Tes tersebut terdiri dari kegiatan seperti memeriksa faktur penjualan untuk
mendukung entri dalam jurnal penjualan, rekonsiliasi penerimaan kas, atau
peninjauan persetujuan kredit.
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk
mengevaluasi saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Sifat dari setiap akun dapat beragam,
bergantung pada industri dank lien yang terkait. Terdapat perbedaan dalam sifat
dan arsip-arsip akun untuk industri jasa, perubahan ritel, dan perusahaan ritel dan
perusahaan asuransi namun konsep-konsep kuncinya pada dasarnya tetap sama.
Ada lima kelompok transaksi berikut dalam siklus penjualan dan penagihan :
1. Penjualan (penjualan tunai dan penjualan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur penjualan dan pengurangan harga
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Untuk setiap pengendalian utama, satu atau lebih pengujian pengendalian harus
dirancang untuk memverifikasi keefektifannya, dalam sebagian besar audit, relatif
mudah menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut,
sebagi contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk
memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangai dengan benar.
Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali
menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya,
sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil
pengujian pengendalian.
Mencatat penjualan yang terjadi, untuk tujuan ini auditor memperhatikan tiga jenis
salah saji yang mungkin terjadi :
1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai
penjualan.
Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan
harus memperhatikan hal-hal berikut :
Mengirimkan jumlah barang yang dipesan.
Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Dalam mengkonversi program audit formal perancangan (design format audit
program) menjadi program audit format kinerja (performance format audit
program), prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal berikut :
Mengeliminasi prosedur duplikat
Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang
akan dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu.
Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling
efektif, sebagai contoh, dengan memfooting jurnal dan meriview jurnal
untuk pos-pos tidak biasa terlebih dahulu, auditor akan memperoleh
perspektif yang lebih baik dalam melakukan pengujian yang terinci.
D. RETURN PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA
Tujuan audit terkait transaksi dan metode klien untuk mengendalikan salah saji
pada dasarnya sama seperti untuk memproses memo kredit sebagaimana
digambarkan pada pengendalian untuk penjualan, dengan dua perbedaan. Pertama,
materialitas. Dalam banyak kondisi, retur penjualan dan pengurangan harga tidak
material sehingga auditor dapat mengabaikannya.
Perbedaan kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur
penjualan dan pengurangan harga, auditor biasanya menekankan pengujian
pengendalian yang dicatat untuk membongkar setiap pencurian kas dari penagihan
piutang dagang yang ditutupi retur penjualan dan pengurangan harga.
E. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi penerimaan kas
Nilai realisasi merupakan tujuan audit terkait saldo yang penting untuk akun
piutang dagang karena ketertagihan piutang seringkali merupakan unsur utama dari
suatu laporan keuangan. Nilai realisasi ini juga menjadi masalah pada sejumlah
kasus hukum yang melibatkan para auditor. Sehingga, auditor umumnya
menetapkan risiko bawaan yang tinggi untuk tujuan nilai realisasi ini. Idealnya,
klien menerapkan beberapa pengendalian internal untuk mengurangi kemungkinan
ketidaktertagihan piutang. Dua pengendalian lainnya yang perlu diterapkan adalah
Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan
ditindaklanjuti oleh personel manajemen yang tepat.
Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan besar
tidak dapat tertagih.
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan jarang menjadi masalah
yang signifikan untuk akun piutang dagang. Sehingga, memiliki personel akuntansi
yang komponen biasanya sudah merupakan pengendalian yang cukup memadai
untuk tujuan tersebut.
H. DAMPAK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI.
Lebih lanjut, jika hasil pengujian tersebut tidak memuaskan, maka penting
untuk melakukan pengujian substansif transaksi tambahan untuk penjualan, retur
penjualan dan pengurangan harga, penghapusan piutang tak tertagih serta
pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga harus
mempertimbangkan dampak dari hasil pengujian yang tidak memuaskan pada audit
pengendalian internal laporan keuangan. Pada tahap penyelesaian pengujian
pengendalian dan pengujian substansif transaksi, auditor harus menganalisa setiap
pengecualian yang ditemukan, baik untuk audit perusahaan publik maupun
nonpublik, untuk menentukan penyebab dan dampak dari pengecualian tersebut
terhadap penilaian resiko pengendalian,yang dapat berpengaruh pada risiko deteksi
dan pengujian susbtansif lainnya.