Disusun oleh:
Kelompok 6
B. Standar Akuntansi
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan
keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu, yang
dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Penentuan
standar memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan, karena:
1. Memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha,
dan hal – hal yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi tersebut diasumsikan jelas,
konsisten, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan.
2. Memberi pedoman dan aturan bagi akuntan publik untuk melaksanakan kegiatan audit
dan menguji validitas laporan keuangan.
3. Memberikan data dasar bagi pemerintah tentang variabel yang dipandang penting dalam
mendukung pengenaan pajak, pembuatan regulasi, perencanaan ekonomi dan
peningkatan efisiensi dan tujuan sosial lainnya.
4. Menghasilkan prinsip – prinsip dan teori bagi mereka yang tertarik dengan disiplin
akuntansi.
C. Kebutuhan dalam Penyusunan Standar
Kebutuhan terhadap stander akuntansi masih merupakan sesuatu yang bersifat
kontroversial. Beberapa peneliti berpendapat bahwa dalam mekanisme pasar, telah terdapat
media yang efisien dalam menyediakan informasi keuangan yang diperlukan pemakai,
sehingga standar akuntansi tidak diperlukan lagi guna memperbaiki kualitas informasi dalam
proses pengambilan keputusan. Pendapat tersebut menggunakan pendekatan “agency
theory”. Pendapat lain menyatakan bahwa mekanisme pasar gagal menyediakan informasi
yang diperlukan oleh pemakai laporan keuangan terutama informasi yang seimbang/adil dan
efisien.
1. Keengganan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
2. Adanya kesalahan atau kecurangan yang disengaja.
3. Informasi akuntansi tidak dihasilkan jumlah yang cukup sebagai barang milik public
4. Adanya kegagalan pasar
Kebutuhan untuk mencapai tuhuan social juga mendukung perlunya regulasi
akuntansi. Tujuan tersebut mencakup kewajaran pelaporan, simetri informasi, dan
perlindungan terhadap investor.
1. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi
merupakan komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa lainnya. Jumlah informasi
akuntansi yang disajikan akan dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Permintaan muncul dari pemakai yang berkepentingan dan penawaran dilakukan oleh
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
2. Pendekatan Regulasi
Pendukung pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau asimetri
informasi, berkaitan dengan penyajian informasi keuangan bagi pihak berkepentingan,
dapat menurunkan kepercayaan investor. Para pendukung pendekatan ini berargumen
bahwa kegagalan pasar dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti adanya pengendalian
monopoli terhadap informasi oleh manajemen, hipotesis investor naif, fiksasi fungsional,
angka-angka yang menyesatkan, keragaman prosedur dan kurangnya objektivitas.
D. Teori Regulasi
Hubungan antara permintaan dan penawaran mengarah pada terciptanya suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian yang
berlangsusu terus menerus terhadap kebijakan atau standar sesuai dengan perubahan
permintaan dan penawaran. Beberapa argument mendukung perlunya regulasi dalam
penyediaan informasi, yaitu penyalahgunaan (abuse), eksternalitas, asimetri informasi, dan
keengganan manajemen (von Albert-Alhtaybat et al, 2012, Beyer et al, 2010, Suwardjono,
2008).
a. Penyalahgunaan (abuse)
Regulasi diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dan kecurangan oleh
para pelaku pasar modal terutama dalam masalah pengungkapan. Intervensi pemerintah
diperlukan untuk menjamin efisiensi dan pemerataan dalam hal informasi melalui
regulasi.
b. Eksternalitas
Eksternalitas terjadi ketika tindakan satu pihak (pengungkapan informasi)
mempengaruhi pihak lain yang diuntungkan tanpa menanggung biaya atau dirugikan
tanpa dikompensasi. Situasi ini disebut kegagalan pasar (market failure), dan dapat
diatasi dengan regulasi untuk mendorong pengungkapan informasi sebagai tindakan
kolektif bukan tindakan individual atau sukarela.
1) Asimetri Informasi
Ini mendorong para investor melakukan pencarian informasi nonpublik secara
individual yang mengakibatkan para investor tidak mempunyai informasi yang sama,
karena kemampuan teknis dan ekonomis yang tidak sama diantara investor.
2) Keengganan Manajemen
Karena kepentingan sendiri manajemen cenderung enggan untuk
mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum.
1. Bentuk Teori Regulasi\
Menurut Stiglar (1971) dan Posner (1974) ada 2 kategori teori regulasi dalam industri,
yaitu:
a. Teori Kepentingan Publik
Teori ini menyatakan bahwa regulasi akuntansi adalah konsekuensi dari
pemintaan publik untuk mengatasi kegagalan pasar. Teori ini mengasumsikan bahwa
regulasi yang dianggap sebagai analisis biaya-manfaat terutama antara biaya regulasi
dan manfaat sosial dalam bentuk operasi pasar yang membaik. Otoritas pasar
berdasarkan teori ini disebut regulator yang diasumsikan memiliki kepentingan
masyarakat di dalam hati namun sangat rumit untuk menentukan jumlah yang tepat
regulasi karena sifat informasi dan perbedaan kebutuhan pengguna.
b. Teori Kepentingan Kelompok
Teori ini menunjukkan bahwa individu membuat kelompok yang disebut
kelompok kepentingan untuk melindungi dan memaksimalkan kelompok mereka
sendiri dengan melakukan lobi untuk jumlah dan jenis regulasi.
Kelompok kepentingan politik menggunakan otoritas yang menyediakan
regulasi dan kepentingan utamanya terletak pada mempertahankan kekuasaan.
Sedangkan kelompok kepentingan ekonomi menggunakan kekuatan ekonomi untuk
mendapat regulasi dan mempromosikan industri perusahaan dari pesaing luar negeri.
2. Siapa yang Harus Mengatur
Terdapat 2 argumen unutk menjawab siapa yang harus menentukan standar akuntansi:
a. Argumen yang mendukung regulasi sektor swasta
1) Regulasi sektor swasta yang berkaitan erat dengan profesi akuntansi. Kondisi ini
secara otomastis akan mendorong keterlibatan pihak-pihak yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman luas dalam proses penentuan standar
2) Suatu badan yang dibentuk oleh sektor swasta memiliki kebanggaan tersendiri dan
dapat diterima oleh masyarakat bisnis. Jika badan tersebut dibentuk oleh
pemerintah, ada kecenderungan akan mendapat tekanan dari pemerintah untuk
mencapai tujuan sosial ekonomi pemerintah
3) Badan pemerintah beranggotakan birokrat, sehingga ada kecenderungan efektivitas
persyaratan pengungkapan tambahan menjadi cenderung lebih tinggi dari regulasi
swasta.
4) Terdapat kecenderungan pihak pemerintah yang terlibat bertindak untuk
melindungi kepentingan publik atau melakukan tindakan yang merugikan profesi
akuntansi
5) Proses legislatif dan otoritas pemerintah mudah dipengaruhi oleh lobi dan tekanan
politik dari pihak tertentu.
6) Standar yang dihasilkan pemerintah kemungkinan saling tumpang tindih dan dapat
menimbulkan judgement yang beragam dari para pemakainya.
b. Argumen yang mendukung regulasi sektor publik
1) Badan regulasi sektor publik memiliki legitimasi dan kekuatan yang lebih kuat
dalam hal pemaksaan standar
2) Badan pemerintah cenderung susah untuk dipengaruhi oleh manajemen perusahaan
dan kantor akuntan publik besar sehingga dapat bekerja untuk menghasilkan
pengungkapan yang lebih baik bagi konsumen
3) Badan pemerintah dapat menjadi katalisator bagi perusahaan
4) Regulasi sektor publik muncul karena adanya motivasi untuk melindungi
kepentingan publik
5) Sektor swasta harus selalu diawasi dan dikendalikan karena tujuaannya seringkali
bertentangan dengan kepentingan publik
6) Standar akuntansi memiliki pengaruh hukum dan melibatkan konflik kepentingan
dari berbagai pihak, sehingga harus ditetapkan sesuai dengan aturan dan prosedur
umum.
Indrawati, Novita. 2016. Teori Akuntansi Edisi IFRS. Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR