DOSEN: Dr.H.DAILIBAS,SE.,Ak.,M.Ak.,MM.,PIA.,CF.,CA.
MAKALAH
KELOMPOK 6
KELAS 5 AK F
Disusun Oleh:
1. Elsa Hastuti Sudiman 1710631030186
2. Liana Sari 1710631030105
3. Mar’ie Aulia Darajat 1710631030107
4. Mineva Riskawati Vitaningrum 1710631030116
5. Muh. Farhan Ramadani 1710631030119
6. M. Ardine Ibnu Saputra 1710631030120
7. Yulia Sesaria 1710631030183
8. Ahmad Abdullah Hafizh 1710631030026
1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi, SE., MS, Ak, CPA selaku
Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Ibu Dr. Hartelina, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. Bapak Dian Hakip Nurdiansyah, SE., MM. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa
Karawang.
4. Teristimewa kepada orang tua yang tak pernah terputus doa, motivasi,
dukungan baik moral maupun material dan waktunya kepada penulis.
5. Para teman terdekat terimakasih sudah saling berbagi dan membantu selama
mata kuliah ini.
i
6. Para teman seperjuangan kelas 5F mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen serta kawan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
terimakasih atas doa dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
7. Seluruh teman-teman sekalian Mahasiswa/i Akuntansi Angkatan 2017
UNSIKA
8. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan makalah.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 4
2.1 Definisi Fraud ............................................................................... 4
2.2 Tipe Fraud ..................................................................................... 4
2.3 Jenis jenis Fraud ........................................................................... 6
2.4 Unsur unsur Fraud ........................................................................ 6
2.5 Penyebab Terjadinya Fraud .......................................................... 7
2.6 Fraud Reg Flags ............................................................................ 8
2.7 Faktor Penilaian Risiko ................................................................. 10
2.7.1 Faktor Lingkungan Perusahaan ........................................... 11
2.7.2 Faktor Internal ..................................................................... 11
2.7.3 Faktor Fraud ........................................................................ 11
2.8 Risk Assessment Best Practice ..................................................... 12
2.9 Checklist Manajemen Risiko dan Dokumentasi ........................... 13
2.9.1 Checklist Skema Fraud ........................................................ 13
2.10 Studi Kasus ................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan
terhadap aset yang tidak semestinya (IAPI, 2011).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis tentang fraud
2. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis tentang tipe dan jenis-
jenis fraud
3. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis tentang unsur-unsur
fraud
4. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis kondisi yang dapat
menyebabkan fraud
5. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis tentang fraud red flags
6. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis tentang faktor penilaian
risiko
7. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis penilaian risiko yang
efektif
8. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis checklist skema fraud
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada kategori ini termasuk pencurian atas aset entitas dimana efek dari
pencurian tersebut mempengaruhi laporan keuangan sehingga tidak sesuai
dengan kriteria yang berlaku.
Sedangkan menurut Albrecht, dkk., (2006) terdapat enam jenis fraud seperti
berikut ini.
1. Tekanan (Pressure)
Menurut Rahmanti (2013), pressure adalah dorongan orang untuk
melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya
hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain, termasuk hal keuangan dan non keuangan.
Dalam hal keuangan sebagai contoh dorongan untuk memiliki barang-barang
yang bersifat materi. Tekanan dalam hal non keuangan mendorong seseorang
melakukan kecurangan, misalnya tindakan untuk menutupi kinerja yang buruk
karena tuntutan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik. Dalam SAS No.
99, terdapat empat jenis kondisi umum terjadi pada pressure yang dapat
mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah stabilitas keuangan, tekanan
eksternal, kebutuhan keuangan individu, dan target keuangan.
2. Peluang (Opportunity)
Nabila (2013) berpendapat bahwa opportunity adalah peluang yang
memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas
8
mereka tidak akan terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal
yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan
posisi. Kesempatan untuk melakukan fraud berdasarkan pada kedudukan pada
umumnya, manajemen suatu perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk
melakukan fraud dibandingkan dengan karyawan. Tetapi patut digaris bawahi
bahwa kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada
setiapkedudukan. Kegagalan dalam menetapkan prosedur yang memadai untuk
kondisi fraud juga mampu meningkatkan keterjaidan suatu kecurangan.
Dari ketiga elemen fraud triangle, kesempatan memiliki kontrol yang
paling atas. Oleh karena itu, dalam mendeteksk adanya aktivitas kecurangan,
maka perusahaan perlu membangun proses, posedur, dan pengendalian yang
efektif. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang kecurangan laporan keuangan
dapat terjadi pada 3 kategori. Kondisi tersebut adalah kondisi industri, ketifak
efektifan pengawasan, dan struktur organisasi.
3. Rasionalisasi (Rationalization)
Salah satu elemen penting terjadinya fraud yaitu rasionalisasi, dimana
pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Menurut Skousen (2009),
rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang paling sulit diukur. Sikap
atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara
rasional melakukan fraud. Penentu utama dari kualitas laporan keuangan yaitu
integritas manajemen. Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan
laporan keuangan diragukan. Bagi mereka yang umumnya tidak jujur maka akan
lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar moral yang
lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari
pembenaran rasional untuk membenarkan perbuatannya (Molida, 2011).
Menurut Hevesi & Pattinson (2001), red flags tidak mutlak menunjukkan apakah
seseorang bersalah atau tidak, tetapi red flags ini merupakan tanda-tanda
peringatan bahwa fraud mungkin terjadi. Sebagaimana dijelaskan dalam standar
auditing SA seksi 316 Pertimbangan atas kecurangan dalam audit atas laporan
keuangan, salah saji dalam pelaporan keuangan dapat timbul dari fraud, yaitu
pelaporan keuangan yang mengandung fraud dan penyalahgunaan aset.
Menurut Kenyon, dkk., (2006), secara garis besar, terdapat tiga faktor
risiko fraud yang berkaitan dengan fraud dalam pelaporan keuangan seperti
berikut ini:
1. Karakteristik manajemen yang berkaitan dengan kemampuan manajemen,
tekanan, sikap dan perilaku terhadap pengendalian internal dan proses
pelaporan keuangan.
2. Karakteristik industri yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan
peraturan yang berlaku.
3. Karakteristik operasional dan stabilitas keuangan yang meliputi sifat dan
kerumitan dari transaksi perusahaan serta kondisi keuangan perusahaan.
Jika dikaitkan dengan pelakunya, fraud dalam pelaporan keuangan pada
umumnya dilakukan oleh manajemen, dan kondisi yang memungkinkan
adanya fraud. Menurut Kenyon, dkk., (2006), hal-hal yang harus diwaspadai
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Manajemen enggan menyediakan data untuk auditor eksternal.
2. Sering terjadi penggantian auditor eksternal.
3. Pengendalian intern perusahaan kurang memadai.
4. Terdapat banyak transaksi pada akhir tahun.
5. Terdapat dokumen yang hilang dan tidak dapat ditemukan.
6. Sering melakukan pergantian rekening bank.
7. Utang yang diperpanjang terus menerus.
8. Tingkat perputaran karyawan tinggi.
9. Penjualan aktiva perusahaan di bawah harga pasar.
10. Adanya transaksi yang tidak masuk akal.
10
selama perioda yang sama. Teorinya sesuai dengan fraud triangle yaitu tekanan.
Orang-orang pada umumnya berada di bawah tekanan yang lebih selama adanyan
resesi ekonomi dan artinya bahwa akan terjadi peningkatan dalam penipuan.
2.7.2 Faktor Internal
Menurut Singleton & Singleton (2010), faktor internal yang meningkatkan
kemungkinan penipuan, pencurian, dan penggelapan termasuk kontrol manajemen
yang tidak memadai atau kegiatan pemantauan seperti berikut:
1. Kegagalan untuk menciptakan budaya jujur.
2. Kegagalan untuk mengartikulasikan dan mengkomunikasikan standar
minimum kinerja dan perilaku pribadi.
3. Orientasi dan pelatihan yang tidak memadai pada hukum, etika, penipuan,
dan masalah keamanan.
4. Kebijakan perusahaan yang tidak memadai sehubungan dengan sanksi
bagi hukum, etika, dan pelanggaran keamanan; terutama untuk penipuan
dan kejahatan kerah putih
5. Kegagalan untuk mengambil tindakan administratif ketika tingkat kinerja
atau perilaku pribadi turun di bawah standar yang dapat diterima, atau
melanggar prinsip dan pedoman entitas.
6. Ambiguitas dalam peran pekerjaan, tugas, tanggung jawab, dan bidang
akuntabilitas
7. Kurangnya audit tepat waktu atau berkala, pemeriksaan, dan tindak lanjut
untuk memastikan kepatuhan dengan tujuan entitas, prioritas, kebijakan,
prosedur, dan peraturan pemerintah;secara umum, kurangnya akuntabilitas
atas kunci posisi kepercayaan
2.7.3 Faktor Fraud
Penilaian risiko juga harus mempertimbangkan mengenai
skema fraud yang lebih mungkin terjadi dalam rangka untuk memandu program
antifraud. Pencegahan dan pendeteksian tentu lebih efektif jika
skema fraud dilakukan. Untuk penipuan laporan keuangan, jelas para eksekutif
dari entitas adalah yang paling mungkin menjadi pelaku dan dengan demikian
12
5. Business processes, di mana skema ini mungkin terjadi, dan jika terjadi.
6. Red flags, yang dapat digunakan untuk mendeteksi skema ini
Yang semula merupakan kesenjangan kecil (marginal gap) antara laba usaha
sebenarnya (actual operating profit) dan angka pembukuan, berlangsung selama
16
beberapa tahun. Sampai mencapai jumlah yang tidak terkendali lagi, ketika
perusahaan tumbuh secara signifikan (pendapatan per tahun mencapai Rs 112,76
miliar dalam kuartal September 2008, dan laba ditahan sebesar Rs 83,92 miliar).
Perbedaan antara laba sebenarnya dan laba yang ada dalam pembukuan
menjadi lebih menonjol lagi karena perusahaan harus
“menambah” resources (sumber daya) dan asset untuk mendukung tingkat usaha
yang lebih tinggi lagi dan ini tercermin dalam kenaikan biaya dan beban secara
signifinkan.
Setiap upaya menutup kesenjangan ini, selalu berujung kegagalan. Karena
para promotor memegang sejumlah saham (equity), timbul kekhawatiran bahwa
kinerja yang buruk akan berdampak dengan pengalihan saham atau kepemilikan
(takeover), yang selanjutnya akan mengungkapkan kesenjangan ini.”
Adanya manipulasi atas laporan keuangan Satyam, tidak hanya terkait
pihak chairman saja, namun hal ini juga didukung oleh internal auditor yang tidak
melakukan tugasnya. Berikut ini beberapa hal yang dilakukan internal auditor
Satyam dalam menjalankan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Auditor internal tidak melakukan pengujian, meneliti atas verifikasi setiap
transaksinya mulai terjadinya transaksi di setiap tahun hingga berakhirnya
tahun pelaporan.
2. Tidak pernah memverifikasi atau memeriksa dengan benar cash & bank
3. Sengaja mengabaikan faktur-faktur palsu yang terdapat dalam transaksi-
transaksi yang dijalankan Satyam.
4. Tidak pernah melaporankan hasil pekerjaan auditnya kepada komite audit.
5. Di dalam perencanaan auditnya lebih memprioritaskan atas dasar-dasar
permintaan
6. Sejumlah bukti-bukti temuan serius yang ditemukan oleh tim audit, secara
disengaja diabaikan oleh ketua tim audit.
PwC selaku auditor eksternal juga tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh auditor eksternal PwC yang
memeriksa Satyam adalah sebagai berikut:
17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran bagi perusahaan dalam melakukan penilaian risiko yaitu sebagai
berikut.
1. Sebaiknya perusahaan melakukan penilaian terhadap
risiko fraud secara rutin setiap 12 sampai 24 bulan sekali.
2. Perusahaan sebaiknya membentuk tim khusus yang bertujuan
untuk melakukan penilaian terhadap risiko
3. Untuk meminimalkan terjadinya risiko fraud, sebaiknya
perusahaan meningkatkan pengendalian internalnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hevesi, A & Pattison, M. (2011). Red Flags for Fraud. New York: Office of The
State Comptroller.
http://antifraudnetwork.com/2009/03/what-happened-at-satyam/,
http://bisnis.tempo.co/read/news/2010/11/03/090289056/kasus-indias-enron-
mulai-diadili,
https://www.sec.gov/litigation/complaints/2011/comp21915.pdf,
http://antifraudnetwork.com/2009/03/what-happened-at-satyam/,
20