Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH AUDIT LAPORAN KEUANGAN TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PT TIMAH, TBK

PAPER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing I

Dosen Pengampu : Dr.H. Suparno, Drs. Ak., MM.,MBA., M.Ak

Oleh :

Kelas : 4 – Akuntansi – 3

Oleh :
Devilia Puspitasari 1710631030058

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Bahasa Indonesia ini
selesai tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya tak lupa diucapkan kepada:
1. Bapak Dr. H. Suparno, Drs., Ak., MM., MBA., M. Ak yang senantiasa
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini
2. Para Orang tua yang memberikan support sehingga makalah ini dapat
tersusun.
3. Teman-teman yang juga ikut membantu dalam penyusunan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini menjadi lebih baik.
Akhirnya kami berharap semoga makalah kami ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Karawang, 28 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi ................................................................................................... 5


2.1.1. Pengertian Akuntansi ........................................................................ 5
2.1.2. Pengertian Akuntansi menurut para ahli ........................................... 6
2.1.3. Tujuan Akuntansi .............................................................................. 8
2.1.4. Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK ................................. 9
2.2 Auditing .................................................................................................... 17
2.2.1. Pengertian Auditing ....................................................................... 17
2.2.2. Tujuan Audit ................................................................................... 18
2.2.3. Jenis – jenis Audit ........................................................................... 19
2.2.4. Standar Audit ................................................................................. 20
2.2.5. Pentingnya Audit ........................................................................... 22
2.3 Perencanaan Audit .................................................................................... 22
2.4 Prosedur Audit ......................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 34


3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 34
3.3 Metode Pendekatan Data ......................................................................... 35

iii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Komite Audit terhadap penyajian laporan keuangan .................. 36


4.2 Pengaruh Pengawas Internal terhadap Pengendalian Internal ..................... 37
4.3 Penyajian Laporan Keuangan ...................................................................... 39
4.3.1. Laporan Posisi Keuangan .................................................................. 39
4.3.2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya ........... 41
4.3.3. Laporan Perubahan Ekuitas .............................................................. 43
4.3.4. Laporan Arus Kas .............................................................................. 44
4.4 Analisis Laporan Keuangan ........................................................................ 47
4.5 Laporan Kerja Audit .................................................................................... 49
4.6 Laporan Audit Independen .......................................................................... 50
4.7 Hubungan Auditor dengan kinerja Keuangan ............................................. 52

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 53


5.2. Saran ............................................................................................................ 53

DAFTAR ISI

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi yang semakin berkembang banyak muncul
perusahaan perusahaan baru, sehingga tingginya persaingan membuat nilai
perusahaan semakin tinggi. Salah satu komponen yang digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
bertujuan menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan harus benar dan jujur dengan mengungkap fakta
sebenarnya yang menjadi kepentingan banyak pihak.
Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak lepas dari adanya
manipulasi penyajian laporan keuangan dengan integritas yang lemah
seperti pada kasus PT Timah (Persero) Tbk. Pada PT Timah (Persero) Tbk
diduga memberikan laporan keuangan fiktif pada semester I 2015 lalu.
Kegiatan laporan keuangan fiktif ini dilakukan guna menutupi kinerja
keuangan PT Timah yang terus mengkhawatirkan. Ketua Ikatan Karyawan
Timah (IKT), Ali Samsuri mengungkapkan, kondisi keuangan PT Timah
sejak tiga tahun belakangan kurang sehat. Ketidakmampuan jajaran direksi
PT Timah keluar dari jerat kerugian telah mengakibatkan penyerahan 80%
wilayah tambang milik PT Timah kepada mitra usaha. Jika mengacu pada
kondisi nyata yang terjadi di PT Timah, Ali meyakini bahwa laporan
keuangan semester I 2015 PT Timah (Persero) Tbk fiktif. Sebab
menurutnya, pada semester I 2015 laba operasi PT Timah telah mengalami
kerugian sebesar Rp. 59 milyar (Soda, 2014).
Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila memenuh kualitas
reliability (Kieso, 2008). Menurut Schroeder (2001) reliability memiliki
kualitas sebagai berikut, yaitu : daya uji (verifiability) yaitu suatu laporan
keuangan disusun berdasarkan konsep dasar akuntansi dan prinsip akuntansi

1
yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain,ketepatan
penyajian (representational faithfullness) yaitu angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan disajikan sesuai dengan apa yang ada dan benar-
benar terjadi, dan netral (neutrality) yaitu informasi yang disajikan harus
sesuai dengan kebutuhan umum pemakainya dan tidak bergantung pada
kebutuhan pihak tertentu. Informasi akuntansi yang memiliki integritas
tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur
sehingga dapat membantu pembaca laporan keuangan dalam membuat suatu
keputusan.
Kegagalan sebuah perusahaan banyak terjadi karena adanya
kecurangan atau manipulasi yang banyak dilakukan oleh orang-orang dalam
perusahaan itu sendiri. Kasus manipulasi dalam sebuah perusahaan terjadi
karena tata kelola perusahaan atau corporate governance yang belum
diterapkan dengan baik dan transparan. Akibatnya, kepercayaan masyarakat
khususnya para pengguna laporan keuangan terhadap perusahaan menjadi
menurun. Ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari
perusahaan yang terkena kasus. Laporan keuangan yang dimanipulasi atau
tidak transparan mengakibatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan
terhadap integritas suatu laporan menurun. Laporan keuangan merupakan
sumber informasi untuk mengetahui kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka akan sangat penting
jika laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan yang
berintegritas terutama pada perusahaan yang go public, seperti perusahan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sahamnya
diperjualbelikan kepada masyarakat.
Komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan, artinya dengan adanya komisaris independen di dalam
perusahaan maka dapat melindungi pemegang saham dari praktik
kecurangan. Hal itu terjadi karena komisaris independen memiliki fungsi
mengawasi kebijakan manajemen dan melindungi pihak-pihak yang ada

2
diluar manajemen perusahaan, sehingga terciptanya perusahaan yang
memenuhi good corporate governance dan menghasilkan laporan
keuangan yang berintegritas tinggi.
Komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,
artinya semakin besar jumlah komite audit maka akan mampu
mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Hal itu dapat
terjadi karena fungsi komite audit membantu dewan komisaris agar tidak
terjadi asimetri informasi, sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai nilai
perusahaan yang tinggi dengan cara menyajikan laporan keuangan yang
berintegritas tinggi dapat tercapai.
Untuk itu penulis membuat paper yang berjudul “Pengaruh Audit
Laporan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan PT Timah, Tbk” guna
mengetahui bagaimana pengaruh laporan keuangan setelah diperiksa
terhadap knerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
diulas adalah :
1. Bagaimana pengaruh komite audit PT Timah terhadap penyajian
laporan keuangan?
2. Bagaimana pengaruh satuan pengawas internal terhadap pengendalian
internal?
3. Bagaimana penyajian laporan keuangan PT Timah sesuai PSAK?
4. Bagaimana analisis laporan keuangan tersebut?
5. Bagaimana laporan kerja auditnya?
6. Bagaimana laporan dari auditor independen PT Timah?
7. Bagaimana audit internal mempengaruhi kinerja keuangan ?

3
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tersebut, maka tujuan makalahh ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komite audit PT Timah
terhadap penyajian laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh satuan pengawas internal
terhadap pengendalian internal.
3. Untuk mengetahui bagaimana penyajian laporan keuangan PT Timah
sesuai PSAK.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan tersebut.
5. Untuk mengetahui bagaimana laporan kerja auditnya.
6. Untuk mengetahui bagaimana laporan dari auditor independen PT
Timah.
7. Untuk mengetahui bagaimana audit internal mempengaruhi kinerja
keuangan.

1.4. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga
memberikan gambaran dan pertimbangan bagi PT Timah, Tbk untuk
mengambil keputusan di masa yang akan datang dan Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam penilaian
Kinerja Keuangan instansi dan membantu dalam pengambilan
keputusan untuk masalah keuangan yang dihadapi
2. Bagi Pembaca
Untuk dapat dijadikan sebagai referensi dalam menghadapi masalah
yang sama dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Penulis
Untuk sarana menambah ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang
diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi
2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas,


mengklasifikasikan, mengolah, dan menyajikan data transaksi,
serta berbagai aktivitas yang terkait dengan keuangan. Dengan
adanya akuntasi maka akan memudahkan seseorang dalam
mengambil keputusan serta tujuan lainnya.
Bicara tentang akuntansi sudah pasti berkaitan dengan angka-
angka dan perhitungan rumit sebagai bentuk pencatatan transaksi.
Secara umum akuntansi dibutuhkan dalam bisnis sebagai pelaporan
keuangan perusahaan.
Pembuatan laporan akuntansi dapat digunakan sebagai bahan
untuk pengambilan keputusan perusahaan sesuai hasil analisis
akuntansi. Pengertian akuntansi secara lebih dalam akan dibahas
pada artikel ini termasuk fungsi dan bidangnya.
Beberapa bidang akuntansi diantaranya:
1. Akuntansi keuangan
2. Pemeriksaan akuntansi atau auditing
3. Akuntansi manajemen

5
4. Akuntansi perpajakan
5. Bidang akuntansi budgeter
6. Akuntansi untuk organisasi nirlaba
7. Akuntansi biaya
8. Sistem akuntansi
9. Akuntansi social

2.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli


Secara bahasa berdasarkan Wikipedia, pengertian akuntansi
adalah bentuk interpretasi dari keuangan perusahaan untuk
mengukur dan menjabarkan kepastian mengenai informasi yang
berkaitan dengan keluar masuknya uang perusahaan.

1. Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison


Menurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison,
pengertian akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur
aktivitas bisnis, memproses data menjadi sebuah laporan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.

2. Littleton
Menurut Littleton, pengertian akuntansi adalah aktivitas yang
bertujuan untuk melaksanakan perhitungan periodik antara
biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Definisi ini adalah inti dari
teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai
rujukan dalam mempelajari akuntansi.

3. Warren dkk
Menurut Warren dkk, pengertian akuntansi adalah sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak

6
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan.

4. Rudianto
Menurut Rudianto, akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
suatu badan usaha.
5. Arnold
Menurut Arnold, akuntansi adalah suatu sistem untuk
memberikan informasi (terutama keuangan) kepada siapa saja
yang harus membuat keputusan dan mengendalikan
penerapan keputusan tersebut.

6. Pengertian Akuntansi Menurut ABP


Menurut Accounting Principle Board (APB) Statement no. 4
dalam Smith Skousen, akuntansi adalah suatu aktivitas jasa
yang fadalah untuk menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang memiliki sifat dalam pengambilan keputusan
ekonomis dalam memberikan keputusan pilihan-pilihan yang
logis di antara berbagai tindakan alternatif.

7. Pengertian Akuntansi Menurut AICPA


Menurut American Insitute of Certified Public Accounting
(AICPA), definisi akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara
tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-
kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya.

7
Jadi, pengertian akuntansi secara singkat adalah sistem dalam
bisnis yang membahas tentang keuangan dan bagaimana uang itu
masuk dan digunakan. Jadi, akuntansi sangat penting dalam bisnis
sebagai analisis laba dan rugi.

2.1.3 Tujuan Akuntansi


Tujuan akuntansi secara umum adalah untuk mengumpulkan dan
melaporkan informasi terkait keuangan, kinerja, posisi keuangan,
dan arus kas dalam sebuah bisnis. Informasi ini nantinya akan
digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan ekonomi.
Jika dijabarkan, ada beberapa tujuan akuntansi, diantaranya adalah:

1. Tujuan Akuntansi Secara Umum


o Memberikan informasi mengenai keuangan, baik itu
aktiva maupun passiva perusahaan
o Menyediakan informasi mengenai perubahan pada
berbagai sumber ekonomi (netto) perusahaan
o Memberikan informasi keuangan perusahaan yang
dapat membantu dalam pembuatan estimasi potensi
keuntungan perusahaan
o Memberikan informasi mengenai perubahan pada
berbagai sumber ekonomi perusahaan, baik itu aset,
hutang, serta modal.
o Menyediakan informasi lainnya terkait laporan
keuangan untuk membantu pengguna laporan tersebut

2. Tujuan Akuntansi Secara Khusus


Secara khusus, tujuan akuntansi adalah untuk
menyediakan informasi dalam bentuk laporan yang memuat
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar sesuai Prinsip Akuntansi Berterima

8
Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).

2.1.4 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1


Tujuan PSAK 1
Merupakan dasar-dasar bagi penyajian LK bertujuan umum agar
dapat dibandingkan dengan entitas lainnya DAN periode
sebelumnya.

Ruang Lingkup PSAK 1


a. Persyaratan penyajian LK
b. Struktur LK
c. Persyaratan minimum
d. Isi LK

Berlaku untuk seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan


LK konsolidasian dan LK tersendiri sebagaimana diatur dalam
PSAK 4: Laporan keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri. Kecuali untuk:

a. Entitas Syariah (diatur dalam PSAK 101)


b. Laporan Keuangan Interim Ringkas (diatur dalam PSAK 3)

Tujuan Laporan Keuangan

“Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja


keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.” Disini yang bertugas memberikan informasi adalah
Perusahaan kepada Para Pemangku Kepentingan (stakeholders).

9
Komponen LK Lengkap

1. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode


2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
selama periode
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
4. Laporan Arus Kas selama periode
5. CALK:– Informasi Komparatif mengenai periode
sebelumnya
6. Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sebelumnya

Tanggung Jawab atas LK

“Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan


penyajian LK entitas.” Manajemen entitas disini adalah manajemen
dari suatu perusahaan.

Karakteristik Umum LK

a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK


Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat
pernyataan eksplisit dan tanpa terkecuali terhadap SAK
dalam CALK, serta tidak dapat memperbaiki kebijakan
akuntansi yang tidak tepat.

b. Kelangsungan usaha
Penyajian LK harus disusun berdasar asumsi kelangsungan
usaha.
Jika terdapat ketidakpastian akan kelangsungan usaha maka
perusahaan harus mengungkapkan hal tersebut, dasar
penyajian laporan keuangan, dan alasannya.

10
c. Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual
kecuali laporan arus kas. Pada dasar akrual, pendapatan atau
beban diakui ketika pendapatan atau beban tersebut telah
terjadi.

d. Materialitas dan penggabungan


Untuk materialitas adalah entitas menyajikan secara terpisah
kelompok pos sejenis yang material. Sedangkan, maksud dari
penggabungan adalah pengelompokan secara terpisah
berdasar sifat atau fungsi. Jika nilainya tidak material,
penyajian bisa digabung dengan pos lain yang sejenis dalam
LK atau disajikan terpisah dalam catatan atas LK.

e. Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan
liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau
diizinkan oleh suatu PSAK.

f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan LK lengkap setidaknya secara
tahunan. Jika akhir periode pelaporan berubah, maka entitas
mengungkapkan alasan penggunaan periode tersebut dan
fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam LK tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.

g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
o Persyaratan Minimum Komparatif
o Tambahan Informasi Komparatif Sukarela

11
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam LK antarperiode
dilakukan secara konsisten, kecuali:
Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan,
terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian
yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan
kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;
atau Perubahan tersebut diperkenankan dalam PSAK.

Komponen LK
a. Laporan Posisi Keuangan Minimum Line Item
Informasi minimal yang harus disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan dan dapat ditambahkan jika penambahan
tersebut relevan. Penyajian dalam line atau dalam CALK
tergantung pada materialitas informasi tersebut.Membedakan
aset lancar dan asset tidak lancar serta liabilitas jangka
pendek dan liabilitas jangka panjang.

b. Komponen LK Secara Lengkap


1. Laporan Posisi Keuangan
Minimum Line Item:
o Informasi minimal yang harus disajikan dalam
Laporan Posisi Keuangan dan dapat ditambahkan
jika penambahan tersebut relevan.
o Penyajian dalam line atau dalam CALK
tergantung pada materialitas informasi tersebut.

12
o Membedakan aset lancar dan asset tidak lancar
serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang.

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar


apabila:

a. Mengharapkan akan merealisasikan aset atau


bermaksud menjualnya dalam siklus operasi
normal
b. Mengharapkan merealisasikan aset 12 bulan
setelah pelaporan
c. Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
d. Kas atau setara kas, kecuali apabila dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan.
*Diluar kategori ini dikelompokan sebagai aset
tidak lancar.*
Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas
jangka pendek apabila:
a. Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas
tersebut dalam siklus operasi normalnya
b. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan
dalam jangka 12 bulan setelah periode pelaporan
c. Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
diperdagangkan
d. Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas sekurang-kurangnya 12
bulan setelah periode pelaporan

13
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain (Laporan Penghasilan Komprehensif) menyajikan,
sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan,
yaitu total laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan Laporan Laba Rugi


Terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian
laba rugi dalam laporan yang menyajikan
penghasilan komprehensif.

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam


Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain:

a. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan


kepada:
o Kepentingan nonpengendali; dan
o Pemilik entitas induk

b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang


dapat diatribusikan kepada:
o Kepentingan nonpengendali; dan
o Pemilik entitas induk

14
 Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu
laporan terpisah, maka entitas menyajikan (a)
dalam laporan tersebut.
 Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan
ventura bersama dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Jumlah tunggal untuk total operasi yang
dihentikan (lihat PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan)
 Bagian Penghasilan Komprehensif Lain
Bagian penghasilan komprehensif lain
menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan
komprehensif lain dalam periode berjalan,
diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk
bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas
asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas) dan
dikelompokkan sesuai dengan SAK:
a. Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba
rugi; dan
b. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba
rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

 Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan


pos-pos penghasilan dan beban sebagai pos luar

15
biasa dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain atau dalam CALK.
 Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode
Yaitu perubahan aset atau liabilitas yang tidak
memengaruhi laba pada periode berjalan, yang
disebabkan oleh :
o Selisih revaluasi aset tetap (PSAK 16 &
ISAK 19)
o Perubahan nilai investasi sekuritas available
for sales (PSAK 55)
o Keuntungan dan kerugian aktuarial atas
program manfaat pasti (PSAK 24)
o Translasi laporan keuangan (PSAK 10)
o Bagian efektif dari keuntungan dan
kerugian lindung nilai arus kas (PSAK 55)\

3. Laporan Perubahan Ekuitas


o Menunjukan total laba rugi komprehensif selama
suatu periode yang diatribusikan kepada entitas
induk dan pihak non pengendali
o Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh
penerapan retrospektif
o Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode
yang timbul dari laba rugi, masing-masing pos
penghasilan komprehensif lain, dan transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
o Jumlah dividen yang diatribusikan kepada
pemilik dan nilai dividen per saham diungkapkan
dalam CALK.

16
4. Laporan Arus Kas
Penjelasan detail dijelaskan pada PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas.

5. CALK
Menyajikan informasi dasar penyusunan LK dan
kebijakan akuntansi, seperti dasar pengukuran,
kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi.
o Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan
dalam bagian manapun dalam LK tetapi
informasi tersebut relevan untuk memahami LK
o Pengungkapan lain :
a. Jumlah dividen diumumkan atau
diumumkan seb belum penyelesaian LK
b. Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.

2.2. Auditing
2.2.1. Pengertian Auditing
Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan juga sistematis. Dimana pihak yang
melakukan bersifat independen terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan pembukuan dan
bukti pendukung. Tujuannya agar bisa menunjukan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan.
Menurut ASOBAC atau A Statement of Basic Auditing
Concepts, Auditing adalah suatu proses sistematik untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
asersi tentang berbagai tindakan atau kejaidan ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut.

17
2.2.2. Tujuan Audit
Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada
pengertian audit di atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:
1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi
yang terjadi telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal
dengan segala kelengkapannya.

2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)


Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua
transaksi dan saldo perkiraan telah didokumentasikan dengan
baik, perhitungannya benar, jumlahnya tepat, dan
diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.

3. Memastikan Eksistensi (Existence)


Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan
kewajiban memiliki eksistensi sesuai dengan tanggal tertentu.
Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya.

4. Membuat Penilaian (Valuation)


Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa
semua prinsip akuntansi yang berlaku umum telah
diaplikasikan dengan benar.

5. Membuat Klasifikasi (Classification)


Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi
yang dicatat dalam jurnal diklasifikasikan sesuai jenis
transaksinya.

18
6. Memastikan Ketepatan (Accuracy)
Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa
pencatatan transaksi dilakukan sesuai tanggal yang benar,
rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar, dan penjumlahan saldo dilakukan dengan benar.

7. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)


Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi
yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang sesuai.
Pencatatan transaksi di akhir periode akuntansi sangat
mungkin terjadi salah saji.

8. Membuat Pengungkapan (Disclosure)


Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan
persyaratan pengungkapan yang berkaitan sudah disajikan
dengan baik pada laporan keuangan serta terdapat penjelasan
yang wajar pada isi dan catatan kaki laporan yang dibuat.

2.2.3. Jenis – Jenis Audit


Secara umum, audit dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu jenis
audit berdasarkan pemeriksaan dan jenis audit berdasarkan luas
pemeriksaan
1. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan
a. Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang
mencakup proses pengumpulan dan evaluasi bukti
laporan, dimana proses audit keuangan dilakukan oleh
pihak eksternal.
b. Audit Operasional, yaitu pemeriksaan terhadap semua
bagian dalam operasional, mulai dari prosedur hingga
metode kerja suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk

19
meninjua sejauh mana efisiensi dan efektivitas kinerja
organisasi tersebut.
c. Audit Ketaatan, yaitu pemeriksaan terhadap ketaatan
klien, apakah melakukan pekerjaan sesuai prosedur
yang telah ditetapkan oleh pihak yang punya otoritas
lebih tinggi.
d. Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi
pemerintah dalam menentukan sisi Ekonomis,
Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga
memperhatikan manfaat kegiatan suatu instansi bagi
masyarakat dan biayanya.

2. Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan


a. Audit Umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan
berdasarkan standar profesional akuntan publik dengan
memperhatikan standar kode etik akuntan publik.
b. Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh
suatu perusahaan untuk ruang lingkup tertentu saja.
Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan
saja untuk memeriksa laporan pengeluaran kas
perusahaan.
2.2.4. Standar Audit

20
Ada dua standar dalam melakukan auditing, yaitu standar umum
dan standar lapangan. Berikut penjelasannya:

1. Standar Umum

a. Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya


keahlian yang memadai sebagai seorang auditor, bukan
sekedar akuntan.
b. Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam
pelaksanaan pekerjaannya tanpa memihak pada piihak
manapun.
c. Seorang auditor harus memakai keahliannya secara
cerma dan seksama dalam melaksanakan audit dan
penyusunan laporan.

2. Pelaksanaan Standar Lapangan

a. Auditing harus dilakukan sebaik-baiknya. Bila ada


asisten pelaksana, maka harus ada supervisi sesuai
keperluannya.
b. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan
haruslah dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
c. Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan
atau pendapat mengenai suatu laporan keuangan yang
diperiksa.
d. Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan
tidak konsisten, maka di dalam laporan auditor harus
menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk
diperbaiki.

21
2.2.5. Pentingnya Audit
Audit nyatanya diperlukan oleh setiap perusahaan, dimana laporan
keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen,
karena :

1. Jika tidak diaudit maka akan ada kesalahan yang disengaja


ataupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang
belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
2. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini
wajar yang tentunya tanpa pengecualian dari KAP, maka
pengguna laporan keuangan bisa merasa yakin bahwa laporan
keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi, yang berlaku
umum di Indonesia.
3. SPT yang sudah diaudit lebih dipercaya oleh lembaga hukum
pajak atau perpajakan dibandingkan dengan laporan yang
belum melalui proses audit.
4. Perusahaan yang sudah go public dan terkenal, serta memiliki
aset 25 Milyar lebih maka harus memasukan ke audited
financial statements-nya ke Departemen Perdagangan dan
Perindustrian.

2.3. Perencanaan Audit


Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah
proposal disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan
jembatan untuk pekerjaan pengujian. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan.

Langkah-langkah dalam kegiatan perencanaan audit meliputi:

22
1. Memahami Bisnis dan Industri Klien
o Informasi yang harus diperoleh dalam rangka pengetahuan
tentang bisnis yang diharapkan meliputi :
o Kondisi ekonomi secara umum
o Industri dimana klien berusaha
o Rasio-rasio keuangan rata-rata industri
o Entitas klien
o Karakteristik penting kepemilikan dan manajemen: struktur
korporasi, pemilik, struktur permodalan, dewan komisaris,
manajemen dan fungsi audit intern
o Bisnis entitas: produk, pasar, pemasok, sumber pembiayaan, dan
operasi
o Kinerja keuangan (prosedur analitik)
o Lingkungan pelaporan
o Peraturan perundangan yang terkait
o Kebijakan dan prosedur akuntansi
o Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan nama
auditornya
o Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
keputusan manajemen
o Kasus hukum yang sedang dihadapi

2. Memahami dan Menilai Struktur Pengendalian Intern


Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

23
Tujuan pemahaman terhadap pengendalian intern adalah untuk
merencanakan audit. Pemahaman atas pengendalian intern meliputi
pemahaman atas desain pengendalian yang relevan dengan audit atas
laporan keuangan dan pemahaman atas operasi pengendalian intern.
Pengetahuan tersebut harus digunakan untuk:
o Mengidentifikasi tipe salah saji potensial dan kecurangan yang
mungkin mempengaruhi laporan keuangan
o Mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap
risiko salah saji material
o Mendesain pengujian substantif
Kesimpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern
harus meliputi hal-hal berikut ini:
1) Penilaian menyeluruh atas struktur pengendalian intern klien
dan sikap tim terhadap pengendalian, yaitu:

o Pengendalian intern memadai dan tim akan menguji


pengendalian tersebut (rely on control)
o Pengendalian intern memadai tetapi tim tidak akan
menguji pengendalian karena lebih efektif langsung
melakukan pengujian substanti
o Pengendalian intern tidak memadai dan tim tidak
mengandalkan pada pengendalian intern

2) Penilaian atas risiko kecurangan (risk of fraud)


3) Tindak lanjut yang diperlukan apabila ditemukan
kemungkinan risiko audit yang tidak bisa ditanggulangi oleh
pengendalian intern klien.

3. Menentukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji Yang Bisa


Diterima
Materialitas adalah besarnya nilai yang jika dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dapat mengakibatkan perubahan atau

24
berpengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut.
Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan prosentase salah saji
terhadap:
o Laba bersih sebelum pajak
o Total aktiva
o Total aktiva lancar
o Total ekuitas pemegang saham

Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji,


misalnya:

o Kemungkinan terjadinya pelanggaran hokum


o Kemungkinan terjadinya ketidakberesan
o Intensitas kesalahan yang tinggi
o Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari
bank (covenant) yang mengharuskan klien untuk
mempertahankan beberapa rasio keuangan pada tingkat
minimum tertentu
o Adanya gangguan dalam trend laba

Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua


tingkat berikut ini:

1) Tingkat laporan keuangan (materialitas awal)


2) Tingkat saldo akun (salah saji yang bisa diterima/tolerable error)

Penentuan materialitas awal biasanya didasarkan dari sudut pandang


pemakai laporan keuangan. Selain itu, materialitas awal juga
dipengaruhi pengalaman tim audit terhadap salah saji yang ditemukan
pada audit tahun-tahun sebelumnya (jika audit berulang).

4. Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal

25
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Jenis-
jenis risiko:
a. Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran seberapa
besar auditor menerima salah saji material dalam laporan
keuangan setelah audit diselesaikan dan opini wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan
b. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan
asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait
c. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material
dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
d. Risiko deteksi adalah risiko yang timbul sebagai akibat auditor
tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam
suatu asersi.

5. Melakukan Komunikasi Dengan Auditor Lain


Komunikasi dengan auditor lain tergantung dari posisi KAP, sebagai
auditor utama atau sebagai auditor lain. Apabila bertindak sebagai
auditor lain dan menerima instruksi dari auditor utama, KAP wajib
menjawab setiap pertanyaan auditor lain.
Hal-hal yang harus dikomunikasikan meliputi:
o Petunjuk audit
o Jadwal penyerahan laporan-laporan yang diinginkan dari auditor
lain
o Pernyataan independen dari auditor lain
o Rencana audit yang disusun oleh auditor lain
o Audit clearence oleh auditor lain

26
o Kuesioner audit yang harus diisi oleh auditor lain
o Catatan penyelesaian audit
o Rincian saldo dan transaksi antar afiliasi
o Check list pengungkapan
o Review kejadian setelah tanggal neraca

6. Menyusun Rencana Audit


Rencana audit adalah ringkasan perikatan, ikhtisar sifat dan
karakteristik operasi bisnis klien dan strategi audit secara keseluruhan.
Tujuan penyusunan Rencana Audit adalah:

o Menyediakan bukti dokumentasi bahwa kantor telah memenuhi


standar lapangan pertama
o Menyediakan alat bagi in-charge untuk mengkoordinasikan,
menjadwalkan dan mensupervisi kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh anggota tim yang terlibat dalam perikatan

Cakupan Rencana Audit meliputi:

o Tujuan perikatan
o Kondisi bisnis dan industri klien
o Pengendalian intern
o Area-area kritis dan penting
o Penetapan materialitas
o Risiko audit
o Rencana sample
o Personalia dan jadwal

Rencana Audit merupakan proses akumulatif, artinya apa yang sudah


ditetapkan dalam Rencana Audit bukanlah harga mati yang tidak
dapat diubah. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan
dijumpai adanya ketidaksesuaian antara yang direncanakan dengan

27
kondisi lapangan, maka in-charge segera menginformasikan adanya
penyimpangan ini, termasuk saran perubahan terhadap rencana audit,
kepada manager dalam sebuah memorandum. Manager kemudian
menginformasikan perubahan ini kepada Partner untuk mendapatkan
persetujuan. Perubahan terhadap rencana audit yang telah disetujui
oleh Partner diringkaskan dalam Revisi Rencana Audit.

7. Menyusun Audit Program


Audit program adalah daftar terinci dari prosedur-prosedur
audit yang akan dilakukan dalam sebuah proses audit. Audit program
tentatif dibuat sebagai bagian dari perencanaan audit. Karena sifatnya
tentatif, audit program seringkali memerlukan modifikasi sesuai
perkembangan audit.
Audit program dirancang untuk memenuhi tujuan audit atas
transaksi dan akun-akun utama dalam laporan keuangan. Tujuan audit
adalah untuk menguji asersi manajemen dalam laporan keuangan yang
meliputi :
o Eksistensi atau keberadaan
o Kelengkapan
o Hak dan kewajiban
o Penilaian atau alokasi
o Penyajian dan pengungkapan

2.4.Prosedur Audit Pemeriksaan


2.4.1. Pengertian Audit Pemeriksaan
Menurut Purwanto Wahyudi, Prosedur audit adalah metode atau
teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan auditor
tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh,
dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik.
Pengolahan komputer juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit.
Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-

28
down ataupun pendekatan audit bottom-up. Auditor akan
mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika
merencanakan audit dan mengembangkan program audit sehingga dapat
diterapkan dalam melakukan suatu pengauditan.
Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan
suatu tujuan audit tertentu terjadi dalam tahap perencanaan audit.
Efektivitas prosedur dalam memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya
pelaksanaan prosedur tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan
prosedur yang akan digunakan. Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur
audit yang dilakukan pada saat pengauditan.

1. Prosedur Analitis (analytical procedures)


Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan
di antara data. Prosedur ini meliputi:
o Perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
o Analisis vertikal atau laporan persentase;
o Perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis
atau anggaran; serta
o Penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis
regresi..

Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan


bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan ukuran-
ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan hasil
keuangan terkait.

2. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan
catatan, serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini
digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali
digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-
up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen,
auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau

29
kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi
transaksi tersebut.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca
(reading), dan memeriksa (examining) adalah sinonim dengan
menginspeksi dokumen dan catatan. Menginspeksi dokumen dapat
membuka jalan untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan
demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian
dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahaan
atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau
teliti dokumen dan catatan.

3. Konfirmasi (confirming)
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari
sumber independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang
lazim, klien membuat permintaan kepada pihak luar secara
tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman
permintaan keterangan tersebut. Permintaan tersebut juga harus
meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk
mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor.
Konfirmasi menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan
dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal
dari sumber yang independen.

4. Permintaan Keterangan (inquiring)


Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan
atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya
ditujukan kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya
prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan
dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih.
Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada pihak
eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat

30
hokum klien tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan
keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk
representasi tertulis.

5. Perhitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah
perhitungan fisik sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan
persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen dengan
nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara
untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada,
sedangkan yang kedua dapat dipandang sebagai penyediaan cara
untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik
perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor
seringkali terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih
dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur
perhitungan.

6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor memilih dokumen yang dibuat pada
saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa informasi yang
diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam
catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur
ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga
menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.
Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang
berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam
akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk
mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih
rendah dari yang seharusnya (understatement) dalam catatan
akuntansi.

31
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat
jurnal dalam catatan akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa
dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut
untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan
yang digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan
secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian
yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam
catatan akuntansi.

8. Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan
menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan
dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti
penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang
melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk
memperoleh pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga
dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam
melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan.
Pengamatan yanf terakhir ini memberikan peluang untuk
membedakan antara mengamati dan menginspeksi.

9. Pelaksanaan Ulang (reperforming)


Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien.
Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga
akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas
dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total
pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat
melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu
untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan

32
pengandalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh,
auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit
pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan bahwa
pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi
tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti
bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat
terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit
tersebut.

10. Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted audit


techniques)
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media
elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik audit
berbantuan computer (computer-asssited audit techniques/CAAT)
untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah
diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan
perangkat lunak komputer untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
o Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang
digunakan dalam prosedur analitis.
o Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
o Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan
bahwa semua dokumen yang berurutan telah
dipertanggungjawabkan.
o Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda
untuk disesuaikan (seperti harga yang tercantum dalam
faktur dengan master file yang memuat harga-harga yang
telah disahkan)
o Memasukkan data uji dalam program klien untuk
menentukan apakah aspek computer
o Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti
penjumlahan buku besar pembantu piutang usaha atau file
persediaan.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penulisan paper yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT


Timah, Tbk” mulai pada tanggal 2 Mei 2019 sampai dengan 13 Mei 2019 di
PT Timah, Tbk.

3.2 Tahapan Penulisan

Penyusunan paper ini memilki tahapan-tahapan dalam proses penulisanya


yang dilakukan sebagai landasan untuk mengembangkan konsep dasar
dalam perumusan masalah yang diangkat. Tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:

a. Tahapan perumusan tema dan permasalahan.

b. Tahapan pengumpulan landasan teori dan data.

c. Tahapan analisis.

d. Tahapan kesimpulan dan rekomendasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan paper ini,


mengunakan beberapa metode yaitu:

a. Tinjauan pustaka

34
Data-data yang diperoleh, diambil dari reverensi buku yang didapat dari
perpustakaan yang memiliki relevansi dengan pembahasan.

b. Tinjauan media

Adanya informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam


penyusunan karya ini melalui internet, media cetak dan media
elektronik.

3.4 Metode Pendekatan Data

Adapun metode pendekatan pada proses analisis yang dilakukan adalah:

Metode analisis deskriptif untuk mengolah dan menafsirkan data yang


diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada
objek yang dikaji.

Metode analisis komparatif untuk melihat perbandingan gagasan yang


ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan.

35
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Komite Audit dengan Penyajian Laporan Keuangan

Waktu dan
Nama Jabatan Pelatihan Penyelenggara
Tempat
Workshop CLDI
Anggota Expand (Cosporate
Bali, 8 - 11
Komite Leadership Leadership
Agustus 2018
Satriya Hari Audit Program For Development
Prasetya BOD - BOC Institute)
Anggota Risk - Based Institute of
Bandung, 9 -
Wawan Komite Audit Internal
10 Juli 2018
Gunawan Audit Workshop Auditors (IIA)
"Sustainable
Development
di Indonesia",
Anggota IAI (Ikatan Yogyakarta,
Sinergi antara
Komite Akuntan 28 April
Pemerintah,
Audit Indonesia) 2018
Akuntan &
Sri Praktisi
Suryaningrum Bisnis
Rencana
Strategis PERHAPI
Yogyakarta,
Pertambanga (Perhimpunan
14 Oktober
n Indonesia Pertambangan
2018
Seminar Indonesia)
Nasional
Sasaran
Prioritas JSC (Jakarta Yogyakarta,
Pemeriksaan Strategic 11 Desember
Pajak Sesuai Consulting) 2018
SE - 15

Komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,


artinya semakin besar jumlah komite audit maka akan mampu
mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Hal itu dapat
terjadi karena fungsi komite audit membantu dewan komisaris agar tidak
terjadi asimetri informasi, sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai nilai
perusahaan yang tinggi dengan cara menyajikan laporan keuangan yang

36
berintegritas tinggi dapat tercapai. Komite Audit telah memberikan
sejumlah masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait hasil
review yang dilakukannya, antara lain :
1. Review dan usulan penunjukan Kantor Akuntan Publik;
2. Usulan peningkatan kualitas sistem pengendalian intern Perseroan;
dan
3. Review dan usulan perbaikan kinerja bulanan

4.2 Pengaruh Pengawas Internal terhadap Pengendalian Internal


4.2.1. Struktur Satuan Pengawas Internal

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal


Tugas dan tanggung jawab SPI berdasarkan Piagam SPI (Internal Audit
Charter) adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan audit sesuai program kerja tahunan yang sudah
ditetapkan
2. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengujian keandalan sistem
pengendalian internal koorporasi
4. Memantau tindak lanjut rekomendasi hasil audit

37
5. Memberikan masukan atas prosedur dan pengendalian proses-proses
bisnis Perusahaan
6. Memberikan masukan tentang upaya pencapaian strategis bisnis
Perusahaan
7. Memastikan pelaksanaan penerapan GCG

Evaluasi Efektifitas Pengendalian Internal

Manajemen bertanggung jawab atas terselenggaranya Sistem


Pengendalian Internal yang handal dan efektif serta memastikan bahwa hal
tersebut telah melekat di setiap jenjang organisasi. Satuan Pengawas Internal
melakukan evaluasi atas kecukupan dan efektifitas Sistem Pengawasan
Internal secara menyeluruh dan pengawasan yang dilakukan untuk
mendukung asersi Direksi tentang efektifitas Sistem Pengendalian Internal
Perseroan yang diterapkan.

Hasil evaluasi disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti


dan dimonitor pelaksanaannya untuk memastikan Sistem Pengendalian
Internal berjalan secara efektif. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
selama tahun 2018, menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal pada
PT TIMAH telah memadai.

38
4.3 Penyajian Laporan Keuangan
4.4.1. Laporan Posisi Keuangan

39
40
4.4.2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Konsolidasi

41
42
4.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas

43
4.4.4. Laporan Arus Kas

44
Penyajian Laporan Keuangan.

Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten terhadap semua tahun


yang disajikan, kecuali dinyatakan lain.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dengan dasar harga


perolehan, kecuali properti investasi dan aset keuangan yang tersedia untuk
dijual yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, aset yang dimiliki
untuk dijual yang diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat
dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual serta menggunakan
dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.

Perubahan pada PSAK dan Interpretasi

Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Standar baru, revisi, dan interpretasi


yang telah diterbitkan dan yang berlaku efektif untuk tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018 namun tidak berdampak
material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup adalah sebagai
berikut:

o Amandemen PSAK 2 “Laporan Arus Kas tentang Prakarsa


Pengungkapan”
o Amandemen PSAK 13 “Properti Investasi tentang Pengalihan Properti
Investasi”
o Amandemen PSAK 15 “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama”
o Amandemen PSAK 16 “Aset Tetap”
o Amandemen PSAK 46 “Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset
Pajak Tangguhan untuk Rugi yang
Belum Direalisasi”

45
o Amandemen PSAK 53 “Pembayaran Berbasis Saham tentang
Klasifikasi dan Pengukuran Transaksi Pembayaran Berbasis Saham”
o Amandemen PSAK 67 “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas
Lain”
o PSAK 69 “Agrikultur”

Standar baru dan revisi yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif
pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

o Amandemen PSAK 24 “Imbalan Kerja“


o Amandemen PSAK 62 “Kontrak Asuransi
o Menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62:
Kontrak Asuransi”
o PSAK 71 “Instrumen Keuangan”
o Amandemen PSAK 71 (revisi 2017) “Instrumen Keuangan”
o PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”
o PSAK 73 “Sewa PSAK 112 “Akuntansi Wakaf”
o ISAK 33 “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka”
o ISAK 34 “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”
o Penyesuaian tahunan PSAK 22 “Kombinasi Bisnis”
o Penyesuaian tahunan PSAK 26 “Biaya Pinjaman”
o Penyesuaian tahunan PSAK 46 “Pajak Penghasilan”
o Penyesuaian tahunan PSAK 6 “Pengaturan Bersama”

46
4.4 Analisis Laporan Keuangan

47
Kemampuan Membayar Utang (Solvability)

Dalam mengukur kemampuan pembayaran utang Perseroan diukur melalui


Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas. Rasio Likuiditas dapat menjadi
ukuran kemampuan membayar utang jangka pendek. Sedangkan Rasio
Solvabilitas merupakan ukuran penilaian kemampuan Perseroan untuk
melunasi seluruh utangnya dengan menggunakan seluruh aset atau modal
Perseroan.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas bertujuan untuk menghitung perbandingan dana yang


tersedia dengan dana yang dipinjam sehingga dapat menunjukkan tingkat
keamanan aset dari jumlah pinjaman. Rasio ini ditunjukkan dengan rasio
utang terhadap ekuitas dan rasio utang terhadap aset.

Kedua rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas yang mengalami kenaikan


di tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017. Peningkatan ini disebabkan
adanya peningkatan utang jangka pendek Perseroan tahun 2018.

Rasio Likuiditas

Rasio likuditas menggambarkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi


kewajiban keuangannya dalam jangka pendek melalui perhitungan rasio
lancar dan rasio cepat.

Penurunan pada rasio likuiditas tahun 2018 disebabkan oleh meningkatnya


utang jangka pendek Perseroan tahun 2018. Namun demikian, kemampuan
Perseroan untuk melunasi utang-utangnya masih sangat baik.

48
4.5 Laporan Keuangan Audit
Program Kerja Audit dan Kertas Kerja Audit

PT Timah, Tbk
Nama Audit : Devilia Puspitasari No. KKA :
Tahun Yang di
audit : 2018 No. PKA : 001/A/2019
Program Kerja Audit
Audit Laporan Keuangan

A. Pendahuluan
Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses pengumpulan
dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit keuangan dilakukan oleh pihak
eksternal.
B. Tujuan Audit
Memeriksa, mengevaluasi dan menganalisis laporan keuangan
C. Langkah Kerja Audit
Dikerjakan Oleh Waktu diperlukan No.
No. Uraian Catatan
Rencana Realisasi Rencana Realisasi KKA
Meminta
Dokumen
Laporan
1 Keuangan Devilia 1 Hari Lengkap
Lakukan analisis
dan
perbandingan
laporan
2 keuangan Devilia 1 Hari Memadai
Simpulkan hasil
langkah kerja
3 diatas Devilia 1 Hari Wajar

Karawang, 12 Mei 2019 Karawang. 13 Mei 2019


Direviu oleh Disusun Oleh :
Pengendali Mutu Ketua Tim

Dini Nurfadillah Devilia Puspitasari


Karawang, 13 Mei 2019
Disetujui Oleh :
Pengendali Internal

Dian Diana

49
4.6 Laporan Auditor Independen

50
51
4.7. Hubungan Internail Audit terhadap Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dapat dilihat informasi mengenai keberhasilan
sebuah perusahaan dalam mengelola asset perusahaan tersebut. Maka dalam
laporan keuangan yang diterbitkan Perusahaan merupakan cerminan dari
kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah akhir dari proses
akuntansi dengan tujuan untuk memberikan infromasi keuangan yang dapat
menjelaskan kondisi perusahaan dalam suatu periode. Infromasi keuangan
tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik Perusahaan,
penggambaran terhadap indicator keberhasilan perusahaan dan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

52
BAB V
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses
pengumpulan dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit keuangan
dilakukan oleh pihak eksternal.Audit Laporan keuangan tidak telepas dari
peran Auditor sebagai pelaksana audit laporan keuangan tersebut yang
nantinya akan berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan.
Komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,
artinya semakin besar jumlah komite audit maka akan mampu
mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Hal itu dapat
terjadi karena fungsi komite audit membantu dewan komisaris agar tidak
terjadi asimetri informasi, sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai nilai
perusahaan yang tinggi dengan cara menyajikan laporan keuangan yang
berintegritas tinggi dapat tercapai.
Selain komite Audir, Pengendali nternal pun berperan penting
terhadap penyajian laporan keuangan Hasil evaluasi disampaikan kepada
manajemen untuk ditindaklanjuti dan dimonitor pelaksanaannya untuk
memastikan Sistem Pengendalian Internal berjalan secara efektif.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan selama tahun 2018,
menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal pada PT TIMAH telah
memadai.

1.2. Saran
Tentunya saya sebagai penulis memiliki keterbatasan dalam penulisan
dan penyusunan paper ini. Diharapkan para pembaca memberi kritik dan
saran yang membangun guna memperbaiki paper saya ini menjadi tulisan
yang lebih baik lagi dan dapat diterima oleh khalayak.

53
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Tahunan PT Timsh Tbk diakses di www.timah.com/v3/ina/laporan-


laporan-tahunan/ pada tanggal 1 Mei 2019

Perencanaan Audit diakses di


http://yukbelajaraudit.blogspot.com/2014/08/perencanaan-audit.html pada
tanggal 1 Mei 2019

Prosedir Audit diakses di http://moniqae.blogspot.co.id/2013/03/prosedur-


audit.html pada tanggal 1 Mei 2019

Tujuan Audit diakses di http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-


audit-bukti-audit-prosedur-audit.html pada tanggal 1 Mei 2019

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Prosedur Audit Pemeriksaan diakses di http://spi.uin-


alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/prosedur-audit-pemeriksaan/ pada
tanggal 1 Mei 2019

Akuntansi di https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-
akuntansi.html pada tanggal 2 Mei 2019

Auditing di https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-
audit.html pada tanggal 10 Mei 2019

Auditing diakses di https://dosenakuntansi.com/pengertian-audit pada tanggal 10


Mei 2019

54

Anda mungkin juga menyukai