Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa pengeluaran wisatawan akan diterima oleh beberapa
komponen penunjang kegiatan pariwisata.
Setiap komponen pariwisata itu, selanjutnya akan mengeluarkan lagi biaya-biaya untuk hal-hal
lain yang berkaitan dengan proses produksi, begitu pula selanjutnya.
Sebagai contoh lanjutan dari ilustrasi sebelumnya, dapat secara lebih jelas dilihat bagaimana
timbulnya peningkatan pendapatan masyarakat setempat sebagai hasil pengeluaran wisatawan
atas kegiatan pariwisata.
Bagan -2-
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Akibat Pengeluaran Wisatawan Atas Kegiatan
Pariwisata
Tahap IV Sama seperti tahap III namun berbeda pelakunya Rp. 17.000,00
Oleh sebab itu Efek Berganda, dapat didefinisikan sebagai jumlah peningkatan pandapatan
masyarakat setempat yang dihasilkan dari pengeluaran awal wisatawan pada suatu periode waktu
tertentu.
Besaran atau koefisien Efek Berganda pariwisata ini akan berbeda di setiap daerah atau negara.
Perbedaan ini terjadi karena berbedanya kondisi serta sifat perekonomian daerah atau negara
yang satu dengan daerah yang lain.
Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata
mengakibatkan timbulnya 3 (tiga) jenis pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran langsung (Direct Spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industri pariwisata yang dikeluarkan untuk membayar biaya
operasi usahanya.
b. Pengeluaran tidak langsung (Indirect Spending)
Pengeluaran pihak industri pendukung/masyarakat yang terlibat secara nyata dalam menunjang
kegiatan pariwisata.
c. Pengeluaran Ikutan (Induced Spending)
Pengeluaran industri lainnya/masyarakat umum yang secara nyata tidak ada kaitannya dengan
kegiatan pariwisata.
Masing-masing jenis efek berganda ini mampu menghitung gejala-gejala yang berbeda satu sama
lainnya dan setiap jenis memiliki kegunaan tertentu dalam pembahasan mengenai dampak
kegiatan pariwisata di suatu daerah atau negara.