PT Mitra Adiperkasa
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntan 1)
Oleh :
Aris Dhanu Tantyo
(8335123566)
Fara Habibah
(8335123512)
Puji Astuti
(8335123550)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya kami selaku penyusun Makalah Tugas Pemeriksaan Akuntan 1 dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan pada pembahasan materi kali ini. Makalah ini
adalah tugas kelompok presentasi yang kami tujukan kepada Dosen Pemeriksaan
Akuntan 1 yaitu Ibu Marsellisa Nindito.
Dalam makalah ini kami membahas tentang bab 3 yang berjudul Penentuan
Risiko dan Materialitas. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi
kewajiban tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntan 1. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya dan informasinya. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Profil Perusahaan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Profil Perusahaan
PT Mitra Adiperkasa Tbk merupakan perusahaan ritel yang menaungi
beberapa merek dagang terkenal di Indonesia. Didirikan pertama tanggal 23
Januari 1995. dan kemudian pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta pada 10 November 2004. Kantor pusat MAPI terletak di Wisma 46,
Kota BNI, Lantai 8, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta Pusat . Secara
keseluruhan, perusahaan ini telah memiliki 1395 gerai yang tersebar di lebih dari
50 kota-kota besar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini terbagi menjadi beberapa
bagian, yakni bagian Departemen Stores, Fashion, Active, Food and Beverage,
Supermarket dan LifeStyle.
Beberapa merek dagang di bawah naungan Mitra Adiperkasa antara lain
makanan dan minuman (Starbucks, Spice Garden, Burger KingCold Stone,
Creamery, Pizza Marzano, Domino's Pizza, Chatterbox Cafe, Courtyard),
Department Store (Debenhams, Lotus, Seibu, Sogo), Kids (Kidz Station, Barbie,
Osh Kosh B' Gosh), Fashion (Calvin Klein, Emporio Armani, Giorgio Armani,
dan beberapa merek terkenal lainnya), Sport (Planet Sports, Planet Station,
Adidas), dan beberapa merek lainnya.
Dengan pencapaian yang diraih Mitra Adiperkasa, menempatkan perusahaan
ini juga memperoleh beberapa penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain
masuk dalam rangking ke 23 dalam daftar Indonesia's Top 40 Companies A-List
majalah Forbes Indonesia tahun 2011, Indonesia's Most Admired Companies
(Top 20) oleh Fortune pada tahun 2012, nominasi dalam Indonesia Stock
Exchange's Best Capital Award pada tahun 2012, SWA Indonesia's #1 Retail
Company in Indonesia tahun 2012 serta SWA Indonesia's Top 100 Best Public
Companies 2012. Dengan pencapaian bisnis serta penghargaan yang telah diraih
2. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, jasa profesi auditor semakin dibutuhkan seiring
dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang menggunakan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut menuntut penyajian laporan
keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku dan juga dapat dipercaya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, digunakanlah jasa auditor sebagai pihak
yang secara independen memberikan penilaian terhadap laporan keuangan yang
akan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Sebagai pihak yang dipercaya untuk memberikan penilaian secara
independen terhadap sebuah laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut
melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin dengan menghindari terjadinya
kesalahan dalam penilaian. Karena apabila terdapat kesalahan dalam penilaian,
maka akan berdampak pada pihak-pihak yang menggunakan hasil penilaian
auditor sebagai dasar pengambilan keputusan.
Untuk meminimalisir tingkat kesalahan, auditor diharuskan melakukan
perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami seluk
beluk perusahaan yang akan diperiksa laporan keuangannya, sehingga penilaian
yang dihasilkan tepat guna dan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat
merugikan pihak-pihak terkait di kemudian hari.
Konsep-konsep dasar dalam auditing digunakan sebagai dasar perencanaan
audit. Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas dan risiko termasuk
konsep fundamental yang harus dipahami auditor dalam merencanakan dan
melakukan kegiatan audit. Konsep materialitas merupakan dasar penerapan
standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Dengan konsep ini, auditor menentukan standar hal-hal yang tergolong material
atau tidak material. Hal ini menjadi sangat penting karena pendapat yang
diberikan auditor merupakan pendapat terhadap hal-hal yang bersifat material
saja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan pendapat yang akan
diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman auditor terhadap nilainilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.
Sedangkan konsep risiko merupakan risiko yang terjadi dalam hal auditor,
tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
3. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. ENTITAS DAN LINGKUNGAN
1)
Kinerja Keuangan
Umumnya standar auditing diterima juga oleh auditor untuk memperoleh
pemahaman untuk mengukur dan meninjau pelaksanaan keuangan entitas,
termasuk pengukuran internal dan eksternal. Ukuran tersebut adalah :
Statistik kunci rasio dan operasi.
Indikator kunci penampilan.
Ukuran penampilan pegawai dan perencanaan kompensasi insentif.
Hal 5-3
Trend industri.
Penggunaan ramalan, budget, dan analisis varian.
(hal 22-2)
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan
bahwa sector ritel Indonesia akan menghadapi masa-masa sulit di
pertengahan 2014, tetapi akan melampaui dan mencatat 15% pertumbuhan
pada akhir tahun.
APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) memperkirakan penjualan
ritel ditahun 2014 dapat tumbuh sebanyak 10% sampai 15%.
Laporan analisis dan laporan tingkat kredit.
(hal 14, 20-2)
Kinerja keuangan
(hal 27-1) (hal12-2)
Tahun 2013, pendapatan bersih perusahaan mengalami pertumbuhan
sebesar 28% dibandingkan dengan tahun 2012 dengan total pendapatan
bersih sebesar Rp 9,7 trilyun. Laba kotor juga mengalami pertumbuhan
sebesar 26% dan EBITDA sebesar 9%. Laba usaha mengalami penurunan
sebesar 1% dan laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 24%.
2)
Faktor Industri
FARA
3)
Regulasi Pemerintah
ARIS
4)
5)
Pengendalian Internal
ARIS
6)
Sifat Entitas
FARA
5
B. RISIKO BISNIS
1) Perubahan Signifikan dalam Entitas
FARA
2) Perubahan Signifikan dalam Industri
FARA
3) Produk atau Jasa atau Lini Baru dalam Bisnis yang Signifikan
Hal 10-2
Pada tahun 2013, perusahaan membuka gerai department store baru dengan
nama Galeries Lafayette. Perusahaan juga memperoleh dan meluncurkan
sejumlah konsep ritel (merek) baru, yaitu Oakley, Levis, Sneaker Bar, Planet
Girls, New Balance, Rookie, Active Leisure, Active Sports, Swarovski, True
Religion, Zara Home, Godiva, Paul Bakery, dll.
4) Lokasi Baru
ARIS
5) Perubahan Signifikan dalam Lingkungan Teknologi Informasi
Hal 9-2
MAP telah meluncurkan gerai online pertama dengan sukses yaitu :
planetsport.net. Lebih banyak gerai online ditingkat unit sub usaha akan
segera diluncurkan, diantaranya : lineashoes.com, gerai online fashion
pertama dari MAP. Pusat e-fulfillment yang terotomatisasi juga sudah
direncanakan.
6) Operasi di Area yang Ekonominya Tidak Stabil
ARIS
7) Peraturan yang Kompleks
Hal 46-1, 35-2 : Peraturan atau prinsip-prinsip tentang Tata Kelola Perusahaan
yang meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan
keadilan, serta control internal
Hal 26-2 : Peraturan peraturan pasar modal
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA