satu periode.
3.2. Saran
Untuk mempermudah perusahaan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin maka
perusahaan diperlukan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi dan membuat laporan
laba rugi dan komprehensif lain dan laporan ekuitas yang dapat membantu pengguna laporan
keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan.
31
DAFTAR PUSTAKA
.
Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Martini, Dwi. Siregar, Sylvia Veronica. Wardhani,Ratna. Farahmita,Aris. Tanujaya, Edward.
2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.Jakarta:Salemba Empat.
Mulya,Hadri. 2013. Memahami Akuntansi Dasar. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sasongko,Catur. 2018. Akuntansi suatu pengantar 1-berbasis PSAK. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Sugiri, Slamet. Sumiyana. 1996. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN.
32