Anda di halaman 1dari 18

TRANSFER ASSET TIDAK LANCAR YANG TIDAK DISUSUTKAN

Tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Dosen : Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak., C.A

Disusun oleh :

KELOMPOK 1
Raflizal Zaidan
(0118101030)
Arini Putri Athifadiya
(0118101136)
Diaz Adi Indrawan
(0118101146)
Nadya Dewi Ramadina
(0118101151)
Asep Maulana
(0118101160)
Kelas F

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
ISI MAKALAH
A. Transfer Aset Jangka Panjang dan Jasa Antar Entitas
Asset Tetap
Asset tetap merupakan salah satu elemen dari aset pada neraca yang digunakan dalam perusahaan. Pada
umumnya setiap perusahaan memiliki aset tetap untuk menunjang kegiatan usahanya. Definisi aset tetap menurut
PSAK Nomor 16 paragraf 06 (2011:06.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset dapat disebut dengan aset tetap apabila memiliki
karakteristik berupa wujud fisik, bersifat permanen, digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual kembali dan memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut Mulyadi (2001:592) jenis-jenis aset tetap dalam perusahaan umumnya digolongkan seperti tanah
dan perbaikan tanah (land and land improvement), gedung dan perbaikan gedung (building and building
improvement), mesin dan equipment pabrik, mebel dan kendaraan. Aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aset tetap
dimulai dengan pengadaan aset tetap, penyusutan aset tetap, penilaian kembali aset tetap dan kemudian aset tetap
ditarik atau dihentikan pemakaiannya. Penghentian aset tetap mempunyai dua tujuan yang berbeda untuk dihapus
dan untuk ditransfer ke unit atau ke region lain.

Prosedur transfer aset tetap


Menurut Mulyadi (2001:612) sistem transfer aset tetap merupakan sistem yang dirancang untuk mencatat
transfer aset tetap dari suatu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain. Maka prosedur
transfer aset tetap merupakan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan aset tetap dari pusat
pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain.

Menurut Romney et al. (2005:132) dokumen-dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi transfer
aset tetap antara lain :
1. Surat permintaan transfer aset tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otoritasi transfer aset tetap.
2. Dokumen pengiriman
Dokumen ini merupakan kontrak legal yang menyebutkan tanggungjawab atas barang yang dikirim seperti
menyebutkan kurir, sumber dan tujuan.
3. Laporan penerimaan
Dokumen ini mendokumentasikan tentang rincian mengenai setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan,
tanggal pengiriman dan keterangan lainnya.

1
Fungsi-fungsi yang terkait dengan dokumen-dokumen yang bersangkutan dengan transaksi transfer aset
tetap menurut Romney et al. (2005:135) antara lain :
1. Bagian gudang
Fungsi ini bertugas dalam pelaksanaan pengecekan aset digunakan dan bagian pengepakan aset yang akan
dikirim. Pengecekan dari kualitas dan kuantitas barang.
2. Bagian pengiriman
Fungsi ini bertugas mengirimkan barang ketempat tujuan dan memastikan barang yang diterima dari
gudang tidak dalam keadaan cacat.
3. Bagian penerimaan dan penyimpangan
Bagian ini berfungsi sebagai menerima kiriman dan menyimpan barang yang diterima, memverifikasi
jumlah, kualitas barang yang diterima dan bertanggungjawab kepada manajer gudang.

Catatan-catatan akuntansi yang digunakan dalam transfer aset tetap menurut Mulyadi (2001:608) :
1. Kartu aset tetap
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu aset tetap yang digunakan untuk mencatat secara rinci
segala data yang bersangkutan dengan aset tetap tertentu.
2. Jurnal umum
Jurnal umum ini digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aset tetap yang telah selesai dibangun,
biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aset tetap, pengenhentian pemakaian aset tetap, dan
depresiasi aset tetap.
3. Kartu pengambilan barang
Dokumen ini digunakan untuk mengidentifikasi barang mana dan jumlah setiap produk untuk
mengeluarkannya dari gudang penyimpanan.

Transfer jasa antarperusahaan


Perusahaan yang berhubungan istimewa seringkali membuat jasa dari suatu perusahaan keperusahaan
lainnya. Jenis jasa antar perusahaan tersebut dapat bermacam-macam :
- Pembelian jasa konsultasi,
- Jasa rekayasa,
- Jasa pemasaran, dan jasa pemeliharaan merupakan contoh jasa yang sering terjadi.

Umumnya, pendekatan yang lebih sederhana digunakan dalam eliminasi transaksi antar perusahaan dengan
mengasumsikan bahwa jasa tersebut menguntungkan periode sekarang, dan karenanya setiap laba antar perusahaan
atas jasa tersebut telah direalisasi pada periode dilakukannya transfer. Pada saat transfer asset tak lancar terjadi,
penyesuaian sering kali diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih
dimiliki oleh perusahaan pembeli.

2
B. Transfer Tanah Antar Entitas
Pada saat transfer aset tidak lancar terjadi, penyesuaian sering kali di perlukan sering kali diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian selama tanah tersebut masih dimiliki oleh perusahaan pembeli. Contoh,
paling sederhana dari transfer aset antarperusahaan adalah penjualan tanah antar perusahaan.

Proses eliminasi laba


Pada saat tanah di transfer antara pihak yang berelasi pada nilai bukunya, tidak ada penyesuaian atau
eliminasi khusus yang di perlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan membeli tanah senilai Rp 10.000.000 dan menjualnya ke anak perusahaan senilai Rp 10.000.000, maka
aset tersebut terus dinilai sebesar Rp 10.000.000 biaya perolehan awal dari entitas konsolidasi.

Induk Perusahaan Anak Perusahaan


Dr. Kas 10.000.000 Dr. Kas 10.000.000
Cr. Tanah 10.000.000 Cr. Tanah 10.000.000

Karena penjual tidak mencatat keuntungan atau kerugian, maka dari sudut pandang konsolidasi, laba
maupun aset dinyatakan secara tepat. Transfer tanah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya
memerlukan perlakuan khusus dalam proses konsolidasi. Keuntungan atau kerugian entitas penjual harus di
eliminasi karena tanah tersebut masih dimiliki oleh entitas konsolidasi, dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang
di laporkan dalam laporan keuangan konsolidasi sampai tanah tersebut dijual ke pihak diluar entitas konsolidasi.
Tanah juga harus di laporkan sebesar biaya perolehan awalnya dalam laporan keuangan konsolidasi selama tanah

3
tersebut masih dimliki di dalam entitas konsolidasi, siapa pun pihak afiliasi yang memiliki tanah tersebut.

Sebagai ilustrasi, asumsikan PT induk mengakuisisi tanah senilai Rp 20.000.000 pada tanggal 1 januari
20x1, dan menjual tanah tersebut ke anak perusahaannya PT Anak, pada tanggal 1 juli 20x1 sebesar Rp 35.000.000,
sebagai berikut

PT Induk mencatat pembelian tanah dan penjualan ke PT Anak dengan ayat jurnal berikut:
Mencatat pembelian tanah
1 Januari 20X1
Dr. Tanah 20.000.000
Cr. Kas 20.000.000

Mencatat penjualan tanah ke PT Anak


1 Juli 20X1
Dr. Kas 35.000.000
Cr. Tanah 20.000.000
Keuntungan Penjualan Tanah 15.000.000

Mencatat pembelian tanah dari PT Induk


PT Anak mencatat pembelian tanah dari PT Induk sebagai berikut:

4
1 Juli 20X1
Dr. Tanah 35.000.000
Cr. Kas 35.000.000

Mengeliminasi keuntungan yang belum terealisasi dari penjualan tanah.


Transfer antar perusahaan mengakibatkan penjual mengakui keuntungan sebesar Rp 15.000.000 dan nilai
tercatat tanah meningkat sebesar jumlah yang sama. Kedua angka tersebut tidak di laporkan dalam laporan keuangan
konsolidasi karena keuntungan antar perusahaan sebesar Rp 15.000.000 belum terealisasi dari sudut pandang entitas
konsolidasi.

Tanah belum dijual ke pihak diluar entitas konsolidasi, tetapi hanya di transfer didalam, sehingga tanah
harus tetap di laporkan sebesar biaya perolehan awalnya dari entitas konsolidasi. Keuntungan harus dieliminasi
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan tanah harus dinyatakan kembali dari Rp 35.000.000 yang di
catat oleh PT Anak ke biaya perolehan awalnya sebesar Rp 20.000.000. hal ini dilakukan dengan ayat jurnal
eliminasi berikut dalam kertas kerja berikut dalam kertas kerja yang di buat pada akhir tahun 20X1.
Dr. Keuntungan Penjualan Tanah 15.000.000
Cr. Tanah 15.000.000

C. Penjualan Tanah dari Entitas Induk ke Entitas Anak


Penjualan Tanah Arus ke Bawah
- Pada tahun penjualan tanah antar perusahaan, dibuat jurnal pada kertas kerja konsolidasi untuk
mengeliminasi keuntungan penjualan tanah dan mengurangi akun tanah menjadi harga perolehannya. jurnal ini
sama untuk penjualan tanah antar perusahaan Arus ke Bawah dan Arus ke Atas. Perusahaan induk mengurangi
pendapatan investasinya dan akun investasi untuk keuntungan antar perusahaan yang belum terealisasi.

- Selama tanah dipergunakan pada tahun berikutnya sampai tahun penjualan, kertas kerja konsolidasi
dibutuhkan pada setiap tahun untuk mengurangi akun tanah sampai harga perolehannya dan meningkatkan
akun investasi untuk menetapkan resiprokal dengan akun ekuitas anak perusahaan pada awal periode.

- Saat tanah dijual kepada entitas luar, induk perusahaan mengakui laba atas penjualan antar perusahaan
sebelumnya. Jurnal kertas kerja menyesuaikan keuntungan atas penjualan tanah terhadap keuntungan
keuntungan yang dikonsolidasikan dan menetapkan resiprokal antara investasi awal dan akun ekuitas anak
perusahaan. Keuntungan yang dikonsolidasikan adalah selisih antara biaya perolehan dan harga penjualan
terakhir kepada entitas luar.

5
Penjualan Aktiva Tetap yang dapat Disusutkan Arus-ke-Bawah
- Pada tahun penjualan, keuntungan yang belum direalisasi dari penjualan arus-kebawah dari aktiva tetap
digambarkan dalam akun perusahaan induk. Keuntungan yang belum direalisasi dieliminasi di dalam penentuan
pendapatan investasi dengan metode ekuitas. Keuntungan yang belum direalisasi seharusnya tidak muncul pada
laporan laba rugi konsolidasi. Keuntungan yang belum direalisasi dihilangkan dari laporan keuangan konsolidasi
kertas kerja yang mengeliminasi keuntungan dan mengembalikan aktiva tetap menjadi nilai penyusutannya pada
entitas konsolidasi pada saat penjualan. Semua penyusutan pada keuntungan yang belum direalisasi pada tahun
penjualan diakui sebagai keuntungan. Beban penyusutan dan akumulasi penyusutan berkurang pada kertas kerja
konsolidasi untuk menyusutkan harga perolehan pada akhir periode entitas yang dikonsolidasikan. Perhitungan
pendapatan kepemilikan minoritas tidak berpengaruh.
- Pada tahun berikutnya setelah penjualan antarperusahaan, perusahaan induk menyesuaikan pendapatan
investasinya untuk pengakuan bagian per bagian dari keuntungan yang belum direalisasi. Seluruh jumlah
keuntungan dari penjualan antarperusahaan baru diakui sebagai pendapatan investasi pada akhir masa
penggunaan dari aktiva tetap. Akun investasi mencerminkan dasar pembagaian proporsi ekuitas anak
perusahaan, dengan asumsi tidak ada laba yang belum direalisasikan atau perbedaan pada biaya-nilai buku.

Aset Tetap yang tidak Disusutkan


Misalkan terjadi penjualan downstream tanah antara PT Indah dengan PT Andi, yaitu perusahaan anak
yang dikuasai 80%, pada tanggal 1 Maret 2012 dengan harga penjualan Rp 500 juta di mana harga pokoknya bagi
PT Andi adalah Rp 400 juta. Pencatatan PT Indah pada tanggal 1Maret 2012 adalah sebagai berikut:

Dr. Kas Rp 500.000.000


Cr. Tanah Rp 400.000.000
Cr. Keuntungan Rp 100.000.000

PT Andi akan melakukan pencatatan pada tanggal 1 Maret 2012 sebagai berikut:
Dr. Tanah Rp 500.000.000
Cr. Kas Rp 500.000.000

Laporan keuangan individu PT Andi yang berakhir 31 Desember 2012 mencatat tanah senilai Rp500 juta,
sedangkan dalam laporan keuangan PT Indah terdapat keuntungan sebesar Rp100 juta. Kertas kerja konsolidasi
harus mengeliminasi keuntungan sebesar Rp100 juta tersebut dengan mengurangi nilai tanah menjadi sebesar harga
pokoknya bagi pihak penjual, yaitu dengan jurnal eliminasi sebagai berikut:
Dr. Keuntungan Rp 100.000.000
Cr. Tanah Rp 100.000.000

6
Salah satu perbedaan antara aset tetap dan persediaan adalah bahwa persediaan dibeli untuk dijual kembali,
sedangkan aset tetap dimasudkan untuk dipakai dalam operasi normal perusahaan. Aset tetap yang dibeli akan tetap
ada dalam neraca pihak pembeli hingga aset tersebut hasil masa manfaatnya atau dijual atau dijual atau
disumbangkan. Tanah senilai Rp500 juta tersebut pada tahun-tahun setelah transaksi jual-beli akan tetap menjadi
akun hubungan induk-anak selama masih berada dalam perusahaan induk, sehingga keuntungan sebesar Rp100 juta
tetap harus dieliminasi dengan mengurangikan nilai aset tetap itu.

Kertas kerja konsolidasi tahun 2013 harus mengeliminasi tanah senilai Rp100 juta untuk
mengembalikannya ke harga pokoknya. Akun “keuntungan penjualan tanah” sebesar Rp100 juta untuk tahun 2012
telah di closing ke akun riil, yakni kekayaan pemegang saham atau ekuitas berdasarkan siklus akuntansi. Pendapatan
investasi PT Indah tahun 2012 telah dikurangi dengan laba antarperusahaan dari penjualan tanah sebesar Rp100 juta.
Pengurangan pendapatan investasi ini menyebabkan saldo investasi yang dicatat PT Indah lebih kecil Rp100 juta
disbanding kekayaan entitas anak yang dimiliki, sehingga kertas kerja konsolidasi per 31 Desember 2013 harus
mendebet akun “investasi dalam saham” induk

Untuk mengeliminasi tanah PT Andi. Jurnal adalah sebagai berikut:


Dr. Investasi dalam saham Rp 100.000.000
Cr. Tanah Rp 100.000.000

Jurnal eliminasi ini harus tetap dilakukan dalam kertas kerja laporan konsolidasi tahun-tahun berikutnya
selama tanah tersebut masih berada pada PT Andi atau belum berpindah tangan. Jika dalam kasus ini yang terjadi
adalah penjualan upstream, laporan keuangan entitas induk akan menyajikan aset senilai Rp500 juta dan laporan
laba-rugi entitas anak menyajikan keuangan penjualan tanah sebesar Rp100 juta. Dalam penyusunan kertas kerja
konsolidasi tahun 2012, dilakukan eliminsi atas keuntungan antarperusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Keuntungan penjualan tanah Rp 100.000.000
Cr. Tanah Rp 100.000.000

Laba antarperusahaan atas penjualan upstream ini berasal dari entitas anak karena merupakan pihak
penjual. Koreksi laba entitas anak akibat laba antarperusahaan mengharuskan entitas induk menyesuaikan dengan
pendapatan investasi,yakni sebesar dampak laba antarperusahaanitu terhadap pendapatan investasi. Dampak laba
entitas anak terhadap pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikan entitas induk atas saham entitas anak.

Koreksi laba entitas anak sebesar Rp100 juta atas penjualan upstream tahun 2012 menghapuskan entitas
induk mengkoreksi pendapatan investasinya sebesar Rp80 juta (Rp100 juta x 80%) kepemilikan PT Indah atas PT
Andi. Pengurangan pendapatan sebesar Rp80 juta ini menyebabkan nilai investasi PT Indah atas saham PT Andi
berselisi dengan 80% kekayaan PT Andi yang dimiliki,karena laporan keuangan individu PT Andi mengkui
keuntungan tersebut dan meng-closing-nya ke laba ditanah per 31 Desember 2012. Dalam penyusunan laporan
konsolidasi per 31 Desember 2013, kertas kerja konsolidasi harus mengkoreksi dampak laba antarperusahaan
terhadap nilai investasi PT Indah sebesar Rp80 juta dan Rp20 juta sebagai saldo kepentingan Nonpengendali dengan

7
jurnal sebagai berikut: Investasi dalam saham PT andi Rp 80.000.000
Dr. Kepentingan nonpengendali Rp 20.000.000
Cr. Tanah Rp 100.000.000

Pada tahun-tahun berikut, jurnal eliminasi ini tetap dibuat dalam kertas kerja konsolidasi selama entitas
induk masih memiliki tanah yang berasal dari entitas anak tersebut.

Aset Tetap yang Memiliki umur Ekonomis


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa transaksi aset tetap antarperusahaan mempengaruhi penyusunan
laporan konsolidasi tahun-tahun setelah kepemilikan, sepanjang aset tetap tersebut masih terdapat di neraca pihak
pembeli. Kertas kerja konsolidasi harus tetap mengeliminasi laba antarperusahaan sampai aset tersebut tidak
terdapat lagi pada neraca pihak pembeli. Dalam kasus sebelumnya, jika pihak pembeli menjual tanah itu kepada
perusahaan di luar hubungan induk-anak, laba antarperusahaan telah terealisasi. Sapanjang terhadap aset tetap
entitas induk yang berasal dari entitas anak atau sebaliknya, selama itu pula laba antarperusahaan harus dieliminasi
dalam kertas kerja konsolidasi.

Aset yang memiliki umur ekonomis akan mengalami penyusutan, sehingga dalam jangka waktu tertentu
nilai bukunya akan menjadi nol atau terhapus dari neraca sekalipun aset tersebut tidak dijual. Jadi, transaksi aset
antarperusahaan yang memiliki umur ekonomis hanya akan menpengaruhi kertas kerja konsolidasi maksimum
selama umur ekonomis aset tersebut, jika tidak dijual kepada pihak eksternal sebelum umur ekonomisnya habis.

D. Penjualan Tanah dari Entitas Induk ke Entitas Anak


Penjualan Tanah Arus ke Atas
- Pada tahun penjualan tanah antar perusahaan, jumlah keuntungan atas penjualan dieliminasi dari laporan
keuangan konsolidasi dan tanah dicatat sebesar harga perolehannya pada entitas yang dikonsolidasikan.
- Perusahaan induk mengurangi pendapatan investasinya hanya untuk proporsi keuntungan yang belum
direalisasikan karena kepemilikan minoritas juga berhak atas itu
- Pada kertas kerja konsolidasi, pendapatan kepemilikan minoritas diperhitungkan sebagai pendapatan real anak
perusahaan sebesar percentase kepemilikannya. Pendapatan real anak perusahaan dilaporkan pendapatan
dikurangi keuntungan yang belum terealisasi dan ditambah kerugian yang belum direalisasi.
- Selama tanah dipergunakan pada tahun berikutnya sampai tahun penjualan, kertas kerja konsolidasi dibutuhkan
pada setiap tahun untuk:
1. Mengurangi akun tanah menjadi harga perolehannya
2. Meningkatkan akun investasi untuk pembagian keuntungan yang belum direalisasikan (jurnal ini
menetapkan resiprokal dengan akun ekuitas anak perusahaan pada awal periode), dan

8
3. Mengurangi hak minoritas awal untuk menyamakan hak minoritas pada akhir tahun sebelumnya (dengan
kata lain, perubahan hak minoritas diperhitungkan dari pendapatan yang dilaporkan menjadi jumlah yang
telah direalisasi.
- Saat perusahaan induk menjual tanah ke entitas luar, keuntungan atau kerugian untuk perusahaan induk
dikonversi ke keuntungan atau kerugian pada entitas yang dikonsolidasikan untuk dicatat pada laporan
keuangan konsolidasi.
1. Jumlah keuntungan atau kerugian adalah selisih antara harga tanah dan harga penjualan akhir kepada
entitas luar.
2. Jurnal kertas kerja memasukkan keuntungan dari penjualan antar perusahaan, meningkatkan akun
investasi untuk menetapkan resiprokal dengan akun ekuitas awal anak perusahaan, dan mengurangi
kepemilikan minoritas awal untuk menyamakan pada akhir tahun sebelumnya.
3. Pada buku perusahaan induk, perusahaan induk membagi keuntungan yang ditangguhkan sebelumnya
dari penjualan antarperusahaan diakui dan direalisasikan dengan penambahan pendapatan investasi dan
pada akun investasi

9
10
11
Kertas kerja konsolidasi harus mengeliminasi setiap transaksi antarperuahaan dan dampaknya sehingga
laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan anak. Transaksi aset antarperusahaan menyebabkan
keterkaitan akun-akun laporan keuangan entitas induk dan anak dalam kertas kerja konsolidasi. Ketekaitan akun-
akun antarperusahaan itu didasarkan pada jenis aset.

Penjualan barang dagang bagi pihak penjualan menimbulkan akun “penjualan”, sedangkan bagi pihak
pembeli menimbulkan akun”pembelian” jika perusahaan menggunakan metode periodik, dan akun “persediaan” jika
perusahaan mengunakan metode perpetual. Penjualan aset tetap tidak dicatat sebagai penjualan melainkan
pengkreditan akun “aset tetap”, sedangkan pembelian aset tetap dicatat dengan menimbulkan akun “aset tetap”
sebagai pihak pembeli. Karena perbedaan pencatatan transaksi jual-beli barang dagang dan aset tetap,
pengeliminasian akun antarperusahaan juga berbeda bagitransaksi jual-beli antarperusahaan atas kedua aset tersebut.

E. Eliminasi Keuntungan Yang Tidak Terealisasi Setelah Tahun Pertama

Eliminasi Laba yang Belum Direalisasi


Perusahaan umumnya mencatat transaksi afiliasi menggunakan dasar yang sama dengan transaksi non-
afiliasi, termasuk pengakuan laba dan rugi. Laba belum direalisasi dari transfer antarperusahaan disebut laba
antarperusahaan yang belum direalisasi (unrealized intercompany profit).

Alokasi Eliminasi Laba Belum Direalisasi


Keuntungan atau kerugian dari transfer antarperusahaan diakuioleh afiliasi penjual dan menjadi hak
pemegang saham afiliasi tersebut. Penjualan yang terjadi dari induk perusahaan ke anak perusahaan disebut
penjualan arus ke bawah (downstream sale), setiap keuantungan atau kerugian dari transfer tersebut menjadi hak
pemegang saham induk perusahaan.
Sedangkan penjualan dari anak perusahaan ke induk perusahaan disebut penjualan arus ke atas (upstream
sale), yaitu setiap keuntungan atau kerugian menjadi hak pemegang saham anak perusahaan.

Eliminasi Laba Belum Direalisasi Setelah Tahun Pertama


Pada periode timbulnya laba belum terealisasi dari penjualan antarperusahaan, ayat jurnal eliminasi kertas
kerja digunakan dalam proses konsolidasi untuk menghilangkan pengaruh keuntungan atas kerugian yang dicatat
oleh penjual dan menyesuaikan jumlah aset yang dilaporkan menjadi harga semula yang dibayarkan oleh afiliasi
penjual. Tiap periode setelahnya selama aset tersebut masih dimiliki oleh afiliasi pembeli, saldo aset yang
dilaporkan dan klaim pemegang saham dari afiliasi penjual harus disesuaikan untuk menghilangkan perngaruh dari
keuntungan atau kerugian belum terealisasi. Laba dari periode yang akan datang tidak akan terpengaruh.

Dalam kasus penjualan ke bawah, induk perusahaan mengakui seluruh laba dari transfer antarperusahaan
dan memasukkannya dalam saldo laba di tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, ayat jurnal eliminasi berikut
diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi setiap tahun setelah tahun penjualan downstream atas tanah, selama anak

12
perusahaan masih memiliki tanah tersebut.
Saldo laba, 1 Januari 15.000
Tanah 15.000

Mengeliminasi keuntungan belum direalisasi dari penjualan tanah arus ke bawah periode sebelumnya.
Ayat jurnal tersebut mengurangi saldo awal periode dan saldo tanah yang dilaporkan untuk mengeluarkan
keuntungan antarperusahaan belum terealisasi.
Dalam kasus upstream, anak perusahaan mengakui laba antarperusahaan. Induk perusahaan mengakui
bagian proporsionalnya atas keuntungan, dan jumlah tersebut termasuk dalam saldo laba awal di tahun-tahun
berikutnya. Dalam kertas kerja konsolidasi yang disusun di tahun-tahun setelah transfer antarperusahaan selama
tanah tersebut masih dimiliki induk perusahaan, keuntungan antarperusahaan yang belum terealisasi dieliminasi dari
saldo tanah yang dilaporkan dan secara proporsional dari kepentingan nonpengendali dengan ayat jurnal berikut.

Saldo laba, 1 Januari 12.000


Kepentingan Nonpengendali 3.000
Tanah 15.000

Mengeliminasi keuntungan belum terealisasi dari penjualan upstream atas tanah periode sebelumnya.
Oleh karena itu, pada periode setelah transfer upstream antarperusahaan, saldo laba konsolidasi dikurangi
oleh bagian induk perusahaan atas keuntungan anak perusahaan belum terealisasi dan kepentingan nonpengendali
dikurangi selisihnya. Semua ayat jurnal eliminasi yang lain dibuat sama seperti jika tidak terdapat keuntungan
antarperusahaan belum terealisasi.

F. Disposisi Aset (Tanah)

Disposisi aktiva tetap


Aktiva dapat dihentikan penggunaanya melalui:

- Penjualan (sales)
- Pertukaran (exchange)
- Dihapus karena tidak dapat dipakai lagi (disposal)
- Rusak karena kecelakaan (destruction)

Sales (penjualan)
Apabila aktiva tetap yang dimiliki dijual, maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut
harus dihapuskan.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan :

- Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (Harga perolehan – Akumulasi penyusutan)
- Bandingkan nilai buku dengan harga jualnya

13
- Jika harga jual > nilai buku = laba
- Jika harga jual < nilai buku = rugi

Harga Perolehan Aktiva xx


Akumulasi Penyusutan xx
Nilai Buku xx
Harga Jual Aktiva xx
Laba/Rugi Penjualan xx
Exchange (Pertukaran)
Dalam pertukaran aktiva tetap, jenis pertukarannya ada beberapa kemungkinan:

1. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis


Pertukaran yang fungsi dan sifat aktiva tetapnya tidak sama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Tentukan nilai buku dari aktiva lama, yaitu (Harga Perolehan aktiva lama – Akumulasi penyusutan)
- Bandingkan nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya jika:
Nilai Buku < Harga Pasar = Laba Pertukaran ( Gain on exchange of Plant Assets)
Nilai Buku > Harga Pasar = Rugi Pertukaran ( Loss on exchange of Plant Asses )
- Harga perolehan aktiva baru = harga pasar aktiva lama + tambahan uang yang dibayarkan (boot)
- Laba/rugi dari pertukaran aktiva yang sejenis harus diakui

2. Pertukaran aktiva tetap sejenis


Pertukaran aktiva tetap yang jenis dan fungsinya sama. Dalam PSAK No. 16 dinyatakan bahwa:
Karena proses perolehan penghasilan/ keuntungan belum selesai/lengkap maka keuntungan dari pertukaran
tersebut harus ditangguhkan, semua kerugian harus diakui. Dalam kasus tertentu apabila ada penerimaan kas,
maka ada bagian keuntungan yang harus diakui.

 Pertukaran aktiva tetap sejenis, tidak melibatkan kas

Hal yang perlu diperhatikan:

- Harga perolehan aktiva baru dicatat sebesar nilai buku aktiva lama, jika harga pasar aktiva lama > nilai buku
aktiva lama.
- Harga perolehan aktiva baru dicatat sebesar harga pasar aktiva baru, jika harga pasar aktiva lama < nilai buku
aktiva lama.
- Laba tidak diakui, rugi diakui

14
 Pertukaran aktiva tetap sejenis, dengan melibatkan kas (boot)
Hal yang perlu diperhatikan:
- Harga Perolehan Aktiva Baru = Nilai Buku Aktiva Lama + Boot
Atau
Harga pasar aktiva baru – keuntungan yang diakui
Atau 
Nilai buku aktiva lama – boot + keuntungan yang diakui

- Pengakuan keuntungan dari sejumlah kas yang diterima:


Kas yang diterima (boot) x total kas yang diterima (boot) + Harga pasar aktiva baru

 Penghapusan Aktiva Karena Tidak Digunakan Lagi ( Disposal )


Penghapusan aktiva dimaksudkan apabila aktiva tersebut sudah tidak digunakan lagi. Hal yang perlu
diperhatikan pada penghapusan aktiva tetap pada prinsipnya sama dengan penjualan aktiva tetap, hanya
didalam penghapusan aktiva tetap nilai buku dari aktiva tersebut merupakan kerugian ( Loss on disposal of
Plant Assets )

 Penghapusan Aktiva Tetap Karena Kecelakaan (Destruction)


Jika aktiva tetap yang dimiliki rusak karena kecelakaan , maka kerugian dari kecelakaan tersebut dicatat
dalam rekening Loss on destruction of Plant Assets, sedangkan uang yang diterima dari penggantian atau
penjualan barang bekasnya dicatat dalam rekening kerugian tersebut dikredit.

15
OPINI DAN PSAK

PSAK 65 Laporan keuangan konsolidasi menyebutkan saldo antarperusahaan, pembelian dan penjualan serta
pengeluaran/beban sebagai contoh dari saldo antarperusahaan dan transaksi yang harus dieliminasi.
PP109. Laporan keuangan konsolidasian:
(c) mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, peng-hasilan, beban, dan arus kas dalam intra
kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha (laba atau rugi yang timbul
dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam aset, seperti persediaan dan aset tetap, dieliminasi
seluruhnya). Kerugian intra kelompok usaha mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan
pengakuan dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK 46: Pajak Penghasilanditerapkan untuk perbedaan
temporer sebagai akibat penghapusan laba dan rugi yang timbul dari transaksi intra kelompok usaha.

PSAK 16 Tentang Aset Tetap : Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa
mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak boleh
diklasifikasikan sebagai pendapatan.

OPINI
Transfer asset tidak lancar antar perusahaan adalah transaksi antar induk perusahaan dan anak perusahaan atau
sebaliknya, yang mentransfer asset asset tidak lancar, dalam hal ini tanah dan asset jangka Panjang. Semua aspek
transfer antarperusahaan harus dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi,sehingga laporan
keuangan tersebut seakan merupakan laporan keuangan dari suatu perusahaan tunggal. Laba belum direalisasi dari
transfer antarperusahaan disebut laba antarperusahaan yang belum direalisasi (unrealized intercompany profit).
Perushaan yang berhubungan istimewa sering kali membuat jasa dari suatu perusahaan ke perusahaan lainnya, jenis
jasa antarperusahaan tersebut dapat bermacam-macam,. Umumnya pendekatan yang lebih sederhana digunakan
dalam eliminasi transaksi antarperusahaan dengan mengasumsikan bahwa jasa tersebut menguntungkan periode
sekarang dan karenanya setiap laba antarperusahaan atas jasa tersebut telah direalisasi ppada periode dilakukannya
transfer

16
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2627/2/TI_232008019_Full%20text.pdf
https://studylibid.com/doc/516786/transfer-antarperusahaan--aset-tak-lancar
Richard E. Baker, Theodore E. Christensen, David M. Cottrell, Kurnia Irwansyah Rais, Widhi Astono, Etty Retno
Wulandari. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Buku 1 Edisi 2.
https://www.academia.edu/37492146/Laba_transaksi_antar_perusahaan_aktiva_tetap
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/TERJEMAHAN_AKL/AKL_BAB_06.pdf

https://studylibid.com/doc/516786/transfer-antarperusahaan--aset-tak-lancar

17

Anda mungkin juga menyukai