Anda di halaman 1dari 30

Analisis Akuntansi

PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan

Oleh :

Hesni Salwari 120110170006

Laudhita Iftitania 120110170042

Yolanda Fitrionita 120110170079

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Analisis Laporan Keuangan tentang “Analisis Laporan Keuangan –
Analisis Akuntansi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan terima
kasih kepada:
1. Citra Sukmadilaga selaku dosen pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan;
2. Semua pihak yang membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Namun penulis menyadari bahwasanya tak ada satupun yang sempurna di dunia ini termasuk
juga makalah yang penulis buat. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah Analisis Laporan Keuangan tentang
Analisis Laporan Keuangan –Analisis Akuntansi PT Pembangunan Jaya Ancolr, Tbk ini dapat
memberikan manfaat kepada pembacanya.

Sumedang, 26 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Profil Perusahaan...................................................................................................................6
2.2 Accounting Analysis..............................................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................29
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki peran
yang sangat besar bagi perusahaan atau entitas. Pada laporan keuangan disediakan informasi-
informasi bernilai ekonomis dari kegiatan bisnis pada perusahaan atau entitas. Laporan
keuangan digunakan dalam analisis bisnis suatu entitas, diantaranya adalah mengevaluasi
peluang investasi, mengukur kualitas representasi dari laporan keuangan, serta menyediakan
informasi yang relevan dan reliable dalam pengambilan keputusan yang berkaitan.
Analisis bisnis dilakukan untuk melihat prospek keberlangsungan suatu bisnis.
Terdapat empat jenis analisis yang dapat dilakukan pada laporan keuangan terkait dengan
kinerja suatu entitas. Empat analisis tersebut diantaranya analisis strategi (strategy analysis),
analisis akuntansi (accounting analysis), analisis keuangan (financial analysis) dan analisis
prospektif (prospective analysis). Analisis strategi merupakan langkah awal yang dilakukan
dalam melakukan analisis bisnis. Pada analisis strategi suatu entitas perlu diketahui bagaimana
lingkungan bisnis yang ada dan mempengaruhi suatu entitas. Selain itu, dilakukan pula analisis
mengenai strategi yang diterapkan oleh entitas dalam mempertahankan eksistensinya dan
meningkatkan nilai entitas tersebut. Selanjutnya, analisis akuntansi merupakan analisis laporan
keuangan yang berkaitan dengan penerapan standar-standar akuntansi. Pada analisis akuntansi
perlu diketahui bagaimana lingkungan akuntansi yang ada pada suatu entitas. Selain itu,
dilakukan analisis mengenai strategi akuntansi yang digunakan oleh suatu entitas dalam
menyusun laporan keuangan.
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Pembangunan (Real Estate) dan Jasa Konsultasi Bidang Perencanaan dan Pembangunan serta
di Bidang Usaha Kawasan Pariwisata (Rekreasi), Perhotelan dan Sarana Olahraga melalui
Anak Usaha yang lebih dominan ke bidang Pariwisatanya.
PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk mempublikasikan laporan tahunan yang salah
satunya berisi laporan keuangan hasil audit pada setiap tahun. Pada laporan tahunan tersebut

4
dapat dilakukan penilaian mengenai kinerja entitas selama satu periode. Oleh karena itu, pada
makalah ini dibahas mengenai analisis bisnis yaitu analisis akuntansi PT. Pembangunan Jaya
Ancol, Tbk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk ?


2. Bagaimana analisis akuntansi pada PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui profil perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk ?


2. Untuk Mengetahui Analisis akuntansi pada PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan

PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Pembangunan (Real Estate) dan Jasa Konsultasi Bidang Perencanaan dan Pembangunan serta di
Bidang Usaha Kawasan Pariwisata (Rekreasi), Perhotelan dan Sarana Olahraga melalui Anak
Usaha yang lebih dominan ke bidang Pariwisatanya. PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk berada
di Gedung Ecovention, Jl. Lodan Timur No. 7 Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Pada tanggal
19 Oktober 1966 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk didirikan dengan nama BPP Proyek Ancol.
Lau tanggal 10 Juli 1992 berdasarkan Akta Perubahan No. 33. Presiden Soekarno Mendirikan
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan tujuan sebagai tempat peristirahatan bagi turis-turis,
dengan memanfaatkan pantai ancol karena pantai ancol merupakan satu-satunya pantai di
Jakarta.

2.2 Accounting Analysis

Accounting analysis bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan


menggambarkan realitas bisnis yang mendasarinya. Dengan mengidentifikasi bagian-bagian
dimana terdapat fleksibilitas akuntansi, dan dengan mengevaluasi kesesuaian kebijakan dan
estimasi akuntansi perusahaan, seorang analis dapat menilai reliabilitas dari angka-angka
akuntansi perusahaan. Dengan mengidentifikasi adanya distorsi akuntansi, analis dapat
menyesuaikan angka-angka akuntansi perusahaan menggunakan cash flow dan informasi pada
CALK untuk membatalkan distorsi tersebut. Accounting Analysis meningkatkan keandalan dari
kesimpulan atas analisis keuangan, langkah berikutnya dalam analisis laporan keuangan.
Berdasarkan buku Palepu terdapat 6 langkah dalam melakukan accounting analysis, yaitu :

6
Step 1 : Identify Key Accounting Policies

Pada tahap ini kami mengidentifikasikan faktor keberhasilan apa yang dimiliki
perusahaan serta estimasi yang digunakan untuk menghitung resiko serta mengidentifikasi
kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan dan juga melihat faktor-faktor kritikal yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Pembangunan (Real Estate) dan Jasa Konsultasi Bidang Perencanaan dan Pembangunan serta di
Bidang Usaha Kawasan Pariwisata (Rekreasi), Perhotelan dan Sarana Olahraga melalui Anak
Usaha. Transaksi dari aktivitas perusahaan dicatat berdasarkan aturan dan kebijakan akuntansi
yang telah ditetapkan dan dilaporkan didalam laporan keuangan.
Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), serta peraturan Pasar
Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan
keuangan, keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-347/BL/2012 tentang penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik.
Kebijakan akuntansi kunci di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk adalah kebijakan aset
tetap dan aset real estat. Berdasarkan hasil analisis dari laporan posisi keuangan, aset tetap
sebesar 46,45% sedangkan aset real estate sebesar 6,82% dari total asset pada tahun 2018. Hal ini
terlihat dari laporan posisi keuangan sebagai berikut :

7
Aset Tetap
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi harga
perolehannya dan setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke
kondisi dan lokasi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai intensi manajemen.
Apabila relevan, biaya perolehan juga dapat mencakup estimasi awal biaya
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban
tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset
tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama
periode tersebut.
Setelah pengakuan awal aset tetap kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya
perolehan
setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan estimasi kerugian penurunan nilai. Tanah
diakui sebesar harga perolehannya dan tidak disusutkan.
8
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai
maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset, sebagai berikut:

Pada tahun 2018, Grup menelaah estimasi masa manfaat ekonomis untuk
bangunan, sarana dan prasarana, dan mesin dan perlengkapan yang umurnya dapat
diestimasi secara andal, yakni berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh Grup.
Penelaahan atas estimasi masa manfaat ekonomis Grup dilaksanakan oleh Kantor
Jasa Penilai Publik Asrori & Rekan, Penilai Publik Independen, yang telah terdaftar di
Kementrian Keuangan No. 2.15.00126 dengan laporannya No 00251/FR-
AS/TIJA/Studi/IX/2018. Perubahan ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan PSAK
25 (Revisi 2015).
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Semua biaya, termasuk
biaya pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan konstruksi aset tersebut dikapitalisasi
sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam konstruksi. Biaya perolehan aset
tetap dalam konstruksi tidak termasuk setiap laba internal, jumlah tidak normal dari biaya
pemborosan yang terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja atau sumber daya
lain.
Akumulasi biaya perolehan yang akan dipindahkan ke masing-masing pos aset
tetap yang sesuai pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan dan
disusutkan sejak beroperasi.
Aset Real Estat
Aset real estat berupa tanah kosong, tanah hasil pengembangan, tanah reklamasi,
rumah tinggal, rumah kantor, rumah toko dan apartemen dinilai berdasarkan biaya
perolehan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata. Biaya perolehan rumah
tinggal dan rumah tinggal dalam penyelesaian meliputi seluruh biaya konstruksi

9
bangunan, di luar biaya perolehan tanah. Biaya perolehan tanah meliputi biaya pembelian
tanah mentah, pematangan dan pengembangan tanah, perijinan dan jasa konsultasi. Biaya
pinjaman atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai perolehan aset dikapitalisasi
dalam harga perolehan aset real estat selama masa konstruksi.
Biaya yang tidak terhubung secara langsung dengan suatu proyek real estat,
seperti biaya umum dan administrasi diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya
yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasi ke setiap unit real
estat dengan menggunakan metode identifikasi khusus yang diterapkan secara
konsisten.
Biaya pinjaman yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi
ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada proyek pengembangan tersebut
apabila secara substansial telah siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya atau
aktivitas pembangunan ditunda atau ditangguhkan dalam suatu periode yang cukup lama.

Step 2 : Assess Accounting Flexibility

Accounting Flexibility dapat digambarkan apabila manajer memiliki tingkat


fleksibilitas yang rendah untuk menentukan estimasi & kebijakan akuntansi, maka data
akuntansi yang dihasilkan akan memiliki informasi yang lemah dalam menggambarkan
keadaan ekonomi perusahaan. Akan tetapi apabila manajer memiliki tingkat fleksibilitas
yang tinggi untuk menentukan kebijakan & estimasi, angka-angka akuntansi akan lebih
informatif tergantung kepada bagaimana manajer menggunakan fleksibilitas tersebut.

Terlepas dari fleksibilitas akuntansi, dalam mengukur faktor kunci sukses dan
risiko seorang manajer perusahaan akan memiliki beberapa fleksibilitas sehubungan
dengan beberapa kebijakan akuntansi lain. Misalnya seluruh perusahaan harus
menentukan pilihan terkait dengan kebijakan metode penyusutan (straight line, double
declining balance, dll), kebijakan melakukan amortisasi goodwill (penghapusan >50
tahun atau <50 tahun), dan kebijakan mengenai estimasi pensiun dan kewajiban manfaat
lain (ROI, tingkat diskonto untuk liabilitas, tingkat kenaikan gaji dan tunjangan
kesehatan, dll). Selama pilihan-pilihan terkait dengan kebijakan tersebut dapat
berdampak signifikan terhadap pelaporan kinerja perusahaan maka seluruh pilihan

10
kebijakan tersebut dapat memberikan kesempatan pada perusahaan untuk mengelola
angka yang harus dilaporkan hingga menjadi informasi yang relevan bagi stakeholder.

Sehingga dengan adanya pemahaman terkait dengan estimasi dan kebijakan


akuntansi yang ditentukan dan digunakan oleh perusahaan akan mencerminkan
accounting flexibility apabila manajemen perusahaan dapat menggambarkan serta
menjelaskan estimasi dan kebijakan akuntansi seperti apa yang diterapkan sehingga
terkait dengan bidang atau industri perusahaan apakah dapat ditentukan estimasi dan
kebijakan akuntansi yang tepat agar menjelaskan keadaan ekonomi perusahaan baik
secara finansial (laporan keuangan) dan non finansial (laporan tahunan).

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sendiri merupakan perusahaan induk yang


memiliki beberapa entitas anak dengan latar belakang industri yang berbeda-beda dan
terkait dengan industri secara keseluruhan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk adalah
perusahaan yang bergerak pada industri pariwisata sehingga pada laporan keuangan, yang
paling signifikan dan memiliki nilai yang sangat besar adalah aset tetap. Lalu, bagaimana
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menentukan estimasi dan kebijakan akuntansinya?
Apakah sulit dalam menerapkan konsistensi dan fleksibilitas akuntansinya?

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk memiliki nilai fleksibilitas akuntansi yang


cukup tinggi, karena manajemen perusahaan dapat menentukan kebijakan dan estimasi
akuntansi yang sesuai terkait dengan penyesuaian dan penetapan yang dilakukan
berdasarkan jenis industri perusahaan, aktivitas perusahaan, dan berbagai pertimbangan
lain yang relevan. Sehingga Laporan Keuangan dan nilai didalamnya mengandung
informasi yang dipengaruhi signifikan oleh penentuan kebijakan dan estimasi akuntansi
tersebut. Hal tersebut diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang menjelaskan berbagai pengaruh signifikan. PT
Pembangunan Jaya Anco Tbk membuat estimasi dan asumsi mengenai masa depan.
Estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan terus
dievaluasi berdasarkan pengalaman historis dan faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari
peristiwa masa depan yang diyakini wajar. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan
pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul

11
mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Asumsi dan pertimbangan yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas diungkapkan di
bawah ini:

1. Estimasi Umur Ekonomis


Grup melakukan penelaahan atas masa manfaat ekonomis aset tetap dan
properti investasi berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan
perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan
dipengaruhi atas perubahan estimasi yang diakibatkan oleh perubahan factor
tersebut .
Pada tahun 2018, Grup menelaah estimasi masa manfaat ekonomis untuk
bangunan, sarana dan prasarana, dan mesin dan perlengkapan yang umurnya
dapat diestimasi secara andal, yakni berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh
Grup. Penelaahan atas estimasi masa manfaat ekonomis Grup dilaksanakan oleh
Kantor Jasa Penilai Publik Asrori & Rekan, Penilai Publik Independen, yang telah
terdaftar di Kementrian Keuangan No. 2.15.00126 dengan laporannya No.
00251/FR-AS/TIJA/Studi/IX/2018. Perubahan ini diterapkan secara prospektif
sesuai dengan PSAK 25 (Revisi 2015). Dengan rincian sebagai berikut:

2. Imbalan Pascakerja
Nilai kini liabilitas imbalan pascakerja tergantung pada beberapa faktor
yang ditentukan dengan dasar actuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi
yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup
tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat
imbalan pascakerja. Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir
pelaporan, dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah

12
yang didenominasi dalam mata uang imbalan yang akan dibayar dan memiliki
jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.

3. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha


Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan
yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal
tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia,
termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan
dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit, untuk mencatat
provisi spesifik atas jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup.
Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi
yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai piutang
usaha.

4. Pajak Penghasilan
Menentukan provisi atas pajak penghasilan badan mewajibkan
pertimbangan signifikan oleh manajemen. Terdapat transaksi dan perhitungan
tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan
usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan
berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

5. Provisi dan Kontinjensi


Grup saat ini sedang terlibat dalam proses hukum dan pajak. Manajemen
melakukan penilaian untuk membedakan antara provisi dan kontinjensi terutama
melalui konsultasi dengan penasehat hukum. Grup yang menangani proses hukum
dan pajak tersebut. Grup mempersiapkan provisi yang sesuai untuk proses hukum
saat ini atau liabilitas konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya.
Dalam pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan
ketidakpastian. Pada tanggal 31 Desember 2018, Grup berpendapat bahwa provisi
tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan
konsolidasian.

13
Step 3 : Evaluate Accounting Strategy

Isues untuk dipertimbangkan termasuk:


a. Membandingkan kebijakan akuntansi dengan Perusahaan se-industry
Dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan perusahaan sejenis. Kami
melakukan perbandingan dengan PT. Graha Andrasentra.
1. Penentuan Metode Penyusutan
Kedua perusahaan ini menggunakan Metode Garis Lurus dalam melakukan
penyusutan aset tetap
2. Umur ekonomis
Penentuan umur ekonomis dari aset tetap terdapat beberapa perbedaan, PT
Pembangunan Jaya Ancol memiliki lebih banyak aset tetap yang tentu saja
memiliki umur ekonomis yang berbeda-beda pula. Berikut kami lampirkan umur
ekonomis PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT. Graha Andrasentra

PT Pembangunan Jaya Ancol

PT. Graha Andrasentra

14
b. Insentif bagi manajer untuk mengelola pendapatan
Pada Annual report PT.Pembangunan Jaya Ancol tidak terlampirkan mengenai
Insentif yang diberikan kepada manajer atas pencapaian target pendapatan. Namun
sebagian besar perusahaan akan memberikan insentif kepada manajer ketika mencapai
target.

c. Perubahan kebijakan dan estimasi serta alasan untuk melakukannya


Pada tahun 2018, PT.Pembangunan Jaya Ancol menelaah estimasi masa
manfaat ekonomis untuk bangunan, sarana dan prasarana, dan mesin dan perlengkapan
yang umurnya dapat diestimasi secara andal, yakni berdasarkan kegunaan yang
diperkirakan oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol. Penelaahan atas estimasi masa
manfaat ekonomis PT.Pembangunan Jaya Ancol dilaksanakan oleh Kantor Jasa Penilai
Publik Asrori & Rekan, Penilai Publik Independen, yang telah terdaftar di Kementrian
Keuangan No. 2.15.00126 dengan laporannya No. 00251/FR-AS/TIJA/Studi/IX/2018.
Perubahan ini diterapkan secara prospektif ( perubahan hanya berpengaruh pada saat itu
dan periode selanjutnya) sesuai dengan PSAK 25 (Revisi 2015).
Serta terdapat penerapan pertama kali atas seluruh standar baru dan/atau yang
direvisi yang berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2018, yaitu :
- PSAK 16 (Amandemen 2015): “Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman
Produktif”;
- PSAK 69: “ Agrikultur”;
- PSAK 2 (Amandemen 2016): “Laporan Arus Kas tentang Prakarsa
Pengungkapan”;
- PSAK 46 (Amandemen 2016): “Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset
Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi”;
- PSAK 13 (Amandemen 2017): “Properti Investasi tentang Pengalihan Properti
Investasi”;
- PSAK 53 (Amandemen 2017): “Pembayaran Berbasis Saham tentang Klasifikasi
dan Pengukuran Transaksi Pembayaran Berbasis Saham”;

15
- PSAK 15 (Penyesuaian 2017): “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama”;
- PSAK 67 (Penyesuaian 2017): “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas
Lain”.Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh signifikan pada tahun berjalan
atau tahun sebelumnya.

d. Apakah ada transaksi signifikan yang disusun untuk mencapai tujuan akuntansi
tertentu?
Tidak terdapat transaksi bisnis yang signifikan untuk mencapai tujuan akuntansi
karena Laba tahun berjalan mengalami penurunan 0,81% dari Rp. 224,154,588,077
tahun 2017 menjadi Rp. 222,347,065,822 tahun 2018 karena terdapat kerugian
penjualan aset tetap.

Step 4 : Evaluate the Quality of Disclosure

Issues yang perlu dipertimbangkan termasuk:


a. Apakah pengungkapan tampaknya memadai atau tidak
Menurut kami informasi yang diungkapkan PT.Pembangunan Jaya Ancol memadai
karena, berdasarkan opini auditor atas laporan keuangan tahun 2018 adalah wajar pada
hal-hal yang material yang di audit oleh RSM Indonesia.

Tahun Opini Auditor

2018 Wajar tanpa pengecualian RSM Indonesia

2017 Wajar tanpa pengecualian RSM Indonesia

2016 Wajar tanpa pengecualian RSM Indonesia

2015 Wajar tanpa pengecualian RSM Indonesia

2014 Wajar tanpa pengecualian RSM Indonesia

16
Berikut juga akan kami jelaskan akun-akun yang termasuk penting pada PT.Pembangunan Jaya
Ancol yang diungkapkan dalam annual report dan CALK.
1. Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas sampai dengan akhir tahun 2018 tercatat sebesar Rp790,70 miliar,
naik Rp365,28 miliar atau 85,86% bila dibandingkan nilai per 31 Desember 2017
sebesar Rp425,42 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh bertambahnya nilai
Deposito Berjangka sebesar Rp474,30 miliar atau 270,43% sampai dengan akhir tahun
2018 sehingga menjadi Rp649,69 miliar dari nilai akhir tahun 2017 sebesar Rp175,39
miliar. Besarnya kenaikan Deposito Berjangka di tahun 2018 disebabkan karena
adanya penempatan deposito baru di Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp30,00 miliar
dan tambahan penempatan deposito di Bank Mandiri dan Bank Mandiri Taspen Pos
yang signfikan masing-masing sebesar Rp360,00 miliar dan Rp40,00 miliar.

17
2. Persediaan (Inventory)
Persediaan tercatat meningkat sebesar Rp1,97 miliar atau 28,07% menjadi Rp8,99
miliar per 31 Desember 2018 bila dibandingkan dengan akhir tahun 2017 sebesar
Rp7,02 miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan oleh meningkatnya seluruh komponen
Persediaan di tahun 2018 yang disebabkan oleh tingkat perputaran (fast moving) dari
persediaan, antara lain Persediaan Makanan dan Minuman, Supplies, Barang
Dagangan, dan Minyak Pelumas.

3. Piutang Usaha
Piutang Usaha – Pihak Ketiga tercatat meningkat sebesar Rp13,44 miliar atau 13,40%
menjadi Rp113,76 miliar per 31 Desember 2018 bila dibandingkan dengan akhir tahun
2017 sebesar Rp100,32 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan karena Pendapatan
Perusahaan yang meningkat dari tahun sebelumnya.

4. Aset Real Estate


Aset Real Estat tercatat meningkat sebesar Rp1,95 miliar atau 0,66% menjadi
Rp297,43 miliar per 31 Desember 2018 bila dibandingkan dengan akhir tahun 2017
sebesar Rp295,47 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pada aset

18
Perseroan dalam bentuk Rumah dan Apartemen sebesar Rp10,14 miliar atau 12,58%
sampai dengan akhir tahun 2018.

5. Properti Investasi
Properti Investasi tercatat menurun sebesar Rp12,22 miliar atau 4,73% menjadi
Rp248,98 miliar per 31 Desember 2018 bila dibandingkan dengan akhir tahun 2017
sebesar Rp258,21 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena adanya penurunan
biaya perolehan ruko sebesar Rp5,04 miliar yang dibukukan di tahun 2018.

6. Aset Tetap
Aset Tetap tercatat meningkat sebesar Rp296,67 miliar atau 17,16% menjadi
Rp2.025,98 miliar per 31 Desember 2018 bila dibandingkan dengan akhir tahun 2017
sebesar Rp1.729,31 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh
peningkatan Aset Tetap dalam bentuk Bangunan, Sarana dan Prasarana, dan Mesin

19
dan Perlengkapan sebesar Rp149,16 miliar serta penambahan Aset Dalam
Penyelesaian sebesar Rp182,45 miliar di tahun 2018.
Penambahan aset tetap pada tahun 2018 sebagian besar berasal dari inovasi wahana
Skybox dan Dragon Race Atlantis Water Adventures, pekerjaan infrastruktur area
Taman dan Pantai, penambahan sarana prasarana Pintu Gerbang Baru Dunia Fantasi,
revitalisasi wahana Perang Bintang, perbaikan mesin wahana Dunia Fantasi,
penambahan sarana prasarana dan peralatan Sea World Ancol

7. Utang usaha
Utang Usaha sampai dengan akhir tahun 2018 tercatat sebesar Rp43,51 miliar, turun
sebesar Rp18,08 miliar atau 29,36% bila dibandingkan nilai per 31 Desember 2017
sebesar Rp61,60 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya Utang

20
Usaha kepada Pihak Berelasi secara signifikan sebesar Rp8,10 miliar atau 90,16% dan
penurunan Utang Usaha kepada Pihak Ketiga sebesar Rp9,98 miliar atau 18,97%.

8. Pendapatan Usaha
Selama tahun 2018, Perseroan berhasil membukukan Pendapatan Usaha sebesar
Rp1.283,89 miliar, meningkat Rp44,03 miliar atau 3,54% dibandingkan tahun 2017
sebesar Rp1.240,03 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada
Pendapatan Tiket sebesar Rp23,09 miliar atau 2,58% serta kenaikan Pendapatan Hotel
dan Restoran sebesar Rp13,04 miliar atau 19,10% di tahun 2018.

21
9. Beban pokok Pendapatan dan beban langsung
Secara keseluruhan, Beban Pokok Pendapatan dan Beban Langsung tahun 2018
tercatat menurun Rp41,11 miliar atau 6,42% menjadi Rp599,65 miliar dibanding tahun
sebelumnya sebesar Rp640,76 miliar. Penurunan tersebut terutama didorong oleh
penurunan pada Beban Langsung sebesar Rp45,38 miliar atau 7,66%.

22
b. Kecukupan catatan kaki terhadap laporan keuangan
Catatan kaki merupakan penjelasan atas informasi yang tidak dapat dijelaskan dalam
laporan keuangan. informasi yang kita dapatkan dari catatan kaki ini dapat berupa :
- dari mana sumber pemasukan perusahaan?
- Siapa customer terbesar perusahaan?
- Bagaimana kontribusi masing-masing lini bisnis terhadap total? (apabila
perusahaan memiliki lebih dari satu lini bisnis?
- Bagaimana susunan kepemilikan saham perusahaan?
- Siapa saja pelanggan yang banyak berutang kepada Perusahaan (piutang)?
- Kapan jatuh tempo hutang jangka pendek perusahaan?
- Siapa saja pihak berelasi perusahaan dan bagaimana transaksi dengan pihak
berelasi tersebut

23
Menurut kami informasi dari catatan kaki laporan keuangan PT.Pembangunan Jaya
Ancol sudah cukup karena jumlah keseluruhan dari catatan kaki pada laporan keuangan
tersebut ada 48 catatan kaki dan juga seperti yang telah dijelaskan di point sebelunya,
gambar-gambar tersebut merupakan catatan kaki telah mengungkapkan kebijakan
akuntansi dan asumsi-asumsi yang tidak dapat dituliskan di Laporan keuangan.

c. Kecukupan pengungkapan performa segmen-segmen yang ada


PT.Pembangunan Jaya Ancol mengungkapkan secara jelas performa bisnis dari
berbagai segmen dalam Annual Report dan CALK. Sebagai berikut :

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini PT. Pembangunan Jaya Ancol membagi
segmen operasi sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: pariwisata, real estat serta
perdagangan dan jasa. Kelompok-kelompok tersebut menjadi dasar pelaporan segmen
informasi.
Kegiatan utama kelompok tersebut terdiri dari:
- Pariwisata : Mengelola kawasan wisata, pertunjukan keliling dan penginapan
wisata . Berikut merupakan pendapatan gabungan antara pariwisata dan
Perdagangan dan jasa.

- Real Estat : Pembangunan, penjualan dan penyewaan property

24
- Perdagangan dan Jasa : Penjualan barang dagangan, jasa sarana transportasi laut
dan pengelolaan restoran dan air bersih

d. Pengungkapan Perubahan kebijakan akuntansi


Terdapat beberapa perubahan standar akuntansi ada yang efektif 1 januari 2018 seperti
yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya dan yang efektif mulai 1 januari 2019 yang
diungkapkan dalam CALK, seperti :
- PSAK 22 (Penyesuaian 2018): “Kombinasi Bisnis”
- PSAK 24 (Amandemen 2018): “Imbalan Kerja tentang Amandemen, Kurtailmen
atau Penyelesaian Program”
- PSAK 26 (Penyesuaian 2018): “Biaya Pinjaman”
- PSAK 46 (Penyesuaian 2018): “Pajak Penghasilan”
- PSAK 66 (Penyesuaian 2018): “Pengaturan Bersama” ISAK 33: “Transaksi
Valuta Asing dan Imbalan di Muka”
- ISAK 34: ”Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”.

Serta yang efektif mulai 1 Januari 2020, seperti :


- PSAK No. 71: “Instrumen Keuangan”
- PSAK No. 72: “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”
- PSAK No. 73: “Sewa”
- PSAK No. 62 (Amandemen 2017): “Kontrak Asuransi”
- PSAK No. 15 (Amandemen 2017): “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama”.

25
Berdasarkan penjelasan diatas kami mengambil kesimpulan bahwa kualitas
disclousure PT. Pembangunan Jaya Ancol adalah Memadai, terbukti dengan dijelaskannya
informasi-informasi yang tidak bisa di cantumkan di laporan keuangan di CALK

Step 5 : Identify Potential Red Flags

Red Flags merupakan suatu kondisi yang janggal atau berbeda dengan keadaan normal.
Dengan kata lain, red flags adalah petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang tidak biasa.
Dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya fraud selain diperlukan pemahaman mengenai
karakteristik skema fraud, kita juga perlu mengetahui tanda-tanda atau hal-hal tertentu yang
menjadi red flags dalam fraud. Ketika suatu kecurangan terjadi, ada tanda-tanda/ jejak-jejak
fraud yang timbul akibat perbuatan fraudster.
Red flags memiliki berbagai sifat salah satunya adalah adanya anomali/keanehan/sesuatu
yang tidak biasa terjadi. Contohnya, transaksi mencurigakan yang diduga fiktif, atau bukti-bukti
transaksi yang kemungkinan dipalsukan. Jejak-jejak fraud ini lah yang perlu diperhatikan agar
dapat mendeteksi apakah terjadi kecurangan atau tidak. amun, red flags tidak mutlak dijadikan
satu-satunya indikator dalam menentukan apakah kecurangan itu benar-benar terjadi atau tidak,
namun red flags merupakan tanda-tanda peringatan bahaya ada indikasi telah terjadinya fraud.
Jika dilihat secara keseluruhan tidak terdapat perubahan akuntansi yang tidak jelas. PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengalami penurunan laba tahun berjalan yang semula pada
tahun 2017 sebesar Rp. 224,154,588,077 menjadi Rp. 222,347,065,822 karena terdapat kerugian
penjualan aset tetap. Kenaikan atau penurunan pada akun-akun yang ada tidak terlalu jauh
terutama untuk akun-akun yang menjadi key accounting policy. Aset tetap awalnya adalah Rp.
1,729,307,714,017 meningkat menjadi Rp. 2,025,977,001,676. Aset real estat awalnya Rp.
295,472,734,345 naik menjadi Rp. 297,425,220,127. Sehingga tidak ditemukan potential red
flags pada Laporan Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Step 6 : Undo Accounting Distorsion

26
Jika analisis akuntansi menunjukkan bahwa terkait dengan angka akuntansi perusahaan
yang dilaporkan dianggap menyesatkan, analis harus berusaha untuk menyajikan kembali angka
yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi seminimal mungkin. Tentunya hal ini hampir tidak
mungkin untuk membatalkan semua distorsi menggunakan informasi luar saja. Akan tetapi,
beberapa perbaikan dapat dibuat dengan laporan arus kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK).
Laporan arus kas perusahaan menyediakan informasi terkait dengan rekonsiliasi kinerja
perusahaan berdasarkan akuntansi akrual dan akuntansi kas basis. Jika analis tidak yakin kualitas
akuntansi akrual perusahaan, laporan arus kas memberikan gambaran alternatif kinerja
perusahaan. Laporan arus kas juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana akun dalam
laporan laba rugi menyimpang dari arus kas yang mendasarinya. Misalnya, jika seorang analis
merasa tidak yakin bahwa perusahaan itu bersifat agresif dalam memanfaatkan suatu biaya
tertentu yang harus dibebankan, informasi dalam laporan arus kas akan memberikan dasar untuk
membuat penyesuaian yang diperlukan.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) juga menyediakan banyak informasi yang
berpotensi berguna dalam penyajian kembali laporan keuangan. Misalnya, ketika perusahaan
mengubah kebijakan akuntansinya, CALK akan menyediakan catatan yang menunjukkan efek
dari perubahan bahwa jika itu adalah material. Demikian pula, terdapat beberapa perusahaan
memberikan informasi tentang rincian estimasi akrual seperti penyisihan piutang tak tertagih.
CALK terkait dengan pajak biasanya memberikan informasi tentang perbedaan antara kebijakan
akuntansi perusahaan untuk pelaporan pemegang saham dan pelaporan pajak. Karena pelaporan
pajak seringkali lebih konservatif dibandingkan pelaporan pemegang saham, informasi dalam
CALK terkait pajak juga dapat digunakan untuk memperkirakan apa laba yang dilaporkan
kepada pemegang saham akan berada di bawah kebijakan yang lebih konservatif.
Pada Laporan Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk khususnya terkait dengan CALK
terdapat adanya beberapa rekonsilisasi kinerja perusahaan sebagai berikut:

1. Pengampunan Pajak

27
Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan No.
118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.141/PMK.03/2016 dan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-18/PJ/2016
tentang Pengembalian Kelebihan Pembayaran Uang Tebusan Dalam Rangka
Pengampunan Pajak, Grup telah melaksanakan pengampunan pajak ini. Perincian
aset Grup sehubungan dengan pengampunan pajak adalah sebagai berikut:

Terkait dengan adanya perubahan pemberlakuan aturan tentang perpajakan, maka PT


Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah melakukan perbaikan yang telah dijelaskan
dalam CALK, yaitu Selisih aset dan liabilitas pengampunan pajak sebesar
Rp3.695.200.000 dicatat sebagai tambahan modal disetor, Rp2.351.881.420 dicatat
sebagai komponen ekuitas lainnya dan Rp34.622.810 dicatat sebagai bagian
kepentingan nonpengendali.

2. Arus Kas
Tabel di bawah ini menunjukan rekonsiliasi liabilitas yang timbul dari aktivitas
pendanaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018:

Transaksi non kas pada tabel diatas merupakan Amortisasi biaya provisi untuk
mendapatkan fasilitas utang bank dan amortisasi biaya emisi yang timbul atas
peneribitan utang obligasi tersebut.

28
Terkait dengan distorsi akuntansi, pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk tidak terdapat
distorsi akuntansi sehingga kami tidak perlu melakukan perbaikan terhadap Laporan Keuangan
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Sehubung dengan adanya perubahan dan rekonsiliasi yang
terjadi terkait dengan pengampunan pajak dan arus kas, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah
melakukan penyesuaian sehingga tidak terdapat informasi yang menyesatkan pada Laporan
Keuangan tersebut. Dan terkait dengan penyajian kembali nominal yang tidak sesuai, PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah melakukan disclosure yang menjadi informasi penting bagi
stakeholder.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyusunan laporan keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), serta peraturan
Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang pedoman penyajian
laporan keuangan, keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-347/BL/2012 tentang penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik.
Key accounting policies pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk adalah mengenai aset
tetap dan aset real estat. Dalam menerapkan standar akuntansi, terdapat fleksibilitas dalam
memilih metode penyusutan, masa manfaat, provisi dan kontinjensi, pajak penghasilan, cadangan
kerugian penurunan nilai piutang usaha, dan imbalan pascakerja. Laporan keuangan disusun
secara wajar dan diungkapkan secara jelas. Sehingga tidak terdapat distorsi akuntansi pada
Laporan Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk tahun 2018.

30

Anda mungkin juga menyukai