Anda di halaman 1dari 15

BUKTI AUDIT DAN

TES TRANSAKSI

KORNELIA JEMIMAN ARIANA UU MEZE


(20062000009) (20062000010)
DAFTAR ISI

• SIFAT BUKTI AUDIT (AUDIT EVIDENCE)


• COMPLIANCE TEST DAN SUBSTANTIVE
TEST
• CARA PEMILIHAN SAMPEL
SIFAT BUKTI AUDIT (AUDIT AVEDINCE)

meliputi baik informasi tertulis maupun elektronik seperti cek,faktur,surat kontrak,notulen


rapat Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri atas data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor.Jurnal,buku besar, buku pembantu dan buku
pedoman akuntansi yang berkaitan serta catatan seperti lembaran kerja yang mendukung
alokasi biaya,perhitungan dan rekonsiliasi keseluruhanya merupakan bukti yang mendukung
laporan keuangan.Data akuntansi saja tidak dapat dianggap sebagai pendukung yang cukup
bagi suatu laporan keuangan.
Bukti audit penguat,konfirmasi dan representative tertulis dari pihak yang
mengetahui,informasi yang diperolehauditor melalui permintaan
keterangan,pengamatan,inspeksi dan pemeriksaan fisik.
LANJUTAN.......

Untuk dapat dikatakan kompeten ,bukti audit harus sah dan relevan.Bukti ekstern yang
diperoleh dari pihak independen diluar perusahaan dianggap lebih kuat,dalam arti dapat
lebih diandalkan/dipercaya keabsahannya daripada bukti yang diperoleh dari dalam
perusahaan itu sendiri(buntik intern).Semakin efektif pengendalian intern,semakin besar
jaminan yang diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.
Menurut konrath(2002:114 dan 115) ada enam tipe bukti audit yaitu:
LANJUTAN...

• Physical evidence
Terdiri atas segala sesuatu yang bisa dihitung,dipelihara,diobservasi atau diinspeksi dan
terutama berguna untuk mendukung tujuan eksitensi atau keberadaan.
Contohnya : bukti fisik yang diperoleh dari kas opname,observasi dari perhitungan fisik
persediaan,pemeriksaan fisik surat berharga dan inventarisasi aset tetap.
• Confirmation evidence
Adalah bukti yang diperoleh mengenai eksitensi,kepemilikan atau penilaian langsung dari
pihak ketiga diluar klien.
Contohnya:jawaban konfirmasi piutang,utang,barang konsinyasi,surat berharga yang
disimpan biro administrasi efek dan konfirmasi dari penasihat hukum klien
LANJUTAN...

• Documentary evidence
Terdiri atas catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi.
Contohnya;faktur pembelian,coppy faktur penjualan,journal voucher dan sub ledger
• Mathematical evidence
Merupakan perhitungan,perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan auditor.
Contohnya: footing,croos footing dan extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban
penyusutan
• Analytical evidence
Bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keluangan klien.penelaahan analitis
ini harus dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan
pada akhir pekerjaan lapangan. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk:
LANJUTAN...

Ø Trend (horizontal) analysis yaitu membandingkan angka-angka


uang tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan
menyelidiki kenaikan atau penurunan yang signifikan baik dalam
jumlah rupiah maupun posentase.
Ø Common size(vertical) analysis.
Ø Ratio Analysis, misalnya menghitung ratio likuiditas, ratio
profitabilitas, ratio leverage dan ratio manajemen aset.
• Hearsay (oral) Evidence, merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas
pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan auditor. Contohnya pertanyaan-pertanyaan
auditor mengenai pengendalian intern, persediaan yang bergerak lambat atau rusak,
kejadian penting sesudah tanggal laporan posisi keuangan.
Tes ketaatan (compliance test ) atau test of
COMPLIANCE TEST DAN recorded transactions adalah tes terhadap bukti-
SUBSTANTIVE TEST bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang
dicatat perusahaan untuk mengetahui perusahaan
apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses
dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang
ditetapkan manajemen. Jika terjadi penyimpangan
dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi,
walaupun jumlah (rupiah )nya tidak
material,auditor harus memperhitungkan
pengaruhdari penyimpangan tersebut terhadap
efektivitas pengendalian intern.
LANJUTAN...

Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut:


a. Kelengkapan bukti pendukung ( supporting documents )
b. Kebenaran perhitungan matematis ( footing, cross footng, extension )
c. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit / dikredit
e. Kebenaran posting kebuku besar dan sub buku besar
Compliance test bisa dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan setelah perusahaan
melakukan penutupan buku pada akhir tahun.
Substantive test adalah tes terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan
( laporan posisi keuangan ( neraca ) dan laporan laba rugi )
LANJUTAN...

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam substantive test antara lain:


Ø Inventarisasi aset tetap
Ø Observasi atas stock opname
Ø Konfirmasi piutang, utang dan bank
Ø Subsequent collection dan subsequent payment
Ø Kas opname
Ø Pemeriksaan rekonsiliasi bank.
Jika pada waktu itu melakukan substantive test, auditor menemukan kesalahan-kesalahan, harus
dipertimbangkan apakah kesalahan tersebut jumlahnya material atau tidak. Jika kesalahannya
material, auditor harus mengusulkan audit adjustment secara tertulis ( dalam bentuk daftar audit
adjustment ) jika usulan adjustment tidak disetujui klien, dan auditornya yakin usulan adjustment
tersbut benar, maka auditor idak boleh memberikan unqualified opinion. Untuk kesalahan yang
jumlahnya tidak material ( immaterial ), auditor tetap perlu mengajukan usulanadjustment, tetapi
tidak perlu dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi opini akunan publik.
CARA PEMILIHAN SAMPEL

Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan public bisanya tidak memeriksa keseluruhan transaksi
dan bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan. Karena kalau seluruhnya diperiksa, tentunya akan
memerlukan waktu yang lama dan memakan biaya yang besar. Karena itu transaksi-transaksi dan
bukti-bukti diperiksa secara “ test bsis “ atau secara sampling. Dari keseluruhan”universe” diambil
beberapa sampel untuk ditest, dan dari hasil pemeriksaan sampel, auditor akan menarik kesimpulan
mengenai ‘universe” secara keseluruhan.
Cara pemilihan sampel tidak boleh seenaknya, karena sampel tersebut haruslah mewakili universe
secara tepat, Karena jika sampelnya dipilih tidak tepat, akan sangat mempengaruhi kesimpulan yang
ditarik. Sampel harus dipilih dengan cara terentu yan bisa dipertanggungjawabkan, sehingga sampel
tersebut betul-betul representative.
LANJUTAN...
• Menurut SA 530.2
Sampling audit(sampling):penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu
populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang
sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentanf
pupulasi secara keseluruhan.
Risiko sampling : risiko bahwa kesimpulan auditor yang diddasarkan pada suatu sampel dapat
berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi.
Risiko nonsampling:resiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan alasan
apapun yang tidak terkait dengan risiko sampling
• Menurut SA 530.3
Sampling statistik:suatu pendekatan sampling yang memiliki karekteristik sebagai berikut :
1. Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak
2. Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel,termasuk untuk mengukur resiko
sampling.
LANJUTAN...

• Menurut SA 530.7 dan 530.8


Keputusan untuk menggunakan
pendekatan statistic atau nonstatistik • Menurut SA 530.10
dalam sampling membutuhkan Pengevaluasian Hasil Sampling Audit
pertimbangan auditor namun, ukuran Untuk pengujian pengendalian,suatu
sampel bukan merupakan criteria yang tingkat penyimpangan sampel yang tinggi
tepat untuk membedakan antara yang tidak diharapkan dapat
pendekatan statistic atau nonstatistik meningkatkan risiko kesalahan penyajian
material yang telah ditentukan,kecuali jika
diproleh bukti audit tambahan yang
memperkuat penilaian awal risiko
tersebut.
LANJUTAN...

Metode sampling apa pun yang digunakan,auditor dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun
sampling plan.Beberapa cara pemilihan sampling yang sering digunakan adala :
a. Random/judgement sampling
Pilihan sampel dilakukan secara random dengan menggunakan judgement si
akuntan public
b. Block sampling
Dalam hal ini auditor memiliki transasi di bulan-bulan tertentu sebagai
sampel misalnya bulan januari,juni dan desember
c. Statistical sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah,sehingga walapun lebih sulit
namun sampel yang terpilih betul-betul representative.karena memakan
waktu yang lebih banyak,statistical sampling lebih banyak digunakan dalam
audit di perusahaan yang sangat besar dan mempunyai internal control yang
cukup baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai