Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI
(Dosen Pengampu : Ali Fikri Hasibuan, S.E., M.Si)

Disusun Oleh:

Kelompok 9
Febriani Larasati (7161142011)

Ariyana Dewi (7161142003)

Chandra M Simanjuntak (7163142008)

Hosianna Maharani br Bangun (7163142016)


TEORI AKUNTANSI
A REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Teori
Akuntansi dalam makalah ini yang berjudul “Standar Akuntansi” dengan tepat
waktu.

Ucapan terima kasih kami hanturkan kepada Bapak Ali Fikri Hasibuan,
S.E., M.Si selaku Dosen dan teman-teman yang banyak membantu dalam
penyusunan tugas ini. Kami menyadari di dalam penyusunan Tugas Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal penyusunannya.

Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidak sempurnaannya dan juga
memohon kritik dan saran kepada kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
Tugas Makalah ini dan semoga tugas ini bisa memberikan manfaat untuk diri
kami sendiri, teman-teman, dan orang lain.

Medan, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Sumber Standar Akuntansi ......................................................... 3
2.2 Peranan Standar Akuntansi ................................................................................. 5
2.3 Fase dalam Penyusunan Standar Akuntansi........................................................ 5
2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di USA.............................................................. 7
2.5 Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Di Indonesia .................................. 11
2.6 Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia ........................... 14
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut


berkembang sesuai dengan tuntutan dunia ekonomi dan bisnis. Tentunya
perkembangan akuntansi sendiri membawa dampak positif bagi para pelaku
ekonomi dan semua pihak yang terlibat. Tetapi bagaimana jadinya bila semua
negara mengembangkan akuntansi secara semena-mena untuk kemajuan
perekonomian di negaranya sendiri? Dan bagaimana pula cara untuk mengukur
perkembangan suatu usaha jika indikator dan parameter di setiap negara tidaklah
sama?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dibuatlah standar


akuntansi sebagai patokan bagi tiap instansi dalam melaksanakan praktek
akuntansi. Dimana seiring dengan perkembangan jaman dibutuhkan suatu standar
akuntansi yang bersifat global yang berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi
berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi
tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan
dunia. Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai standar akuntansi di
beberapa negara dan juga standar akuntansi internasional yaitu IFRS agar
memberikan kita pengetahuan dan informasi mengenai standar akuntansi.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Sumber Standar Akuntansi


2. Untuk Mengetahui Apa Saja Fase dalam Penyusunan Standar Akuntansi.
3. Untuk Mengetahui bagaimana Penyusunan Standar Akuntansi di USA.
4. Untuk mengetahui perkembangan standar akuntansi dan pengadopsian
standar akuntansi di indonesia.

1.3 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat yaitu memberikan


ilmu pengetahuan untuk semua pihak terkhususnya mahasiswa terkait dengan
segala bidang Akuntansi sehingga nanti mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari – hari dan pada akhirnya ikut meningkatkan Standar Akuntansi di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sumber Standar Akuntansi

Pernyataan standar akuntansi keuangan merupakan aturan dan pedoman


bagi manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya Standar
Akuntansi yang baik, laporan keuangan menjadi lebih berguna, dapat
diperbandingkan, tidak menyesatkan dan dapat menciptakan transparansi bagi
perusahaan.

Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) medefinisikan


Standar Akuntansi sebagai berikut:

“Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur,
metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima
umum.”

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar


pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari
standar(teknik, prinsip) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena
kegunaannya dan kelogisannya. Standar itu disebut standar akuntansi, di
Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Keuangan(SAK) Indonesia kemudian
menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK). Sedang di USA
berlaku General Accepted Accounting Principle(GAAP), kemudian Accounting
Principle Board Statement dan terakhir menjadi FASB Statements. SAK
merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan yang
akan diterima oleh umum.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah


disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat
tertentu. Standar ini merupakan consensus pada kala itu tentang pencatatan
sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya
dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang
harus dicatat; bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan.

Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar


akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam

3
praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang
menjelaskan hal tersebut, antara lain:

1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan


akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2. Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak
daripada yang diharuskan.
3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar
akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan posisi keuangan
perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
4. Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan
keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

Selengkapnya, Stevin Rubin (1984) menjelaskan sumber GAAP (Standar


Akuntansi) dalam bentuk rumah sebagai berikut.
1) Dasar
Dasar GAAP disebutkan going concern, substance over form, neutrality,
accrual basis, conservatism, materiality.
2) Lantai I
a) FASB Statement
b) FASB Interpretations
c) APB Opinions
d) ARS Bulletins yang dikeluarkan AICPA
3) Lantai II
a) AICPA Industry Audit Guides
b) AICPA Industry Accounting Guides
c) AICPA Statement of Position
4) Lantai III
a) FASB Technical Bulletins
b) AICPA Accounting Interpretation
c) Praktik Industri yang lazim
5) Lantai IV
a) APB Statement
b) Makalah yang dikeluarkan AICPA
c) Pendapat-pendapat organisasi profesi

4
d) FASB Concepts Statement
e) Buku-buku teks
f) Artikel-artikel para ahli tentang Akuntansi

2.2 Peranan Standar Akuntansi

Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam propesi dan semua


pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu,
mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus – menerus berubah
dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui ( 1985 )
mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku sebagai berikut:

1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan


kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar
akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten,
terpercaya dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hati – hati, independen, dan dapat
mengapdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan
akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang
dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan,
perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi
dan tujuan – tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak
kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan
melakukan penelitian.

2.3 Fase dalam Penyusunan Standar Akuntansi


Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (2006) memberikan
tiga fase berikut.

1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)

Dalam fase ini manajemen dianggap memeiliki peranan yang besar dalam
merumuskan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari
bertambahnya investor (pemilik perusahaan) dan peranannya yang besar dalam

5
perkembangan perusahaan setelah tahun 1900. Pemisahan fungsi antara pemilik
dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tangan manajemen dalam
mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga standar
akuntansi yang muncul banyak berasal dari manajemen.
Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi
keadaan sebagai berikut ( Belkaoui 1985).
a. Banyak teknik/ standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode
pemecahan masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada
teori.
b. Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan
Lba kena Pajak dan upaya mengurangi baban pajak.
c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smooth
earnings (penetapan laba yang disesuaikan dengan keinginan kepentingan
penyusunan laporan keuangan).
d. Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan
masalah yang dimudahkan (expediency).
e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan
untuk satu masalah yang sama.

Demikianlah ciri-ciri keadaan pada fase manajemen dimana yang dominan


dalam penyusunan laporan keuangan adalah manajemen.

2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)


Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada
periode organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat.Pada fase ini pulalah
keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934
yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada
tahun 1933-1959 menerbitkan Accounting Research Bulletin dan 1959-1973
diterbitkan APB Opinion, demikian juga AAA sebagai organisasi melakukan
penelitian dan penerbitan tentang kerangka teori akuntansi. Pada periode ini
organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan perumusan standar
akuntansi.

Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.

a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka


teori yang sudah ada.
b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.
c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam
menerapkan standar akuntansi.

6
3. Fase Politisasi (1973-Sekarang)

Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi
menimbulkan kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan
politisasi (keikiutsertaan pemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi.
Standar akuntansi dianggap mempengaruhi masyarakat sehingga dapat dijadikan
dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusan standar akuntansi. Pada
fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis,
akademi, dan lembaga formal.

Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernak menjadi agenda kongres


yang dikenal dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting
Establishment. Laporan ini menuduh kantor akuntan yang tergabung dalam
“Big8” melakukan monopoli terhadap audit perusahaan-perusahaan besar dan
proses penyusunan standar akuntansi.

2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di USA

Adapun pihak yang ikut serta dalam menyusun standar akuntansi di Amerika
adalah:

a. Kantor Akuntan Besar yang dikenal dengan ”Big 8”.


b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) – Akuntan
Publik.
c. Financial Accounting Standard Board (FASB) – Lembaga penyusun
standar akuntansi.
d. Governmental Accounting Standard Board (GASB) – Lembaga penyusun
standar akuntansi untuk pemerintah.
e. Security and Exchange Commission (SEC) – Badan pengawasan pasar
modal.
f. American Accounting Association (AAA) – Organisasi Akademisi.
g. Financial Executives Institute (FEI) – Institusi Eksekutif Keuangan.
h. The Institute of Management Accounting yang dahulu namanya National
Association of Accountant (NAA) – Organisasi Akuntan Manajemen.
i. Dan lain-lain.
Berikut ini adalah profil yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi di
Amerika:
a. Kantor Akuntan Big Eight (Big 8)
Banyak pengaruh prinsipil yang disarankan kantor akuntan besar ini dalam
perkembangan akuntansi secara keseluruhan. Sebelum adanya standar yang baku,
masing-masing kantor ini sebenarnya sudah memiliki praktik aknuntansi yang

7
mungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor lain. Mereka banyak
mengeluarkan dana untuk kepentingan riset dan pengembangan profesi akuntansi
secara keseluruhan.
Adapun nama-nama dari 8 kantor akuntan besar tersebut adalah :
1) Arthur Andersen & Co
2) Arthur Young & Co
3) Coopers & Lybrand
4) Ernst & Whinney
5) Deloitte, Haskins & Sells
6) Peat Marwick, Mitchell & Co
7) Touche Ross & Co

b. Financial Accounting Standard Board (FASB)


Pada tahun 1930 AICPA menunjuk tim yang bekerja sama dengan SEC
dan terbentuklah sebuah komite yang disebut Committee on Accounting
Procedures yang anggotanya terdiri dari praktisi di bidang Akuntansi Publik.
Komite ini selama masa kerjanya mengeluarkan 51 Accounting Research
Bulletins (ARB) dari tahun 1939 sampai tahun 1959.
Komite ini berhasil menelorkan beberapa standar akuntansi, tetapi tidak
berhasil merumuskan struktur dari standar akuntansi dan akhirnya pada tahun
1959 AICPA membentuk APB (Accounting Principle Board). Badan ini lebih
banyak wewenangnya dari komite sebelumnya, anggotanya berjumlah 18-21
orang yang berasal dari praktisi akuntan publi, perusahaan dan akademisi. Badan
ini mengeluarkan APB Opinion sebanyak 31 yaitu dari tahun 1959 sampai dengan
1973.
Pada tahun 1971 karena kekhawatiran akan campur tangan pemerintah
terhadap penyusunan standar akuntansi, AICPA menunjuk Wheat Commitee yang
membubarkan APB dan membentuk FAF (Financial Accounting Foundation)
serta membawahi FASB, FASAC (Financial Accounting Standard Advisory
Council).

c. The American Accounting Association ( AAA )

The AAA adalah organisasi akuntan yang berkiprah di bidang akademik


seperti professor, dosen, staf, pengajar, atau orang yang mempunyai perhatian
terhadap pengembangan teori dan praktik akuntansi. AAA memiliki jurnal
triwulan yang diberi nama Accounting Review yang merupakan majalah paling
bergengsi di bidang akuntansi. Majalah ini memuat analisis penelitian dan teori-
teori yang menyangkut pengembangan akuntansi secara umum. Disamping
penerbitan jurnal, AAA juga melakukan kegiatan seminar, pertemuan,

8
symposium, penelitian, dan lain-lain secara periodic untuk membahas bidang
akuntansi.
Beberapa upaya AAA dalam pengembangan standar akuntansi maupun
kerangka teoritisnya adalah sebagai berikut.
1) Pada tahun 1936 AAA menerbitkan hasil penelitian tentang A Tentative
Statement of Accounting Principle Underlying Corporate Financial
Statement. Penerbitan ini telah direvisi pada tahun 1941, 1948, 1950,
1954, 1957, dan 1964.
2) Pada tahun 1940 melalui buah karya WA Paton dan AC Littleton yang
bekerja di bawah naungan AAA telah menerbitkan: An Introducing to
Corporate Accounting standards.
3) Pada tahun 1964 melalui buah karya Louis Golberg, AAA menerbitkan
An Inquiry Into The nature of Accounting.
4) Pada tahun 1966 AAA menerbitkan A Stetement of Basic Accounting
Theory.
5) Pada tahun 1977 AAA menerbitkan A Statement on Accoounting
Theory and theory Acceptance.
Pada mulanya, pendekatan AAA dalam merumuskan teori akuntansi adalah
induktif dan akhirnya secara perlahan-lahan berpindah mengikuti pola deduktif
setelah revisi buku Accounting and Reporting Standards for Corporate Financial
Statement pada tahun 1957. Anggota AAA yang umumnya adalah professor dan
peneliti senior yang memiliki pengetahuan yang luas di bidangnya merupakan
mata air dan sumber inspirasi standar akuntansi. Mereka melakukan penelitian
dan penerbitan melalui majalah – majalah bulletin, dan jurnal – jurnal akuntansi
terkenal seperti Accounting Review. Pengaruh dari tulisan-tulisan tersebut tentu
meiliki peranan penting dalam formulasi standar akuntansi.
d. Organisasi / Badan Lain.
Sebenarnya kalau kita kaji lebih banyak lagi badan atau organisasi yang
mempunyai peranan langsung atau tidak langsung terhadap perumusan standar
akuntansi. Dibawah ini kita sebutkan beberapa, yaitu sebagai berikut.
1) “The national Association of Accountant” yang sekarang sudah
berganti nama menjadi The Institute of Management Acountant (IMA)
merupakan organisasi profesi yang menggabungkan para akuntan
manajemen di USA. Organisasi ini menerbitkan majalah bulanan yang
memuat artikel-artikel tentang akuntansi yang bernama management
Accounting.
2) The Cost Accounting Standard Board ( CASB )
3) The Financial Execute Institute (FEI)
4) International Accounting standard Commite (IASC)

9
5) Badan-badan /organisasi di luar negeri lainnya.
International Accounting Sdtandard Committee ( IASC ) sekarang
bernama IFRS ( International Financial Reporting Standard ). Secara international
profesi akuntan memiliki organisasi yang disebut dengan International Federation
of accountant. IFAC ini memiliki badab khusus yang mengeluarkan standar
akuntansi yang disebut dengan IASC atau international Accounting Standard
Committee. IASC dikuasai pemikiran eropa dan bermarkas di London dan
biasanya dalam beberapa hal, IASC ini selalu menjadi pesaing FASB USA.
e. Pemakai Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang disusun menurut standar akuntansi dibaca dan
dipergunakan oleh pihak-pihak yang menggunakanya. Mereka ini dapat
dikelompokan sebagai berikut.
1) Pemakai langsung yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a) Pemilik perusahaan.
b) Kreditor.
c) Pemasok (supplier ).
d) Manajemen.
e) Fiskus ( Pajak)
f) Pegawai/karyawan perusahaan.
g) Langganan
2) Pemakai tidak langsung yang ttermasuk kelompok ini :
a) Konsultan dan analisis laporan keuangan
b) Bursa efek
c) Penasihat hukum
d) Badan pemerintah terkait
e) Penerbitan –penerbitan/majalah/ bulletin/ jurnal keuangan.
f) Perusahaan konsultan/ pusat-pusat data bisnis
g) Asosiasi pengusaha/kadin
h) Serikat pekerja
i) Para pesaing
j) Masyarakat umum
Kedua kelompok pemakai pemakai ini memiliki kepentingan yang berbeda
dan bahakan sering bertentangan. Kelompok pemakai ini apabila bersedia
mengungkapkan responnya terhadap suatu laporan keuangan maka akan muncul
bahan-bahan penting dalam pembahasan dan analisis terhadap standar akuntansi
yang berlaku atau yang belum diatur sehingga standar akuntansi yang berlaku
akan dapat terus menerus uo to date sesuai dengan keinginan sebagian besar para
pemakainya. Kedua kelompok ini mempunyai adil dalam perumusan standar
akuntansi.

10
2.5 Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Di Indonesia

Perubahan pada perkembangan global semakin menuntut di hampir


seluruh negara di dunia, ditopang dengan perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi yang semakin memperbudak seluruh bangsa. Membawa perubahan
zaman yang seharusnya menjadikan kemajuan dalam sifat transaparansial,
akuntable, dan relevansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan adalah
sebuah pedoman atau standar umum untuk menyusun laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang dan berlaku di lingkungan tertentu. Untuk
mewujudkan sifat transparansial, akuntable, dan relevansi maka diperlukan suatu
pedoman yang disebut standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi keuangan
dapat diumpamakan sebagai cerminan dari kondisi praktik bisnis yang sebenarnya
terjadi. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik,
akan sangat relevan dan dibutuhkan pada masa sekarang ini.

Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari


awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):

1. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia: Indonesia memakai standar


akuntansi belanda (Sound Business Practices)
2. Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan
3. Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat
oleh IAI yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
4. Tahun 1984: PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia
5. Akhir tahun 1984: PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC
(International Accounting Standart Committee)
6. Sejak tahun 1994: PAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS
7. Tahun 2008: SAK mengacu kepada IFRS
8. Tahun 2012: IFRS mulai diresmikan dan diterapkan

Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16 dengan tujuan
untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda
yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang
didirikan pada tahun 1602. VOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun 1619
dan akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada
31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli
perdagangan rempah-rempah di Indonesia, dan sejak saat itu Belanda telah
melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.

11
Sehubungan dengan itu, Ans Saribanon (1980) mengemukakan bahwa
menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di
Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal itu
ditunjukan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun
1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan
uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran
(eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan
Surabaya.

Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942 yang
catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara
lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit (bergerak dalam usaha
peredaran morfin) di Batavia. Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda yang
didirikan atau membuka cabang di Indonesia. Catatan pembukuannya merupakan
modifikasi sitem Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya pemikiran konseptual
untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya sangat
menekankan pada prakti-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan
perusahaan Belanda.

Pada tahun 1955, Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi


untuk peraturan tentang standar keuangan. Pada tahun 1974, Indonesia mulai
mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah
organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi
perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik tingkat nasional, regional
maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi
sendiri. Perkembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus.

Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah


ketika menjelang diadakannya pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973. Pada
tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP
dan GAAS. Pada tahun tersebut juga dibentuk Komite Prinsip Akuntansi
Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Ini
merupakan masa awal IAI menerapkan system standar akuntansi di Indonesia
yang dituangkan di dalam buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”
Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun
1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang selalu diperbarui. Selanjutnya,
pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah

12
menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada
kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah
menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan
diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.

Pada 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan
cara lebih mendasar jika dibandingkan PAI 1973 dan mengkodifikasikan ke dalam
sebuah buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip tersebut
memiliki tujuan untuk membuat suatu kesesuaian terhadap ketentuan akuntansi
yang dapat diterapkan di dalam dunia bisnis. Pada 1994, IAI telah melakukan
berbagai langkah harmonisasi menggunakan standar akuntansi internasional di
dalam proses pengembangan standar akuntansi dan melakukan revisi total pada
PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitken sejak 1 Oktober 1994.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ditetapkan sebagai standar akuntansi yang
baku di Indoneisa. Perkembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti
dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang
dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional yang
dikeluarkan oleh IASC.

Sekarang ini ada dua PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, yaitu:

1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah

Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas


lembaga syariah maupun non lembaga syariah. Pengembangan dengan model
PSAK umum namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK ini tentu
akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan
profesi akuntan. Setelah terjadi sebuah perubahan harmonisasi menjadi adaptasi,
selanjutnya dilakukan adopsi guna terjadi konvergensi terhadap Internasional
Financil Standards (IFRS). Adopsi dilakukan secara penuh dengan tujuan
tercapainya konvergensi terhadap IFRS sehingga standar akuntansi keuangan
dapat terlaksanakan lebih baik di masa selanjutnya. Di dalam proses
berkembangnya standar akuntansi keuangan, terjadi beberapa revisi yang
dilakukan secara kontinyu, yaitu baik penyusunan ataupun penambahan dari
standar itu sendiri.sejak tahun 1994, telah dilakukan sekitar enam kali revisi
hingga tahun 2007. Di dalam revisi tersebut, ditambahkan sejumlah standar, yaitu

13
KDPPLK Syariah, 5 PSAK revisi, dan 6 PSAK baru. Saat ini terdapat 2
KDPPLK, 7 ISAK dan 62 PSAK.

Sejak tahun 1994 hingga 2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke
IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite
Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting
Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia.
Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-
standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar
diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.

Merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun


2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar
baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober
1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007,
dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan
bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika
itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam
perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar (terjadi pada periode
2006-2008). Dari revisi tahun 1994 IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi standar PSAK kepada International Financial Reporting
Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan
terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi
terhadap International Financial Reporting Standard. Program konvergensi
terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh
terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).

2.6 Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia

Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses


konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards
(IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards Board.
Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan
ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS)
tersebut. Ikatan Akuntan Indonesia merencanakan untuk konvergensi dengan
IFRS mulai tahun 2012. Berikut adalah program pengembangan standar akuntansi
nasional oleh DSAK dalam rangka konvergensi dengan IFRS

1) Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK.

14
2) Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung
untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS.
3) Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis
IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik. Namun IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-
perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan
PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan.

Standar Akuntansi PSAK ke IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh


International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat
organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC),
dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi
Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar
akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar
akuntansi sebagai berikut :

a) Berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain


yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk
menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke
dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
b) Pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai
dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi
keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal
neraca).
c) Pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan
keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.
d) Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini
digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi
tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan

15
Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan.

Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS

 Translasi Standar Internasional


 Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
 Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
 Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional

Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima


tingkatan:

 Full Adoption, pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan
menterjemahkan word by word.
 Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di
suatu negara.
 Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu
nomor standar atau paragraf tertentu.
 Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat
standar.
 Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Keputusan DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS


dengan membuat dua strategi:

 Strategi selektif. Strategi ini dilakukan dengan tiga target yaitu;


mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi
seluruhnya dan menentukan batas waktu penerapan standar yang diadopsi,
melakukan adopsi standar selebihnya yang belum diadopsi sambil
merevisi standar yang telah ada, dan target terakhir adalah melakukan
konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB.
 Strategi dual standard. Strategi ini dilakukan dengan menerjemahkan
seluruh IFRS sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed
companies. Sedangkan bagi non listed companies tetap menggunakan
PSAK yang telah ada.

16
Dalam penerapan kedua strategi tsb harus mempertimbangkan lima hal:

 Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukan
konvergensi.
 Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar.
 Ketersediaan sumber daya manusia.
 Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.
 Sosialisasi standar dan peluang moral hazards dalam penyusunan laporan
keuangan

17
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur,
metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima
umum.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah


disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat
tertentu. Standar ini merupakan consensus pada kala itu tentang pencatatan
sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya
dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang
harus dicatat; bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran yang diajukan


oleh penulis adalah; bagi perusahaan sebaiknya mekanisme penyusunan standar
akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar
akuntansi ini akan terus-menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan
dan tuntutan masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi kelima, Salemba
Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Akuntansi, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

Gede, muhammad. 2005. Teori akuntansi. Jakarta: Almahira.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

https://asil4dworld.wordpress.com/2009/05/28/perubahan-standar-akuntansi-di-
indonesia-sampai-dengan-tahun-2008/

http://criticalperspectivesonaccounting.com/wp-content/uploads/2014/06/paper-
cpa-069.pdf

http://yopipazzo.blogspot.com/2014/05/standar-akuntansi-keuangan-dan.html

19

Anda mungkin juga menyukai