A. DEFINISI
Audit siklus penjualan dan penagihan adalah proses audit yang fokus pada
pengevaluasian kontrol internal dan transaksi yang terkait dengan aktivitas penjualan
barang atau jasa oleh sebuah perusahaan serta proses penagihan terhadap pelanggan.
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk memastikan bahwa
proses penjualan dan penagihan dilakukan dengan tepat, efisien, dan sesuai dengan
kebijakan serta standar yang berlaku. Audit ini membantu mengidentifikasi risiko,
memastikan kepatuhan terhadap prosedur yang ditetapkan, dan menemukan area di
mana perbaikan atau peningkatan kontrol diperlukan.
Proses audit siklus penjualan dan penagihan melibatkan beberapa langkah,
termasuk pengujian kontrol internal yang terkait, pengujian substansif transaksi
penjualan, pengujian saldo akun piutang, pemeriksaan dokumen penjualan dan
penagihan, serta evaluasi risiko dan kesimpulan audit. Hasil dari audit ini akan
direfleksikan dalam laporan audit yang menyajikan temuan, rekomendasi, dan
kesimpulan terkait dengan efektivitas dan keandalan proses penjualan dan penagihan.
Secara umum, audit siklus penjualan dan penagihan membantu memastikan
bahwa perusahaan menjalankan operasi penjualan dan penagihan dengan baik,
meminimalkan risiko kesalahan atau penipuan, serta memastikan kepatuhan terhadap
aturan dan regulasi yang berlaku.
1. Perencanaan
Penetapan Tujuan: Menetapkan tujuan audit yang spesifik untuk siklus penjualan dan
penagihan.
Penentuan Lingkup: Menentukan ruang lingkup audit, termasuk transaksi yang akan
diaudit dan waktu audit dilakukan.
Pengembangan Rencana Audit: Merancang rencana audit yang mencakup metode
pengujian, jadwal, dan alokasi sumber daya.
3. Pengujian Transaksi:
Konfirmasi Saldo: Mengkonfirmasi saldo piutang dengan pelanggan dan saldo piutang
lainnya dengan pihak eksternal yang terkait.
Pengujian Rinci: Melakukan pengujian rinci terhadap saldo akun piutang dan catatan
penagihan untuk memastikan kebenaran dan ketepatan jumlahnya.
5. Pemeriksaan Dokumen:
Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan siklus penjualan
dan penagihan, termasuk risiko penipuan atau kesalahan.
Kesimpulan Audit: Menyimpulkan hasil audit berdasarkan temuan pengujian kontrol,
transaksi, dan saldo akun.
Menyusun laporan audit yang mencakup temuan, rekomendasi, dan kesimpulan terkait
dengan siklus penjualan dan penagihan.
Memberikan rekomendasi perbaikan atau peningkatan kontrol internal yang ditemukan
selama audit.
8. Tindak Lanjut:
Memastikan bahwa manajemen entitas yang diaudit mengambil tindakan korektif yang
sesuai terhadap rekomendasi audit.
Memantau implementasi perbaikan atau peningkatan yang direkomendasikan untuk
memastikan efektivitasnya.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, auditor dapat melakukan audit siklus penjualan
dan penagihan secara efektif untuk memastikan keakuratan, keandalan, dan kepatuhan
terhadap standar yang berlaku.
B. TUJUAN
Tujuan utama dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan SAK.
Sifat dari akun ini bisa bermacam-macam tergantung dari industri dan kliennya.
2. Penerimaan kas
C. FUNGSI BISINIS PADA SIKLUS DAN CATATAN DAN DOKUMEN YANG BERKAITAN
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan
untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang-
barang tersebut tersedia untuk dijual.
2. Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim, pihak yang diberi kewenangan harus menyetujui kredit
bagi pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit.
3. Pengiriman barang
Untuk setiap pengendalian utama, satu atau lebih pengujian pengendalisan harus
dirancang untuk memverifikasi keefektifannya, dalam sebagian besar audit, relatif mudah
menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut, sebagi contoh, jika
pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan setelah kreditnya
disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah
ditandatangai dengan benar.
Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali menggunakan
beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya, sementara yang lainnya
tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil pengujian pengendalian.
Mencatat penjualan yang terjadi, untuk tujuan ini auditor memperhatikan tiga jenis salah
saji yang mungkin terjadi :
Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus
memperhatikan hal-hal berikut :
Dalam mengkonversi program audit formal perancangan (design format audit program)
menjadi program audit format kinerja (performance format audit program), prosedur itu akan
digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal berikut :
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas
adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecurangan.Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi
oleh auditor adalah ketika hal tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan
kas atau listing kas lainnya. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah
semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank
adalah bukti penerimaan kas(proof of cash receipts). Lapping piutang usaha (lapping of
account receivable) adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk
menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini bisa dicegah dengan cara pemisahan tugas
dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan
penerimaan kas ke dalam sistem.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adakah terhadap konfirmasi
piutang usaha.Jenis konfirmasi, ukuran sampel dan penetapan waktu pengujian juga
terpengaruh atas pengujian ini.