MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perekonomian dan Koperasi Indonesia
yang dibina oleh Drs. H. Gatot Isnaini M. Si
oleh:
Tri Handayani
26/SS
081216944991
150413601511
TRI HANDAYANI
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MICE ...................................................................... 3
2.2 Peran MICE Membangun Pariwisata di Indonesia
Khususnya Kawasan Nusa Tenggara ........................................ 4
2.3 Sektor Pariwisata Mampu Memberikan Perkembangan
Ekonomi di Kawasan Nusa Tenggara ....................................... 5
2.4 Tantangan Indonesia Mengembangkan MICE khususnya di
Kawasan Nusa Tenggara .......................................................... 6
2.5 Solusi Menghadapi Tantangan Mengembangkan MICE di
Kawasan Nusa Tenggara ........................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Nusa Tenggara yang begitu kaya dengan adat-istiadat, budaya, bentang alam,
pertambagan, laut, perikanan, peternakan, dan lain-lain membuat pembangunan
terus digencarkan di kawasan timur Indonesia. Dengan potensi di atas maka
banyak investor lokal maupun asing yang berminat menanamkan modalnya guna
membantu pembangunan di kawasan Nusa Tenggara. Menurut halaman artikel
Dewan Nasional Kawasan Ekonomi khusus yang berjudul KEK Mandalika
diwebsite http://kek.ekon.go.id/kek-di-indonesia/mandalika, sektor yang saat ini
sedang populer di Nusa Tenggara adalah sektor pariwisata yang mampu
mendatangkan wisatawan asing maupun lokal dengan kenaikan 20% pada bulan
Agustus 2015 dari bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Sehingga munculnya
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang memang difokuskan pada
sektor pariwisata salah satunya MICE.
3
4
Sehingga dapat disimpulkan MICE adalah jenis kegiatan yang terdapat dalam
industri pariwisata, kegiatan ini telah di rencakanan secara matang oleh suatu
kelompok atau kumpulan orang yang memiliki kesamaan tujuan dalam
penyelenggaran kegiatan tersebut. Keberadaan kegiatan MICE akan menimbulkan
keuntungan berganda pada sektor yang berkaitan dalam kegiatan tersebut
khususnya secara ekonomi.
Misalkan yang terjadi pada di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu, yaitu
diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung Jawa Barat. KAA
tersebut diadakan unuk kepentingan organisasi anggota ASEAN guna membahas
mengenai solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial negara-
negara Asia Afrika. Sebelum terjadinya pelaksanaan KAA pemerintah Bandung
disibukkan dengan pembenahan kota Bandung terutama di Jalan Asia Afrika
dimana di sana tempat diselenggarakan konferensi tersebut. Pembenahan kota
yang membuat kota menjadi lebih indah dan tertata akan mampu membuat para
wisatawan tertarik untuk berwisata di Bandung yang akhirnya akan memberikan
keuntungan untuk usaha kecil menengah diantaranya penjual makanan pinggir
jalan atau rumah makan, pengrajin oleh-oleh khas daerah atau souvenir, disektor
jasa transportasi, penginapan atau hotel dan lain-lain. Belum lagi usaha-usaha yang
ditunjuk langsung oleh pemerintah Bandung untuk membantu terlaksananya
konferensi dalam membuat souvenir khas Indonesia untuk para pemimpin negara
anggota ASEAN akan memberikan insentif tersendiri.
MICE sangatlah menguntungkan untuk dunia bisnis saat ini. Peran MICE
untuk pembangunan wilayah dapat menimbulkan multiplier effect yang bernilai
benefit untuk semua aspek yang mempengaruhinya (Pendit, 1999 (dalam
Wahyuningsih, 2014:12)). Apalagi untuk pembangunan wilayah yang memiliki
keindahan alam yang baru dan belum terjamah akan menarik wisatawan lokal dan
asing untuk mengeksploitasi keindahan tersebut. Wisata-wisata yang baru tersebut
akan lebih menguntungkan jika dikelola dengan adanya pembangunan
disekitarnya agar tercipta kawasan wisata yang kompleks. Kompleks di atas
maksudnya adalah tersedianya fasilitas penunjang wisata yang memadai seperti
transportasi yang mudah dan nyaman, infrastruktur jalan, jembatan gedung yang
layak bahkan mungkin dapat memenuhi kebutuhan highclass seseorang. Hal di
mungkin saja terjadi apalagi dalam pembahasan MICE maka akan dibahas tentang
kebutuhan bukan saja perorangan namun untuk sekelompok orang yang
menginginkan adanya nuansa bisnis yang nyaman sekaligus dengan suasana
liburan.
Peran MICE untuk kawasan Nusa Tenggara khususnya sudah dapat dilihat
dengan dijadikannya Kawasan Mandalika menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK). Alasan yang menjadikan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
adalah kawasan ini memiliki keindahan dan eksotik, serta merupakan salah satu
destinasi wisata unggulan dan strategis di NTB. Dalam website resmi
http://presidenri.go.id menuliskan bahwa kawasan dengan luas 1175 ha ini sedang
berbenah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi penting di Pulau Lombok. Di
kawasan ini akan dibangun lokasi MICE dengan kapasitas antara 5000 hingga
7000 orang, hotel sebanyak 10.532 kamar, residen sebanyak 1.586 unit, lokasi
ritel seluas 340.144 meter persegi, lapangan golf seluas 100 ha, pusat marina
dengan 30 tempat berlabuh, Eco Park seluas 70 ha, Water Park seluas 70 ha dan
sebagainya. Pembangunan KEK Mandalika akan berlangsung selama 15 tahun,
antara tahun 2015 hingga 2030.
kebutuhan bahan pokok juga mahal dan akan berimbas pada keengganan investor
swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan Nusa Tenggara (Wuryandari,
2014:110).
Permasalahan sosial juga masih dihadapi Nusa Tenggara mengingat
provinsi ini menduduki peringkat 33 yang termasuk golongan tertinggal.
Masyarakat yang masih didominasi oleh kemiskinan memiliki masalah utama
mengenai pendidikan dan kesehatan. Masyarakat yang masyoritas masih
mengandalkan sektor pertanian dengan metode konvensional akan sangat
tergantungan dengan kondisi alam yang memiliki ini maka perlu adanya
pembangunan sumber daya manusia masyarakat agar mereka mampu ikut serta
dalam pembangunan daerahnya (Wuryandari, 2014 curah hujan yang rendah
sepanjang tahun. Dengan kondisi sosial seperti:112).
Ibid (dalam Wuryandari 2014:113) Permasalahan mengenai wilayah Nusa
Tenggara yang termasuk dalam kawasan Circum-Pasifik dengan karakteristik
khusus kondisi struktur tanahnya yang labil sehingga sering terjadi patahan-
patahan. Kawasan Nusa Tenggara terdiri dari pulau-pulau yang terbentuk adanya
yang secara vulkanik seperti Pulau Flores, Slor, komodo, Solor dan lain-lain yang
memiliki kesuburan tanah namun sering terjadi gempa yang dapat mengancam
penduduk sekitar. Kemudian ada yang terbentuk dari dasar laut yang terangkat
kepermukaan seperti Pulau Sumba, Rote, Timor, Sabu dan lainnya. Akibat
keadaan geografis tersebut banyak terjadi bencana alam yang nantinya akan
membebani pengeluaran pemerintah untuk pembangunan kembali atau
pemeliharaan atas bencana tersebut.
Agenda pembangunan wilayah dapat dipilah ke dalam aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan, dimana agenda tersebut digunakan untuk memperoleh
sudut pandang yang komprehensif (Nugroho 2012:391). Pelengkap dalam
pembangunan ekonomi meliputi aktualisasi dan redifinisi nilai-nilai HAM,
memberantas kemiskinan, penguatan keuangan dan kemandirian daerah, antisipasi
perdagangan bebas, pembangunan teknologi informasi dan meningkatkan
infrastruktur. Agenda pembangunan sosial dan kelembagaan di wilayah mencakup
dua tujuan penting, yakni mengembangkan mekanisme kelembagaan yang ada
sehingga berfungsi lebih efektif memfasilitasi kepentingan seluruh stakeholder
9
1. Perspektif Kependudukan
Setiawan, B (dalam Wuryandari 2014:207) Pembangunan di Nusa Tenggara
masih menunjukkan ketimpangan antarwilayah yaitu ditunjukkan dengan jumlah
dan distribusi penduduknya yang tidak merata. Namun, persebaran penduduk
yang tidak merata ini juga dapat menjadi potensi apabila dalam perwujudannya
penduduk dapat disebar secara merata guna alokasi persebaran penduduk untuk
pembangaunan tiap wilayah. Akan tetapi pembangunan wilayah tertinggal tidak
terlalu diperhatikan. Masyarakat pada umumnya memilih untuk mencari wilayah
yang pembangunannya dianggap maju yang dianggap akan menguntungkan
dalam segi ekonomi. Pada akhirnya akan membuat suatu fokus wilayah yang
memiliki populasi penduduk yang banyak. Contohnya penduduk Pulau Timur
yang memilik pergi ke Kupang karena pembangunan disana lebih maju, bahkan
10
yang lebih parah adanya pengiriman tenaga kerja migran ke Malaysia sebagai
buruh pertanian dan pembantu rumah tangga.
Permasalah kependudukan tersebut adalah kualitas penduduk atau sumber
daya manusia yang masih rendah baik dilihat dari tingkat pendidikan ataupun
kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya tingkat partisipasi
sekolah terutama untuk pendidikan dasar sembilan tahun dan masih tingginya
anggka kematian bayi walaupun terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
Upaya progam kesehatan sudah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat bersama dengan penurunan angka mortalitas dan fertilitas.
2. Perspektif Ekonomi
Pengembangan ekonomi wilayah Provinsi NTT yang mencakup 21
kabupaten/kota tidak terlepas dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-
masing wilayah. Dari segi sektor pertanian pada tahun 2005-2010 masih menjadi
penggerak perekonomian daerah. Namun, akhir-akhir ini sektor jasa,
perdagangan, hotel, dan restoran menunjukkan peningkatan yang mampu
menyumbang PDRB. Dari sektor industri belum menunjukkan perkembangan, hal
ini terkait belum kondusifnya investasi di kawasan Nusa Tenggara. Rendahnya
investasi disebabkan beberapa faktor diantaranya (1) Terbatasnya ketersediaan
infrastruktur prasarana, baik darat, laut maupun udara serta minimnya pasokan
listrik dan air bersih; (2) Kepemilikan lahan yang masih didominasi oleh tanah
persekutuan adat yang mempersulit pemanfaatan lahan untuk pengembangan
investasi; (3) Kurangnya promosi terhadap potensi daerah; (4) Pengurusan
administrasi izin penanaman modal dan investasi yang lama dan masih banyak
dijumpai pungutan liar (Wuryandari, 2014:269).
hasil dari pertanian yang dijual ke luar daerah masih dalam bentuk mentah
sehingga tidak memiliki nilai jual yang lebih.
3. Dimensi Sosial
Zainuddin, D (dalam Wuryandari 2014:318) Modal sosial memiliki arti
penting dalam pengembangan wilayah Nusa Tenggara karena masyarakatnya
masih banyak terikat dengan adat yang memiliki dimensi kepercayaan, jaringan
sosial, dan pranata sosial. Hal ini tidak hanya dalam tatanan strukturnya saja tetapi
juga kultur dan kepemilikan tanah. Oleh karena itu, proses pengembnagan
wilayah di Nusa Tenggara harus berbasis komunitas baik perencanaan,
pelaksanaan, maupun pengawasannya. Misalnya dalam pengelolahan sumber air
di sekitar diserahkan pada masyarakat setempat secara komunitas karena dalam
pengelolahannya akan ditopang dengan pranata sosial yang ada pada masyarakat
tersebut dalam bentuk norma adat yang menimbulkan rasa takut untuk merusak
sumber air, dan apabila melanggar akan menyebabkan kemalangan bagi
pelanggarnya.
12
14
15
5. Dari segi politik untuk pembangunan perlu adanya tolak ukur yaitu
partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas agar fenomena penyalah
gunaan kewenangan aparatur negara seperti adanya korupsi, kolusi dan nepotisme
dapat dihilangkan karena aparatur negaralah sebagai motor penggerak
pengembangan wilayah. Dari segi kependudukan harus dibangun mengenai
kualitas sumber daya manusia karena manusialah yang menjadikan pembangunan
itu ada dan berjalan sesuai apa yang diinginkan. Dari segi ekonomi, untuk
pembangunan sektor pertanian dan hasil laut harus ada perubahan yang signifikan
karena potensi dari sektor tersebut dapat diupayakan untuk membuat Nusa
Tenggara mencapai kesejahteraannya. Dari sektor sosial dan budaya, karena Nusa
Tenggara banyak memiliki keanekaragaman budaya dari masyarakatnya, hal
tersebut harus dijadikan alat untuk pembangunan. Untuk itu kebudayaan khas
Nusa Tenggara harus dijaga keasliannya dengan cara misalkan membuat
perkampungan budaya dengan menyuguhkan keunikan etnik yang dimiliki Nusa
Tenggara kepada wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas maka didapatkan saran sebagai berikut:
Benyamin, M.Y. 2015. Daerah Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Baru, (Online),
(http://entrepreneur.bisnis.com), diakses 10 Maret 2015.
16