MICE
Ringkasan Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian tentang Mahasiswa mengerti sejarah
Meeting, Incentives, Conference, perkembangan industri MICE,
Exhibition memahami meningkatnya kebutuhan
2. Menjelaskan keuntungan MICE akan konferensi dan event
dan bisnis wisata
PENTINGNYA MEMPELAJARI MICE
Perkembangan industri MICE menjadi fenomena menarik hingga awal abad ke-21.
MICE merupakan industri yang baru dan sedang berkembang dengan angka pertumbuhan
yang cepat. Industri ini berasal dari Eropa dan Amerika Utara, dan sekarang menjadi
internasional yang ditandai dengan adanya investasi lintas benua. Sejak fondasi industri ini
diletakkan di Eropa dan Amerika Utara akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kebutuhan _
akan pertemuan (meeting) meningkat seiring dengan lahirnya berbagai asosiasi dan
perusahaan-perusahaan. Kini semua bergerak semakin lebih memiliki “keahlian khusus”,
lebih terkoneksi, dan lebih up date. Tak dapat disangsikan bahwa semua perkembangan ini
terjadi akibat dinamisnya perkembangan teknologi transportasi khususnya transportasi
udara. MICE telah dikenal sebagai salah satu sektor bisnis dalam industri pariwisata. Dalam
perkembangannya dewasa ini, sektor MICE sedang menjadi prioritas bagi banyak negara di
dunia. Karakteristik segmen MICE yang sangat spesifik, dengan peluang revenue yang
tinggi, dampak yang minimal, jangkauan promosi. yang luas, dan kemampuan multiplier
effect nya yang sangat besar_ adalah fakta-fakta yang sangat menjanjikan. Tidak hanya di
negara-negara Amerika dan Eropa yang merupakan acuan industri MICE dunia,
perkembangan MICE kini telah merambah negara-negara di wilayah Afrika dan Asia Pasifik
termasuk Indonesia. Negara-negara seperti Jepang, India, China, Singapura, Malaysia, dan
Thailand bahkan juga Vietnam, Sri Lanka dan Afrika Selatan kini telah menjadikan MICE
sebagai lokomotif industri pariwisatanya.
Istilah MICE di Indonesia juga di kenal dengan nama wisata konvensi, kegiatan
wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena banyak sekali
menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini merupakan
kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan
tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa negara. Gambaran tentang meningkatnya
wisata dunia ditandai dengan kenaikan jumlah peserta yang terus menerus, data WTO
(World Tourism Organization) menunjukan peningkatan wisata dunia setiap tahunnya
mencapai 4,9%. Dengan total jumlah wisatawan yang berkunjung ke Asia Pasifik sebesar
15% merupakan peserta-peserta konvensi yang menghadiri berbagai seminar, konvensi,
kongres, konferensi dan sebagainya (Noor, 2007).
Secara lebih spesifik tujuan pemberian incentive dapat dibedakan dua golongan yaitu :
a. Bagi Perusahaan Tujuan dari pelaksanaan incentive dalam perusahaan khususnya
dalam kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan :
1) Bekerja lebih semangat dan cepat.
2) Bekerja lebih disiplin
3) Bekerja lebih kreatif
b. Bagi Karyawan Dengan adanya pemberian incentive karyawan akan mendapat
keuntungan:
1) Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
2) Standar prestasi diatas dapat di gunakan sebagai dasar pemberian balas jasa
yang diukur dalam bentuk uang.
3) Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
Jenis/Tipe Incentive
Menurut Kesrul (2004), tipe incentive ada dua yaitu :
a. Financial Incentive Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja
meliputi gaji-gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang
meliputi pemeliharaan jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Non financial IncentiveAda dua elemen utama dari nonfinansial incentive :
1) Keadan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tenpat ketja, jam kerja, tugas
dan rekan kerja.
2) Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan
pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan hubungan dengan
atasan.
Sedangkan jenis rencana incentive secara umum adalah:
a. Program incenentive individual memberikan pemasukan lebih dan diatas gaji pokok
kepada karyawan individual yang memenuhi satu standar kinerja individual spesifik.
Bonus ditempat diberikan, umumnya untuk karyawan individual, atas prestasi yang
belum diukur oleh standar, seperti contoh mengakui jam kerja yang lama yang
digunakan karyawan tersebut bulan lalu.
b. Program incentive kelompok adalah seperti rencana incentive individual namun
memberikan upah lebih dan diatas. gaji pokok kepada semua anggota tim ketika
1.3.3 Conference
Conference atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Konferensi,
didefinisikan oleh pemerintah yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos
dan Telekomunikasi Nomor: KM.108/HM.703/MPPT-91 sebagai Konferensi, Kongres, atau
Konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan,
usahawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
kepentingan bersama.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rogers (2003):
Conference is an event used by any organization to meet and exchange views, convey a
message, open a debate or give publicity to some area of opinion on a specific issue. N0
tradition continuity or periodicity is required to convene a conference. Although not generally
limited in time, conference are usually of short duration with specific objectives.
Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang
mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama dengan conference,
maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan
seseorang untuk mengingatnya, bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai
perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference
dan exhibition hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket
wisata yang siap dipasarkan, kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan
dalam satu kategori yakitu MICE.
Menurut Kesrul (2004). Conference atau konferensi adalah mata penemuan yang
diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata krama, adat atau kebiasaan yang
berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa
pemerintahan atau penjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
1.3.4 Exhibition
Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI Nomor KM.
mil / HM. 703 / MPPT-9l, Bab l, Pasal 1c tentang Exhibition atau Pameran: merupakan suatu
Ringkasan
Bab ini membahas tentang perkembangan sejarah indusri MICE yang dimulai pada
akhir abad ke 19 hingga kini. Dalam sejarah kebudayaan dan kesenian dari berbagai agama
dan suku bangsa di Indonesia terdapat beragam perayaan yang memiliki karakteristik
tersendiri, sehigga merupakan suatu event yang unik. Di Indonesia kegiatan event yang
bersifat internasional adalah pada saat diadakannya Konferensi Asia Afria di Bandung tahun
1955. Meningkatnya kebutuhan akan konferensi dan event disebabkan adanya revolusi
transportasi dan kependudukan. Sejak tahun 1980-an kegiatan MICE di Indonesia
menunjukkan peningkatan jumlah peserta yang tinggi dengan juumlah pengeluaran 2-3 kali
lipat dari wisatawan biasa. Beberapa wisata konvensi juga membawa serta spouse
(istrinya), anak atau bahkan temannya yang berdampak pada pengeluaran peserta selama
mengikuti kegiatan konvensi menjadi lebih besar.