BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi merupakan suatu keadaan dimana persekutuan ataupun usaha dari perusahaannya
dibubarkan semua.
Dalam likuidasi, perusahaan hanya berjalan beberapa saat untuk segera menyelesaikan proses
likuidasi tersebut.
Misalnya :
Persekutuan tuan A, B, C dan D akan dilikuidasi. Perbandingan pembagian laba rugi persekutuan
adalah 30%, 30%, 20% dan 20 %.
Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sebelum likuidasi menunjukan saldo-saldo sebagai berikut:
AKTIVA HUTANG MODAL
Berikut beberapa kemungkinan realisasi pengubahan aktiva menjadi uang tunai serta proses
likuidasi selanjutnya :
a) Realisasi aktiva lain Rp 140.000.
Kemudian kerugian dalam realisasi aktiva lain dibebankanpada rekening modal untuk
masing-masing dengan jumlah yang cukup ditutup oleh saldo modal.
b) Realisasi aktiva lain Rp 120.000.
Untuk pembebanan kerugian yang melampaui saldo rekening modal dari beberapa anggota,
maka harus ditutup dengan saldo piutangnya kepada persekutuan.
c) Realisasi aktiva lain Rp 100.000.
Kerugian dari realisasi aktiva lain menyebabkan defisitnya modal seoranga anggota.
d) Realisasi aktiva Rp 80.000.
Kerugian dari realisasi yang menyebabkan defisitnya rekening modal beberapa anggota.
e) Realisasi aktiva lain Rp 60.000.
Menyebabkan terjadinya kekurangan uang tunai untuk membayar para kreditur.
Dengan adanya ketentuan tersebut, maka kreditur perusahaan hanya dapat mengajukan klaim
atas harta pribadi pemilik jika hutang oribadi telah lunas.
Sebaliknya, apabila kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan kalim atas aktiva
pperusahaan jika hutang kepada kreditur telah lunas seluruhnya.