Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH M I C E

DEVINISI, HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN,


DAN SEGMEN PASAR DARI MICE

Disusun Oleh :
Sunny Aime Zahra
( 0316101004)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “MICE
( Meeting, Incentive, Conference, and Exibhition )” ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kami selaku mahasiswa.
Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” kami yakin dalam menyusun laporan ini
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Bandung, 17 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Definisi MICE.................................................................................................
2.1.1 Meeting..................................................................................................
2.1.2 Incentive.................................................................................................
2.1.3 Conference.............................................................................................
2.1.4 Exibhition...............................................................................................
2.2 Hubungan Antar Komponen MICE.................................................................
2.3 Segmen Pasar MICE.......................................................................................
2.3.1 Maksud dan Tujuan Segmentasi Pasar..................................................
2.3.2 Manfaat Segmentasi Pasar....................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................


3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Kritik dan Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata
MICE ( Meeting, Conference, Incentive, and Exhibition ) masa kini telah
memberikan " Warna dalam kegiatan bisnis industri pariwisata dunia ", kegiatan
konvensi sangat beragam terhadap konstribusinya terhadap kegiatan pariwisata, yang
sangat menonjol adalah identik dengan pemberian pelayan dan services.
MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-
income, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara
berkembang karena dalam pelaksanaannya banyak sekali menggunakan
fasilitas pariwisata. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan tenaga
kerja maupun dalam memberikan devisa negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Definisi MICE itu sendiri ?
2. Bagaimana Hubungan Antara Komponen MICE ?
3. Apa Segmen Pasar MICE dan Menurut Peraturan Pemerintah Yang Ada ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Manfaat yang didapat nantinya, ketika usaha ini sudah berjalan dengan baik
adalah sebagi berikut:
1. Mengetahui definisi MICE menurut para ahli.
2. Mengetahui hubungan antar komponen dalam MICE itu sendiri.
3. Memproleh pengetahuan dalam mengorganisasikan suatu usaha atau disebut
dengan managemen skill.
4. Dapat berinteraksi dengan masyarakat langsung dan mengetahui bagaimana
kekurangan dan kelebihan dalam perkembangan usaha ini.
5. Memperoleh keuntungan
6. Dapat menjadi media pembelajaran dalam mengawali usaha baru
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI MICE


MICE dapat diartikan sebagai suatu wisata konvensi yang dimana wisatawan atau
tamu memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang seperti
Negarawan, Pengusaha, Pejabat untuk berkumpul dam membicarakan masalah
masalah yang berhubungan dengan tujuan bersama. MICE itu sendiri berasal dari
beberapa kata yaitu Meeting, Incentive, Exhibition, and Conference.
Akhir akhir ini telah suatu kecenderungan pada para pelaku pasar pariwisata
untuk mengganti istilah ini menjadi “The Meetings Industry“. Dunia MICE adalah
dunia yang belum terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal dunia MICE
merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju. Dunia MICE
merupakan salah satu dunia bisnis yang menjanjikan. Namun baru sedikit sekali pihak
Indonesia yang mau bermain di dunia MICE. Mungkin salah satu penyebabnya adalah
kurangnya pengetahuan tentang MICE di Indonesia. Namun di Indonesia sudah mulai
ada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan tentang MICE. Banyak negara
yang sudah menjadikan dunia MICE sebagai salah satu potensi wisatanya.
Pengertian MICE menurut para ahli :
Menurut Pendit (1999:25), Mice diartikan sebagai wisata konvensi, dengan
batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha
dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang
( Negarawan, Usahawan, Cendikiawan dsb ) untuk membahas masalah-masalah yang
berkaitan dengan kepentingan bersama.
Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), Mice sebagai suatu kegiatan kepariwisataan
yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara Leisure dan Business, biasanya
melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam
bentuk Meetings, Incentive Travels, Conventions, Congresses, Conference dan
Exhibition.
MICE di Indonesia.
Kota kota MICE di Indonesia antara lain : Jakarta, Denpasar, Jambi, Jayapura,
Ujung Pandang, Medan, Menado, Surabaya, Batam, Yogyakarta dan Padang.
Perkembangan MICE di Bali sudah mencapai hasil yang cukup menggembirakan.
Adanya elemen elemen pariwisata terkait seperti Dinas Pariwisata Daerah Bali yang
juga bekerjasama dengan Bali Hotel Association, INCCA (Indonesia Congress &
Convention Association), ASITA, Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia
(PHRI), dan institusi serupa membuat Bali sebagai tujuan MICE di dunia selanjutnya.
Hal ini terbukti dengan banyaknya event dunia yang diselenggarakan di Bali
seperti UNFCC dan Bali Asian Beach Games yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Disamping itu, perkembangan MICE di Bali telah menjamah sektor perhotelah di
Bali, dimana hampir semua hotel berbintang 5 di Bali memiliki fasilitas standar
meeting seperti meeting venue, dan departemen yang mengatur berlangsungnya
kegiatan MICE di hotel tersebut. Biasanya MICE di organiser oleh Banquette
Department.

2.1.1 MEETING
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau
persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang
diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan
atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan
sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,
menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang
aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan
orang secara bersama-sama”.
Meeting merupakan salah satu cara berkomunikasi dalam sebuah organisasi. Di
sebuah perusahaan, rapat juga berfungsi untuk membantu para manajer dalam
memantau kinerja operasional anak buahnya, atau dalam melakukan koordinasi
dengan bawahan atau tim yang lain. Walaupun demikian penting, meeting juga
kadang menjadi kegiatan yang menyita energi dan banyak waktu. Ini terjadi jika rapat
tidak berjalan efektif.
Efektivitas dan keberhasilan sebuah rapat, secara langsung dipengaruhi oleh
kecermatan pemimpin rapat dan peserta rapatnya. Sering kali sebuah rapat tidak
menghasilkan keputusan atau kesimpulan apa-apa. Rapat yang tidak menghasilkan
keputusan, merupakan rapat yang tidak didukung dengan perencanaan yang baik.
2.1.2 INCENTIVE
Undang-undang No. 9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27),
menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang
diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai
imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi
yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan
yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen.
Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 :
1 ) : insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena
memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima
insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah suatu bentuk
dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan
atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan
pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan.
Menurut Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang akan
diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang
telah ditetapkan.
Menurut Pangabean (2002 : 93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan
gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang
diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan
.
TUJUAN PEMBERIAN INSENTIVE :
Fungsi utama dari insentif adalah
“untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif
menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002 :
93)”.
Secara lebih spesifik tujuan pemberian Insentif dapat dibedakan dua golongan yaitu:
a. Bagi Perusahaan.
Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan
produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan dengan jalan
mendorong dan merangsang agar karyawan :
1. Bekerja lebih bersemangat dan cepat.
2. Bekerja lebih disiplin.
3. Bekerja lebih kreatif.
b. Bagi Karyawan.
Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat keuntungan :
1. Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
2. Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian balas jasa yang
diukur dalam bentuk uang.
3. Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
Jenis dan Tipe Insentif :
Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:
a. Finansial insentif.
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi gaji-gaji
yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan memperoleh bagian dari
keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang meliputi pemeliharaan
jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Non finansial insentif.
Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja, jam kerja,
tugas dan rekan kerja.
2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan
pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan hubungan dengan
atasan.
Menurut Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum adalah:
a) Program insentif individual memberikan pemasukan lebih dan di atas gaji
pokok kepada karyawan individual yang memenuhi satu standar kinerja
individual spesifik. Bonus di tempat diberikan, umumnya untuk karyawan
individual, atas prestasi yang belum diukur oleh standar, seperti contoh
mengakui jam kerja yang lama yang digunakan karyawan tersebut bulan lalu.
b) Program insentif kelompok adalah seperti rencana insentif individual namun
memberi upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua anggota tim ketika
kelompok atau tim secara kolektif mencapai satu standar yang khusus kinerja,
produktivitas atau perilaku sehubungan dengan kerja lainnya.
c) Rencana pembagian laba secara umum merupakan program insentif di seluruh
organisasi yang memberikan kepada karyawan satu bagian (share) dari laba
organisasi dalam satu periode khusus.
d) Program pembagian perolehan (gain sharing) adalah rencana upah di seluruh
organisasi yang dirancang untuk memberi imbalan kepada karyawan atas
perbaikan dalam produktivitas organisasi.
Proses pemberian insentif :
Menurut Harsono (1987 : 85) proses pemberian insentif dapat dibagi menjadi 2, yaitu
 Proses Pemberian Insentif berdasarkan kelompok.
 Proses Pemberian Insentif berdasarkan perorangan.
Rencana insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan
selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu.
Sedangkan insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka
juga melebihi standar yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002 :90-91).
Menurut Oangabean (2002:91) Pemberian insentif terhadap kelompok dapat diberikan
dengan cara:
a) Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima
oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya.
b) Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan
pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya.
c) Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata
pembayaran yang diterima oleh kelompok.

2.1.3 CONFERENCE
Conference dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Konferensi, Surat
Keputusan Mentri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor :
KM.108/HM.703/MPPT-91, Mendefinisikan konferensi, kongres, atau konvensi
merupakan suatu kegiatan pertemuansekelompok orang dari berbagai kalangan,
seperti dari negarawan, pengusaha, pembisnis, danlain sebagainya, untuk mebahas
masalah masalah yang berkaitan dengan kepentingan.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan
yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau
kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para
penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang
dan sebagainya.

2.1.4 EXIBHITION
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran
termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan
Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang
dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan
untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan
penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata “.
Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri
secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang
pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu
pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
Pertimbangan Pelaksanaan Mice.
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
A. Penetapan lokasi dan ruang MICE
a) Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
 Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi
tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak
meneruskan proses lebih lanjut.
 Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan,
misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau
konferensi.
 Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan
spread of the person attending : terlalu jauh dari tempat
peserta, kecuali khususnya seperti no.1b, peserta yang
memerlukan sekali seminar dan konferensi tersebut.
 Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi
dimana pertemuan akan digelar.
Perlengkapan Fasilitas MICE.
Menurut Kesrul (2004:90), Perlengkapan fasilitas dan pelayanan
kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada
standar yang berlaku umum.Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan
perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :
- Jenis pertemuan dan lamanya
- Jumlah peserta
- Jumlah ruangan yang dibutuhkan
- Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
- Bentuk pengaturan tempat duduk
- Akomodasi peserta mice
Penanganan Transportasi.
Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi
bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point
dalam pengaturan transportasi yaitu :
- Transprtasi udara
- Airport shuttle service
- Multiple property shuttle
- VIP transportation
- Local tour
- Staff transportation.
Pelayanan Makanan dan Minuman.
Menurut Kesrul ( 2004 : 113 ), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan
atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan
minuman. Seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan
reguler food and beverage, room service and banquet capabilities.
Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and
attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada
saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan
keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu
apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut
melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis
makanan dan minuman.
Akomodasi.
Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:
- Akomodasi sesuai harapan peserta
- Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
- Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus
dibayar
- Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga
2.2 HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN MICE

Penjelasan Bagan Komponen MICE


a. Tanda panah yang ke atas Seorang karyawan memiliki suatu prestasi kerja dari
suatu perusahaan ataupun asosiasi kemudian dia menerima incentive atau bonus dari
perusahaan ataupun asosiasi tersebut atas prestasi kerja yang diraihnya.
b. Tanda panah yang ke bawah Suatu perusahaan ataupun asosiasi membuat suatu
konvensi di suatu tempat, dalam konvensitersebut ada suatu eksebisi atau pameran
yang sesuai dengan tema dari konvensi tersebut, eksebisi tersebut juga bisa menjadi
bonus bagi konvensi tersebut. Selain menjadi bonus eksebisi tersebut juga dapat
memberikan masukan atau pendapatan ( income ) bagi tempat diadakannya konvensi
tersebut, selain itu juga dengan adanya eksebisi tersebut merupakan suatu daya tarik
bagi para calon delegasi yang datang. Selain mereka bisa konvensi juga bisa melihat
eksebisi yang ada ditempat diselenggarakannya eksebisi tersebut.
Hubungan antar komponen MICE sangatlah erat kaitannya satu dengan lain
misalnya penyelenggaraan meeting dengan incentive. Yang dilihat dari penyelenggara
an meeting diluar daerah perusahaan, kehadiran peserta meeting baik pimpinan
maupun karyawan, didaerah yang ditentukan itu sepenuhnya atas biaya perusahaan.
Tentunya kehadiran karyawani tu atas prestasi mereka yang gemilang. Kegiatan ini
dapat terlaksanakan pada saat yang bersamaaan pimpinan dan karyawan dapat
menikmati liburan dimana diadakannya pertemuan tersebut.Demikian juga halnya
dengan komponen MICE lainnya seperti contoh antara convention dengan exebithion.
Para praktisi MICE berpendapat bahwa salah satu keberhasilan pelaksaan
konvensi dapat dilihat dari terselenggaranya pameran pada wakru yang bersamaan di
tempat itu. Keuntungan yang mereka peroleh dengan diadakannya pemeran itu adalah
pemasukan dari penyewaan tempat sebagi fasilitas pameran serta memberi daya tarik
bagi para delegasi.

2.3 SEGMEN PASAR MICE


Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi bagi pasar dari heterogen menjadi
homogen. Jadi, perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya
ke dalam segmen pasar tertentu dimana pasar bersifat homogen. Homogenitas
segmen tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam kebiasaan membeli, cara
penggunaan barang, kebutuhan pemakai, motif, tujuan pembelian, dan sebagainya.

2.3.1 MAKSUD DAN TUJUAN SEGMENTASI PASAR


A) Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah
sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar
yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit
untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini
perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya
homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan
demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain.
B) Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan tempat hal
penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan
yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang
sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain
karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua
dibandingkan pelayanan. Menyadari hal terebut maka segmentasi pasar harus
dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya.
Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
C) Strategi pemasaran menjadi lebih terarah
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk
melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan
melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang
direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang
meliputi produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga lebih tajam.
Disamping itu dengan melakukan segmentasi pasar maka dapat membantu pihak
manejemen dalam hal mengarahkan dana dan usaha ke arah pasar potensial yang
paling menguntukan karena sasaran pasarnya jelas, serta dapat merencanakan produk
yang dapat memenuhi permintaan pasar berserta cara-cara promosi yang paling tepat
bagi perusahaan.

2.3.2 MANFAAT SEGMENTASI PASAR


1. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan.
2. Merencanakan produk yang dpat memenuhi permintaan pasar.
3. Menentukan cara-cara promosi yang paling lebih tepat bagi perusahaan.
4. Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana
mengaloksikan secara baik.
5. Mengatur waktu yang sebaik baiknya dalam promosi.
6. Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dengan cara pemasarannya.

Proses Globalisasi terus bergerak ditandai dengan makin tingginya tingkat


persaingan antar negara. Sementara komitmen negara-negara di dunia dalam berbagai
ikatan seperti WTO, APEC, AFTA .Semakin menguburkan batas batas negara.
Akibatnya negara negara yang tidak siap akan semakin tergilas. Persaingan tersebut
tidak hanya terbatas pada produk produk manufaktur maupun perdagangan tetapi juga
pada tersedianya sumber daya manusia yang handal.
Perekonomian Indonesia yang belum pulih mengharuskan pemerintah dan
masyarakat secara bersama mencari sumber pembiayaan yang tidak lagi harus
bergantung pada migas seperti yang selama ini diandalkan. Indonesia memiliki
potensi dan kelebihan kompetitif dibanding negara lain dalam Bidang Pariwisata.
Sektor ini dapat menjadi komoditas andalan sebagai tambang emas devisa negara.
Selama ini, fokus utama kepariwisataan di Indonesia adalah mendatangkan sebanyak
mungkin wisatawan mancanegara. Wisatawan dimaksud kenyataannya lebih banyak
wisatawan individu ( individual tourist yang secara perorangan hanya mengeluarkan
devisa relatif tidak terlalu besar, sehingga bila kita berharap devisa bertambah dari
kedatangan mereka, maka kita harus mampu mendatangkan sebanyak mungkin
wisatawan.
Cara yang dapat mendatangkan devisa lebih banyak sekaligus mempromosikan
produk produk Indonesia dan potensi lainnya, adalah melalui kegiatan Meeting,
Incentive, Convention dan Exhibition (MICE). Usaha jasa ini merupakan usaha
dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok
orang ( antara lain; negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk membahas masalah
masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan dapat diikuti dengan
kegiatan pameran. Sedangkan kegiatan Incentive ( Perjalanan Insentif ) adalah
kegiatan perjalanan yang dikemas dalam satu paket konvensi dan pameran.
Seluruh kegiatan tersebut ada dalam paket terintegrasi. Bentuk wisata MICE ini
di Indonesia memiliki prospek cerah. Pada beberapa kota besar di Indonesia telah
memiliki fasilitas yang dibutuhkan seperti: Convention Center, Exhibition Center,
Hotel, Pusat Belanja dan tempat tujuan wisata. Namun respon kita agak terlambat
dibanding negara lain dalam menyadari besarnya potensi usaha MICE.
Sejarah berkembangnya kegiatan MICE di pasar Internasional berawal dari
suksesnya Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung, pada
tahun 1955, mulai disadari pentingnya memiliki Sumber Daya Manusia yang handal
dalam mengorganisir penyelenggaraan Konvensi, baik tingkat Nasional maupun
Internasional. Namun demikian, baru pada tahun 1991 melalui KepMen Parpostel No.
KM.108/HM.703/MPPT 91, dan Keputusan Dirjen Pariwisata No. Kep 06/U/IV/1992
pemerintah menerapkan tata laksana Ketentuan Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan
Insentif dan Pameran atau dalam istilah lain disebut Meeting, Incentive, Convention
and Exhibition (MICE).
Sejak saat itu industri MICE di Indonesia berkembang cukup pesat, dengan
munculnya perusahaan yang bergerak sebagai Professional Convention Organizer
(PCO), Professional Exhibition Organizer (PEO) maupun Event Organizer lainnya.
Seiring dengan perkembangan industri MICE, kebutuhan Sumber Daya Manusia yang
kompeten di bidang tersebut semakin tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada
lembaga pendidikan formal yang menawarkan program studi yang terkait dengan
kebutuhan tersebut, sehingga pemenuhan kebutuhan SDM diambil alih oleh bidang
bidang lain. Kemampuan menyelenggarakan event hingga saat ini diperoleh secara
otodidak, seperti karyawan PCO dan PEO yang mendapatkan kemampuan
penyelenggaraan event melalui proses learning by doing.
Dengan memiliki lembaga pendidikan yang menawarkan program studi Usaha
Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (MICE), diharapkan Indonesia akan
memiliki SDM yang handal di bidang tersebut dan mampu bersaing dengan SDM dari
negara lain. Di masa yang akan datang dengan kompetensi SDM yang handal di
bidang MICE, Indonesia dapat menjadi negara utama tujuan wisata konvensi,
perjalanan insentif dan pameran bagi delegasi dari berbagai negara.
Pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaraan MICE antara lain;
a. Professional Convention Organizer (PCO).
b. Professional Exhibition Organizer (PEO).
c. Hotel.
d. Biro Perjalanan Wisata (BPW).
e. Biro Konvensi.

Segmen Pasar MICE


Konvensi yang pada umumnya diselenggarakan oleh suatu organisasi profesi baik
untuk tingkat nasional, regional maupun tingkat internasional. Adapun contohnya
meliputi :
Pertemuan dari Ikatan Ahli Penyakit Dalam se-Asia Fasifik
Pertemuan dari Assosiasi LNG sedunia
Pertemuan dari Ikatan Dokter se-Indonesia
Termasuk dalam konvensi ini adalah “ Off Shore Meeting ” yaitu pertemuan suatu
asosiasi nasional yang diselenggarakan di luar negeri misalnya pertemuan ahli
kandungan Australia di Bali.
o Incentive Travel Programme
Pertemuan yang diselenggarakan oleh perusahaan besar dengan pesertanya
adalah karyawan atau dealer khusus dari perusahaan tersebut yang dianggap telah
memajukan perusahaan tersebut. Program semacam ini juga sering disebut
sebagai “ Motivational Travel Programmes “
o Company Corporate Event
Merupakan suatu pertemuan yang pada umumnya berupa rapat pertemuan
anggota direksi (Board Meeting), Sales Seminars, Sales Conference atau
Divisional Conference. Rapat kerja departemen departemen pemerintah dapat
juga digolongkan ke dalam event ini.
o Trade Fair or Exhibition
Adalah suatu pameran yang dapat diselenggarakan, baik secara nasional
seperti Jakarta fair, secara regional seperti ASEAN fair maupun secara
internasional Osaka fair, Hanover fair danLeipzig internasional fair.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
MICE merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang banyak pada suatu
tempat demi mencapai tujuan bersama dengan didukungnya suatu fasilitas atau sarana
dan prasarana dalam memperlancar suatu event atau acara. Sarana dan prasarana
inilah yang akan mengalami perkembangan yang sangat cepat, karena sepenuhnya
didukung oleh hal tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MICE memiliki suatu peran yang
sangat penting dalam pekembangan dan kemajuan suatu penyedia sarana dan
prasarana itu sendiri, khususnya dalam pembahasan ini yang dimaksudkan adalah
hotel. MICE dapat memberikan pemasukan terhadap hotel itu sendiri dan dapat
mengembangkan potensi dari departemen departemen yang lain di dalam hotel. Selain
fasilitas dan prasarana yang menjadi peran penting dalam MICE, manajemen serta
pengelolaan suatu fasilitas akan mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha MICE.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Kritik dan saran anda sangat diperlukan terhadap laporan ini, demi perkembangan
dan pengembangan kualitas laporan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mudah
mudahan apa yang penulis kaji dan tuangkan dalam makalah ini bisa menjadi acuan
dan data informasi yang berguna untuk menunjang pengolahan data yang lain. Akhir
kata Penulis ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Andiani, Dini, Nyoman, 2014. Mata Kuliah MICE, Singaraja, Bali.Undikasha


http://definisipariwblogspot.com/2013/12/komponen-komponen-atau-unsur-
unsur.html
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/search/label/MICE
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/wisata-mice-alternatif-
pariwisata.html
https://www.google.co.id/search?
q=MICE&oq=mice&aqs=chrome.0.69i59j69i60j69i59l2j6 
9i61j0.1061j0j7&sourceid=chrome&es_sm=122&ie=UTF-
8#q=konsep+mice+perhotelan&start=10
http://inccantb.com/pengertian-mice-meeting-incentive-conference-exhibition-
definisi-bentuk-dan-faktor-yang-dipertimbangkan-dalam-pelaksanaan-mice.html

Anda mungkin juga menyukai