Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATAKULIAH

PENGAUDITAN II

Disusun Oleh:
NAMA

: LENI PRADASARI

NIM

: F0313049

KELAS

:B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

CHAPTER 14
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AKUN DAN KLASIFIKASI DARI TRANSAKSI PADA SIKLUS PENJUALAN DAN


PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah
saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Sifat dari
akun ini bisa bervariasi tergantung dari industri dan kliennya.
Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi yaitu:
1. Penjualan (tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

FUNGSI BISNIS PADA SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN YANG TERKAIT
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang dibutuhkan untuk
transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang-barang tersebut
tersedia untuk dijual.
8 fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penagihan:

1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan


Pesanan Pelanggan : permintaan barang oleh pelanggan yang bisa datang dari
selurah fasilitas yang ada (telepon, surat, formulir cetak, kiriman elektronik, dan
lain-lain).
Pesanan Penjualan : dokumen untuk mengomunikasikan perihal deskripsi,
jumlah, dan informasi terkait dengan barang yang dipesan oleh pelanggan.
Biasanya digunakan untuk menunjukkan persetujuan kredit dan otorisasi
pengiriman.
2.

Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirim, pihak yang diberi kewenangan harus menyetujui kredit
bagi pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit.

3. Pengiriman Barang
Fungsi ini merupakan titik awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan
aktiva, karena sebagian besar perusahaan mengakui penjualan ketika barang telah
dikirim.
Dokumen Pengiriman : dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman
barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan,
dan data yang relevan lainnya.
4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Merupakan cara untuk memberi informasi kepada pelanggan mengenai
jumlah yang akan ditagih atas barang yang dibelinya, penagihan pelanggan harus
dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Aspek paling penting dari penagihan
adalah :

Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)

Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadiaan =
occurrance)

Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan = accurancy)


Faktur Penjualan adalah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang
relevan lainnya.
File Transaksi Penjualan merupakan file yang dihasilkan komputer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi
dalam suatu periode.
Jurnal Penjualan atau Listing merupakan laporan yang dibuat dari file
transaksi penjualan yang mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah, dan
klasifikasi bagi setiap transaksi.
File Induk Piutang Usaha merupakan file komputer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan
penjualan bagi setiap pelanggan.
Neraca Saldo Piutang Usaha laporan yang menunjukkan jumlah piutang dari
setiap pelanggan pada suatu titik waktu.
Laporan Bulanan merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau
secara elektronik kepada setiap pelanggan.

5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas


Keempat fungsi transaksi penjualan sangat diperlukan untuk menyerahkan
barang ke tangan pelanggan, menagihnya dengan benar, dan merefleksikan
informasi dalam catatan akuntansi.
Remittance Advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan
biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.
Prelisting Penerimaan Kas digunakan untuk memverifikasi apakah kas
yang diterima telah dicatat dan didepositokan pada jumlah yang benar atas dasar
tepat waktu.

File Transaksi Penerimaan Kas merupakan laporan yang dibuat dari file
transaksi penerimaan kas yang mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah,
dan klasifikasi bagi setiap transaksi.
Jurnal Penerimaan Kas berasal dari file transaksi penerimaan kas dan
mencantumkan semua transaksi selama suatu periode waktu.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Penjualan.
Penjual sering kali menerima retur barang atau memberikan pengurangan
harga apabila pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang dibelinya.
Memo Kredit adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah
dari pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
Jurnal Retur dan Pengurangan Penjualan digunakan untuk mencatat
retur dan pengurangan penjualan.
7. Penghapusan Piutang Usaha Tak Tertagih
Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih,
perusahaan harus menghapusnya, biasanya hal ini terjadi setelah pelanggan
mengajukan kebangkrutan atau penagihan piutangnya diserahkan kepada agen
penagihan.
Formulir Otorisasi Piutang Tak Tertagih adalah dokumen yang digunakan
dalam lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang
usaha sebgai tak tertagih.
8. Penyediaan Piutang Tak Tertagih
Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya,
prinsip-prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban
piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari
bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, dan melaksanakan
pengujian penjualan walkthrough. Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam
memahami pengendalian internal untuk menilai resiko pengendalian, terdapat empat langkah
yang penting dalam penilaian ini.
1.

Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.

2.

Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal utama dan kelemahannya


bagi penjualan.

3.

Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu


mengaitkannya dengan tujuan.

4.

Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi


pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

Untuk menguji aktivitas pengendalian kunci untuk penjualan :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pemisahan tugas yang memadai


Otorisasi yang tepat
Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen yang telah dipranomori
Laporan bulanan
Prosedur verifikasi internal

Menentukan Luas Pengujian Pengendalian : Setelah auditor mengidentifikasi


pengendalian internal kunci dan kelemahannya, mereka mulai menilai risiko pengendalian,
untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang ekstensif atas
pengendalian utama dan mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan auditor
mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Luas pengujian pengendalian
dalam audit perusahaan non publik tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh
mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko
pengendalian.

Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjualan : Untuk setiap pengendalian utama,


satu atau lebih pengujian pengendalisan harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya,
dalam sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat
pengendalian tersebut, sebagi contoh, jika pengendalian internal adalah untuk
menandatangani pesanan pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian
adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangai dengan benar.
Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan : Dalam memutuskan
pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali menggunakan beberapa prosedur bagi
setiap audit tanpa memandang situasinya, sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan
pengendalian dan hasil pengujian pengendalian.
Mencatat Penjualan yang Terjadi, untuk tujuan ini auditor memperhatikan tiga jenis salah
saji yang mungkin terjadi :
1.

Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah


dilakukan.

2.

Penjualan dicatat lebih dari satu kali.

3.

Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Penjualan Dicatat Sementara Pengiriman Tidak Pernah Dilakukan, dalam hal ini auditor
dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalamjurnal penjualan ke salinan pengiriman dan
dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa penjualan tersebut benarbenar terjadi.
Penjualan Dicatat Lebih Dari Satu Kali, penjualan duplikat dapat ditentukan dengan
mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk melihat apakah ada
nomor yang sama atau duplikat.
Pengiriman Dilakukan kepada Pelanggan Fiktif, biasanya jenis kecurangan ini hanya akan
terjadi jika orang yang mencatat penjualan juga mengotorisasi pengiriman.
Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat, dalam banyak audit tidak ada pengujian
substantif atas transaksi yang dilakukan untuk tujuan kelengkapan menyangkut lebih saji

aktiva dan laba mendapat perhatian yang lebih besar dalam audit transaksi penjualan
ketimbang yang menyangkut kurang saji.
Arah Pengujian, auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dari dokumen sumber
ke jurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber.
Penjualan Dicatat dengan Akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1.
2.
3.

Mengirimkan jumlah barang yang dipesan.


Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.

Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan Diikhtisarkan dengan
Benar, merupakan hal yang penting karena keakuratan catatan tersebut akan mempengaruhi
kemampuan klien untuk menagih piutang yang beredar.
Penjualan yang Dicatat Diklasifikasikan Dengan Benar, auditor harus memperhatikan
apakah transaksi telah dibebankan ke akun buku besar umum yang benar.
Penjualan Dicatat Pada Tanggal yang Benar, untuk mencegah penghilangan transaksi dan
kecil kemungkinannya mengandung salah saji.
Prosedur Audit Format Perancangan dan Kinerja : Dalam mengkonversi program audit
format perancangan (design format audit program) menjadi program audit format kinerja
(performance format audit program), prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai halhal berikut :
1. Mengeliminasi prosedur duplikat
2. Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang akan
dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu.
3. Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling
efektif, sebagai contoh, dengan memfooting jurnal dan mereview jurnal untuk
pos-pos tidak biasa terlebih dahulu, auditor akan memperoleh perspektif yang
lebih baik dalam melakukan pengujian yang terinci.

RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada
tujuan keterjadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan
pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari
penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan.
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
1. Menetukan pengendalian internal utama untuk setiap tujuan audit.
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter
bagi setiap tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas
adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya kecurangan. Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah
ketika hal tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas
lainnya. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas (proof
of cash receipts).

Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat


jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini bisa
dicegah dengan cara pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang
menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.

PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH


Verifikasi untuk hal ini hanya memerlukan waktu singkat. Yaitu auditor memeriksa
persetujuan oleh orang yang tepat, kemudian untuk sampel yang dihapus, biasanya auditor
juga memeriksa korespondensi dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Pada
beberapa kasus juga perlu memeriksa laporan kredit. Jika ayat jurnal umum sudah benar,
akan ditelusuri ke file induk piutang untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan
benar. Pengendalian yang lain adalah:
1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak
lanjut oleh personil manajemen yang tepat
2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi
untuk ditagih.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adakah terhadap konfirmasi piutang
usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel dan penetapan waktu pengujian juga terpengaruh atas
pengujian ini.

PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN DAN PENYAJIAN


SERTA PENGUNGKAPAN
Klien harus menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi kemungkinan piutang tak
tertagih. Dua pengendalian lainnya adalah :
1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk mereview dan
tindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat.

2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi
untuk ditagih.
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan hampir bukan merupakan masalah
yang signifikan bagi piutang usaha. Karena itu, personil akuntansi yang kompeten biasanya
sudah merupakan pengendalian yang cukup bagi tujuan audit tersebut.

PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


ATAS TRANSAKSI
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas rincian saldo.

Anda mungkin juga menyukai