Anda di halaman 1dari 25

AUDITING II

DOSEN PENGAMPU: DRS. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak., CA

Model Belajar – Mengajar


Metodologi Audit
KELOMPOK 2

 Nikmatul Baroro Harahap


(190522008)
 Nikmah Ramadhani Pulungan (190522022)
 Novia Destauli Simanullang
(190522026)

JURUSAN S-1 AKUNTANSI EKSTENSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
2
MODEL BELAJAR-MENGAJAR
METODOLOGI AUDIT

Secara garis besar, prosedur audit laporan keuangan dapat


dipilah menjadi dua tahap, yakni:

1. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian


2. Penyusunan program audit untuk pengujian substantif

3
PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN
PENGENDALIAN

1
Pemahaman sistem informasi
akuntansi untuk pelaksanaan
transaksi

2 5
Penentuan kemungkinan salah
Penyusunan program audit
saji dalam setiap tahap
untuk pengujian
pelaksanaan transaksi
pengendalian terhadap
transaksi

3
Penetuan aktivitas pengendalian
yang diperlukan untuk 4
mendeteksi dan mencegah salah Penentuan prosedur audit
saji potensial dalam setiap tahap untuk
pelaksanaan transaksi mendeteksiefektivitas
aktivitas pengendalian 4
Pemahaman Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi Untuk Pelaksanaan Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memberikan gambaran :


1. Bagaimana entitas melaksanakan transaksi bisnis.
2. Bagaimana entitas mengelola informasi yang dihasilkan dari transaksi bisnis
yang dilaksanakan.
 Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Untuk Pelaksanaan Akuntansi
Entitas memerlukan sistem informasi akuntansi yang efektif untuk:
a. Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi sah yang dilaksanakan oleh
entitas, yang terjadi dalam periode kini (asersi keberadaan atau keterjadian).
b. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi sah yang dilaksanakan oleh
entitas, yang terjadi dalam periode kini (asersi kelengkapan).

5
c. Memberikan keyakinan bahwa aktiva dan kewajiban yang dicatat
merupakan hak atau kewajiban entitas yang dihasilkan dari transaksi
yang dilaksanakan oleh entitas ( asersi hak dan kewajiban).
d. Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan
dicatatnya nilai moneter semestinya untuk penyajian laporan keuangan
(asersi penilaian dan alokasi).
e. Menangkap cukup rinci semua transaksi untuk memungkinkan
penyajian semestinya dalam laporan keuangan, baik dalam
klasifikasinya maupun pengungkapan yang diharuskan (asersi penyajian
dan pengungkapan).

6
Penentuan Kemungkinan Salah Saji Potensial
Dalam Setiap Tahap Pelakasaan Transaksi

Setiap tahap yang didesain dalam pelaksanaan


transaksi bisnis, selalu didalamnya terdapat risiko
bawaan terjadinya salah saji materil.

Auditor perlu memahami kemungkinan terjadinya


salah saji potensial yang terdapat dalam setiap
tahap pelaksanaan transaksi bisnis entitas.

7
Penentuan Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan Unutk Mendeteksi
Dan Mencegah Salah Saji Potensial Dalamsetiap Tahap Pelaksanaan
Transaksi

Aktivitas pengendalian tersebut terdiri dari :


1.Pengendalian pengolahan informasi, yang mencakup:
otorisasi semestinya terhadap transaski, dokumen dan
catatan, dan pengecekan independen.
2.Pemisahan tugas
3.Pengendalian fisik
4.Review terhadap kinerja

8
Penentuan Prosedur Audit Untuk Mendeteksi
Efektivitas Aktivitas Pengendalian

Untuk setiap aktivitas pengendalian yang diperlukan


untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial,
auditor menentukan prosedur audit untuk pengujian
pengendalian yang diperlukan.

9
Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian
Pengendalian Terhadap Transaksi

Dari daftar prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang


dihasilkan dari langkah keempat, auditor kemudian mengelompokkan
kembali prosedur audit untuk pengujian pengendalian menurut asensi
yang dituju: keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian atau
alokasi.

10
CONTOH PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT UNTUK
PENGUJIAN PENGENDALIAN

 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


 Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian Yang
Diperlukan Dan Prosedur Audit Untuk Pengujian
Pengendalian Terhadap Sistem Penjualan Tunai
 Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem
Penjualan Tunai

11
Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam
Sistem Penjualan Tunai

 Penerimaan Order dari Costumer


a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi
penerimaan kas
b. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh
fungsi penjualan dengan menggunakan formulir
faktur penjualan
c. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak
dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan
12
 Penerimaan Kas
a. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap
“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur
tersebut.
c. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya dengan segera ke bank
d. Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas secara periodik dan
secara mendadak oleh fungsi audit intern
e. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh fungsi audit intern dan diadakan
pencocokan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas yang diterima dari
penjualan tunai
f. Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak menyelenggarakan
catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas 13
 Penyerahan barang
a. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang
dengan cara membubuhkan cap “ sudah diserahkan” pada faktur
penjualan tunai.
 Pencatatan transaksi
a. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap.
b. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu.

14
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK
PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian dirancang untuk membuktikan


efektivitas pengendalian intern. Agar dapat merancang
program audit untuk pengujian pengandalian, bagan alir
sistem informasi akuntansi yang sedang diperiksa harus
dipakai sebagai dasar.

15
PENJELASAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN
PENGENDALIAN TERHADAP SISTEM PENJUALAN TUNAI

Keberadaan atau Keterjadian


Lakukan pengamatan pemisahan fungsi. Auditor melakukan pengamatan
terhadap aktivitas pengendalian sejak dari order diterima dari pembeli
sampai dengan kas dari penjualan tunai disetor oleh fungsi penerimaan kas
ke bank. Auditor melakukan pengamatan terhadap :
1. Pemisahan fungsi penjualan dari fungsi penerimaan kas
2. Pemisahan fungsi penerimaan kas dari fungsi penyerahan barang
3. Pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penerimaan kas, fungsi
penjualan dan penyerahan barang.

16
Kelengkapan
• Periksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak
dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
• Pilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasioleh yang berwenang dan
lakukan pengusutan kedalam jurnal penjualan (tracing)
Penilaian Atau Alokasi
• Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan dan lakukan
pemeriksaan terhadap :
a. Adanya otorisasi dari pihak berwenang dalm setiap transaksi penjualan tunai
yang dilaksanakan
b. Pengecekan independen terhadap pencatuman harga barang dalam faktur
penjualan tunai
c. Pengecekan independen atas keakuratan matematik dalam faktur penjualan
tunai 17
• Pilih sampel bukti setor
Auditor melakukan pemeriksaaan atas bukti setor tersebut
mengenai :
1. Kesesuain jumlah rupiah yang tercantum dalam bukti setor
bank tersebut dengan pita hasil pembacaan register kas yang
di simpanoleh fungsi pemeriksa intern
2. Kesesuain jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank
dengan jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal kas
• Pilih sampel rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien

18
KUISIONER PENGENDALIAN INTERN

Kuisioner pengendalian intern merupakan alat yang


digunakan oleh auditor untuk mengumpulkan informasi
tentang pengendalian intern klien dan sekaligus untuk
mendokumentasikan pemahaman auditor atas
pengendalian intern klien. Kuisioner pengendalian intern
merupakan produk sampingan dalam proses penyusunan
program audit untuk pengujian pengendalian.

19
MODEL BELAJAR MENGAJAR PERANCANGAN
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF

 Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Substantif


Model Belajar-mengajar perancangan program pengujian substantif adalah berbeda
dengan model belajar-mengajar perancngan program pengujian pengendalian,
krena adanya perbedaan tujuan yang hendak dicapai di antara kedua macam
pengujian tersebut.
Menentukan Tujuan Audit Menyusun Program Audit
Khusus : untuk Pengujian Substantif:
- Keberadaan dan Keterjadian Mendesain Prosedur - Prosedur Audit awal
- Kelengkapan Audit untuk Pengujian - Prosedur analitik
- Hak dan kewajiban Substantif - Pengujian terhadap transaksi
- Penilaian atau alokasi rinci
- Penyajian dan - Pengujian terhadap saldo
pengungkapan akun rinci
- Pemeriksaan terhadap
penyajian dan pengungkapan

20
Penentuan Tujuan Audit

Kelengkapan Hak dan


Kewajiban
Penilaian atau
Keberadaan dan alokasi
Penyajian dan
Keterjadian pengungkapan

Saldo akun yang


Saldo akun disajikan dalam laporan
sesungguhnya keuangan

21
Perancangan Prosedur Audit Dan Penyusunan
Program Audit Untuk Pengujian Subtantif

Program audit di susun menurut tahap audit berikut ini :


1. Prosedur audit awal
6 prosedur audit dalam melakukan rekonsiliasi informasi akun di neraca dengan
catatan akuntansi yang bersangkutan :
2. Usut saldo akun yang tercantum di neraca ke saldo akun yang bersangkutan di
dalam buku besar.
3. Hitung kembali saldo akun di dalam buku besar
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun tersebut
5. Usut saldo awal akun tersebut ke kertas kerja tahun lalu
6. Usut posting pendebitan akun tersebut ke dalam jurnal yang bersangkutan
7. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol akun tersebut dalam buku besar ke buku
pembantu akun yang bersangkutan 22
2. Prosedur Analitik
Prosedur analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien
dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Auditor
melakukan perhitungan berbagai macam ratio keuangan yang berkaitan dengan akun
yang diperiksa. Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan
harapan auditor.
Pembandingan ini membantu auditor yang mengungkapkan : (1) Peristiwa atau transaksi
yang tidak biasa, (2) Perubahan akuntansi, (3), Perubahan usaha, (4) Fluktuasi acak,
atau (5) Salah saji.
3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Keandalan saldo akun sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi yang didebit dan
dikreditkan ke dalam akun tersebut. Oleh karena itu, auditor melakukan pengujian
terhadap transaksi rinci yang mendebit dan/atau mengkredit akun yang bersangkutan
23
4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
Berbagai asersi yang terkandung dalam saldo akun (keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, penilaian atau alokasi, hak dan kewajiban) diuji kewajarannya oleh
auditor melalui pengujian terhadap saldo akun rinci
5. Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan
verifikasi penyajian dan pengungkapan akun tertentu yang tercantum dalam
laporan keuangan memerlukan pengetahuan auditor tentang prinsip akuntansi
berterima umum yang berlaku untuk akun yang bersangkutan

Program audit untuk pengujian substantif


Prosedur audit diklasifikasikan menjadi : prosedur audit, prosedur analitik, pengujian
terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap akun rinci, dan verifikasi penyajian dan
pengungkapan
24
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai