KELOMPOK 9
• Feti Fatikhatul Uza (7211418037)
• Robi’atul adawiyah (7211418113)
• Dhi’fan Hanif Arkaputra (7211418125)
• Faradhita Kurnia Salwa (7211418200)
• Gina Nurvila Mogaviana (7211418206)
FRAUD (KECURANGAN) DAN JENIS-JENISNYA
1. FRAUD (KECURANGAN)
Dalam mekanisma pelaporan keuangan, suatu audit dirancang
untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak
dipengaruhi oleh salah saji yang material dan juga memberikan
keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva
perusahaan.
tindakan yang
kekeliruan (error) tidak disengaja
Salah saji
Penyalahgunaan Aset
KONDISI-KONDISI YANG MENYEBABKAN
KECURANGAN
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam
laporan keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam
PSA 70 (SA 316), yang dinamakan segitiga kecurangan (fraud triangle).
Pertama, Tekanan (Pressure) yaitu insentif yang mendorong orang
melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup,
ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling,
mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja.
Tekanan ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu nyata
(direct) dan persepsi (indirect).
Kedua, Kesempatan (Oppotunity) yaitu peluang yang
menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya
yang disebabkan oleh kontrol yang lemah, ketidakdisplinan,
kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme
audit, dan sikap apatis.
Ketiga, Rasionalisasi (Rationalization) yaitu sikap yang
ditunjukkan oleh pelaku dengan melakukan justifikasi atas
perbuatan yang dilakukan. Hal ini merujuk pada sikap, karakter atau
sistem nilai yang dianut oleh pelakunya.
PENILAIAN RISIKO KECURANGAN
Faktor Lingkungan
Perusahaan
FAKTOR PENILAIAN
RESIKO
Faktor Internal
Pemimpin
FRAUD RISK
ASSESMENT RISIKO PENILAIAN
Tim
PRAKTIK TERBAIK
Frekuensi dan
Alignment dengan
Keuangan
DAFTAR PERIKSA
Checklist Skema
DAN DOKUMENTASI
Fraud
RISIKO
Faktor penilaian risiko
1. Faktor lingkungan perusahaan
• Untuk industri yang lebih rentan terhadap penipuan, entitas dalam industri tersebut jelas memiliki risiko yang lebih besar
dari penipuan.
• Penilaian risiko juga harus mempertimbangkan ekonomi saat ini. Di saat yang tepat, orang mencuri; Di masa buruk, orang
mencuri lebih banyak.
• Selain itu, kearifan konvensional di antara anggota komunitas audit dan keamanan menunjukkan bahwa organisasi yang
paling rentan adalah mereka yang memiliki manajemen, akuntansi, dan kontrol keamanan terlemah. Organisasi yang lebih
rentan terhadap kecurangan dan penyalahgunaan pekerjaan karyawan juga dapat dibedakan dari yang kurang rentan oleh
perbedaan lingkungan dan budaya.
Pemimpin Nilai seseorang yang berpengalaman dan terbukti efektif dalam menilai risiko
yang terkait dengan fungsi penilaian risiko tidak dapat dilebih-lebihkan. Tidak
ada dukungan dari komite audit dan / atau direksi perusahaan.
Tim Tim harus dipilih dengan hati-hati. Meskipun harus mulai dengan pihak internal
yang ahli atau konsultan, namun perlu disertakan pula pihak-pihak entitas
secara menyeluruh.
Frekuensi dan Penilaian risiko secara formal dalam suatu entitas harus dilakukan secara
Keselarasan rutin, mungkin setiap 12 sampai 24 bulan sekali. Frekuensi tahunan akan
dengan memungkinkan penilaian risiko fraud untuk menyelaraskan dengan
Keuangan perencanaan keuangan jangka waktu pelaporan keuangan.
DAFTAR PERIKSA DAN DOKUMENTASI
RISIKO
Checklist dirancang untuk membantu akuntan dalam menilai dan
mengelola risiko fraud dalam organisasi mereka. Checklist ini
dimaksudkan untuk penggunaan umum saja. Sedangkan penggunaan
checklist membantu memastikan faktor yang dianggap memadai,
menggunakan checklist tidak menjamin pencegahan penipuan atau
deteksi. Checklist juga tidak dimaksudkan sebagai pengganti audit
atau prosedur yang sama. Jika pencegahan penipuan adalah
dianggap sebagai perhatian penting, penilaian yang sistematis yang
melampaui checklist harus dilakukan.
Fraud Schemes Risk Checklist
Controls Business
Fraud Schemes Inherent Risk Residual Risk Red Flags
Assessment Processes
General antifraud
Fraudulent statements
Financial:
Overstate revenues
Timing differences
Fictitious revenues
Concealed liabilities
Improper disclosures
Asset/revenue understated
Inherent Risk
Tim harus menentukan apa risiko yang melekat dalam skema fraud ini pada entitas atau bisnis ini proses.
Penilaian bisa menjadi probabilitas (1 sampai 100 persen) atau hanya rendah, sedang, atau berisiko tinggi.
Sejumlah faktor yang dapat dipertimbangkan di sini, beberapa di antaranya adalah industri, strategi, volatilitas
pasar, dan struktur organisasi.
Controls Assessment
Auditor dan orang penting lainnya dalam tim harus menentukan kontrol apa untuk mengurangi skema fraud
tertentu. Penilaian tentu saja harus sesuai dengan metode untuk menilai risiko yang melekat (persentase atau
tingkat). Salah satu anggota tim harus dapat mengevaluasi kelemahan pengendalian internal dan risiko.
Residual Risk
Sebuah fungsi matematika sederhana mengurangi tingkat mitigasi kontrol dari inherent risk sehingga akan
meninggalkan residual risk. Residual Risk pasti akan memerlukan salah satu dari dua tanggapan: tidak ada
tindakan, karena risiko yang tersisa diterima, atau tindakan untuk mengurangi atau memulihkan melalui
pencegahan atau deteksi prosedur tambahan. Respon yang diambil harus didokumentasikan dan dilacak dari
waktu ke waktu, sebagian untuk menentukan kemampuan entitas dalam mengukur dan mengelola risiko.
Business processes
Kolom ini adalah kolom notasi untuk mengidentifikasi proses bisnis (yaitu, penerimaan kas, penggajian, dll) yang
terlibat dengan skema fraud. Pemilik proses bisnis harus mendokumentasikan pihak yang bertanggung jawab
dan, jika diterapkan, untuk menanggapi residual risk yang tidak dapat diterima.
Red Flags
Disini tim akan mengidentifikasi red flags yang bisa dikaitkan dengan skema. Dokumentasi ini adalah titik awal
untuk prosedur pencegahan fraud atau pendeteksian.
Pengawasan Tata Kelola Perusahaan Untuk Mengurangi
Resiko Kecurangan
Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan
dan mengantisipasinya adalah dengan menerapkan program-program dan
pengendalian-pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama
yang dianut oleh perusahaan.
Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi mencakup enam elemen
berikut ini:
Teladan dari Pemimpin. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk memberikan
teladan dalam perilaku yang beritika dalam perusahaan. Kejujuran dan intregitas dari manajemen
mendorong kejujuran yang integritas pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Teladan
dari pemimpin berdasarkan kejujuran dan integritas memberikan dasar dapat dikembangkan kode
etik yang lebih terperinci untuk memberikan panduan khusus mengenai perilaku yang
diperbolehkan dan dilarang.
Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Penelitian yang menunjukkan bahwa perbuatan
salah lebihjarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai pemberi kerjanya
dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam dan terabaikan. Para
pegawai juga harus bias mendapatkan nasihat secara internal sebelum mereka mengabil
keputusan-keputusan yang memiliki implikasi hukum atau etika.
Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil mencgah
kecurangan,perusahaan yag sudah bekerja dengan baik harus menerapkan kebijakan pemilihn
yang efektifuntuk mengurangi kemungkinan empekerjakan dan mempromosika orang-orang yang
memiliki tngkat kejujuran yang rendah, khususnya untuk mereka yang memegang posisi-posisi
penting. Kebijakan tersebut dapat mencakup pengecekan terhadp latar belakang kandidat yang
akan dipekerjakan atau yan akan dipromosikan untuk posisi penting.
Pelatihan. Semua pgawai bau harus terlebih dahulu dilatih tntang ekspektasi perusahaan
terhadap perilaku etika para pegawainya. Pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap
kcurangan harus disesuaikan dengan tanggung jawab spesifik pegawai.
Disiplin. Pera pegawai harus mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika
mereka tidak mematuhi kode tik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode
etik, tanpa mempertimbangkan jenjang pegawai yang dilakukan tindakan tersebut,
memberikan pesan yang jelas pada semua pegawai bahwa kepatuhan terhadap kode etik
dan standar etika lainnya sangat penting dan diharapkan.
Tanggung Jawab Manajemen Untuk Mengevaluasi Resiko-Resiko Kecurangan
Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan
menutupi tindakan tersebut. manajemen bertanggung jawab untuk mengedintfikasi dan mengukur
resiko kecurangan, dan mengawasi pengendalian internal yang dapat mencegah dan mendeteksi
kecurangan.
Mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan pengawasan yang efektif akan kecurangan
dimulai dengan pengakuan manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua
pegawai sanggup melakukan tindakan yang tidak jujur bila situasinya memungkinkan. Mengurangi
risiko kecurangan manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan mengimplementasikan
program serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan, dan dapat mengubah aktivitas
serta proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan untuk mengurangi insentif dan kesempatan
untuk melakukan kecurangan. Memantau program dan pengendalian serta pencegahan
kecurangan audit internal memainkan peran yang penting dalam memantau aktivitas
untuk memastikan bahwa program dan pengendalian anti kecurangan telah berjalan.efektif.
Mereka akan membantu mendeteksi kecurangan dengan melaksanakan prosedur audit yang
dapat mengungkapkan pelaporan keuangan yang curang serta penyalahgunaan aktiva.
Pengawasan oleh Komite Audit
1. Pendapatan Fiktif
Biasanya pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif,
dengan cara menciptakan kebijakanfiktif, serta melibatkan puluhan jumlah karyawan.
2. Pengakuan Pendapatan Prematur
Seringnya, sebuah perusahaan mempercepat waktu untuk melakukan pengakuan
pendapatan untuk memperoleh target pandapatan serta penjualan. Misalnya saja
perusahaan mengakui pendapatan periode berikutnya pada periode ini
3. Manipulasi atas Penyesuaian Pendapatan
Penyesuaian yang umumnya digunakan untuk pendapatan adalah menyangkut retur
penjualan serta alokasi dari penjualan. Biasanya perusahaan menyembunyikan retur dari
auditor. Adapun maksud dari tindakan ini adalah agar penjualan dan
pendapatan menjadi lebih besar. Selain itu, perusahaan juga biasanya mengecilkan
beban tagihan macet, dengan cara mengecilkan alokasi dari piutang ragu-ragu. Hal ini
dilakukan sebab alokasi tersebut berkaitan dengan umurpiutang, perusahaan mengubah
umur piutang sehingga menjadi tampak lebih muda.
Tanda-Tanda Peringatan Kecurangan Pendapatan
Terdapat banyak gejala atau tanda peringatakan yang memberikan
indikasi adanya kecurangan terhadap pendapatan. Namun demikian, ada
dua tanda yang sangat bermanfaat bagi auditor untuk mengetahui
adanya kecurangan terhadap pendapatan, antara lain:
1. Prosedur Analitis
Pada prosedur ini sering kali memberikan isyarat bahwa terdapat
kecurangan. Adapun prosedur analitis yang sering digunakan untuk
menemukan terjadinya kecurangan yakni “persentase laba kotor” serta
“perputaran piutang”.
2. Perbedaan Dokumenter
Pada transaksi fiktif jarang sekali memiliki tingkat bukti dokumenter yang
sama seperti dalam transaksi yang sah atau legal. Sebagai
contoh ketidak-detilan dari transaksi fiktif yang tidak bisa menyamai
transaksi legal dari segi detail bukti dokumenter.
Penyalahgunaan Penerimaan Kas
Walaupun penyalahgunaan dari penerimaan dari kas sangatlah jarang sematerial dari pelaporan
dari pendapatan yang mengalami kecurangan. Namun, kecurangan yang semacam ini dapat
berdampak buruk terhadap suatu organisasi, sebabaktiva dapat langsung hilang.
1. Kelalaian Mencatat Penjualan
Merupakan salah satu bentuk kecurangan yang paling susah dideteksi adalah ketika penjualan
itu tidak dicatat dan kemudian kas dari penjualan tersebut dicuri. Kecurangan ini mudah untuk
dideteksi apabila barang yang dikirim kepada customer secara kredit.
2. Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat
Kecurangan ini akan mudah ditemukan setelah auditor membandingkan antara kas diterima
dengan catatan penjualan. Namun, bisa saja pelaku kecurangan ini melakukan hal-hal berikut:
Mencatat retur penjualan ataupun pengurangan harga;
Melakukan penghapusan terhadap rekening pelanggan; dan
Melakukan lapping atau mencatat pembayaran pelanggan satu ke akun
pelanggan yang lainnya
Tanda-Tanda Peringatan atas Penyalahgunaan Pendapatan dan Penerimaan Kas
Bentuk kecurangan seperti pencurian penjualan serta penerimaan kas terkait yang nilainya
relatif kecil bisa dicegah dan dideteksi dengan pengendalian internal. Namun, untuk mendeteksi
adanya kecurangan yang lebih besar dapat dilakukan dengan prosedur analitis dan
perbandingan lainnya.
B. Risiko Kecurangan Persediaan
Persediaan merupakan akun terbesar dalam neraca pada banyak perusahaan yang rentan
terhadap manipulasi manajer yang menginginkan tujuan lain dari pelaporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena biasa persediaan dalam keadaan siap jual, sehingga rentan sekali
terhadap adanya pnyalahgunaan atau penyelewengan
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang Untuk Persediaan
Persediaan fiktif adalah salah satu kecurangan yang dilakukan pada banyak perusahaan besar.
Mereka memiliki persediaan dengan jumlah banyak dan beragam pada lokasi-lokasi tertentu
sehingga menyebabkan perusahan dengan mudah melakukan penambahan persediaan fiktif
pada catatan akuntansi.
Tanda-Tanda Peringatan Kecurangan Persediaan
Banyak gejala yang berpotensi menunjukkan adanya kecurangan dalam persediaan. Prosedur
analitis adalah cara yang efektif untuk melakukan pendeteksian terhadap adanya kecurangan
ini.
C. Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha
Adanya kurang saji yang disengaja atas utang usaha biasanya akan menghasilkan
kurang saji dalam pembelian dan harga pokok penjualan serta lebih saji pada laba bersih.
Beberapa bentuk penyalahgunaan yang signifikan yang melibatkan pembelian misalnya
pembayaran kepada vendor fiktif, suap, seta perjanjian ilegal lainnya dengan pemasok.
Risiko pelaporan Keuangan yang Curang untuk Utang Usaha
Perusahaan tidak mencatat utang usaha sampai dengan periode yang berikutnya, atau
mencatat penurunan secara fiktif dari utang usaha dengan maksud untuk merendahsajikan
utang usaha dan melebihsajikan keuntungan.
Walaupun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang lainnya, tapi sebenarnya hampir di semua akun
itu bisa saja dilakukan manipulasi. Ada beberapa akun lain yang memiliki risiko pelaporan keuangan yang curang
atau penyalahgunaan yang spesifik, antara lain:
Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan akun dalam neraca yang besar bagi banyak perusahaan di mana seringkali dalam
melakukan penilaiannya itu didasarkan secara subjektif. Hal ini mengakibatkan aktiva tetap bisa menjadi sasaran
manipulasi, terutama untuk perusahaan yang tidak mempunyai piutang ataupun persediaan yang material.
Beban Penggajian
Perusahaan mungkin saja melakukan pencatatan biaya tenaga kerja apabila melebihsajikan persediaan dan laba.
Namun demikian, sebenarnya kecurangan dalam penggajian yang melibatkan penyalahgunaan aktiva itu cukup
umum terjadi walaupun nilai yang terlibat di dalamnya seringkali bersifat tidak material. Ada dua kecurangan yang
umumnya terjadi antara lain:
Penciptaan pegawai fiktif
Kecurangan ini bisa dicegah dengan melakukan pemisahan sumber daya manusia dengan fungsi penggajian.
Lebih saji jumlah jam kerja karyawan
Kecurangan ini bisa dicegah dengan menggunakan mesin time lock yang merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk mencetak jam datang serta jam pulang dari para pegawai atau dengan persetujuan jam kerja.
TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA
KECURANGAN
Merespons Salah saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh
Kecurangan
Segala salah saji yang ditremukan oleh auditor dalam proses
pengauditan harus dievaluasi guna mengetahui setiap indikasi
dari adanya kecurangan. Jika dicuriga terdapat kecurangan,
maka auditor akan melakukan pengumpulan informasi-informasi
tambahan guna menentukan apakan kecurangan tersebut
memang benar-benar ada ataukah tidak. Auditor seringkali
melakukannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tambahan yang ditujukan baik kepada manajemen ataupun pihak
lainnya.
Jenis-Jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan :
Pengajuan pertanyaan merupakan teknik pengumpulan yang efektif.
Karena dalam melakukan wawancara ini memiliki beberapa tujuan
seperti:
(1) memungkinkan auditor menjernihkan masalah yang tidak
teramati
(2) mengamati respons dari responden baik lisan maupun nonlisan
(3) mengidentifikasi masalah –masalah yang tidak dicantumkan
dalam konfimasi
Ada tiga kategori dalam pengajuan pertanyaan yang dapat
digunakan antara lain:
1. Pengajuan Pertanyaan Informasional (Informational quiry)
Pengajuan pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui tentang detail dan fakta yang belum auditor miliki.
Biasanya pengajuan pertanyaan dalam kategori ini bersifat bersahabat. Dan auditor melakukan pengajuan
pertanyaan dalam kategori ini guna melakukan pengumpulan bukti tindak lanjut tentang program serta
pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji ataupun kecurangan yang terungkap selama proses
pengauditan.