Disusun Oleh :
Sunny Aime Zahra
( 0316101004)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “MICE
( Meeting, Incentive, Conference, and Exibhition )” ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kami selaku mahasiswa.
Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” kami yakin dalam menyusun laporan ini
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Definisi MICE.................................................................................................
2.1.1 Meeting..................................................................................................
2.1.2 Incentive.................................................................................................
2.1.3 Conference.............................................................................................
2.1.4 Exibhition...............................................................................................
2.2 Hubungan Antar Komponen MICE.................................................................
2.3 Segmen Pasar MICE.......................................................................................
2.3.1 Maksud dan Tujuan Segmentasi Pasar..................................................
2.3.2 Manfaat Segmentasi Pasar....................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 MEETING
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau
persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang
diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan
atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan
sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,
menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang
aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan
orang secara bersama-sama”.
Meeting merupakan salah satu cara berkomunikasi dalam sebuah organisasi. Di
sebuah perusahaan, rapat juga berfungsi untuk membantu para manajer dalam
memantau kinerja operasional anak buahnya, atau dalam melakukan koordinasi
dengan bawahan atau tim yang lain. Walaupun demikian penting, meeting juga
kadang menjadi kegiatan yang menyita energi dan banyak waktu. Ini terjadi jika rapat
tidak berjalan efektif.
Efektivitas dan keberhasilan sebuah rapat, secara langsung dipengaruhi oleh
kecermatan pemimpin rapat dan peserta rapatnya. Sering kali sebuah rapat tidak
menghasilkan keputusan atau kesimpulan apa-apa. Rapat yang tidak menghasilkan
keputusan, merupakan rapat yang tidak didukung dengan perencanaan yang baik.
2.1.2 INCENTIVE
Undang-undang No. 9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27),
menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang
diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai
imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi
yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan
yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen.
Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 :
1 ) : insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena
memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima
insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah suatu bentuk
dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan
atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan
pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan.
Menurut Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang akan
diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang
telah ditetapkan.
Menurut Pangabean (2002 : 93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan
gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang
diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan
.
TUJUAN PEMBERIAN INSENTIVE :
Fungsi utama dari insentif adalah
“untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif
menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002 :
93)”.
Secara lebih spesifik tujuan pemberian Insentif dapat dibedakan dua golongan yaitu:
a. Bagi Perusahaan.
Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan
produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan dengan jalan
mendorong dan merangsang agar karyawan :
1. Bekerja lebih bersemangat dan cepat.
2. Bekerja lebih disiplin.
3. Bekerja lebih kreatif.
b. Bagi Karyawan.
Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat keuntungan :
1. Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
2. Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian balas jasa yang
diukur dalam bentuk uang.
3. Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
Jenis dan Tipe Insentif :
Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:
a. Finansial insentif.
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi gaji-gaji
yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan memperoleh bagian dari
keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang meliputi pemeliharaan
jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Non finansial insentif.
Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja, jam kerja,
tugas dan rekan kerja.
2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan
pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan hubungan dengan
atasan.
Menurut Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum adalah:
a) Program insentif individual memberikan pemasukan lebih dan di atas gaji
pokok kepada karyawan individual yang memenuhi satu standar kinerja
individual spesifik. Bonus di tempat diberikan, umumnya untuk karyawan
individual, atas prestasi yang belum diukur oleh standar, seperti contoh
mengakui jam kerja yang lama yang digunakan karyawan tersebut bulan lalu.
b) Program insentif kelompok adalah seperti rencana insentif individual namun
memberi upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua anggota tim ketika
kelompok atau tim secara kolektif mencapai satu standar yang khusus kinerja,
produktivitas atau perilaku sehubungan dengan kerja lainnya.
c) Rencana pembagian laba secara umum merupakan program insentif di seluruh
organisasi yang memberikan kepada karyawan satu bagian (share) dari laba
organisasi dalam satu periode khusus.
d) Program pembagian perolehan (gain sharing) adalah rencana upah di seluruh
organisasi yang dirancang untuk memberi imbalan kepada karyawan atas
perbaikan dalam produktivitas organisasi.
Proses pemberian insentif :
Menurut Harsono (1987 : 85) proses pemberian insentif dapat dibagi menjadi 2, yaitu
Proses Pemberian Insentif berdasarkan kelompok.
Proses Pemberian Insentif berdasarkan perorangan.
Rencana insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan
selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu.
Sedangkan insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka
juga melebihi standar yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002 :90-91).
Menurut Oangabean (2002:91) Pemberian insentif terhadap kelompok dapat diberikan
dengan cara:
a) Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima
oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya.
b) Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan
pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya.
c) Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata
pembayaran yang diterima oleh kelompok.
2.1.3 CONFERENCE
Conference dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Konferensi, Surat
Keputusan Mentri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor :
KM.108/HM.703/MPPT-91, Mendefinisikan konferensi, kongres, atau konvensi
merupakan suatu kegiatan pertemuansekelompok orang dari berbagai kalangan,
seperti dari negarawan, pengusaha, pembisnis, danlain sebagainya, untuk mebahas
masalah masalah yang berkaitan dengan kepentingan.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan
yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau
kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para
penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang
dan sebagainya.
2.1.4 EXIBHITION
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran
termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan
Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang
dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan
untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan
penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata “.
Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri
secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang
pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu
pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
Pertimbangan Pelaksanaan Mice.
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
A. Penetapan lokasi dan ruang MICE
a) Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi
tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak
meneruskan proses lebih lanjut.
Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan,
misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau
konferensi.
Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan
spread of the person attending : terlalu jauh dari tempat
peserta, kecuali khususnya seperti no.1b, peserta yang
memerlukan sekali seminar dan konferensi tersebut.
Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi
dimana pertemuan akan digelar.
Perlengkapan Fasilitas MICE.
Menurut Kesrul (2004:90), Perlengkapan fasilitas dan pelayanan
kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada
standar yang berlaku umum.Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan
perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :
- Jenis pertemuan dan lamanya
- Jumlah peserta
- Jumlah ruangan yang dibutuhkan
- Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
- Bentuk pengaturan tempat duduk
- Akomodasi peserta mice
Penanganan Transportasi.
Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi
bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point
dalam pengaturan transportasi yaitu :
- Transprtasi udara
- Airport shuttle service
- Multiple property shuttle
- VIP transportation
- Local tour
- Staff transportation.
Pelayanan Makanan dan Minuman.
Menurut Kesrul ( 2004 : 113 ), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan
atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan
minuman. Seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan
reguler food and beverage, room service and banquet capabilities.
Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and
attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada
saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan
keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu
apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut
melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis
makanan dan minuman.
Akomodasi.
Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:
- Akomodasi sesuai harapan peserta
- Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
- Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus
dibayar
- Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga
2.2 HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN MICE
3.1 KESIMPULAN
MICE merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang banyak pada suatu
tempat demi mencapai tujuan bersama dengan didukungnya suatu fasilitas atau sarana
dan prasarana dalam memperlancar suatu event atau acara. Sarana dan prasarana
inilah yang akan mengalami perkembangan yang sangat cepat, karena sepenuhnya
didukung oleh hal tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MICE memiliki suatu peran yang
sangat penting dalam pekembangan dan kemajuan suatu penyedia sarana dan
prasarana itu sendiri, khususnya dalam pembahasan ini yang dimaksudkan adalah
hotel. MICE dapat memberikan pemasukan terhadap hotel itu sendiri dan dapat
mengembangkan potensi dari departemen departemen yang lain di dalam hotel. Selain
fasilitas dan prasarana yang menjadi peran penting dalam MICE, manajemen serta
pengelolaan suatu fasilitas akan mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha MICE.