Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

MICE

Dampak Konferensi dan Event

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Manajemen D3 04 04510005 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A

Ringkasan Kompetensi

1. Menjelaskan factor yang Mahasiswa mampu menjelaskan


mempengaruhi kegiatan Dampak Konferensi dan Event
Konferensi
2. Menjelaskan Dampak ekonomi
kegiatan konferensi
3. Menjelaskan jumlah
pengeluaran peserta kegiatan
MICE
DAMPAK KONFERENSI & EVENT

Dilihat dari segi positifnya, kegiatan konferensi dan event merupakan kegiatan yang
berdampak besar dan berantai dalam satu kegiatan sekaligus, tergantung kepada skala dan
ukuran konferensi dan event tersebut. Selain mampu mendatangkan wisatawan dalam
jumlah besar dan durasi yang relatif pendek, liputan media yang luas, perbaikan fasilitas di
destinasi dan lainnya, yang kemudian memberikan sebaran dampak lain, yang bisa dibagi
ke dalam tiga kelompok besar, yaitu dampak sosial budaya, ekonomi dan politik.

Bagi client, sebuah konferensi, dan event akan memberikan akses bagi networking
dengan para kolega, terbangunnya informasi, pertukaran dan kerja sama bisnis,
kesempatan bisnis, dan memaksimalkan peserta dari anggota dari profesi lokal melalui
kemudahan biaya yang rendah (khususnya di negara-negara dunia ketiga atau negara lain
yang rendah atau tidak ada dukungan industri).

Bagi sebuah negara, dampak konferensi dan event meliputi peningkatan income
masyarakat lokal melalui pra dan post tour, meningkatnya penghasilan pajak komersial
(toko, restoran, hotel dan lainnya), para pemimpin opini membicarakan waktu mereka di
negara tuan rumah, peningkatan GDP negara, dan peningkatan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke negara penyelenggara. Menariknya, kegiatan konferensi dan event biasanya
diikuti oleh para delegasi yang baru pertama kali berkunjung ke negara ini. Mereka didorong
untuk belajar mengenai lokasi geografis, iklim, atraksi, budaya, makanan, dan orang-orang
khususnya negara tuan rumah. Ketika mereka memperoleh berbagai jaringan dan
meningkatnya pengetahuannya, maka mereka juga akan tertarik untuk kembali mengunjungi
negara itu, dan atau menceritakannya kepada orang lain di negaranya (word of mouth
marketing).

Untuk menjelaskan berbagai dampak tersebut, berikut ini adalah penjelasannya.:

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
Dampak sebuah konferensi dan event
(Semakin besar sebuah konferensi dan event semakin besar dampaknya) .

4.1 DAMPAK SOSIAL KONFERENSI DAN EVENT


Peningkatan Pride (Rasa Bangga)
Kegiatan konferensi dan event secara langsung maupun tidak langsung membuat
komunitas di negara penyelenggaranya meningkat rasa bangga terhadap bangsanya,
masyarakatnya, maupun ke tingkat komunitas lebih kecil, sesuai dengan skala dan ukuran
konferensi dan event. Perasaan bangga bukan hanya terkait dengan konferensi dan event
yang berkaitan dengan perayaan-perayaan hari nasional, melainkan juga akibat dari
banyaknya perhatian dunia luar terhadap suatu konferensi dan event yang dibuktikan
dengan luasnya liputan media dan banyaknya tamu-tamu asing yang datang ke negaranya.
Pelaksanaan Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim di Bali (2007) atau
Tsunami Summit di Jakarta (2005), secara langsung telah memberikan perasaan bangga
akan Indonesia bagi masyarakat karena menyaksikan banyaknya pemimpin negara luar
yang datang ke Jakarta, terutama setelah berbagai kasus kerusuhan dan serangan teroris di
Bali dan Jakarta beberapa tahun sebelumnya. Demikian pula ketika digelarnya A-l Grand
Prix di Sentul tahun 2005, telah menjadi kebanggaan bukan hanya bagi komunitas olah raga
balap, melainkan juga bagi seluruh masyarakat, terbukti dengan antusiasme masyarakat
untuk menghadiri event itu, termasuk perhatian yang diberikan pada pemberitaan media
atas event tersebut.
Kebanggaan tersebut muncul lebih kuat ketika dalam setiap konferensi dan event
juga diperkenalkan kekayaan seni dan budaya yang merupakan simbol penting suatu
bangsa. Itu sebabnya, dalam banyak kegiatan lain, menghadirkan tokoh atau sumber daya
sosial budaya yang dimiliki suatu negara sebagai “penyeimbang” dalam suatu event menjadi
sangat penting. Sebut saja, upaya memunculkan tokoh pembalap muda Ananda Nikola

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
dalam A-l Grand Prix, atau menampilkan ratu kecantikan dalam negeri dalam suatu
kunjungan eksibisi.
Dalam konteks konferensi dan event yang terkait dengan perayaan-perayaan
nasional, upaya untuk meningkatkan apresiasi terhadap bangsa dan negara serta
memelihara rasa cinta terhadap Tanah Air. Perayaan Hari Kemerdekaan, Perayaan Sumpah
Pemuda, Perayaan Hari Kebangkitan Nasional dan lainnya merupakan event yang Sarat
dengan nuansa meningkatkan pride ini secara langsung.

4.1.1 Peningkatan Penghargaan Seni dan Budaya


Pemakaian batik bagi para pemimpin negara-negara APEC dalam KTT APEC di
Jakarta terbukti telah mendorong penghargaan tinggi dari dalam negeri termasuk luar negeri
terhadap batik Indonesia. Hal yang sama juga tampak dalam pemberian cinderamata,
pertunjukan seni dan budaya lokal dalam sebuah konferensi dan event, telah mendorong
lahirnya kreativitas dan penghargaan baru terhadap hasil karya seni dan budaya.
Sebaliknya, apresiasi juga muncul terhadap seni dan budaya luar, sehingga terjadi interaksi
sosial budaya yang elegan antarbangsa dan antarkelompok seniman dan budayawan.
Adanya agenda perayaan-perayaan nasional, yang antara lain berbentuk pergelaran
malam seni budaya, atau malam puncak peringatan HUT Kemerdekaan, atau agenda-
agenda perayaan hari besar keagamaan, telah mendorong hidupnya sanggar-sanggar atau
pusat-pusat pelatihan seni dan budaya.

4.1.2 Transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Penyelenggaraan sebuah konferensi dan event menampilkan berbagai ahli dan isu-
isu hangat dalam berbagai bidang. Adanya pembedaan harga pendaftaran bagi publik
domestik (lokal) memberikan akses bagi transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
publik domestik.
Demikian pula bagi pembicara-pembicara domestik, memanfaatkan setiap konferensi
dan event sebagai ajang untuk mengasah kemampuan dan sekaligus pembelajaran bagi
teknik atau metoda-metoda baru yang disampaikan pembicara internasional lainnya,
termasuk dalam rangka promosi dan apresiasi ahli internasional terhadap ahli di dalam
negeri tempat konferensi dan event itu dilaksanakan.

4.1.3 Peningkatan Kemampuan Bahasa dan Multikultural


Kegiatan konferensi dan event dalam skala dan ukuran yang besar dengan pelibatan
peserta luar negeri yang berbeda bahasa dan kultur mendorong penghargaan terhadap
budaya dunia yang multikultur, membuka cakrawala berpikir, melepaskan diri dari rasa
curiga atau prasangka serta dorongan positif untuk mempelajari bahasa asing.

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
Dampak ini dirasakan demikian penting berkaitan dengan tujuv tm pariwisata untuk
persahabatan antarbangsa, termasuk tantangan imajinasi bagi perdamaian abadi. Berbagai
pengalaman yang terbuka luas akibat digelarnya konferensi dan event menjadi faktor positif
bagi munculnya upaya saling memahami di antara komunitas yang multikultur dan perluasan
perspektif kultural.

4.1.4 Membuka Inspirasi Bagi Munculnya Gagasan Baru


Kegiatan konferensi dan event mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas di
dalamnya. Sebagai peserta dalam event, masyarakat menjadi penyumbang tersendiri bagi
finansial dan suasana kondusif bagi kegiatan konferensi dan event. Muncul pula berbagai
inspirasi lain, misalnya terhadap upaya menggelar kegiatan serupa atau kegiatan-kegiatan
konferensi dan event lain yang bertujuan sama. Gagasan baru atas tradisi baru yang
mereka dapatkan melalui peserta lain juga banyak muncul dan berhadapan dengan upaya
menyempurnakan tradisi yang ada dalam masyarakat di sebuah destinasi.

4.2 DAMPAK EKONOMI KONFERENSI DAN EVENT


Manfaat konferensi dan event bagi sebuah perekonomian negara maupun masyarkat
di sekitar destinasi telah banyak dicatat (sebagai contoh, Braun 1992; Dwyer and Forsyth,
1996; 1997, and Dwyer and Mistilis, 1999a; l999b). Tidak seorang pun yang menyangsikan
sumbangan konferensi dan event terhadap pemerintah lokal, sektor investasi swasta,
penambahan kesempatan kerja, pembelanjaan dana yang tidak kecil dari delegasi yang
umumnya high level, dan efek publisitas atau promosi kegiatan konferensi dan event bagi
pengusaha maupun pengunjung baru (Ghislaine de Coninck, 2001).
Dalam kaitan ini menarik jika disampaikan analisis Grant Thornton mengenai
dampak ekonomi bagi Afrika Selatan dalam upaya memenangkan Piala Dunia Sepakbola
(FIFA World Cup 2010) Grant Thornton memperkirakan event olahraga ini akan memberikan
pendapatan langsung R12,7 miliar, kontribusi R21,3 miliar untuk GDP Afrika Selatan dan
memberikan pekerjaan yang ekuivalen 159.000 pekerjaan tahunan, dan R7,2 miliar untuk
penerimaan pajak pemerintah.
Dampak lain adalah pembangunan stadium dan infrastruktur lain yang memberikan
manfaat bagi masyarakat dan negara, penjualan tiket sebanyak 2.72 juta, dengan
penghasilan penjualan R4,6 miliar. Penonton domestik akan menyumbang 67 persen
penjualan tiket, sementara internasional 33%. Sepanjang event, 32 tim dengan 50 orang per
tim akan menghabiskan waktu 43 hari di negara ini, dan 12 tim akhir akan mengunjungi tim
dengan masing-masing 45 orang akan menghabiskan 10 hari lagi, belum lagi dengan
kunjungan VIP, sponsor, dan media. Dalam konteks konferensi, dampak ekonomi bisa

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
dibagi ke dalam dua bagian besar yaitu dampak ekonomi kepada client, serta kepada para
supplier.

4.2.1 Dampak Ekonomi Bagi Asosiasi


Mungkin banyak yang berpikiran bagaimana mungkin sebuah asosiasi yang
umumnya adalah non-profit mendapat dana dari konferensi. Tetapi, seperti dimaklumi, non-
profit bukanlah berarti tidak menghasilkan uang. Menurut Marguerite L Weirich (1992),
bagaimana pun sebuah asosiasi harus membiayai pengeluaran mereka sendiri, mendanai
program-program mereka dan membantu keanggotaan mereka untuk memperoleh dana.
Dengan begitu, penyelenggaraan sebuah konferensi asosiasi selain dimaksudkan untuk
mengembangkan informasi dan pendidikan di antara anggota yang selanjutnya bermanfaat
bagi publik, juga secara finansial dapat membantu dalam menghasilkan dana bagi
kelangsungan asosiasi tersebut.

4.2.2 Dampak Ekonomi Bagi Pemerintah


Secara langsung penyelenggaraan konferensi memberikan dampak berupa pajak
kepada pemerintah daerah dimana sebuah konferensi itu dilaksanakan. Pajak langsung
disumbangkan pula oleh para supplier melalui jasa dalam membantu suksesnya
penyelenggaraan konvensi. Semua ini juga kemudian berdampak pada pertumbuhan sektor
riil yang relevan dalam pembangunan ekonomi negara.

4.2.3 Dampak Ekonomi Bagi Perusahaan


Apa manfaat bagi perusahaan dalam menyelenggarakan konferensi dan event.?
Bagi sebuah perusahaan, konferensi dan event merupakan investasi, bisa pula mekanisme
pemasaran dan penjualan. Disebut sebagai investasi, jika sebuah konferensi dan event
yang dilaksanakan oleh perusahaan itu adalah dalam rangka pendidikan dan pelatihan,
termasuk pemberian insentif. Program ini mendorong peningkatan skil individu maupun
kelompok dalam perusahaan serta meningkatkan apresiasi terhadap perusahaan dari
karyawannya.
Dalam konteks pemasaran dan penjualan, sebuah konferensi dan event telah
menjadi bagian dari penjualan sekaligus promosi produk atau jasa. Bertumbuhnya
perusahaan asuransi misalnya, membuat kebutuhan akan pertemuan dengan konsumen
semakin meningkat, demikian pula pertumbuhan dalam bidang MLM.
Meeting Professional International (MP1) merilis prediksi berdasarkan survei bahwa industri
ini akan terus mengalami pertumbuhan pada tahun 2005 dan seterusnya, dan keyakinan
bahwa industri MICE akan menjadi pendorong bagi kemajuan bisnis dan ekonomi dunia
secara umum.

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
Di antaranya yang mendorong keyakinan ini adalah adanya kenaikan budget rata-
rata 5%. Untuk corporate planners budget rata-rata 7,1 juta dolar AS naik dari 5,3 juta dolar
tahun 2004; independent planner naik menjadi 11,8 juta dolar AS dari 6,1 juta dolar AS
tahun 2004; dan association naik menjadi 4,8 juta dolar AS dari 1,4 juta dolar AS tahun
2004.

4.2.4 Dampak Ekonomi Bagi Supplier


Supplier merupakan sekumpulan usaha yang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan sebuah konferensi dan event, seperti akomodasi (seperti hotel, wisma,
losmen), usaha transportasi (bus, taksi, kereta api, penerbangan), usaha komunikasi dan
profesi (perusahaan PR, penterjemah, perusahaan komunikasi, dekorasi), usaha kontraktor
pameran, usaha konsumsi (seperti restoran, perusahaan jasa boga), usaha suvenir (pusat
perbelanjaan, toko-toko hadiah, perusahaan kerajinan), usaha perbankan (kartu kredit,
penukaran uang, giro), usaha hiburan (band, orkestra, sentratari, sanggar kesenian dan
kebudayaan, lawak), usaha pengadaan lokasi/venue (pusat konvensi, hotel, usaha
perjalanan/travel agent, tour operator, guide, objek wisata), perlengkapan audio visual, dan
masih banyak lagi jasa terkait.
Perlu diperhatikan, pengeluaran ini terjadi secara menyeluruh dalam masa waktu
sebuah pelaksanaan kegiatan konferensi dan event. Data Depparpostel (1993)
menunjukkan, 26% untuk kebutuhan cinderamata, 29% untuk akomodasi, 19% untuk
makanan dan minuman, 6% untuk bis dan kereta api, 5% untuk hiburan. Belum lagi untuk
yang lainnya, seperti kehutuhan untuk paket tur yang dirancang oleh para penyelenggara
konferensi dan event.
Penyelenggaraan konferensi dan event internasional di sebuah negara mendapat
liputan media yang sangat luas baik oleh media intemasional maupun nasional. Hal ini akan
memberikan dampak publisitas yang hebat dalam rangka peningkatan citra sebuah negara
penyelenggara suatu keunggulan yang tak dimiliki oleh wisata jenis lain.
Wisata jenis ini relatif dapat diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia, sebab
dalam penyelenggaraan kongres dan konvensi hanya membutuhkan tempat (venues)
pertemuan yang berkapasitas 100-200 orang, yang umumnya dimiliki oleh hotel-hotel di
seluruh Indonesia.
Keunggulan lainnya adalah terjadinya multiplier effect terhadap usaha lain
khususnya usaha kecil dan menengah dan pemasaran manpun penjualan wisata nasional
secara menyeluruh. Seperti diketahui pengoperasian usaha jasa kongres dan konvensi
melibatkan banyak sektor sebagai mitra kerja yang saling berhubungan erat dan saling
menguntungkan satu sama lainnya.

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
Selain itu, kegiatan konferensi dan event juga memiliki dampak promosi secara
individual terhadap seorang wisatawan asing khusus nya untuk keluarga Amerika Serikat
dan Eropa. Mereka pada dasarnya memiliki tempat-tempat wisata fanatik sehingga untuk
menarik mereka berkunjung ke Indonesia sangat susah. Tetapi, ketika wisatawan dari
Amerika atau dari Eropa itu mengikuti konferensi dan event di Indonesia maka dia akan
menjadi ujung tombak promosi wisata kita, bagi keluarganya maupun bagi lingkungan
kantornya.

4.3 DAMPAK POLITIK KONFERENSI DAN EVENT


Sebagai sebuah kegiatan yang diikuti luas baik dari kalangan internasional, regional
dan nasional, sebuah kegiatan konferensi dan event merupakan sebuah kesempatan untuk
meningkatkan citra dan prestis sebuah negara kepada masyarakat internasional,
mempromosikan investasi, menodorong lahirnya komitmen-komitmen baru dalam tata
hubungan intemasional serta memacu kemampuan diplomasi serta kemampuan
administratif para pihak yang terlibat di dalam sebuah pelaksanaan konferensi dan event.

Luasnya liputan media melalui satu penyelenggaraan konferensl dan event


merupakan cara efektif sekaligus efisien dalam menyampaikan pesan politis dari suatu
negara ke masyarakat luas. Disebut efisien sebab dalam sebuah konferensi dan event yang
berkelas dunia, tidak perlu dikeluarkan anggaran besar untuk mengundang media, misalnya
jika kita mengundang secara khusus media dalam suatu press tour.

4.3.1 Mereduksi Dampak Negatif


Sebagai sebuah kegiatan bisnis dengan tingkat partisipasi publik luar negeri yang
cukup besar, terutama jika hal itu adalah konferensi dan event mega, maka selain dampak
positifnya juga akan muncul dampak negatif.
Pertama, dampak negatif yang mungkin muncul adalah jika dalam sebuah event
besar pemerintah harus menyiapkan infrastruktur pendukung, maka suatu yang bisa muncul
adalah bagaimana keberlanjutan mengenai pemeliharaan dan kesinambungan penggunaan
infrastruktur tersebut pada masa datang. Untuk hal ini, pemerintah harus sudah
mengantisipasi penggunaannya secara lebih optimal dan mendukung upaya-upaya
pemeliharaanya.
Kedua, adalah adanya dampak lingkungan yang mungkin terjadi jika sebuah
kelompok peserta konferensi melakukan perjalanan ke suatu tempat yang sensitif seperti
situs purbakala atau tempat-tempat suci yang dihormati oleh masyarakat dan atau sebuah
ekosistem yang sangat sensitif terhadap keberadaan manusia. Hal ini sebenarnya sangat

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
jarang terjadi, misalnya dalam kasus konferensi, namun dalam banyak hal perlu diantisipasi
dengan memberlakukan aturan pelarangan dan atau pembatasan.
Ketiga adalah dampak sosial budaya asing terhadap budaya lokal, terutama jika hal
ini adalah event terbuka dan menyedot banyak pengunjung seperti event festival budaya
atau event olah raga yang sangat digemari masyarakat internasional. Dampak sosial yang
terpenting adalah penerimaan kerja yang meningkat selama event berlangsung, lalu
kemudian setelah event usai tenaga-tenaga relawan atau sewaan untuk membantu
pelaksanaan event itu akan kembali menjadi penganggur. Kedua adalah dampak dari
kebiasaan-kebisaan negatif dari pengunjung asing seperti minuman alkohol, cara
berpakaian dan tata pergaulan lain yang bertentangan dengan kebiasaan lokal.

4.4 FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEGIATAN KONFERENSI


Bisnis Konvensi merupakan sub sektor Industri pariwisata. Secara keseluruhan
industri pariwisata merupakan industri terbesar di dunia. World Tourism Organization (WTO)
menegaskan bahwa pada tahun 2001 perkembangannya mencapai 7,4% dan
perkembangan terbesar berada pada wilayah Asia Timur dan Pasifik dengan perkembangan
mencapai 14,5% pada tahun yang sama. Perkembangan ini tidak diikuti tahun berikutnya
karena adanya faktor keamanan dan terorisme, seperti 11 september 2001 telah
menurunkan bisnis MICE di seluruh dunia dan berdampak pada perekonomian secara
keseluruhan.
Dari riset yang dilakukan untuk 77 perusahaan, ternyata ekshibisi merupakan
kegiatan yang [ing dilakukan oleh perusahaan (36%), diikuti oleh sporting events sebesar
14% (Cook, 2000 dalam bowdi dkk 2003). Events bisnis memberikan dampak pada
perekonomian, seperti terlihat pada pendapatan negara Inggris, sebesar £12 trilyun
dihasilkan dari kegiatan MICE dan diprediksi akan terus meningkat mencapai lebih dari £16
trilyun pada dekade selanjutnya (Business Tourism Forum and The Business Tourism
Advisory Committee, 1999 dalam Bowdin dkk, 2003). Di Indonesia sendiri bisnis,
berkembang dengan sangat pesat, dengan kenaikan dari tahun 1983 sampai 1996 sebesar
36% per tahun, walaupun pada tahun selanjutnya mengalami penurunan karena adanya
krisis ekonomi, meskipun dalam kondisi ketidakstablilan ekonomi dan politik, kegiatan MICE
masih tetap dapat dilaksanakan dan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap
ekonomi di mana sepanjang tahun kegiatan ini mencapai hasil melampaui US$ 67,6 miliar.
Khususnya di Indonesia ada dua persoalan bila dikaitkan dengan program kegiatan wisata
konvensi yaitu:
1. Bisnis MICE di Indonesia belum maksimal, karena kurangnya tenaga professional
yang sanggup menanganinya

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
2. Mata rantai kelompok hotel anak negriku belum cukup kuat memiliki persepsi perihal
peraihan pelanggan yang bergerak di sector bisnis MICE nasional dan internasional,
keduanya perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak-pihak yang benar-
benar terlibat di sektor bisnis MICE.

Adanya penyelenggaraan kegiatan MICE berdampak pada peningkatan jumlah tenaga


kerja, di inggris industri ini telah memberikan 1,7 juta pekerjaan dengan peningkatan tenaga
kerja mencapai 25% dalam periode 5 tahun. Dampak ekonomi industri M|CE di lndonesia
memberikan hasil langsung Sebanyak US$ 75,6 miliar dan mem-pekerjakan tenaga penuh
sebanyak 1,5 juta orang.

a. Faktor Ekonomi
Kegiatan konferensi yang berada dalam konteks kegiatan pariwisata dan didukung
oleh banyak sektor industri lainnya ternyata dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara
dan ekonomi dunia secarakeseluruhan. Bukti yang paling kuat adalah ketika terjadi resesi
pada akhir tahun 1990-an di banyak negara Asia, banyak terjadi pembatalan kegiatan MICE
yang berakibat terjadinya penurunan Pendapatan dari kegiatan MICE atau penyelenggaraan
kegiatan MICE tetap berlangsung tetapi dengan penekanan biaya yang jauh dari biaya
sebelumnya. Pada saat seperti itu, perusahaan juga Mengalami penurunan
keikutsertaannya pada kegiatan MICE, pengurangan jumlah delegasi dari setiap
perusahaan, pengurangan jumlah biaya yang harus dikeluarkan, mengurangi biaya katering
dan perubahan penggunaan akomodasi menjadi tempat dengan biaya sewa lebih rendah
(hotel bintang tiga kebawah lebih sering digunakan daripada hotel berbintang lima).
Sejalan dengan itu, nilai tukar mata uang suatu negara berpengaruh terhadap
penyelenggaran. kegiatan MICE misalnya dengan tingginya nilai tukar mata uang mungkin
akan lebih sedikit kegiatan MICE diselenggarakan oleh negara-negara yang memiliki nilai
tukar mata uang lebih rendah, hal ini berpengaruh terhadap keseluruhan biaya yang harus
ditanggung oleh peserta untuk perjalanannya ke luar negeri. Hal sebaliknya juga terjadi di
negara dengan nilai tukar mata uang rendah ini akan menciptakan peluang untuk
diselenggarakannya kegiatan MICE dengan pasar dari negara bernilai mata uang tinggi.
Bagaimanapun industri MICE masih memiliki karakteristik positif karena kegiatan konferensi
suatu asosiasi atau perusahaan dan pemerintahan harus tetap berlangsung walaupun
dengan banyak keterbatasan.

b. Faktor Keamanan
Faktor keamanan suatu negara dan internasional berpengaruh terhadap penyelenggaraan
kegiatan MICE 11 September merupakan satu tindakan yang diidentifikasi sebagai kegiatan

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
teroris dan telah memberikan dampak langsung pada kegiatan perjalanan internasional.
Karena faktor keamanan banyak kegiatan MICE ditunda atau dibatalkan yang berakibat
pada terjadinya penurunan penyelenggaraan kegiatan MICE. Di Amerika, banyak peserta
menolak untuk menghadiri kegiatan MICE yang jauh dari tempat tinggalnya dan harus
menggunakan jasa penerbangan. Di Inggris, seperempat dari jumlah total penyelenggaraan
MICE dibatalkan. Di Indonesia sendiri, Pacto Convex sebagai market leader perusahaan
jasa pengeiola kegiatan MICE, mengalami penurunan 50% jumlah peserta pada tahun 2002,
di mana pada tahun 2001 pencapaian wisatawan konvensi sebesar 91.000 orang (Pacto
ConvexNews & Article, 2003). Lebih jauh lagi pasca Bom Bali, terjadi pembatalan kegiatan
Meeting dan Conference dan diperkirakan kerugian yang diderita lebih dari US$ 10 juta (Ball
Update, 2002). Gangguan keamanan berpengaruh besar terhadap kunjungan wisatawan
konvensi atau peserta kegiatan MICE.
Krisis lain yang berpengaruh terhadap penurunan jumlah peserta kegiatan MICE
adalah karena adanya epidemi, perang atau bencana. Pada tahun 2001, di Inggris terjadi
penyebaran penyakit mulut dan kaki, di Asia berkembang Avian flu (flu burung), hal ini telah
memberikan dampak negatif terhadap jumlah kunjungan dan penyelenggaraan kegiatan
MICE di mana penyakit tersebut berkembang. Kenyataannya, krisis dan bencana
berpengaruh besar terhadap permintaan penyelenggaraan kegiatan MICE terutama pada
kegiatan yang bersifat internasional. Antisipasi perlu dilakukan dengan meningkatkan
keamanan karena penyelenggaraan kegiatan MICE akan berlangsung dengan baik dalam
kondisi yang aman.

c. Pengaruh Teknologi
Perkembangan teknologi seperti adanya satelit, video dan tele-conference telah
meningkatkan jumlah permintaan pada bisnis penyelenggaraan konferensi. Meskipun
perkembangannya perlahan, tetapi jelas sekali penggunaan teknologi dalam kegiatan MlCE
terus berkembang. Dalam satu survey di Inggris, konferensi video digunakan oleh 61,7%
dari total responden pada tahun 2001, sementara di Amerika teIe-conference telah
digunakan oleh 50% asosiasi sepanjang tahun 2001. Banyak tempat penyelenggara mulai
memfasilitasi dengan kelengkapan video dan teleconference, hal ini bertujuan untuk
mendapatkan pasar yang khusus dan terus berkembang. Adanya anggapan bahwa dengan
munculnya globalisasi, dunia menjadi semakin sempit di mana hal ini juga dialami bisnis
MlCE sehingga kemajuan teknologi telah memberikan warna tersendiri pada
penyelenggaraan kegiatan MICE. Dengan perkembangan teknologi, tidak semua peserta
harus hadir dalam sebuah konferensi, sehingga munculah istilah ”teleconference'. Bahkan
pada salah satu olimpiade Musim Dingin di Nagano, Jepang, acara pembukaan olimpiade

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
dilangsungkan dengan menghadirkan paduan suara dari lima benua secara bersamaan
dengan bantuan satelit yang ditayangkan pada W layar lebar.
Di banyak negara maju penggunaan Webcasting, atau teknologi yang dapat
menghadirkan peserta secara virtual, peserta hanya perlu duduk di depan komputer dan
mendengarkan presentasi. Webcasting telah membuat peningkatan jumlah peserta menjadi
lebih banyak dan jangkauan lebih luas, serta dengan mudahnya peserta dapat mengakses
tanpa harus hadir di tempat konferensi. Peningkatan ini terjadi karena secara finansial, untuk
hadir di tempat penyelenggaraan kegiatan MICE peserta tidak perlu mengeluarkan biaya
yang tinggi.

4.5 DAMPAK EKONOMI DAN LAINNYA


Pemerintah di banyak negara menjadikan pariwisata sebagai industri yang
berkembang dan mampu meningkatkan keuntungan secara ekonomi serta menciptakan
lapangan kerja. MICE merupakan suatu kegiatan yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung dan meningkatkan pengeluaran serta lama tinggal di daerah tujuan yang sedang
diselenggarakan MICE (karena banyak peserta datang dengan pasangan atau teman ingin
menikmati destinasi sehingga waktu tinggal di daerah tujuan menjadi lebih lama). Banyak
peserta yang menghadiri kegiatan MICE tidak hanya mengeluarkan uangnya untuk kegiatan
tersebut, tetapi banyak yang mengeluarkannya untuk kegiatan di luar kegiatan pokoknya.
Sebagai dampak ekonomi yang muncul dari kegiatan MICE, jumlah pengeluaran peserta
terbagi pada biaya di luar biaya yang telah ditetapkan oleh penyelenggara, seperti peserta
melakukan perjalanan sebelum atau setelah kegiatan MlCE berlangsung, hal ini akan
menambah , komponen pada biaya perjalanan, akomodasi, restoran, belanja, dan
pelayanan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata tambahannya. Peningkatan
ekonomi secara lokal terjadi,karena peningkatan jumlah wisatawan datang ke suatu daerah,
memerlukan akomodasi serta makanan yang disediakan oleh supplier (penyedia). Dampak
peningkatan ekonomi secara tidak langsung pada area tertentu karena adanya suatu
kegiatan biasa dikenal dengan istilah Multiplier effect.
Dampak diselenggarakannya kegiatan MICE pada masyarakat di sekitar lokasi harus
dianalisa Secara cost-benefit dalam kaitannya dengan ekonomi keseluruhan. Dapat terjadi,
di suatu daerah, kegiatan itu memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja secara
langsung, tetapi tidak berdampak langsung pada bisnis, pelayanan, serta infrastruktur pada
daerah tersebut. Dampak tidak langsung tersebut dapat berupa ketersediaan fasilitas
penunjang yang dibutuhkan pengunjung tidak dibeli di daerah tempat kegiatan itu
diselenggarakan atau fasilitas dan pelayanan yang digunakan tidak dari daerah tersebut
misalnya photographer, makanan dari daerah luar.

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
Banyak kegiatan yang diselenggarakan akan atau harus berdampak pada ekonomi
secara keseluruhan, sehingga pertimbangan yang dapat diambil adalah akan memberikan
keuntungan jangka panjang pada tempat penyelenggaraan kegiatan MICE. Misalnya apabila
membangun suatu gedung pertunjukan seperti Symphony Hall di Birmingham, Exhibition
dan Congress Centre di Maastrich. Pembangunan tempat penyelenggaraan kegiatan MICE
di banyak negara telah dilaksanakan dengan asumsi bahwa investasi telah ditanamkan
dengan pertimbangan bahwa suatu area memang akan menjadi tempat tujuan
diselenggarakannya kegiatan MICE, sehingga muncul pertanyaan. Apakah dengan
dibangunnya gedung-gedung tersebut akan memberikan dampak ekonomi secara
keseluruhan dan berkelanjutan?
Terlepas dari dampak positif dan negatif terhadap ekonomi, kegiatan MICE juga
akan memberikan dampat positif dan negatif terhadap sosial budaya negara ataupun daerah
tempat penyelenggaraan kegiatan MICE tersebut. Dampak positif terhadap sosial budaya
seperti di mana adanya jumlah peserta yang banyak dan dari berbagai kawasan atau
negara akan terjalinnya silaturahmi atau interaksi sosial antar peserta dan dalam suatu
kegiatan MICE kebudayaan suatu negara ataupun daerah tempat terselenggaranya MICE
akan diperkenalkan secara jelas kepada peserta-peserta sehingga akan adanya
pengetahuan lebih dari adanya kebudayaan tersebut dan terkait informasi dan promosi
secara langsung tentang kebudayaan yang dimiliki suatu negara ataupun daerah tersebut
dan secara tidak langsung juga dapat diinformasikan oleh wisatawan lain kepada teman,
saudara atau lainnya, selain itu akan adanya perlindungan dan pemeliharaan terkait
kebudayaan yang dimiliki seperti kerajinan yang menjadi ciri khas negara tersebut ataupun
daerah tersebut, benda-benda kuno, bangunan sejarah, kesenian, tradisi, musik-musik
tradisional, tarian, pakaian, upacara adat dan budaya-budaya lainnya yang dimiliki.
Sehingga, dengan pengenalan akan budaya tersebut, wisatawan asing dapat tertarik dan
bersimpati untuk adanya pemberian bantuan untuk perawatan museum, gedung-gedung,
tempat bersejarah dan untuk dukungan acaras acara festival budaya yang diselenggarakan
ke depannya.
Adanya informasi lebih lanjut dan pembaharuan budaya, membuat masyarakat dapat
mengetahui lebih jelas akan kebudayaan yang dimiliki dan masyarakat akan lebih peduli
serta memperbaharui kembali rasa kepedulian terhadap seni budaya dan menimbulkan rasa
kebanggaan masyarakat terhadap budaya ataupun peninggalan-peninggalan bersejarah
yang dimiliki, melalui kegiatan MICE juga dapat menciptakan pertukaran budaya dari
peserta dengan masyarakat setempat seperti hubungan timbal balik, sehingga membuat
para peserta mengerti tentang budaya setempat dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi
masyarakat setempat begitu pula sebaliknya masyarakat lokal pun dapat mengetahui
tentang budaya dari para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut baik peserta domestik

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
maupun internasional, masyarakat juga dapat membuat inovasi-inovasi baru yang berkaitan
dengan kebudayaan. Dalam kegiatan MICE terkadang diikuti dengan adanya pameran atau
exhibition. Melalui pameran tersebut dapat di perkenalkan kebudayaan atau cara hidup
suatu daerah dimana tempat dilaksanakannya MICE tersebut. Selain melalui kegiatan
pameran kebudayaan juga dapat diperkenalkan melalui kegiatan incentive yang masih
merupakan rangkaian dari wisata konvensi atau MICE. Dalam kegiatan pameran budaya
para penyelenggara ingin memperkenalkan kebudayaan mereka kepada peserta MICE,
selain untuk memperkenalkan budaya mereka melalui sebuah event, pameran kebudayaan
juga sebagai hiburan dan pengalaman yang baru bagi peserta kegiatan MlCE.
Pameran budaya dimaksudkan agar kebudayaan juga mendapat pengakuan dari
negara lain agar terjadi pengakuan kebudayaan seperti yang sudah terjadi belakangan ini.
Sedangkan dampak negatif terhadap sosial budaya seperti membaurnya dan berubahnya
kebudayaan-kebudayaan yang dulu menjadi kebudayaan yang lebih modern karena adanya
percampuran dan pertukaran antar kebudayaan sehingga mengakibatkan kebudayaan
menjadi berubah dari tradisi Sebelumnya dan bahkan menghilang, adanya peniruan atau
modifikasi budaya yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, adanya respon negatif
masyarakat lokal terhadap kebudayaan yang akan menyebabkan perselisihan atau konflik.
Dalam hal ini, kebudayaan bisa diperkenalkan lewat pameran, expo yang diadakan sebagai
bagian dari kegiatan MICE itu sendiri.
Selain itu, industri MICE juga akan berdampak positif dan negatif terhadap teknologi
dalam setiap penye!enggaraan kegiatan MICE tersebut. Dari segi positif teknologi informasi
memberikan kemudahan dalam kegiatan MICE yang mencakup segala hal yang berkaitan
dengan proses kegiatan MICE tersebut, penggunaan alat-alat komunikasi pendukung
sebagai alat bantu untuk mempermudah berkomunikasi seperti adanya simultan, translater
atau alat penerjemahan bahasa langsung pengelolaan informasi di mana peran alat
komunikasi atau teknologi sangat penting mengingat perbedaan negara asal peserta dari
segi bahasa yang digunakan, dapat mempermudah mendapatkan informasi yang akurat,
langsung dan tepat waktu untuk segala keperluan bisnis-bisnis yang akan dijalankan dan
untuk mempermudah dalam pengolahan data-data, menyusun hasil-hasil pembahasan yang
dapat digunakan untuk kedepannya dalam suatu kegiatan. Selain itu, dapat mempermudah
dalam mengakses materi, data yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas
dalam kegiatan MICE, mempermudah dalam melakukan hubungan komunikasi mengingat
kegiatan MICE dilakukan oleh peserta dari banyak negara, teknologi juga digunakan
sebagai penyebaran informasi dan penyajian informasi kepada semua peserta kegiatan
MICE, penyimpanan file-file penting sebelum dan setelah berlangsungnya kegiatan MICE,
sebagai dokumentasi adanya kegiatan MICE di suatu negara dan juga sebagai media
massa khususnya media cetak dan elektronik yang dapat diketahui oleh semua orang.

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id
4.6 JUMLAH PENGELUARAN PESERTA KEGIATAN MICE
Jumlah pengeluaran Wisatawan yang menghadiri kegiatan MICE lebih besar dari
jumlah pengeluaran Wisatawan yang berkunjung sebagai turis. Tingginya pengeluaran
disebabkan oleh paket biaya yang dikeluarkan harus dibayarkan di muka. Pembayaran ini
meliputi registrasi, akomodasi, katering, hiburan serta pelayanan lainnya. Selain biaya yang
harus dibayarkan di muka tersebut terdapat juga biaya yang dikeluarkan oleh peserta seperti
transportasi perjalanan dari dan ke tempat kegiatan MICE transportasi lokal di tempat
penyelenggaraan, belanja dan cinderamata, perjalanan sebelum dan sesudah kegiatan
berlangsung. Dengan banyaknya komponen yang digunakan dalam kegiatan MICE, dapat
dipastikan bahwa total pengeluaran wisatawan konvensi akan lebih besar daripada jenis
wisatawan yang berkunjung tidak untuk keperluan MICE karena paket biaya tidak dapat
dikurangi. Kegiatan MICE memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat maupun
perekonomian secara nasional. Sebagai salah satu bagian dari industri pariwisata, kegiatan
ini memberikan kontribusi yang tidak sedikit.
Berbeda dengan wisatawan asing yang mengeluarkan, rata-rata US$ 400 selama
berkunjung 7-12 hari ke Indonesia, peserta wisata konvensi (dalam kegiatan konferensi,
konvensi dan perjalanan insentit) mengeluarkan biaya sebesar US$ 210 per, harinya
dengan rata-rata lama tinggal 4 hari, sehingga total biaya yang dikeluarkan wisatawan
konvensi selama 4 hari di Indonesia adalah sebesar sekitar US$ 840, belum terhitung istri
(spouse), anak atau teman yang ikut datang berkunjung (Pendit, 1999). Dengan demikian
kegiatan MICE mempunyai potensi yang jauh lebih besar dilihat dari sisi ekonomi dibanding
wisatawan yang berkunjung untuk berekreasi.
.

Referensi
Abdullah, Alan Iqbal. (2009). Manajemen Konferensi Dan Event: Gadjah Mada Univerity
Press
Andini, Dini Nyoman. (2014). Pengelolaan Wisata Konvensi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kesrul. (2004). Meeting, Incentive, Conference, Exhibition. Yogyakarta: Graha Ilmu
Noor, Any. (2009). Management Event. Bandung: Alfabeta
Pendit, Nyoman. (2002), Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita

MICE Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai