Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI

STANDAR AKUNTANSI-Legitimasi Praktik dan Profesi Akuntansis Serta Landasan


Berpikir Dalam Pengembangan SAK

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori Akuntansi Keuangan

Disusun oleh:
Kelompok 6

Alivia Rahayu 1702114816


Alya Natasya 1702114717
Sonia Oktaviany 1702114889
Tiara Anggaraini 1702114316

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
A. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU/GAAP)
GAAP dapat didefinisikan sebagai sekumpulan konsep, standar, prosedur, metode,
konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap dapat diterima secara umum
sehingga dijadikan pedoman umum dalam menyusun, menyajikan dan menginterpretasikan
laporan keuangan dalam lingkungan tertentu.
Penerimaan umum (general acceptance) adalah dengan menggambarkan kondisi –
kondisi yang melandasi metode akuntansi keuangan sehingga dapat diterima secara umum.
Skinner (1972) menyatakan bahwa metode akuntansi harus memenuhi kondisi berikut:
1. Metode tersebut dapat diterapkan pada berbagai kasus sesuai dengan kondisi lingkungan.
2. Metode tersebut mendapat dukungan, dalam bentuk pengumuman (pronouncement), dari
komunitas akuntansi profesional atau badan otoritatif lainnya.
3. Metode tersebut mendapat dukungan dari berbagai pemikir dan akademisi di bidang
akuntansi, dalam bentuk tertulis.
Sumber lain dari GAAP yang dapat dipandang sebagai suatu hirarki yang disebut
“The House of GAAP”, adalah:
1. Pedoman akuntansi dan audit industri serta interpretasi akuntansi yang dikeluarkan
AICPA.
2. Publikasi FASB lainnya seperti buletin teknis, dan pernyataan yang dikeluarkan APB.
3. Publikasi – publikasi komisi pasar modal, seperti Accounting Series Release.
4. Praktik – praktik yang diakui seperti Accounting Trends and Techniques.
5. Paper yang membahas isu tertentu yang dikeluarkan AICPA, pernyataan konsep FASB,
text book, dan artikel lain.

B. Standar Akuntansi
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan
keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu, yang
dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Penentuan
standar memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan, karena:
1. Memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha,
dan hal – hal yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi tersebut diasumsikan jelas,
konsisten, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan.
2. Memberi pedoman dan aturan bagi akuntan publik untuk melaksanakan kegiatan audit
dan menguji validitas laporan keuangan.
3. Memberikan data dasar bagi pemerintah tentang variabel yang dipandang penting dalam
mendukung pengenaan pajak, pembuatan regulasi, perencanaan ekonomi dan
peningkatan efisiensi dan tujuan sosial lainnya.
4. Menghasilkan prinsip – prinsip dan teori bagi mereka yang tertarik dengan disiplin
akuntansi.
C. Kebutuhan dalam Penyusunan Standar
Kebutuhan terhadap stander akuntansi masih merupakan sesuatu yang bersifat
kontroversial. Beberapa peneliti berpendapat bahwa dalam mekanisme pasar, telah terdapat
media yang efisien dalam menyediakan informasi keuangan yang diperlukan pemakai,
sehingga standar akuntansi tidak diperlukan lagi guna memperbaiki kualitas informasi dalam
proses pengambilan keputusan. Pendapat tersebut menggunakan pendekatan “agency
theory”. Pendapat lain menyatakan bahwa mekanisme pasar gagal menyediakan informasi
yang diperlukan oleh pemakai laporan keuangan terutama informasi yang seimbang/adil dan
efisien.
1. Keengganan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
2. Adanya kesalahan atau kecurangan yang disengaja.
3. Informasi akuntansi tidak dihasilkan jumlah yang cukup sebagai barang milik public
4. Adanya kegagalan pasar
Kebutuhan untuk mencapai tuhuan social juga mendukung perlunya regulasi
akuntansi. Tujuan tersebut mencakup kewajaran pelaporan, simetri informasi, dan
perlindungan terhadap investor.
1. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi
merupakan komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa lainnya. Jumlah informasi
akuntansi yang disajikan akan dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Permintaan muncul dari pemakai yang berkepentingan dan penawaran dilakukan oleh
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
2. Pendekatan Regulasi
Pendukung pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau asimetri
informasi, berkaitan dengan penyajian informasi keuangan bagi pihak berkepentingan,
dapat menurunkan kepercayaan investor. Para pendukung pendekatan ini berargumen
bahwa kegagalan pasar dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti adanya pengendalian
monopoli terhadap informasi oleh manajemen, hipotesis investor naif, fiksasi fungsional,
angka-angka yang menyesatkan, keragaman prosedur dan kurangnya objektivitas.

D. Teori Regulasi
Hubungan antara permintaan dan penawaran mengarah pada terciptanya suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian yang
berlangsusu terus menerus terhadap kebijakan atau standar sesuai dengan perubahan
permintaan dan penawaran. Beberapa argument mendukung perlunya regulasi dalam
penyediaan informasi, yaitu penyalahgunaan (abuse), eksternalitas, asimetri informasi, dan
keengganan manajemen (von Albert-Alhtaybat et al, 2012, Beyer et al, 2010, Suwardjono,
2008).
a. Penyalahgunaan (abuse)
Regulasi diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dan kecurangan oleh
para pelaku pasar modal terutama dalam masalah pengungkapan. Intervensi pemerintah
diperlukan untuk menjamin efisiensi dan pemerataan dalam hal informasi melalui
regulasi.
b. Eksternalitas
Eksternalitas terjadi ketika tindakan satu pihak (pengungkapan informasi)
mempengaruhi pihak lain yang diuntungkan tanpa menanggung biaya atau dirugikan
tanpa dikompensasi. Situasi ini disebut kegagalan pasar (market failure), dan dapat
diatasi dengan regulasi untuk mendorong pengungkapan informasi sebagai tindakan
kolektif bukan tindakan individual atau sukarela.
1) Asimetri Informasi
Ini mendorong para investor melakukan pencarian informasi nonpublik secara
individual yang mengakibatkan para investor tidak mempunyai informasi yang sama,
karena kemampuan teknis dan ekonomis yang tidak sama diantara investor.
2) Keengganan Manajemen
Karena kepentingan sendiri manajemen cenderung enggan untuk
mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum.
1. Bentuk Teori Regulasi\
Menurut Stiglar (1971) dan Posner (1974) ada 2 kategori teori regulasi dalam industri,
yaitu:
a. Teori Kepentingan Publik
Teori ini menyatakan bahwa regulasi akuntansi adalah konsekuensi dari
pemintaan publik untuk mengatasi kegagalan pasar. Teori ini mengasumsikan bahwa
regulasi yang dianggap sebagai analisis biaya-manfaat terutama antara biaya regulasi
dan manfaat sosial dalam bentuk operasi pasar yang membaik. Otoritas pasar
berdasarkan teori ini disebut regulator yang diasumsikan memiliki kepentingan
masyarakat di dalam hati namun sangat rumit untuk menentukan jumlah yang tepat
regulasi karena sifat informasi dan perbedaan kebutuhan pengguna.
b. Teori Kepentingan Kelompok
Teori ini menunjukkan bahwa individu membuat kelompok yang disebut
kelompok kepentingan untuk melindungi dan memaksimalkan kelompok mereka
sendiri dengan melakukan lobi untuk jumlah dan jenis regulasi.
Kelompok kepentingan politik menggunakan otoritas yang menyediakan
regulasi dan kepentingan utamanya terletak pada mempertahankan kekuasaan.
Sedangkan kelompok kepentingan ekonomi menggunakan kekuatan ekonomi untuk
mendapat regulasi dan mempromosikan industri perusahaan dari pesaing luar negeri.
2. Siapa yang Harus Mengatur
Terdapat 2 argumen unutk menjawab siapa yang harus menentukan standar akuntansi:
a. Argumen yang mendukung regulasi sektor swasta
1) Regulasi sektor swasta yang berkaitan erat dengan profesi akuntansi. Kondisi ini
secara otomastis akan mendorong keterlibatan pihak-pihak yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman luas dalam proses penentuan standar
2) Suatu badan yang dibentuk oleh sektor swasta memiliki kebanggaan tersendiri dan
dapat diterima oleh masyarakat bisnis. Jika badan tersebut dibentuk oleh
pemerintah, ada kecenderungan akan mendapat tekanan dari pemerintah untuk
mencapai tujuan sosial ekonomi pemerintah
3) Badan pemerintah beranggotakan birokrat, sehingga ada kecenderungan efektivitas
persyaratan pengungkapan tambahan menjadi cenderung lebih tinggi dari regulasi
swasta.
4) Terdapat kecenderungan pihak pemerintah yang terlibat bertindak untuk
melindungi kepentingan publik atau melakukan tindakan yang merugikan profesi
akuntansi
5) Proses legislatif dan otoritas pemerintah mudah dipengaruhi oleh lobi dan tekanan
politik dari pihak tertentu.
6) Standar yang dihasilkan pemerintah kemungkinan saling tumpang tindih dan dapat
menimbulkan judgement yang beragam dari para pemakainya.
b. Argumen yang mendukung regulasi sektor publik
1) Badan regulasi sektor publik memiliki legitimasi dan kekuatan yang lebih kuat
dalam hal pemaksaan standar
2) Badan pemerintah cenderung susah untuk dipengaruhi oleh manajemen perusahaan
dan kantor akuntan publik besar sehingga dapat bekerja untuk menghasilkan
pengungkapan yang lebih baik bagi konsumen
3) Badan pemerintah dapat menjadi katalisator bagi perusahaan
4) Regulasi sektor publik muncul karena adanya motivasi untuk melindungi
kepentingan publik
5) Sektor swasta harus selalu diawasi dan dikendalikan karena tujuaannya seringkali
bertentangan dengan kepentingan publik
6) Standar akuntansi memiliki pengaruh hukum dan melibatkan konflik kepentingan
dari berbagai pihak, sehingga harus ditetapkan sesuai dengan aturan dan prosedur
umum.

E. Overload Standar Akuntansi


Semakin kompleks kegiatan usaha menjadikan standar akuntansi yang dikeluarkan
menjadi semakin kompleks, yang mencerminkan kompleksitas transaksi dan peristiwa yang
berkaitan dengan akuntansi. Akibatnya timbul keluhan bahwa standar akuntansi mendorong
bertambahnya beban dalam penyajian laporan keuangan, terutama bagi perusahaan kecil.
Kondisi inilah yang mendorong overload standar akuntansi.
Kondisi yang mencerminkan adanya overload antara lain (Belkaoui, 1993):
1. Terlalu banyak standar
2. Standar yang terlalu rinci
3. Tidak ada standar yang berjenjang (rigid), sehingga pilihan sulit dilakukan
4. Standar akuntansi bertujuan umum gagal membedakan kebutuhan penyusun, pemakai dan
akuntan publik
5. Standar akuntansi berterima umum gagal membedakan antara :
a. Entitas public dan non public
b. Laporan keuangan tahuna dan interim
c. Perusahaan besar dan kecil
d. Laporan keuangan auditan dan non auditan
6. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit, atau keduanya.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya overload standar akuntansi:
1. Dengan munculnya berbagai pertanyaan tentang apa yang harus diungkapkan dan yang
tidak perlu diungkapkan, akuntan mulai mengeluarkan begitu banyak standar yang
cenderung mengabaikan pertimbangan dan mengurangi permasalahan yang melibatkan
prinsip akuntansi
2. Alasan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor menghasilkan
berbagai regulasi dan pengungkapan professional dan pemerintahan
3. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan berbagai pemakai yang memerlukan standar
yang lebih rinci
Makin banyaknya standar menyebabkan situasi yang tidak praktis dan kompleks.
Standar-standar yang ada mendorong makin meningkatnya kompleksitas sehingga
mempengaruhi biaya penyusunan dan penyajian laporan keuangan baik bagi perusahaan
besar maupun perusahaan kecil.
Masalah overload standar diperburuk oleh perkembangan badan penyusun standar.
Disamping dipengaruhi oleh FASB, perkembangan GAAP juga dipengaruhi oleh badan lain
seperti Badan Pengawas Pasar Modal (Security Exchange Commisions), AICPA, Auditing
Standards Board (ASB) dan lain-lain.
Standar akuntansi yang terlalu banyak, sempit dan rigid dapat mempengaruhi
pekerjaan yang dilakukan akuntan, nilai informasi keuangan bagi pemakai dan keputusan
bisnis yang dibuat oleh manajemen.
Pengaruh Overload Standar Akuntansi
1. Akuntan = kehilangan pandangan tentang pekerjaan riil karena data yang begitu banyak
diperlukan untk menyesuaikan dengan standar yang ada.
2. Auditor = kegagalan audit karena kondisi dimana akuntan kehilangan focus audit dan
melupakan prosedur audit yang baku. hal ini menyebabkan terkikisnya profesi akuntan
public karena ketidakpuasan klien yang terbebani dengan standar tersebut
3. Pemakai = bingung menghadapi jumlah dan kompleksitas catatan yang diperlukan untuk
menjelaskan persyaratan seperti yang dikehendaki oleh standar yang berlaku
4. Manajer = mengalami masalah yang berkaitan dengan jumlah dan kompleksitas standar
yang berlaku. mungkin dapat tergoda meninjau kembali kontrak dan mengubah praktik
bisnis sehingga menyimpang dari standar akuntansi yang ada.
Berbagai pihak telah berusaha membahas overload standard dan mencari
pemecahannya. Komite khusus yang dibentuk oleh AICPA (American Institute of Certified
Public Accountants) melakukan evaluasi terhadap berbagai pendekatan berikut ini berkaitan
dengan overload standar.
1. Tidak ada perubahan (mempertahankan status quo)
2. Melakukan perubahan terhadap konsep GAAP, misalnya GAAP khusus untuk pengusaha
besar dan GAAP khusus untuk pengusaha kecil
3. Melakukan perubahan GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi semua
perusahaan
4. Menentukan pengungkapan dan pengukuran yang berbeda
5. Menentukan perubahan terhadap standar akuntansi publik untuk pelaporan informasi
keuangan
6. Memberi alternative bagi GAAP sebagai basis pilihan dalam penyajian laporan keuangan
Dari berbagai alternative tersebut komite menyarankan pemecahan masalah overload
standar dengan menggunakan pendekatan keempat atau keenam. Artinya aspek
pengungkapan dan pengukuran diserahkan ke penyaji laporan keuangan sesuai dengan
judgment masing-masing pihak berdasarkan kondisi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, Novita. 2016. Teori Akuntansi Edisi IFRS. Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR

Anda mungkin juga menyukai