“System Akuntansi Belanja dan Beban Tak Terduga, Belanja dan Beban Transfer, Pembiayaan, Kas
dan Setara Kas, dan Piutang dan Penyisihan Piutang”
Dosen Pengampu:
KELOMPOK 3
(B1C120189)
3. Agil Hidayat. M
(B1C120204)
6. Angga Rifky
Alferez
(B1C120211)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “System Akuntansi Belanja dan Beban Tak Terduga,
Belanja dan Beban Transfer, Pembiayaan, Kas dan Setara Kas, dan Piutang dan Penyisihan
Piutang”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah SYSTEM
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Universitas Halu Oleo. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Sarah Tabitha Djianzonie, SE,
MM,CRMO selaku dosen mata kuliah System Akuntansi Keuangan Daerah. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi............................................................................................................................2
2.1.4 Jurnal...............................................................................................................................3
2.1.5 Flowchart........................................................................................................................5
2.2.1. Definisi............................................................................................................................5
2.2.2. Klasifikasi.......................................................................................................................6
2.2.5. Jurnal.............................................................................................................................10
2.2.6. Flowchart......................................................................................................................13
2.3.1 Definisi..........................................................................................................................14
2.3.5 Jurnal.............................................................................................................................16
2.3.6 Flowchart......................................................................................................................24
iii
2.4.1. Definisi..........................................................................................................................25
2.4.2. Klasifikasi.....................................................................................................................25
2.4.6. Flowchart......................................................................................................................29
2.5.1. Definisi..........................................................................................................................30
2.5.2. Klasifikasi.....................................................................................................................30
2.5.5. Jurnal.............................................................................................................................32
2.5.6. Flowchart......................................................................................................................35
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan
keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, akuntansi daerah dengan
mengacu peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan prinsip pengendalian intern
pelaporan entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya memahami definisi,
klasifikasi, pihak-pihak yang terlibat dokumen dan catatan yang diperlukan,jurnal dan flowchart
dalam “System Akuntansi Belanja dan Beban Tak Terduga, Belanja dan Beban Transfer,
Pembiayaan, Kas dan Setara Kas, dan Piutang dan Penyisihan Piutang”
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Akuntansi Belanja Dan Beban Tak Terduga
2.1.1 Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) menyebut dengan
beban. LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan LO
disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis akrual (full accrual accounting cycle).
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Belanja Tidak Terduga sebagaimana disebutkan dalam Pasal 55 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
Pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan
mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Beban tak terduga disajikan sebesar
pengeluaran atau kewajiban Pemerintah Daerah untuk membiayai kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang termasuk pengeluaran tidak terduga yang sangat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah.
Penggunaan beban tak terduga dapat dikategorikan untuk keadaan darurat atau
keperluan lain yang mendesak. Dengan demikian keadaan darurat dan keperluan lain yang
mendesak ini dapat dilaksanakan untuk Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Berdasarkan pemaparan diatas maka keadaan Darurat sebagaimana dikarenakan Bencana
memungkinkan keadaan darurat dibiayai dengan APBD, tahapan darurat ini berdasarkan pada
Bagian Penjelasan Pasal 23 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang dimaksud dengan status keadaan darurat
dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan. Keadaan
Darurat berdasarkan PP 21 / 2008 meliputi : bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial
dan/atau kejadian luar biasa; pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik.
Pihak pihak yang terlibat dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Pengeluaran SKPD.
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD) Dalam sistem akuntansi Beban dan
Belanja, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai
berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti-bukti
2
transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca. 2)
melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja kedalam Buku
Besar masing masing rekening (rincian objek). 3) menyusun Laporan Keuangan, yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca,
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan keuangan.
2. Bendahara Pengeluaran SKPD: 1) mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban
dan belanja kedalam buku kas umum SKPD. 2) membuat SPJ atas beban dan belanja.
2.1.3 Dokumen Dan Catatan yang Digunakan
Dokumen berdasarkan klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02
Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010:
Uraian Dokumen
Belanja Operasi
2.1.4 Jurnal
Berikut merupakan contoh pencatatan jurnal tak terduga :
Pada tanggal 7 Mei 2021 BUD mencairkan Belanja Tak Terduga Kepada Satuan
Tugas Penanganan COVID-19 dalam rangka pengadaan Alat dan Bahan Medis Penanganan
COVID-19 (Tahap I) PT Gatra Persada pada Dinas Kesehatan Tahun 2021 sebesar Rp
582.840.000.
3
1) Tagihan / SPP belanja tidak terduga
4
2.1.5 Flowchart
Setelah
SP2D
diterbitkan
SP2D SPJ
SPD, SPP.dan
SPM Belanja
Secara berkala
Menerbitkan Mencatat
Membuat SPJ Ke jurnal
SP2D
Jurnal
khusus
Membuat Belanja
SPJ
SP2D
Belanja
Memposting
Ke buku besar
dan buku besar
SP2D
Keterangan
1 :
SPJ Belanja
BUD : bendahara umum
daerah
SPD : Surat penyediaan
Dana Buku Buku
2 besar besar
SPP : Surat permintaaan pembant
pembayaran u
SPM : Surat perintah Memindakan
Membayaran
Ke neraca
SP2D : Surat perintah
pencarian dana saldo
Belanja Neraca
saldo
Selesai
5
2.2. System Akuntansi Belanja Dan Beban Transfer
2.2.1. Definisi
a. Belanja adalah semua kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Belanja daerah meliputi
semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu diterima
kembali oleh Daerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan diakui sebagai pengurang ekuitas yang merupakan kewajiban
daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.
b. Beban Transfer (LO) adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
2.2.2. Klasifikasi
Klasifikasi beban dalam LO berdasarkan PSAP Nomor 12 Peraturan Pemerintah 71
Tahun 2010 dan kewenangan atas beban tersebut:
6
Beban Transfer Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah SKPKD
Klasifikasi belanja dalam format APBD berdasarkan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020:
7
Belanja Modal Gedung dan Bangunan SKPKD/SKPD
Klasifikasi belanja dalam LRA berdasarkan PSAP Nomor 02 Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut :
Bunga SKPKD
Subsidi SKPKD/
SKPKD
8
2.2.3. Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD) dan Bendahara Pengeluaran
SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD.
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD).
Dalam sistem akuntansi beban dan belanja, PPKPD memiliki tugas sebagai berikut:
Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti- bukti transaksi yang
sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca;
Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja ke dalam Buku
Besar masing-masing akun (rincian obyek); dan
Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK).
b. Bendahara Pengeluaran SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD.
Dalam sistem akuntansi beban dan belanja, Bendahara Pengeluaran SKPD/Bendahara
Pengeluaran Pembantu SKPD memiliki tugas sebagai berikut:
Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja ke dalam buku kas
umum SKPD;
Membuat SPJ atas beban dan belanja;
Melakukan rekonsiliasi dengan pihak Bank yang ditetapkan Kepala Daerah;
Memeriksa kas secara periodik;
Menerima dokumen bukti transaksi secara elektronik atau dokumen fisik dari bank;
Menerima dan menyetorkan atas pengembalian belanja atas koreksi atau hasil
pemeriksaan internal dan eksternal;
Menyiapkan dokumen surat tanda setoran atas pengembalian belanja akibat koreksi
atau hasil pemeriksaan internal dan eksternal; dan
Pelaksanaan anggaran pengeluaran pembiayaan pada SKPD yang melaksanakan fungsi
BUD.
9
5. bukti memorial; dan/atau
6. dokumen yang dipersamakan.
Dokumen yang digunakan dalam akuntansi belanja untuk format APBD berdasarkan
Permendagri Nomor 77 Tahun 2020:
Dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi belanja LRA berdasarkan PSAP
Nomor 02 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:
Dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi belanja LRA berdasarkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 971-7790 Tahun 2018:
1. SPB; dan/atau
2. dokumen yang dipersamakan.
1. SP2B; dan/atau
2. dokumen yang dipersamakan.
2.2.5. Jurnal
Beban dan Belanja Transfer Bagi Hasil
10
Belanja Transfer Bagi Hasil merupakan pengeluaran uang dari pemerintah daerah
kepada pemerintah daerah lainnya dan/atau dari pemerintah daerah kepada pemerintah desa
berupa bagi hasil.
Pada saat Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang
transfer bagi hasil, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:
Pada saat Pemerintah Daerah melakukan pencairan dana bagi hasil, diterbitkan SP2D
LS dan dilakukan pembayaran kepada yang berhak menerima, fungsi akuntansi SKPKD
membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LRA
11
Pada saat Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah/Surat
persetujuan pemberian bantuan keuangan/dokumen yang dipersamakan tentang bantuan
keuangan, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:
Pada saat Pemerintah Daerah melakukan pencairan dana bantuan keuangan dengan
diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang berhak menerima, fungsi
akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LRA
12
esa
2.2.6. Flowchart
13
2.3. System Akuntansi Pembiayaan
2.3.1 Definisi
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
PA/KPA
14
Dalam sistem akuntansi pembiayaan, PA/KPA atau pejabat yang diberi
kewenangan mempunyai tugas menandatangani laporan keuangan SKPD
sebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi SKPKD.
Bendahara Penerimaan SKPD
Dalam sistem akuntansi pembiayaan, Bendahara Penerimaan SKPD melakukan
fungsi administrasi transaksi penerimaan pembiayaan, sehingga memiliki tugas
menyiapkan dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi oleh Fungsi
Akuntansi SKPKD yang sebelumnya disahkan oleh SKPKD.
Bendahara Pengeluaran SKPD.
Dalam sistem akuntansi pembiayaan, Bendahara Pengeluaran SKPD melakukan
fungsi administrasi transaksi pengeluaran pembiayaan sehingga memiliki tugas
menyiapkan dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi oleh Fungsi
Akuntansi SKPKD yang sebelumnya disahkan oleh SKPKD.
b. Pihak-pihak yang terkait pada Sistem Akuntansi Pembiayaan Di SKPKD
Pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi pembiayaan antara lain Fungsi
Akuntansi SKPKD, SKPKD, dan BUD/Kuasa BUD.
Fungsi Akuntansi SKPKD.
Dalam sistem akuntansi pembiayaan, PPK SKPD memiliki tugas sebagai berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan bukti-bukti
transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar
masing-masing akun (rincian obyek); dan
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
PPKD.
BUD/Kuasa BUD.
Dalam sistem akuntansi pembiayaan, BUD/Kuasa BUD melakukan fungsi
administrasi transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan,
sehingga BUD/Kuasa BUD memiliki tugas menyiapkan dokumen transaksi untuk
pencatatan akuntansi oleh Fungsi Akuntansi SKPKD yang sebelumnya disahkan
oleh SKPKD.
15
2.3.4 Dokumen Dari catatan yang Digunakan
Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pembiayaan antara lain:
1) peraturan daerah terkait transaksi pembiayaan; dan/atau
2) naskah perjanjian; dan/atau
3) SP2D LS sebagai dokumen pencairan dari rekening kas umum daerah; dan/atau
4) nota kredit; dan/atau
5) dokumen lainnya.
2.3.5 Jurnal
a) Jurnal Standar SKPD
Jurnal standar yang digunakan dalam sistem akuntansi pembiayaan antara lain:
Jurnal LRA
Pada saat pendapatan bunga dari investasi jangka panjang non permanen
(misalnya pendapatan bunga dari dana bergulir) telah diterima, Bendahara
Penerimaan SKPD/Bendahara Penerimaan Pembantu SKPD menerima
TBP. Berdasarkan TBP tersebut PPK SKPD membuat jurnal penerimaan
bunga sebagai berikut:
16
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX
Jurnal LRA
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen lebih rendah
dari nilai pelepasan investasi jangka panjang non permanen
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan -
XXX Penerimaan Kembali Dana Bergulir XXX
kepada Koperasi/Masyarakat/BLUD
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen lebih tinggi
dari nilai pelepasan investasi jangka panjang non permanen
17
XXX XXX
Investasi Jangka Panjang Non-
XXX Permanen - Dana Bergulir XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan -
Penerimaan Kembali Dana Bergulir
XXX kepada Koperasi/Masyarakat/BLUD XXX
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen sama dengan nilai
pelepasan investasi jangka panjang non permanen
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan -
Penerimaan Kembali Dana Bergulir
XXX kepada Koperasi/Masyarakat/BLUD XXX
18
XXX XXX XXX Dana Cadangan XXX
Jurnal LRA
Jurnal LRA
Apabila dana cadangan telah memenuhi pagu anggaran untuk kegiatan yang dituju
maka BUD akan membuat surat perintah pemindahan buku dari Akun Dana Cadangan
ke rekening kas umum daerah untuk pencairan Dana Cadangan. Berdasarkan surat
perintah pemindahan buku tersebut Fungsi Akuntansi SKPKD membuat jurnal
pencairan dana cadangan sebagai berikut.
19
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Jurnal LRA
Permanen....../Permanen......
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan -
Penyertaan Modal. /Pemberian
XXX XXX XXX Pinjaman Daerah XXX
kepada....
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen lebih rendah dari nilai
pelepasan investasi jangka panjang non permanen
20
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan -
XXX Penerimaan Kembali Investasi Non XXX
Permanen..................................................../
Permanen......
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen lebih tinggi dari nilai
pelepasan investasi jangka panjang non permanen
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan -
Penerimaan Kembali Investasi Non
XXX Permanen..................................................../ XXX
Permanen......
Apabila nilai buku investasi jangka panjang non permanen sama dengan nilai
pelepasan investasi jangka panjang non permanen
21
XXX Permanen.../Permanen... XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Jurnal LO
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Beban Bunga Utang Pinjaman
XXX XXX XXX kepada Pemerintah XXX
22
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Belanja Bunga Utang Pinjaman
XXX XXX XXX kepada Pemerintah XXX
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Jurnal LO
Pembayaran/pelunasan sejumlah total kewajiban jangka panjang
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Kewajiban Jangka Panjang - Utang
XXX XXX XXX kepada Pemerintah XXX
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Bagian Lancar Kewajiban Jk.
XXX XXX XXX Panjang dari Pemerintah XXX
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Pengeluaran Pembiayaan -
Pembayaran Pinjaman Daerah
XXX XXX XXX XXX
dari Pemerintah
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
23
Pada saat pemerintah daerah melakukan reklasifikasi kewajiban pembiayaan menjadi
Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang dengan menerbitkan bukti memorial.
Berdasarkan bukti memorial, Fungsi Akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai
berikut:
Jurnal LO
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Akun
Kewajiban Jangka Panjang -
XXX XXX XXX Utang kepada Pemerintah XXX
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Bagian Lancar Kewajiban Jk.
XXX Panjang dari Pemerintah XXX
Pusat/LKB/LKBB/Masyarakat
Keterangan: jumlah yang direklasifikasi sebagai Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang adalah sebesar
nilai Kewajiban Jangka Panjang yang akan jatuh tempo kurang dari 12 bulan sejak tanggal Neraca.
2.3.6 Flowchart
24
2.4. System Akuntansi Kas dan Setara Kas
2.4.1. Definisi
Kas dan setara kas adalah uang tunai di tangan Bendahara Penerimaan dan saldo
simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah
daerah atau investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap dicairkan menjadi kas serta
bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Tidak termasuk Kas adalah Perhitungan pihak Ketiga (PFK) berupa pajak pemerintah
pusat seperti PPN dan PPh Pasal 21, 22, 23, dan Pasal 4 ayat (2), iuran Tapera, dan iuran wajib
pegawai lainnya yang harus disetorkan ke kas negara atau pihak lainnya yang berhak
(diklasifikasikan dalam Kewajiban Jangka Pendek).
Kas dan setara kas pada pemerintah daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola
dan di bawah tanggung jawab BUD/Kuasa BUD dan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah
tanggung jawab selain bendahara umum daerah, misalnya bendahara pengeluaran dan
bendahara penerimaan, kas di BLUD, dan kas lainnya. Kas dan setara kas yang dikuasai dan di
bawah tanggung jawab BUD/Kuasa BUD terdiri dari :
a. saldo akun kas daerah, yaitu saldo akun-akun pada bank yang ditentukan oleh kepala
daerah untuk menampung penerimaan dan pengeluaran; dan
b. setara kas, antara lain berupa Surat Utang Negara (SUN)/obligasi dan deposito kurang dari
3 bulan, yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah
2.4.2. Klasifikasi
Kelompok Jenis Kewenangan
Kas Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah SKPD
Kas Transitoris SKPD,SKPKD
Kas di Bendahara
Penerimaan
Pendapatan yang Belum Disetor SKPD,SKPKD
Uang Titipan SKPD,SKPKD
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Sisa Pengisian Kas SKPD,SKPKD
Pajak di SKPD yang Belum Disetor SKPD
Uang Titipan SKPD,SKPKD
25
Kas di BLUD
Kas di Bendahara penerimaan BLUD BLUD
Kas di Bendahara pengeluaran BLUD BLUD
Kas di Bank BLUD BLUD
Pajak yang Belum Disetor BLUD BLUD
Uang Muka Pasien BLUD BLUD
Kas lainnya
Kas di Bendahara Bantuan SKPD
Operasional Sekolah
Setara Deposito (kurang dari 3 bulan) SKPKD
Kas
Surat Utang Negara/Obligasi (kurang SKPKD
dari 3 bulan)
⃰⃰⃰ misalnya PFK
⃰ misalnya Jaminan
27
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
b. Bendahara Penerimaan SKPKD
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, Bendahara Penerimaan SKPKD
memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi
penerimaan yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi kas dan setara
kas ke fungsi akuntansi SKPKD.
c. Bendahara Pengeluaran SKPKD.
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, Bendahara Pengeluaran SKPKD
memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi
pengeluaran yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi kas dan setara
kas ke fungsi akuntansi SKPKD.
d. PPKD.
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, PPKD memiliki tugas:
menandatangani laporan keuangan SKPKD sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi Akuntansi SKPKD;
dan
menandatangani surat pernyataan tanggung jawab SKPKD.
28
XXX XXX XXX Kas dan Setara Kas XXX
XXX Pendapatan-LO XXX
/Aset/Kewajiban/Ekuitas
Pelanggan
Cek
Cek Daftar
Permintaan Daftar Permintaan Permintaan
Pembayaran Pembayaran
Pembayaran
Daftar
permintaan
Cocokkan cek pembayaran
dengan Proses
permintaan Penerimaan Voucher
pembayaran & kas Jurnal
siapkan daftar Jurnal
penerimaan
permintaan
Kas
pembayaran
Slip Setoran Voucher
Slip Setoran Jurnal
Slip Setoran
Daftar Permintaan
Daftar Permintaan
Daftar Permintaan
Pembayaran Cek
Daftar
Permintaan
Cek Pembayaran
Permintaan
Pembayaran
Bank
File
29
2.5. System Akuntansi Piutang dan Penyisihan Piutang
2.5.1. Definisi
Piutang salah satu aset yang cukup penting bagi pemerintah daerah, baik
dari sudut pandang potensi kemanfaatannya maupun dari sudut pandang
akuntabilitasnya. Semua standar akuntansi menempatkan piutang sebagai aset yang
penting dan memiliki karakteristik tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran
maupun pengungkapannya.
Buletin Teknis SAP Nomor 02 tahun 2005 menyatakan piutang adalah hak
pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak/bayar
atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini senada dengan berbagai
teori yang mengungkapkan bahwa piutang adalah manfaat masa depan yang diakui
pada saat ini.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang
dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak
bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai
perkembangan kualitas piutang.
Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih dihitung
berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan
melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi dari debitornya. Mekanisme
perhitungan dan penyisihan saldo piutang yang mungkin tidak dapat ditagih,
merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.
2.5.2. Klasifikasi
Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan timbulnya piutang dibagi atas:
a) Pungutan
Piutang yang timbul dari peristiwa pungutan, terdiri atas:
30
Piutang yang timbul dari peristiwa perikatan, terdiri atas:
Pemberian Pinjaman;
Penjualan;
Kemitraan;
Pemberian fasilitas.
c) Transfer antar Pemerintahan
Piutang yang timbul dari peristiwa transfer antar pemerintahan, terdiri atas:
31
Piutang Lainnya Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang
Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang kepada Entitas
Lainnya
Uang Muka
Bukti Memorial
2.5.5. Jurnal
Perlakuan akuntansi untuk transaksi piutang pada SKPD adalah:
1. Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima
pembayarannya.
Pada saat penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD melakukan inventarisasi atas
dokumen penetapan Pendapatan-LO yang belum diterima pembayarannya.
Terhadap SKP/R-Daerah yang belum dibayar tersebut, PPK-SKPD mencatatan
pengakuan Pendapatan-LO dan Piutang sebagai jurnal penyesuaian.
Di awal tahun berikutnya, PPK-SKPD melakukan jurnal balik atas jurnal
penyesuaian pendapatan yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan,
untuk menghindari duplikasi pencatatan Pendapatan-LO. Melakukan rekonsiliasi
terhadap dokumen penetapan yang belum diterima pembayarannya :
32
Mencatat penerimaan kas atas pendapatan-LO yang sudah diakui tahun sebelumnya :
2. Pengakuan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang yang jatuh tempo pada periode
akuntansi berikutnya
Pada saat penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD berdasarkan bukti memorial
melakukan reklasifikasi Piutang Jangka Panjang ke Bagian Lancar Piutang Jangka
Panjang, yaitu piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan.
33
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya telah seluruhnya disisihkan
5. Besaran Penyisihan Piutang Tidak Tertagih, untuk Piutang Pajak Darah, Retribusi
Daerah dan Piutang selain Piutang Pajak Darah dan Retribusi Daerah pada setiap
akhir tahun (periode pelaporan) ditentukan:
a. Kualitas lancar, sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari piutang dengan
kualitas lancar;
b. Kualitas kurang lancar, sebesar 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan
kualitas kurang lancar;
c. Kualitas diragukan, sebesar 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan
kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang
sitaan (jika ada); dan
d. Kualitas macet, sebesar 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas
macet setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada).
6. Pencatatan penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan berdasarkan dokumen bukti
memorial penyisihan piutang. Pencatatan penyisihan piutang dilakukan pada akhir
periode pelaporan/tanggal pelaporan. Jurnal pencatatan penyisihan piutang tidak
tertagih dilakukan oleh PPK-SKPD/PPK-SKPKD dalam media Buku Jurnal Umum
dengan jurnal sebagai berikut:
34
2.5.6. Flowchart
Prosedur pencataan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang
perusahaan kepada setiap debitur,Mutasi Piutang disebabkan oleh:
35
36
37
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi
proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan
belanja daerah (APBD)”.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban. Belanja Tidak Terduga sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 55 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan Pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keperluan
darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Beban
tak terduga disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban Pemerintah Daerah untuk
membiayai kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang termasuk
39
pengeluaran tidak terduga yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan Pemerintah Daerah.
Beban Transfer (LO) adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban
untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Kas dan setara kas adalah uang tunai di tangan Bendahara Penerimaan dan
saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintah daerah atau investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap dicairkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Piutang salah satu aset yang cukup penting bagi pemerintah daerah, baik
dari sudut pandang potensi kemanfaatannya maupun dari sudut pandang
akuntabilitasnya. Semua standar akuntansi menempatkan piutang sebagai aset yang
penting dan memiliki karakteristik tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran
maupun pengungkapannya.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang
dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak
bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai
perkembangan kualitas piutang.
40
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, Rasdianto, 2013, Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Penerbit. Brama
Ardian. Erlina; Sirojuzilam
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/96076/V.%20Kebijakan%20Akuntansi
%20Piutang.pdf (diakses tanggal 16 Maret 2023 pukul 20.43)
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/99701/05.%20KEBIJAKAN%20AKUNTANSI
%20KAS%20DAN%20SETARA%20KAS.pdf (diakses tanggal 16 Maret 2023 pukul
21.55)
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/208000/2021pw3332080-lampiran.pdf (diakses
tanggal 16 Maret 2023 pukul 23.11)
41