Anda di halaman 1dari 4

Auditing 2

Nama : Kurnia Sari


NIM : 1703101076
Kelas : 6D Akuntansi

BAB 12
MODEL BELAJAR-MENGAJAR METODOLOGI AUDIT

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI AUDIT AWAL DAN SIKLUS TRANSAKSI

Berdasarkan pertimbangan dari auditor, taksiran risiko pengendalian ada pada tingkat
mendekati maksimum maka auditor memilih strategi substantif, dengan strategi ini auditor
merencanakan prosedur yang kurang ekstensif untuk memperoleh pemahaman atas
pengendalian internal. Namun jika taksiran risiko pengendalian berada pada tingkat moderat
atau tingkat rendah terhadap pengendalian, maka auditor memilih strategi risiko pengendalian
rendah dalam strategi ini, auditor merencanakan prosedur yang lebih ekstensif untuk
memperoleh pemahaman atas pengendalian internal dan membatasi penggunaan pengujian
substantif.

PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN

Landasan Pemikiran

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam belajar mengajar auditing :

1. Belajar-mengajar metodologi auditing memerlukan sebuah peta sistem informasi


akuntansi ditangan mahasiswa dan dosen.
2. Berbagai metodologi audit yang tercantum dalam buku teks auditing sebenarnya
didasarkan pada suatu model sistem informasi akuntansi tertentu.

Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian

Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi terdiri dari lima
tahap yaitu :

1. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi

Dalam belajar-mengajar perancangan program pengendalian sistem informasi akuntansi


memberikan gambaran pelaksaan transaksi bisnis dan mengolah informasi yang dihasilkan
dari transaksi bisnis. Oleh karena itu entitas memerlukan sistem informasi akuntansi yang
efektif untuk:

 Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas
(asersi keberadaan atau keterjadian).
 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas
(asersi kelengkapan)
 Memberikan keyakinan atas aktiva dan kewajiban yang dicatat merupakan hak atau
kewajiban yang dihasilkan oleh entitas (asersi hak dan kewajiban)
 Mengukur nilai transaksi dengan cara dicatatnya nilai moneter untuk penyajian
laporan keuangan (asersi penilaian atau alokasi)
 Merinci semua transaksi untuk penyajian dalam laporan keuangan, klasifikasi
pengungkapan yang diharuskan (asersi penyajian dan pengungkapan)

2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelasanaan transaksi

Setiap tahap yang didesain dalam pelaksanaan transaksi bisnis, selalu didalamnya terdapat
risiko bawaan terjadinya salah saji material. Auditor perlu memahami kemungkinan
terjadinya salah saji potensial yang terdapat dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi bisnis
entitas.

3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah


salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi

Aktivitas pengendalian tersebut terdiri dari pengendalian pengolahan informasi yang


mencakup:

 Otorisasi semestinya terhadap transaksi


 Dokumen dan catatan
 Pengecekan independen
 Pemisahan tugas
 Pengendalian fisik
 Review terhadap kinerja

4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian

Untuk setiap aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah
saji potensial, auditor menentukan prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang
diperlukan

5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi

Dari daftar prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang dihasilkan dari langkah
keempat, auditor kemudian mengelompokkan kembali prosedur audit untuk pengujian
pengendalian menurut asersi yang dituju: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
penilaian atau alokasi.

Contoh Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian

 Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Penjualan Tunai

Aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mencegah salah saji material dalam sistem
penjualan tunai.
 Penerimaan Order dari Customer

Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Penerimaan order dari pembeli
diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan.

 Penerimaan Kas

Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Penerimaan kas diotorisasi oleh
fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai
dan penempelan pita register kas pada faktor tersebut.

 Penyerahan Barang

Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap
“sudah diserhkan” pada faktur penjualan tunai.

 Pencatatan Transaksi

Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri
dengan dokumen pendukung yang lengkap. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.

Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian


Pengujian pengendalian dirancang untuk membuktikan efektivitas pengendalian internal.
Untuk dapat merancang program audit untuk pengujian pengendalian, bagan alir sistem
informasi akuntansi yang sedang diperiksa harus dipakai sebagai dasar.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Sistem Penjualan


Tunai

 Keberadaan atau Kejadian

Auditor melakukan pengamatan terhadap aktivitas pengendalian sejak dari order diterima
pembeli samapi kas dari penjualan tunai disetor oleh fungsi penerimaan kas ke bank. Auditor
melakukan pengamatan terhadap :

1) Pemisahan fungus penjualan dari fungsi peneriamaan kas


2) Pemisahaan fungsi peneriamaan kas dari fungsi penyerahan barang.
3) Pemisahaan fungsi kauntansi dari fungsi peneriamaan kas, fungsi penjulan, dan
penyerahan barang.
 Kelengkapan

Periksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan dan pilih sample faktur penjulan tunai yang diotoritasi
oleh yang berwenang dan melakukan pengusutan ke dalam jurnal penjualan.

 Penilaian atau Alokasi

Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan dan lakukan
pemeriksaan.

 Kuisioner Pengendalian Intern

Pada dasarnya kuisioner pengendalian intern merupakan daftar pertanyaan yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pengendalian intern yang seharusnya ada
dalam suatu sistem informasi akuntansi.

METODE BELAJAR MENGAJAR PERANCANGAN PROGRAM PENGUJIAN


SUBSTANTIF
Penyusunan program audit untuk pengujian substantive terdiri dari 3 tahap berikut ini :

1) Menentukan tujuan audit khusus setiap asersi yang berkaitan dengn saldo akun.
2) Menentukan prosedur audit dalam pengujian substantive untuk mencapai tujuan audit
khusus yang telah ditetetapkan.
3) Menyusun program audit dengan mengelompokkan prosedur audit dalam pengujian
substatif menurut proses audit berikut:
 Prosedur audit awal
 Prosedur analitik
 Pengujian terhadap transaksi rinci
 Pengujian terhadap saldo akun rinci

Anda mungkin juga menyukai