Anda di halaman 1dari 3

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Nama : Kurnia Sari


NIM : 1703101076
Kelas : 5D Akuntansi

BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Likuidasi merupakan suatu keadaan dimana persekutuan ataupun usaha dari perusahaannya
dibubarkan semua.

Dalam likuidasi, perusahaan hanya berjalan beberapa saat untuk segera menyelesaikan proses
likuidasi tersebut.

Untuk proses pembubaran usaha, dibagi menjadi dua tahap yaitu :


1. Proses pengubahan harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai atau disebut juga dengan
proses realisasi.
2. Proses pembayaran kembali atas hutang-hutang kepada kreditur dan juga pembayaran
kembali dari sisa modal kepada para anggota yang disebut juga dengan proses likuidasi.

Prosedur-prosedur dalam likuidasi yaitu :


1. Rekening pembukaan harus disesuiakan dan ditutup, kemudian laba dan rugi bersih selama
periode terakhir diperhitungkan ke dalam rekening modal masing-masing setelah itu baru
dikatakan persekutuan telah siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses mengubah aktiva menjadi uang tunai apabila terdapat perbedaan antara nilai
buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan/kerugian harus dibagi kepada anggota
sesuai dengan perbandingan laba(rugi). Saldo modal selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk
penyelesaian.
3. Apabila ditemukan keadaan dimana salah seorang anggota mempunyai saldodebit dalam
rekening modalnya sedangkan di lain pihak ia mempunyai piutang kepada persekutuan maka
piutang pada persekutuan itu digunakan untuk menutup saldo debit rekening modal. Pada
prinsipnya apabila salah seorang anggota mengalami defisit maka anggota yang lain
berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang tunai tersedia untuk dibagi maka hal pertama yang dilakukan adalah
membayarkannya kepada para kreitur eksternnal baru setellah itu dibayarkan saldo-saldo
modal dari masing- masing anggota.

Likuidasi Berlangsung Setelah Proses Realisasi Berakhir

Misalnya :
Persekutuan tuan A, B, C dan D akan dilikuidasi. Perbandingan pembagian laba rugi persekutuan
adalah 30%, 30%, 20% dan 20 %.

Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sebelum likuidasi menunjukan saldo-saldo sebagai berikut:
AKTIVA HUTANG MODAL

Aktiva.......................... Rp. 10.000,00 Hutang dagang...............Rp. 75.000,00


Aktiva Lain-lain............ Rp.180.000,00 Hutang kepada tuan B... Rp. 6.000,00
Hutang kepada tuan D... Rp. 5.000,00
Modal A........................ Rp. 42.000,00
Modal B........................ Rp. 31.500,00
Modal C........................ Rp. 20.500,00
Modal D..................... . Rp. 10.000,00

Jumlah aktiva Rp. 190.000,00 Jumlah Aktiva & Modal Rp.190.000,00

Berikut beberapa kemungkinan realisasi pengubahan aktiva menjadi uang tunai serta proses
likuidasi selanjutnya :
a) Realisasi aktiva lain Rp 140.000.
Kemudian kerugian dalam realisasi aktiva lain dibebankanpada rekening modal untuk
masing-masing dengan jumlah yang cukup ditutup oleh saldo modal.
b) Realisasi aktiva lain Rp 120.000.
Untuk pembebanan kerugian yang melampaui saldo rekening modal dari beberapa anggota,
maka harus ditutup dengan saldo piutangnya kepada persekutuan.
c) Realisasi aktiva lain Rp 100.000.
Kerugian dari realisasi aktiva lain menyebabkan defisitnya modal seoranga anggota.
d) Realisasi aktiva Rp 80.000.
Kerugian dari realisasi yang menyebabkan defisitnya rekening modal beberapa anggota.
e) Realisasi aktiva lain Rp 60.000.
Menyebabkan terjadinya kekurangan uang tunai untuk membayar para kreditur.

Kreditur Perusahaan dan Kreditur Pribadi Anggota dalam Likuidasi Persekutuan

Mengenai penentuan masing-masing anggota perlu diperhatikan pula hak-hak kreditur


perusahaan dalam likuidasi perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Hak-hak kreditur perusahaan
Kreditur perusahaan memiliki hak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali atas
piutang mulai dari hasil penjualan (realisasi) aktiva sampai dengan jumlah piutang yang
bersangkutan.
2. Hak-hak kreditur pribadi anggota
Kreditur pribadi anggota mempunyai hak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali
atas hasil penjualan harta pribadi pemilik sampai dengan jumlah piutang yang bersangkutan.

Dengan adanya ketentuan tersebut, maka kreditur perusahaan hanya dapat mengajukan klaim
atas harta pribadi pemilik jika hutang oribadi telah lunas.

Sebaliknya, apabila kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan kalim atas aktiva
pperusahaan jika hutang kepada kreditur telah lunas seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai