Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 4
BAB II ISI ...................................................................................................................................... 5
2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAP No.10 ............................................................................. 5
2.2 Definisi-Definisi .................................................................................................................... 5
2.3 Koreksi Kesalahan................................................................................................................. 6
2.4 Perubahan Kebijakan Akuntansi ......................................................................................... 20
2.5 Perubahan Estimasi Akuntansi ............................................................................................ 22
2.6 Operasi yang tidak dilanjutkan ............................................................................................ 22
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan adakalanya terjadi kesalahan dalam
pencatatan transaksi keuangan atau perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh suatu
entitas, serta adanya peristiwa luar biasa yang secara signifikan akan berpengaruh pada kondisi
kinerja keuangan suatu entitas.
Suatu kesalahan yang terjadi dalam pencatatan akuntansi mengakibatkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan menjadi bias. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme untuk
membetulkan kesalahan tersebut.
Apabila ada perubahan kebijakan akuntansi dari periode sebelumnya maka kemungkinan
akan mempengaruhi posisi keuangan secara material. Pengaruh yang material terhadap laporan
keuangan tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Disamping itu, kemungkinan terjadi peristiwa luar biasa yang mempengaruhi kondisi kinerja
keuangan suatu entitas secara signifikan. Dalam rangka full disclosure maka dalam laporan
keuangan harus diungkapkan dampak peristiwa luar biasa tersebut terhadap kondisi kinerja
keuangan.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi
kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan.
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus menerapkan
Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan
yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan Umum,
yang berada di bawah pemerintah pusat/daerah.
2.2 Definisi-Definisi
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan
pengertian:
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Untuk
menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan
keuangan harus bebas dari kesalahan.
Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan atau pada
periode setelah Laporan Keuangan disahkan dan telah diterbitkan Undang-undang dan/atau
Peraturan Daerah. Kesalahan-kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan antara lain
keterlambatan penyampaian bukti transaksi keuangan oleh Pengguna Anggaran, kesalahan
perhitungan matematis, kesalahan pencatatan, kesalahan dalam interprestasi fakta, kecurangan
atau kelalaian dan kemungkinan kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi.
Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan bagi satu
atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut
tidak dapat diandalkan. Agar informasi laporan keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka
PSAP No 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan.
Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun
saldo ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan.
Kesalahan dibagi berdasarkan sifat kejadiannya diibagi 2 :
Pada tanggal 15 Mei 2013,dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS senilai
Rp531.000.000
Tanggal 6Juni 2013 diketahui bahwa jumlah belanja gaji pegawai tersebut seharusnya
Rp513.000.000
Jadi ada kelebihan pembayaran belanja pegawai sebesar Rp18.000.000,(Rp531.000.000-
Rp513.000.000).
Atas kelebihan tersebut dilakukan penyetoran pada tanggal 6 Juni 2013 dengan
menggunakan SSPB(Surat Setoran Pengembalian Belanja)
Pada Tanggal 15 Mei 2013,dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp531.000.000.
Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan
sebesar Rp531.000.000 sebagai belanja barang.
Pada tgl. 01 Juni 2013, waktu menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan
belanja atas SP2D pada tanggal 15 Mei 2013.
Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut:
Finansial (LO) Anggaran (LRA)
1 Juni Beban Pegawai – 531.000.000 Belanja Pegawai - 531.000.000
2013 LO LRA
Beban Barang 531.000.000 Belanja Barang 531.000.000
- LO -LRA
Contoh soal Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan laporan
keuangan periode tersebut BELUM DITERBITKAN
Pada tanggal 15 Mei 2013,dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp531.000.000.
Pada tanggal 5 Januari 2014 waktu menyusun laporan, diketahui bahwa jumlah belanja
gaji pegawai tersebut seharusnya Rp513.000.000
Jadi terdapat kelebihan pembayaran belanja pegawai sebesar Rp18.000.000,
(Rp531.000.000 - Rp513.000.000).
Atas kelebihan tersebut dilakukan penyetoran pada tanggal 5 Januari 2014 dengan
menggunakan SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak)
Selain itu, Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dapat
terjadi ketika laporan keuangan sudah diterbitkan dan menambah atau
mengurangi kas. Kesalahan tersebut terbagi atas :
a) Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan
penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas
dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh
koreksi kesalahan belanja:
Yang menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai tahun
lalu karena salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan
menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain-LRA.
Yang menambah saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan
aset, yaitu belanja modal yang di-mark-up dan setelah dilakukan
pemeriksaan kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan, dikoreksi
dengan menambah saldo kas dan menambah akun pendapatan lain-
lain-LRA.
Yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi belanja pegawai
tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun
Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.
Yang mengurangi saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan
aset, yaitu belanja modal tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksi
dengan mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo
kas.
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode
sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang MENAMBAH
KAS
Pada Tanggal 15 Mei 2012, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan
nilai Rp531.000.000.
Pada 05 Oktober 2013 setelah laporan keuangan terbit, diketahui seharusnya gaji pegawai
yang dibayarkan sebesarRp.513.000.000,-
Pada tanggal 15 Mei 2013,dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp513.000.000.
Pada 5 Oktober 2014 saat laporan keuangan sudah diterbitkan, diketahui bahwa jumlah
belanja gaji pegawai tersebut seharusnya Rp531.000.000
Jadi terdapat kekurangan pembayaran belanja pegawai sebesar Rp18.000.000,
(Rp531.000.000 -Rp513.000.000).
b) Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun aset bersangkutan.
Contoh koreksi kesalahan untuk perolehan aset selain kas:
Yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu
pengadaan aset tetap yang di- mark-up dan setelah dilakukan
pemeriksaan kelebihan nilai aset tersebut harus dikembalikan,
dikoreksi dengan menambah saldo kas dan mengurangi akun terkait
dalam pos aset tetap.
Yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu
pengadaan aset tetap tahun lalu bel um dilaporkan, dikoreksi dengan
menambah akun terkait dalam pos aset tetap dan mengurangi saldo
kas.
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas perolehan aset selain kas yang terjadi pada
periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang
MENAMBAH KAS
Pada tanggal 15 Mei 2013, dibayar belanja modal atas pembelian mobil dinas dengan
menerbitkan SP2D-LS senilai Rp300.000.000.
Pada Bulan Juni 2014 laporan keuangan Tahun Anggaran 2013 telah diterbitkan dan telah
disampaikan ke DPRD,
Pada tanggal 3 Agustus 2014 diketahui bahwa harga mobil dinas tersebut di markup,
yang seharusnya senilai Rp250.000.000
Atas kelebihan tersebut nilai aset sebesar Rp50.000.000 telah disetor dengan SSBP pada
3 Agustus 2014
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas perolehan aset selain kas yang terjadi pada
periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang
MENGURANGI KAS
Pada tanggal 15 Mei 2013,dibayar belanja modal atas pembelian tanah dengan
menerbitkan SP2D-LS senilai Rp300.000.000.
Pada Bulan Juni 2014 laporan keuangan Tahun Anggaran 2013 telah diterbitkan dan telah
disampaikan ke DPRD
Kemudian pada saat dilakukan pemeriksaan pada tanggal 3 Agustus 2014 diketahui
bahwa terdapat kekurangan bayar atas tanah sebesar Rp40.000.000
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas beban yang terjadi pada periode sebelumnya
dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang MENAMBAH KAS
Pada Tanggal 15 Mei 2012,dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan
nilai Rp531.000.000.
Pada 20 Juli 2013 setelah laporan keuangan terbit, diketahui seharusnya gaji pegawai
yang dibayarkan sebesar Rp.513.000.000,-
Ada kelebihan bayar sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000–Rp513.000.000).
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas beban yang terjadi pada periode sebelumnya
dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang MENGURANGI KAS
Pada Tanggal 15 Mei 2013,dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan
nilai Rp513.000.000.
Pada 5 Oktober 2014 pada saat laporan keuangan sudah terbit, diketahui bahwa jumlah
belanja gaji pegawai tersebut seharusnya Rp.531.000.000,-
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi
pada periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang
MENAMBAH KAS
Pada Tanggal 9 Februari 2012, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan
bukti STS (Surat Tanda Setoran) sejumlah Rp3.575.000. Dan salah dibukukan sebesar
Rp3.275.000.
Kesalahan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 25 Juli 2013 dimana laporan
keuangan Tahun Anggaran 2012 telah diterbitkan.
Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan
SAL menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SAL harus ditambah.
Dilakukan koreksi dengan jurnal berikut :
Finansial (LO) Anggaran (LRA)
25 Juli Kas 300.000 Estimasi Perubahan 300.000
2013 SAL
Pendapatan 300.000 Pendapatan lain 300.000
lain lain-LO lain-LRA
Contoh soal Kesalahan tidak berulang atas penerimaan pendapatan -LRA yang terjadi
pada periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan yang
MENGURANGI KAS
Pengembalian atas pendapatan royalty yang disetor pada tahun anggaran yang lalu
tersebut akan mengurangi kas dan SAL.
g) Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajiban yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi
kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun kas dan akun kewajiban bersangkutan. Contoh
koreksi kesalahan terkait pencatatan kewajiban:
Yang menambah saldo kas yaitu adanya penerimaan kas karena
dikembalikannya kelebihan pembayaran angsuran suatu kewajiban
dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akun
kewajiban terkait.
Yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran
kewajiban yang seharusnya dibayarkan tahun lalu dikoreksi dengan
menambah akun kewajiban terkait dan mengurangi saldo kas.
Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas adalah pengeluaran untuk
pembelian peralatan dan mesin (kelompok aset tetap) dilaporkan sebagai jalan,
irigasi, dan jaringan. Koreksi yang dilakukan hanyalah pada Neraca dengan
mengurangi akun jalan, irigasi, dan jaringan dan menambah akun peralatan dan
mesin. Pada Laporan Realisasi Anggaran tidak perlu dilakukan koreksi.
Contoh soal Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan maupun belum diterbitkan yang tidak
mempengaruhi kas
Pada tanggal 15 Mei 2013, dicatat belanja modal atas pembelian peralatan dengan
menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp250.000.000.
Pada bulan 5 Oktober 2014 pada saat LK sudah terbit,diketahui bahwa belanja modal
tersebut adalah pembangunan gedung dengan nilai yg sama
Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu
entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah ( trend ) posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus
diterapkan secara konsisten pada setiap periode.
Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagai akibat dari
perubahan atas basis akunt ansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh
perubahan kebijakan akuntansi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kiner ja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan
akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi
berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya
tidak ada atau yang tidak material. Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset
merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut
harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-
persyaratan sehubungan dengan revaluasi.
Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode akuntansi berbeda
dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10 menyatakan: Suatu perubahan kebijakan
akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal
dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode penyusutan
dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan
bukan merupakan metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset
tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap, maka tidak
berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan kebijakan terhadap
penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi anggaran.
2.5 Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan Estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yang mendasari
estimasi tersebut, atau karena terdapat informsi baru, pertambahan pengalaman dalam
mengestimasi, atau perkembangan lain.
Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional
pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-
tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu
Operasi yang tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang
berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset,
kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang
lain (par 4). Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi,
kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian,
pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan,
dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada
penghentian apabila ada, harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Agar Laporan Keuangan di sajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu
harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan.
Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan
dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan
Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian
bertahap atau sekaligus, resolusi masal ah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
Bukan merupakan penghentian operasi apabila :
a) Penghentian suatu program, kegi atan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal
ini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus
merosot, pergantian kebutuhan lain.
b) Fungsi tersebut tetap ada.
c) Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan
seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.
d) Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana
operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Untuk
menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan
keuangan harus bebas dari kesalahan.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kiner ja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional
pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Pengaruh perubahan
terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan
pengaruh perubahan itu.
Operasi yang tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang
berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset,
kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang
lain
DAFTAR PUSTAKA
Broadcasting, F. (den 30 june 2013). Slideshare. Hämtat från Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI
KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA:
https://www.slideshare.net/kodokpohon/makalah-psapa den 5 November 2019
Kartika, K. (den 25 Agustus 2014). Slide share. Hämtat från PSAP 10 Berdasar PP 71 Tahun
2010: https://www.slideshare.net/karbin/psap-10-berdasar-pp-71-tahun-2010 den 11 November 2019
Queena, P. P. (den 1 Januari 2014). Scribd. Hämtat från Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan
(1): https://id.scribd.com/doc/194997829/Makalah-Psap-No-10-Koreksi-Kesalahan-1 den 5 November
2019