Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS STRATEGI

PT GUDANG GARAM TBK.

Diajukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

yang diampu oleh:

Gia Kardina Prima Amrania,S.E., Ak., M.Acc

Disusun Oleh:

Husain Daffa A 120110170030

Abdullah Fitriansyah 120110170038

Almaida Noor Fitri 120110170047

Yolanda Fitrionita 120110170075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada Ibu Gia
Kardina Prima Amrania,S.E., Ak., M.Acc selaku Dosen mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 19April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PEMBAHASAN 4
1.1 Profil Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. 4
1.1.1 Gambaran umum perusahaan 4
1.1.2 Produk PT.Gudang garam Tbk 5
1.1.3 Sejarah Perusahaan 5
1.1.4 Struktur Perusahaan 7
1.2 Environmental Scanning 8
1.2.1 Analisis Kondisi Sosial dengan STEEP Analysis 8
1.2.2 Analisis Kondisi Industri dengan Five Porters Analysis 10
1.2.3 Analisis Kondisi Perusahaan dengan SWOT Analysis, EFAS, IFAS, TOWS
Matriks 13
1.3 Analisis Strategi 18
1.3.1 Visi dan Misi 18
1.3.2 Corporate Strategy 19
1.3.3 Business Strategy 21
1.3.4 Functional Strategy 23
1.3.5 Kebijakan Perusahaan 27

DAFTAR PUSTAKA 28

2
PEMBAHASAN

1.1 Profil Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk.

1.1.1 Gambaran umum perusahaan


Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka
di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga
kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang
Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL),
sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).
Gudang Garam berkembang pesat dengan jumlah karyawan mencapai 500.000
orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada tahun 1958,
Gudang Garam telah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia.Produk
Gudang Garam diantaranya adalah Gudang Garam International, Surya 12, Surya
16, Surya Slims, Surya Signature, Surya Profesional, Surya Pro Mild, Gudang
Garam Nusantara, Gudang Garam Mild, Gudang Garam Merah, Gudang Garam
Djaja, Nusa, Taman Swedari dan Sigaret Kretek Klobot. Filosofi Surya
Wonowidjojo yang kemudian menjadi filosofi PT Gudang Garam Tbk sebagai
dasar pertumbuhan perusahaan disebut Catur Dharma Perusahaan, sebagai berikut:
a. Kebahagiaan adalah memberikan kehidupan yang bermakna dan
bermanfaat
b. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan dan
iman
c. Sukses dimungkinkan oleh peran dan kerjasama dengan orang lain.
d. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

1.1.2 Produk PT.Gudang garam Tbk

a. SKL ( Sigaret Klobot ) Kelas Menengah ke Bawah

3
● Sigaret Kretek Klobot Manis
● Sigaret Kretek Klobot Tawar
b. SKT ( Sigaret Kretek Tangan ) Kelas Menengah
● GG Tanda Mata
● GG Taman Sriwedari Lurik
● GG Taman Sriwedari Biru Lurik
● GG Djaja Hijau
● GG Merah King Size (Karton/Ekspor)
● GG Merah King Size
● GG Special Deluxe
c. SKM ( Sigaret Kretek Mesin ) Kelas Menengah ke Atas
● GG Filter International Merah
● GG Filter International Coklat
● GG Filter International Merah King Size
● GG Filter Surya

1.1.3 Sejarah Perusahaan

Susilo Wonowidjojo atau Cao Daoping dilahirkan di Kediri, Jawa Timur,


pada 18 November 1956. Ayah Susilo, Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjojo,
datang langsung dari Cina, tepatnya dari Fujian. Surya menetap di Sampang,
Madura, sejak 1926, dan memulai usahanya sebagai pedagang keliling. Surya
kemudian pindah ke Kediri dan bekerja di pabrik rokok Cap 93 milik pamannya,
Tjoa Kok Tjiang. Kemudian, pada umur 35 tahun, Surya membuat perusahaan
sendiri bersama 50 mantan karyawan pamannya. Mereka mendirikan pabrik rokok
klobot dengan label Ing Hwie. Inilah cikal-bakal Gudang Garam. Pabrik tersebut
didirikan pada 26 Juni 1958 di lahan seluas kurang lebih 1000 meter persegi. Surya
memimpin pabrik ini hingga akhir hayatnya. Setelah kematian Surya, putra
pertamanya yang bernama Tjoa To Hing atau Rachman Halim (kakak Susilo)
meneruskan kepemimpinan pabrik rokok keluarga yang nantinya dikenal dengan
nama Gudang Garam itu. Rachman wafat pada 27 Juli 2008. Berikut perjalanan
PT.Gudang Garam :
● Tahun 1958 : Titik berdirinya perusahaan rokok Gudang Garam yang
bermula dari sebuah industri rumahan. Produk kretek yang
diproduksi pertama kali adalah SKL dan SKT.

4
● Tahun 1960 : Gudang Garam Membuka Cabang di Gurah, 13 km arah

tenggara Kota Kediri,


● Tahun 1968 : Gudang Garam membuka 2 Unit Lahan baru dengan nama
unit I dan unit II
● Tahun 1969 : Gudang Garam berubah dari Industri Rumah Tangga menjadi

Firma
● Tahun 1971 : Gudang Garam Berubah dari Firma menjadi PT
● Tahun 1979 : Gudang Garam mengembangkan produk Sigaret Kretek
Mesin
● Tahun 1990 : Gudang Garam mencatat saham di BEJ dan BES
● Tahun 2002 : Gudang Garam memproduksi kretek mild
● Tahun 2013 : Gudang Garam memperluas daerah produksinya, yaitu
gedung baru di Jakarta

1.1.4 Struktur Perusahaan

5
1.2 Environmental Scanning

Environmental Scanning , yaitu mengawasi, evaluasi, dan memberikan informasi


yang jelas dari lingkungan eksternal dan internal kepada manajerial perusahaan.Sebelum
organisasi melakukan formulasi strategi, terlebih dahulu harus melakukan scanning
lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Scanning lingkungan eksternal dilakukan
untuk mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang dihadapi oleh
organisasi. Sedangkan Scanning lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki organisasi.

1.2.1 Analisis Kondisi Sosial dengan STEEP Analysis

STEEP Analysis menjelaskan kerangka dari faktor makro yang digunakan di


lingkungan pemindaian komponen dari manajemen strategis. Analisis ini merupakan
bagian dari analisis eksternal ketika melakukan analisis strategis atau pada saat riset
pasar, dan memberikan gambaran yang berbeda terhadap faktor makro yang harus
diambil dalam pertimbangan. Analisis ini adalah alat strategis untuk memahami pasar
pertumbuhan atau penurunan, posisi, potensi dan arah untuk operasi.

6
Socio-cultural Technological Economic Ecological Political

Dilarangnya Kemajuan Membantu PT Gudang Adanya peraturan


untuk secara teknologi, masyarakat Garam, Tbk pemerintah
langsung secara tidak kediri dalam melakukan Republik
membuat iklan langsung menyediakan kegiatan Indonesia no 38
tentang memaksa PT lapangan penanaman tahun 2000
bagaimana Gudang Garam pencaharian ribuan pohon di tentang
orang merokok Tbk untuk ikut lahan pinggiran pengamanan
untuk mengembangka Sungai Podang rokok bagi
dipasarkan n teknologi baik kawasan lereng kesehatan,
langsung ke untuk mesin Gunung Wilis di menyebabkan
publik maupun Kecamatan ruang gerak
sistemnya Semen, produsen rokok
Kabupaten semakin terbatas
Kediri untuk melakukan
kegiatan
promosi.

Perubahan pola Memiliki PT Gudang


hidup software digital Garam Tbk
masyarakat yang membantu berhasil untuk
yang menjadi PT Gudang bertahan di
menjadi berpikir Garam Tbk tengah pandemi
penting akan dalam COVID-19 dan
kesehatan untuk melakukan mendapatkan
tidak merokok. pemasaran kenaikan laba
yang lebih
tinggi dibanding
perusahaan
rokok lain.

Salah satu lini Menteri


produknya Keuangan Sri
adalah Sigaret Mulyani
Kretek Mesin Indrawati resmi
(SKM) yang menaikkan tarif
diproduksi cukai rokok
dengan mesin rata-rata sebesar
teknologi tinggi 23% yang akan
yang berlaku mulai 1
dikendalikan Januari 2020.
oleh komputer.
Perusahaan
terus melakukan
perawatan,
peremajaan,
serta membeli
mesin-mesin
baru untuk

7
menambah
tingkat produksi
dan juga
perusahaan terus
berusaha dalam
melakukan
pengembangan
teknologi untuk
meningkatkan
kapasitas
produksi.

1.2.2 Analisis Kondisi Industri dengan Five Porters Analysis

Analisis ini dikembangkan oleh Michael Porter, yang mana bertujuan untuk
menggambarkan kerangka analisis suatu pengembangan bisnis. Setiap bagiannya
memiliki nilai analisis yang mewakili faktor - faktor pendukung sebuah bisnis.
Setiap sisi akan diukur dengan satuan Low, Medium, dan High.

● Bargaining Power of Buyers (High)


Pada sisi ini, akan fokus pada analisis pembeli. Pembeli tentunya pasti
akan memegang peranan besar dalam kegiatan jual - beli, namun di sini lebih
mengarah kepada pilihan pembeli terhadap produk yang ada. Ada kondisi
dimana pembeli hanya bisa membeli produk pada perusahaan ini (hal ini
menggambarkan High Buyers’ Power), ada juga jika pembeli punya banyak
pilihan untuk membeli produk yang sama produksi perusahaan lain karena ada
banyak jenis dijual di pasaran (hal ini menggambarkan High Buyers’ Power).
Customer loyalty juga termasuk dalam dalam sisi ini. Pembeli yang sudah loyal
tentu akan sepenuhnya melakukan jual-beli hanya produk tersebut, akan
menciptakan kondisi Low Buyers’ Power.
Pada PT Gudang Garam Tbk, terlihat kalau pada analisis ini memiliki
nilai relatif rendah dikarenakan perusahaan tersebut merupakan salah satu
pelopor rokok di Indonesia dan sudah memiliki customer loyalty dan
didukung dengan kinerja positif PT Gudang Garam Tbk berlanjut di kuartal
I/2019. Pabrik rokok yang menguasai pangsa pasar rokok nasional sebesar 23
persen ini membukukan penjualan Rp26,19 triliun atau naik 19 persen dari

8
periode yang sama tahun lalu. Dengan banyaknya pesaing perusahaan rokok,
PT Gudang Garam Tbk masih bisa menguasai pasar. Selain itu, dengan harga
yang ditawarkan PT Gudang Garam Tbk kepada masyarakat relatif murah dan
terjangkau yang menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk membeli
produk Gudang Garam.

● Bargaining Power of Suppliers (Medium)


Hampir mirip dengan Buyers’ Power, pada sisi ini akan menganalisis
pada sisi supplier. Seberapa besar perusahaan ini membutuhkan atau
ketergantungan pada suppliernya. Ada bahan baku yang mungkin bisa dibeli
dengan supplier mana saja (hal ini menggambarkan Low Supplier’ Power).
Ada juga bahan baku yang hanya bisa dibeli oleh supplier tertentu, atau dalam
konteks perusahaan besar, tentunya sudah punya kerjasama dengan supplier
tertentu dengan harga yang berbeda dari pasaran karena produksi skala besar,
jadi jika ada masalah dengan supplier tersebut akan membuat proses produksi
terhambat karena sudah tergantung dengan supplier tersebut (hal ini
menggambarkan High Supplier’ Power).
Pada PT Gudang Garam Tbk, terlihat kalau pada analisis ini memiliki
nilai medium dikarenakan produk utama mereka didapatkan oleh petani lokal
sebanyak 95% dan 5% dari luar negeri. Dalam hal ini sulit untuk mendapatkan
bahan pokok lain sehingga mau tidak mau perusahaan harus membeli bahan
baku baku utama mereka ke petani lokal. Namun sampai saat ini PT Gudang
Garam Tbk memiliki solusi atas masalah tersebut yaitu mereka membuka
lahan pertanian sendiri. Jadi tidak terlalu bergantung ke supplier lokal karena
mereka memiliki lahan tembakau dan cengkeh tersendiri di Madura dan
Pekalongan.
● Threat of New Entrants (Low)
Pada sisi ini akan lebih menganalisis kepada awareness, apakah bisnis
ini mudah untuk diikuti atau tidak. New Entrants yang dimaksud adalah
individu atau kelompok yang membuat bisnis sama seperti yang yang sudah
ada ini. Ada kondisi dimana sebuah bisnis baru yang sedang booming terus
bertambah di pasaran karena untuk membuat bisnis seperti itu cukup mudah
(hal ini menggambarkan High Threat of New Entrants). Selain itu juga ada
kondisi dimana sebuah bisnis hanya bisa dilakukan oleh perusahaan -

9
perusahaan tertentu. Ada berbagai macam faktor yang ada, bisa karena resiko
yang terlalu tinggi, perlunya tingkat keahlian tinggi, dan faktor - faktor lainnya
(hal ini menggambarkan Low Threat of New Entrants).
Pada PT Gudang Garam Tbk, terlihat kalau pada analisis ini memiliki
nilai relatif rendah dikarenakan dalam industri rokok di Indonesia tidak
terdapat pesaing baru yang dapat diperhitungkan sebagai kompetitor yang
menimbulkan ancaman bagi perusahaan. Perusahaan rokok yang muncul di
Indonesia merupakan perusahaan kecil dengan pemusatan pada segmen
relative kecil, misalnya saja perusahaan rokok Jaya Makmur, Gudang Baru,
Suburaman, dan perusahaan – perusahaan rokok lain yang memasuki industri
rokok di Indonesia. Sehingga ancaman masuknya pesaing baru dalam industri
rokok di Indonesia bagi PT. Gudang Garam, Tbk relatif rendah.

● Threat of Substitute Product or Services (Low)


Sisi ini akan menganalisis tentang pengganti atau substitute dari produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebuah produk maupun jasa, apakah
memungkinkan untuk digantikan dengan yang lain atau tidak. Dalam konteks
ini, pengganti adalah barang atau jasa yang berbeda tetapi dapat mengisi
ketidakhadiran barang atau jasa utama yang dibutuhkan.
Pada PT Gudang Garam Tbk, terlihat kalau pada analisis ini memiliki
nilai relatif rendah dikarenakan saat ini para perokok ada yang menggunakan
rokok elektrik seperti vape dan sejenisnya. Namun penggunaannya masih di
kalangan menengah atas disebabkan harganya yang cukup mahal. Pun, para
perokok masih tetap memakai rokok biasa dikarenakan persepsi rasa yang
mereka bilang lebih enak atau nyaman menggunakan rokok biasa
dibandingkan rokok elektrik. Selain rokok elektrik, belum ada produk
substitusi untuk rokok.

● Rivalry Among Existing Competitor (Medium)


Pada sisi ini, analisis sudah dilihat pada scope yang lebih dibatasi, yaitu
pesaing dalam industri atau pasar yang sama. Dalam sebuah pasar, pasti ada
beberapa produk atau jasa sejenis yang bersaing mendapatkan pelanggan.
Tinggi rendahnya persaingan yang akan dianalisis. Persaingan tentu akan
tinggi jika ada banyak perusahaan dalam industri yang sama, tetapi ada juga

10
perusahaan yang menguasai sebuah industri.
Pada PT Gudang Garam Tbk, terlihat kalau pada analisis ini memiliki
nilai relatif rendah dikarenakan Indonesia yang merupakan negara dengan
jumlah perokok terbanyak di ASEAN hingga mencapai 60 juta orang serta
pesaing-pesaing Gudang Garam (Sampoerna, Djarum, dan Bentoel) yang
merupakan produsen terbesar di Indonesia. Meskipun Indonesia merupakan
negara dengan jumlah perokok terbanyak, tidak membuat PT Gudang Garam
menjadi leader dalam industrinya karena pesaing lain seperti Sampoerna
memiliki terobosan baru seperti rokok rendah tar. Sementara tetap PT Gudang
Garam memiliki posisi untuk rokok kreteknya.

1.2.3 Analisis Kondisi Perusahaan dengan SWOT Analysis, EFAS, IFAS, TOWS
Matriks

a. SWOT Analysis
Menurut Fredy Rangkuty (2015:20), penelitian menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses
serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threaths yang dihadapi. Analisis
SWOT selanjutnya akan membandingkan faktor lingkungan Internal terhadap
lingkungan eksternal. Analisis SWOT dilakukan melalui serangkaian
perhitungan yang dikenal dengan perhitungan IFAS (internal factor analysis
strategy) dan EFAS (eksternal faktor analysis strategy) dengan
memperhitungkan nilai bobot dan rating.
● Strengths
- Salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam
menguasai pangsa pasar nasional sebesar 23% pada tahun 2019.
- Memiliki pelayanan yang fokus, dimana Gudang Garam
memproduksi produknya sesuai dengan tingkat ekonomi
konsumennya. Produk SKM untuk melayani kelas menengah dan
atas, SKT untuk melayani kelas segmen menengah dan SKL
untuk melayani kelas menengah dan bawah.

11
- Sponsorship pada berbagai kegiatan, mulai olah raga sampai
dengan pagelaran musik.
- Melakukan ekspansi usaha pada beberapa sektor industri, yaitu
industri perhotelan, produksi kertas rokok, perdagangan kimia,
properti, dsb.
● Weaknesses
- Gudang Garam terlalu lama untuk memulai rokok mild dan rokok
rendah tar.
- Gudang Garam kurang inovatif dalam mengembangkan rokok
mild dan rokok rendah tar.
- Persaingan harga terus terjadi setiap tahun, ditambah lagi dengan
kenaikan cukai rokok yang sangat besar pengaruhnya terhadap
perubahan harga.
● Opportunities
- Adanya segmen market tertentu yang loyal dengan merk-merk
tertentu yang terjamin kualitasnya dan sudah pas dengan cita
rasa yang diberikan (loyalitas konsumen).
- Multi segmen, Gudang Garam mempunyai produk untuk
berbagai segmentasi pasar.
● Threats
- Ketidakpastian reaksi pasar atas kenaikan cukai rokok dan pajak
menjadi 78% bagian dari HPP, yaitu sebesar Rp 4.893 (SKT 12
batang) dan Rp 9.221 (SKM 12 batang).
- Pesaing rokok lokal (Sampoerna) maupun rokok luar negeri
sudah memproduksi atau memasarkan rokok mild dan rokok
rendah tar yang direspon positif oleh pasar sementara PT Gudang
Garam Tbk belum dan masih dengan ciri khas rokok kreteknya.
- Kemajuan teknologi memaksa PT Gudang Garam Tbk untuk
mengikuti setiap perkembangan seperti untuk mesin-mesinnya.
- Persaingan harga dengan meningkatnya harga jual eceran, yang
disebabkan oleh: naiknya harga bahan baku dan langkanya
persediaan cengkeh berkualitas dan kenaikan cukai rokok yang
menyebabkan daya beli konsumen menurun dikarenakan
harganya yang menyamai produk-produk premium.

12
- Pemerintah mengeluarkan peraturan yang terkait dengan
pembatasan periklanan produk rokok.
- Adanya peraturan pemerintah Republik Indonesia no 38 tahun
2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, menyebabkan
terbatasnya ruang gerak produsen.

b. External Factors Analysis Strategy

External Factors Weight Rating Weighed


Score

Opportunities

Adanya segmen market tertentu 15% 4 0.6


yang loyal dengan merk-merk
tertentu

Mempunyai produk untuk berbagai 12% 3 0.36


segmentasi pasar.

Threats

Ketidakpastian reaksi pasar atas 11% 2 0.22


kenaikan cukai rokok dan pajak
menjadi 78% bagian dari HPP

Pesaing sudah memproduksi atau 16% 3 0.48


memasarkan rokok mild dan rokok
rendah tar

Kemajuan teknologi untuk 11% 1 0.11


mengikuti setiap perkembangan
seperti untuk mesin-mesinnya

Persaingan harga dengan 13% 2 0.26


meningkatnya harga jual eceran

Pemerintah mengeluarkan peraturan 12% 3 0.36


yang terkait dengan pembatasan
periklanan produk rokok

13
Adanya peraturan pemerintah 10% 2 0.2
Republik Indonesia no 38 tahun
2000 tentang pengamanan rokok
bagi kesehatan

TOTAL 1.00 2.6

c. Internal Factors Analysis Strategy

Internal Factors Weight Rating Weighed


Score

Strength

Salah satu produsen rokok 16% 4 0.64


terbesar di Indonesia

Memiliki pelayanan yang fokus 13% 4 0.52

Sponsorship pada berbagai 11% 3 0.33


kegiatan

Melakukan ekspansi usaha pada 14% 2 0.28


beberapa sektor industri

Weakness

Terlalu lama untuk memulai 20% 3 0.6


rokok mild dan rokok rendah tar

Kurang inovatif dalam 16% 3 0.48


mengembangkan rokok mild dan
rokok rendah tar

Persaingan harga terus terjadi 10% 1 0.1


setiap tahun

TOTAL 1.00 2.95

d. TOWS Matrix
Analisis TOWS adalah sebuah proses yang mengharuskan manajemen
untuk berpikir kritis operasinya. Analisis TOWS adalah analisis yang
mengutamakan mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor eksternal,

14
karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing, setelah itu baru
menganalisis faktor internal. Dengan mengidentifikasi beberapa rencana aksi
yang dapat meningkatkan posisi perusahaan, analisis TOWS memungkinkan
manajemen untuk memilih beberapa strategi yang paling efektif dan
memanfaatkan peluang yang tersedia.

STRENGTH WEAKNESS

O - Dikarenakan kinerja keuangan - Melakukan ekspansi ke


P
PT Gudang Garam Tbk yang berbagai sektor seperti
P
O baik dan memiliki segmentasi mengakuisisi berbagai jenis
R
pasar yang mewakili setiap industri
T
U kalangan ekonomi, perusahaan - Dikarenakan per tahun terjadi
N
bisa memanfaatkan peluang pasar kenaikan cukai dan pajak
N
I yang ada dari konsumen setia untuk industri rokok,
T
mereka dan tetap menjaga sementara saham PT Gudang
I
E kualitas rokok kretek mereka. Garam Tbk termasuk saham
S
- Seiring dengan perkembangan yang banyak diminati
sistem informasi pada PT perusahaan sebaiknya
Gudang Garam Tbk, perusahaan memanfaatkan perkembangan
sebaiknya melakukan pelatihan dan stabilitas saham nya guna
mengenai sistem dan juga menjaga keseimbangan
training agar karyawan dapat keuangannya. Agar tiap beban
mengikuti perkembangan sistem untuk operasional nya tidak
yang ada memengaruhi keadaan saham
PT Gudang Garam Tbk

T - Menggunakan sistem pemasaran - Melakukan inovasi mengenai


H
dengan CSR seperti memberikan pegembangan rokok yang
R
E sponsor atau beasiswa agar nama lebih luas lagi agar dapat
A
produk atau perusahaan dapa menyaingi pasar rokok mild
T
S dikenal masyarakat tana harus dan rokok rendah tar
memasarkan lewat iklan - Melakukan riset guna

15
mengetahui kebutuhan atau
yang sedang tren dipasaran
agar tetap keep-up dengan
perkembangan inovasi dari
pesaing.

1.3 Analisis Strategi

1.3.1 Visi dan Misi

Visi
“ Menjadi Perusahaan terkemuka kebanggaan bangsa yang bertanggung
jawab dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat
bagi segenap pemangku kepentingan secara berkesinambungan. “
Visi perusahaan Gudang Garam telah sesuai dengan beberapa persyaratan
yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi yaitu :
● Berorientasi ke depan : Gudang garam telah mencapai visinya pada saat ini
karena PT Gudang Garam telah banyak dikenal masyarakat dan menjadi
produk unggulan dalam masyarakat.
● Mengekspresikan Kreativitas : PT. Gudang Garam telah banyak meluncurkan
produk produk baru yang lebih kreatif dan tetap terjamin mutunya.
● Berdasarkan pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat: PT. Gudang Garam telah memberikan banyak sumbangsi
dalam berbagai acara, serta memberikan beasiswa pada anak-anak yang
kurang mampu tapi berprestasi.

Misi
Catur Dharma yang merupakan misi Perseroan:
● Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas
merupakan suatu kebahagiaan.
● Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
● Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang
lain.
● Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

16
1.3.2 Corporate Strategy

Corporate strategy membahas mengenai tiga masalah utama yang


dihadapi perusahaan secara keseluruhan: (a) orientasi keseluruhan perusahaan
terhadap pertumbuhan, stabilitas, atau penghematan (directional strategy), (b)
industri atau pasar di mana perusahaan bersaing melalui produk dan unit bisnisnya
(portfolio analysis), dan (c) cara manajemen mengkoordinasikan kegiatan,
mentransfer sumber daya, dan memupuk kemampuan di antara lini produk dan unit
bisnis (parenting strategy).

a. Directional Strategy
Directional strategy merupakan orientasi perusahaan secara
menyeluruh terhadap pertumbuhan (growth), stability, atau retrenchment.
Strategi ini terdiri dari tiga orientasi umum:
● Growth strategy: memperluas kegiatan perusahaan.
● Stability strategy: tidak mengubah aktivitas perusahaan saat ini.
● Retrenchment strategy: mengurangi tingkat kegiatan perusahaan.

PT Gudang Garam Tbk melakukan growth strategy dengan


memperluas kegiatan perusahaan dan memasuki industri baru yaitu industri
konstruksi. Pada tanggal 29 Juli 2019, perusahaan Gudang Garam mendirikan
anak usaha baru bernama PT Surya Kerta Agung (SKA) yang merupakan
perusahaan di sektor konstruksi. Menurut Heru Budiman (Corporate Secretary
Gudang Garam), pendirian perusahaan PT SKA dimaksudkan untuk usaha
dalam bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jalan,
jalan raya dan jalan tol, jembatan dan jalan layang. Pendirian ini dilakukan
bersama PT Suryaduta Investama.

b. Portfolio Analysis
Portfolio analysis merupakan analisis yang digunakan dengan
menggunakan metode BCG (Boston Consulting Group) matrix untuk
mengembangkan strategi pada perusahaan multi bisnis.
Berdasarkan analisis BCG (Boston Consulting Group) matrix, PT
Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok

17
“Cash Cows” untuk seluruh produk rokok (SKM, SKT, dan SKL) karena
tingkat pertumbuhan pasarnya rendah dan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Selain itu, karena adanya perubahan kebijakan harga dan cukai dari
pemerintah menyebabkan harga rokok semakin tinggi dan pertumbuhan
produksi mengalami penurunan. Kebijakan ini mulai berlaku tahun 2020, yaitu
kenaikan tarif cukai dengan rata-rata sekitar 23% dan menaikkan harga jual
eceran dengan rata-rata sekitar 35%.
Pertumbuhan penjualan pasar rendah dapat dilihat dari pertumbuhan
rokok kretek PT Gudang Garam Tbk dari tahun ke tahun yaitu terus
mengalami peningkatan namun stagnant/tidak adanya perubahan secara
significant. Pada tahun 2014, penjualan sebesar 65 Triliun. Tahun 2015,
penjualan sebesar 70 Triliun. Tahun 2016, penjualan sebesar 76 Triliun. Tahun
2017, penjualan sebesar 83 Triliun. Dan pada tahun 2018, penjualan sebesar
95 Triliun. Memiliki pangsa pasar yang tinggi, yaitu pada tahun 2014 sebesar
21,9%. Tahun 2015 sebesar 21.5%. Tahun 2016 sebesar 20,8%. Tahun 2017
sebesar 21.4%. Dan pada tahun 2018 sebesar 23.1%.

c. Parenting Strategy
Parenting strategy merupakan strategi yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengelola multi bisnis terutama dalam hal manajemen
dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan alih sumber daya serta dalam
memperkuat kapabilitas di antara lini produk dan unit bisnis.
PT Gudang Garam Tbk menerapkan parenting strategy dimana
Gudang Garam memiliki anak-anak perusahaan, di antaranya PT Surya
Pamenang (Industri kertas), PT Surya Madistrindo (Perdagangan), PT Surya
Air (Jasa transportasi udara tidak terjadwal), PT Graha Surya Media (Jasa
hiburan) yang memiliki anak perusahaan PT Surya Wisata (Pengusahaan objek
wisata), PT Surya Inti Tembakau (Industri pengolahan tembakau), PT Surya
Abadi Semesta (Industri rokok elektrik), Galaxy Prime LTD (Jasa transportasi
udara tidak terjadwal), PT Surya Dhoho Investama (Investasi), Prime Galaxy
LTD (Jasa transportasi udara tidak terjadwal), dan PT Surya Kerta Agung
(Jasa Konstruksi).

18
Perusahaan Gudang Garam dalam hal ini berperan dalam
merencanakan, mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, mengembangkan,
serta mengendalikan dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan
secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan dan juga afiliasi-afiliasinya.

1.3.3 Business Strategy

Analysis business strategy merupakan strategi yang berfokus pada


peningkatan posisi kompetitif produk atau layanan perusahaan atau unit bisnis
dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan. Strategi bisnis
menganalisis bagaimana suatu perusahaan harus bersaing atau bekerja sama dalam
setiap industri. Strategi bisnis dapat bersifat kompetitif ( bersaing melawan semua
pesaing) dan cooperations ( bekerjasama dengan suatu perusahaan untuk melawan
pesaing lain).

Competitive strategy terbagi 2 :


● Cost Leadership
Yaitu kemampuan perusahaan atau unit bisnis untuk merancang,
memproduksi, dan memasarkan produk atau layanan yang lebih efisien
daripada pesaingnya.
● Differentiation
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan nilai unik dan superior
kepada pembeli, seperti dibidang kualitas produk dan fitur-fitur khusus.

PT. Gudang Garam Tbk menggunakan strategi kompetitif Cost


leadership dimana sesuai dengan analisis functional strategy bagian promotion,
perusahaan dalam penetapan harga menyesuaikan dengan biaya produksi dan harga
pesaing mereka. Dengan banyaknya jenis yang ditawarkan oleh PT Gudang
Garam, di mana setiap jenis rokok menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan
konsumen dalam membeli, mengakibatkan harga yang ditawarkan dapat terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga dapat diketahui bahwa banyaknya

19
konsumen yang membeli produk Gudang Garam dengan alasan harga yang
terjangkau dan murah.
Selain itu PT. Gudang Garam juga menggunakan strategi
Differentiation, dimana PT.Gudang garam memiliki jenis produk yang sangat
banyak, yaitu terdiri dari SKL (Sigaret Klobot) Kelas Menengah Kebawah, SKT
(Sigaret Kretek Tangan) Kelas Menengah, dan SKM (Sigaret Kretek Mesin) Kelas
Menengah ke atas. Produk-produk ini dikelompokkan berdasarkan kemampuan
konsumennya, jumlah produk yang bermacam-macam ini juga menjadi strategi
bagi PT. Gudang Garam Tbk agar konsumen dapat memilih sesuai seleranya.

1.3.4 Functional Strategy

Functional strategy adalah pendekatan yang dilakukan untuk mencapai


tujuan dan strategi unit perusahaan dan bisnis dengan memaksimalkan
produktivitas sumber daya. Berkenaan dengan pengembangan dan pemeliharaan
kompetensi yang berbeda untuk memberikan perusahaan atau unit bisnis
keunggulan kompetitif. Sama seperti sebuah perusahaan multidivisional yang
memiliki beberapa unit bisnis, masing-masing unit bisnis memiliki strategi bisnis
yang berbeda, memiliki set departemen sendiri, dan memiliki strategi
fungsionalnya sendiri.

Berikut merupakan strategi yang diterapkan oleh PT Gudang Garam Tbk.:

a. Marketing Strategy:
Marketing strategy berkaitan dengan penetapan harga, penjualan, dan
distribusi suatu produk. Strategy pemasaran atau pengembangan pasar dapat
membuat perusahaan atau unit bisnis (1) menangkap pangsa pasar yang lebih
besar untuk produk saat ini melalui kejenuhan pasar atau penetrasi pasar, atau
(2) mengembangkan produk baru untuk pasar baru.

20
Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul “Principles of
Marketing” adalah “Marketing mix is the set of marketing foola that the firm
use to pursue its marketing objectives in the target market”. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pemasaran terdapat 4
variabel utama, yaitu product, price, promotion, dan place.
Dalam penerapan strategi pemasaran, product, PT Gudang Garam Tbk.
selalu memprioritaskan kualitas produk di mana dapat diketahui dari pemilihan
tembakau sebagai bahan utama rokok dan juga melakukan impor tembakau
untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, berbagai macam
merk dan jenis rokok yang ditawarkan Gudang Garam juga menjadi strategi
agar konsumen dapat memilih rokok yang sesuai dengan seleranya. Jenis
tembakau, cengkeh, dan saus serta merk dan jenis rokok yang ditawarkan
dapat dilihat dari website resmi dari PT. Gudang Garam Tbk.
Strategi pemasaran yang selanjutnya pada price, yaitu perusahaan
dalam penetapan harga menyesuaikan dengan biaya produksi dan harga
pesaing mereka. Dengan banyaknya jenis yang ditawarkan oleh PT Gudang
Garam, di mana setiap jenis rokok menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan
konsumen dalam membeli, mengakibatkan harga yang ditawarkan dapat
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga dapat diketahui
bahwa banyaknya konsumen yang membeli produk Gudang Garam dengan
alasan harga yang terjangkau dan murah.
Strategi pemasaran, promotion, PT Gudang Garam Tbk. menggunakan
dua kegiatan promosi, yaitu (1) melalui media periklanan (advertising),
penyebaran brosur, pamflet, dan stiker. Salah satu contoh promosi pada media
periklanan yaitu iklan “Pria Punya Selera”. (2) melalui personal selling untuk
memperkenalkan produk secara langsung kepada konsumen, di mana dengan
menggunakan strategi personal selling, perusahaan dapat mengetahui lebih
dekat kebutuhan dan keinginan konsumen.
Strategi yang terakhir, place (saluran distribusi), yaitu PT Gudang
Garam Tbk menggunakan saluran distribusi pendek, yaitu tenaga sales dari
perusahaan dengan sistem dropping (menyalurkan ke agen-agen), dan sistem
kanvas (menyalurkan langsung ke outlet). Distribusi ini melalui tiga distribusi
utama yang dimilikinya yaitu PT Surya Jaya Bhakti, PT Surya Bhakti Utama,
dan Surya Kerta Bhakti.

21
b. Financial Strategy
Financial strategy memeriksa implikasi keuangan dari opsi strategis
tingkat perusahaan dan bisnis dan mengidentifikasi tindakan finansial terbaik.
Ini juga dapat memberikan keunggulan kompetitif melalui biaya dana yang
lebih rendah dan kemampuan fleksibel untuk mengumpulkan modal untuk
mendukung strategi bisnis. Strategi keuangan biasanya berusaha untuk
memaksimalkan nilai keuangan suatu perusahaan.
Dari Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk. bagian Manajemen
risiko permodalan, perseroan mengelola struktur permodalan dan imbal hasil
bagi pemegang saham secara optimal dengan mempertimbangkan kebutuhan
modal masa depan dan efisiensi modal. Dalam rangka mempertahankan atau
menyesuaikan struktur permodalan, perseroan dapat menyesuaikan jumlah
dividen yang dibayar kepada pemegang saham atau menjual aset untuk
mengurangi utang. Perseroan juga memonitor modal dengan dasar rasio utang
terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi total liabilitas dengan
total ekuitas.

c. Research and Development Strategy


RnD strategy berkaitan dengan inovasi dan peningkatan produk dan
proses produksi dan juga mengenai bagaimana teknologi baru harus diakses
melalui pengembangan internal, akuisisi eksternal, atau aliansi strategis.
PT Gudang Garam Tbk. melakukan kontrol kualitas produk pada setiap
tahapan produksi, dan juga saat tembakau dan cengkeh ditanam, didukung
dengan adanya penelitian dan pengembangan produk yang meliputi tiga fokus
utama, yaitu benih tembakau kualitas tinggi, teknologi penanaman tembakau,
dan lini produksi alternatif. Penelitian dan pengembangan meneliti mengenai
kualitas bahan baku hingga pengukuran akurasi kadar tar dan nikotin.

d. Operations Strategy
Operations strategy menentukan bagaimana dan di mana suatu produk
atau layanan akan diproduksi, tingkat integrasi vertikal dalam proses produksi,
penyebaran sumber daya fisik, dan hubungan dengan pemasok. Ini juga harus

22
berurusan dengan tingkat teknologi optimal yang harus digunakan perusahaan
dalam proses operasinya.
PT Gudang Garam Tbk dalam pembuatan rokok, baik SKL (Sigaret
Klobot), SKT (Sigaret Kretek Tangan), dan SKM (Sigaret Kretek Mesin),
terbagi menjadi beberapa tahapan proses produksi: (1) pra-proses, (2) proses
inti, dan (3) finishing.
Pra proses merupakan proses produksi pengolahan sebelum sampai ke
pabrik yang mencakup proses penanaman tembakau dan cengkeh serta saat
panen, pengirisan daun tembakau, dan proses pengeringan yang kemudian
dikirim ke pabrik untuk diolah. Pada tahapan ini, tembakau akan disimpan
terlebih dahulu di tempat khusus selama 60 hari sebelum disemai di ladang.
Setelah ditanam, tanah di sekitar benih dipadatkan untuk melindungi dan
menguatkan akar. Kemudian setelah dua hingga tiga bulan, maka tembakau
akan siap panen dan panen menggunakan tangan secara manual. Selanjutnya
Proses inti yaitu pengolahan bahan baku yang dilakukan dengan menggunakan
mesin khusus, dan yang terakhir finishing, yaitu rokok dikemas secara rapi dan
aman hingga rasa dan aromanya tetap terjamin. Dalam proses finishing, masih
menggunakan tenaga manusia.

e. Purchasing Strategy
Purchasing strategy berkaitan dengan memperoleh bahan baku, suku
cadang, dan persediaan yang diperlukan untuk melakukan fungsi operasi.
PT Gudang Garam Tbk, bahan baku yang digunakan sangat beragam
(gabus/filter, kertas pembungkus, saus gabus/filter, tembakau, cengkeh, saus,
dan cuka). Bagian pembungkus rokok, seperti gabus/filter, dan saus
gabus/filter didapatkan dengan cara melakukan import dari luar negeri,
sedangkan kertas pembungkus didapatkan dengan proses produksi dengan
merk “Surya Zig-Zag”.
Bahan utama rokok, yaitu tembakau dan cengkeh didapatkan dari
cabang pabrik Gudang Garam di Madura dan Pekalongan, di mana pabrik
tersebut mengumpulkan tembakau dan cengkeh yang berkualitas dari lahan PT
Gudang Garam dan para petani. Saus dan cuka yang merupakan bahan baku
yang diekstrak dari buah berasal dari perusahaan sendiri yang didapatkan dari
unit bisnis PT Gudang Garam.

23
f. Human Resource Management Strategy
Human resource management (HRM) strategy membahas mengenai
masalah yang berkisar dari apakah perusahaan atau unit bisnis harus
mempekerjakan sejumlah besar karyawan berketerampilan rendah yang
menerima upah rendah, melakukan pekerjaan berulang, dan kemungkinan
besar akan berhenti setelah waktu singkat, untuk apakah mereka harus
mempekerjakan karyawan terampil yang menerima gaji yang relatif tinggi dan
lintas-pelatihan untuk berpartisipasi dalam tim kerja yang mengelola diri
sendiri.
PT Gudang Garam memberikan kompensasi yang telah disediakan
kepada karyawan berupa gaji, tunjangan, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga.
Fasilitas kesehatan terhadap karyawan diwujudkan dengan adanya klinik dan
rumah sakit milik perusahaan yang dapat digunakan oleh karyawan secara
gratis. Setiap karyawan juga mendapatkan rokok yang sesuai dengan tingkat
jabatannya. Fasilitas berupa pelatihan kepada karyawan guna untuk
mempertahankan dan meningkatkan keterampilan tiap karyawan juga
dilakukan secara berkala.

1.3.5 Kebijakan Perusahaan

a. Kebijakan Management Risiko


- Kebijakan untuk melakukan pendanaan dalam Rupiah. ( financial risk)
- Pengadaan bahan baku setiap tahun dilakukan dengan
mempertimbangkan kualitas, kuantitas, harga dan tingkat persediaan
Perseroan.( supply risk)
- mendukung penjualan rokok secara bertanggung jawab dan tidak
membenarkan penjualan rokok kepada orang yang belum dewasa
( Regulatory Change and inherent Risks)

b. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

24
Dewan Komisaris dan Direksi Gudang Garam mendukung penerapan praktik
tata kelola perusahaan yang baik dan bertanggung jawab dalam setiap aspek
perusahaan untuk senantiasa memperkuat daya saing Perseroan.

c. Kebijakan Pendalian Internal


Perseroan menerapkan sistem pengendalian internal yang meliputi metode,
prosedur operasional standar dan kebijakan yang disusun dengan
mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Kebijakan Kode etik


Kode Etik ini disusun berdasarkan standar perilaku yang dianut oleh PT
Gudang Garam Tbk
- Kepatuhan Terhadap Hukum Dan Peraturan Perundang-Undangan.
- Prinsip Pelaksanaan Tugas
- Benturan Kepentingan
- Karyawan
- Integritas Bisnis
- Hubungan Mitra Usaha
- Partisipasi Pada Masyarakat
- Klarifikasi dan Penyelesaian
- Perubahan dan Pengembangan

e. Kebijakan penetapan harga


Kebijakan penetapan harga yang ditetapkan oleh PT. Gudang Garam
Tbk terbagi dalam beberapa level yaitu agen, sub agen, outlet atau rombong
yang memiliki klasifikasi harga yang berbeda. Kebijakan harga yang
ditetapkan oleh perusahaan tersebut bertujuan untuk merangsang dan
mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian maupun agen,
sub agen, outlet untuk menjual hasil produksi perusahaan sebanyak mungkin
sehingga target penjualan dapat terpenuhi.

25
26
DAFTAR PUSTAKA

Wheelen, Thomas L. et. all. 2018. Strategic Management and Business Policy:
Globalization, Innovation, and Sustainability (Fifteenth Edition). United Kingdom: Pearson
Education Limited.

Anthony & Govindrajan. 2005. Management Control System (11th Edition). New York:
McGraw-Hill.

Guwimang, Ringkang. 2019. Industri Rokok: Gudang Garam Melesat, Sampoerna Stagnan.

Sakti, Nufransa Wira. 2019. Pemerintah Tetapkan Rencana Kebijakan Cukai Hasil
Tembakau Tahun 2020.

Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak Tahun 2018.

Annual Report PT. Gudang Garam Tbk Tahun 2018.

Website PT. Gudang Garam Tbk. https://www.gudanggaramtbk.com/

27

Anda mungkin juga menyukai