Food Pajak
- Restaurant Pembelian Gaji
Bahan Baku Bahan Baku
Beverage
Souvenir
- Cendramata Tax & Service
Handicraft
Wisatawan
Bus Sandang
Kereta Api Upah & Pangan
- Transportasi
Pesawat Terbang Gaji Papan
Kapal Laut
Ticket
Tour
- Tour
Entertainment
Travel Document
Dari ilustrasi diatas, terlihat bahwa pegeluaran wisatawan akan diterima oleh beberapa
komponen penunjang kegiatan pariwisata.
Setiap komponen pariwisata itu, selanjutnya akan mengeluarkan lagi biaya-biaya untuk hal-hal
lain yang berkaitan dengan proses produksi, begitu pula selanjutnya.
Sebagai contoh lanjutan dari ilustrasi sebelumnya, dapat secara lebih jelas dilihat bagaimana
timbulnya peningkatan pendapatan masyarakat setempat sebagai hasil pengeluaran wisatawan
atas kegiatan pariwisata.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Akibat Pengeluaran Wisatawan Atas Kegiatan
Pariwisata
Tahap IV Sama seperti tahap III namun berbeda pelakunya Rp. 17.000,00
Dapat dilihat bahwa pengeluaran awal wisatawan sebesar Rp. 100.000,00 akan menimbulkan
pengeluaran akhir yang besarnya Rp. 223.000,00. Hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah
pengeluaran yang besarnya 2,23 Kali dari pengeluaran awal.
Oleh sebab itu Efek Berganda, dapat didefinisikan sebagai jumlah peningkatan pendapatan
masyarakat setempat yang dihasilkan dari pengeluaran awal wisatawan pada suatu periode waktu
tertentu.
Besaran atau koefisien Efek Berganda pariwitasa ini akan berbeda di setiap daerah atau Negara.
Perbedaan ini terjadi karena berbedanya kondisi serta sifat perekonomian daerah atau Negara
yang satu dengan daerah yang lain.
Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata
mengakibatkan timbulnya 3 (tiga) jenis pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran Langsung (direct spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industry pariwisata yang dikeluarkan untuk
membayar biaya operasi usahanya.
b. Pengeluaran Tidak Langsung (indirect spending)
Pengeluaran pihak industry pendukung / masyarakat yang terlibat secara nyata dalam
menunjang kegiatan pariwisata.
c. Pengeluaran Ikutan (induce spending)
Pengeluaran industry lainnya / masyarakat umum yang secara nyata tidak ada kaitannya
dengan kegiatan pariwisata.
Pada periode tahun 2008 dan 2009, berdasarkan jenis kelamin tidak terlihat perubahan pola rata-
rata lama tinggal wiswan. Pada tahun 2009 wisman dengan jenis kelamin perempuan memiliki
rata-rata lama tinggal lebih lama dibandingkan wisman berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar
8,23 hari untuk wisman berjenis kelamin perempuan dan sebesar 7,45 hari untuk wisman laki-
laki. Jika dibandingkan tahun 2008, wisman berjenis kalamin laki-laki mengalami penurunan
lama tinggal sebesar 1,02 hari atau sebesar 12,02 persen, sedangkan wisman berjenis kelamin
perempuan hanya mengalami penurunan lama tinggal sebesar 0,57 hari atau sebesar 6,48 persen
jauh lebih kecil dibandingkan dengan wisman yang berjenis kelamin laki-laki (Kembudpar,
Passenger Exit Survey (PES), 2009).
Bukan hanya lama tinggal wisman yang berpengaruh terhadap pemasukan (devisa) Negara,
tetapi juga banyaknya belanja atau pengeluaran (spending) yang dihabiskan oleh wisman. Rata-
rata pengeluaran wisman per hari menurut jenis kelamin pada tahun 2009 memperlihatkan bahwa
telah terjadi pola pengeluaran per hari dibandingkan tahun 2008. Jika para tahun 2008 wisman
berjenis kelamin perempuan yang paling tertinggi menghabiskan pengeluaran daripada wisman
berjenis kelamin laki-laki, maka pada tahun 2009 justru yang terjadi sebaliknya. Pengeluaran
wisman berjenis kelamin perempuan mengalami penurunan pengeluaran perhari sebesar 13,90
USD atau 10,04 persen dari 138,43 USD pada tahun 2008 menjadi 124,53 USD pada tahun
2009, sedangkan wisman berjenis kelamin laki-laki hanya mengalami penurunan sekitar 4,87
USD atau 3,56 persen dari sebesar 136,84 USD pada tahun 2008 menjadi 131,98 USD
(Kembudpar, Passenger Exit Survey (PES), 2009).
Dilihat berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selam ini langsung
menyamaratakan antara wisman laki-laki dan wisman perempuan. Padahal jika ditilik lebih
dalam lagi ternyata wisman perempuan memiliki rata-rata pengeluaran (spending) baik dari sisi
per hari atau per kunjungan lebih besar dibandingkan wisman laki-laki. Meski jurang perbedaan
angka tidak terlalu besar bila dilihat dari jumlah kunjungan, tetapi spending lebih bermanfaat dan
dapat menambah devisa bagi Negara dengan banyaknya belanja yang dikeluarkan oleh wisman
perempuan.
Hal inilah yang menjadi perhatian penulis bagaimana membidik potensi wisman perempuan pada
saat berjunjung ke setiap destinasi di Negara kita indonesia baik dari sisi jumlah kunjungan
maupun spending. Alasan lain tentunya belum banyak (bahkan belum ada) para pakar, peneliti,
dan pemerhati pariwisata yang memikirkan bagiamana menarik minat wisman untuk
menghabiskan uangnya saat mereka berwisata, khususnya wisman perempuan.
1. Connection
Perempuan tidak hanya berbelanja untuk membeli, tetapi juga untuk membangun koneksi.
Dalam beberapa kategori produk tertentu, brand dijadikan perempuan sebagai alat untuk
ekspresi diri. Perempuan mencari kesamaan dalam produk yang ingin ia beli. Bangunlah
koneksi, buat perempuan memiliki hubungan dengan merek dan membangun koneksi dengan
sesama pelanggan.
2. Care
Perempuan sangat suka untuk disukai dan dicintai, diperhatikan dan didengarkan. Karena itu,
satu hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap brand adalah mendengarkan : “pay
attention to what women tell you. Ask open-ended questions and listen carefully to the
answers”. Perempuan ingin didengarkan, diperhatikan, dan dimengerti karenanya sebisa
mungkin penuhi kebutuhan para pelanggan perempuan tersebut sebelum mereka meminta.
Ada baiknya untuk terus mengikuti tren untuk memenuhi keinginan pelanggan. Terus
berinovasi untuk mengikuti apa kemauan perempuan.
3. Value
Perempuan ingin membayar sedikit, tetapi mendapatkan banyak. Perempuan adalah makhluk
yang valuer oriented. Tak heran, perempuan suka menawar. Perempuan ingin mendapatkan
benefit produk sebanyak mungkin. Ia akan dengan teliti melakukan penelitian atau survey
mengenai kualitas suatu produk sebelum melakukan pembelian. Perempuan juga suka
mencari rekomendasi dari sesama konsumen perempuan. Belum lagi dengan banyaknya
media yang memberikan pengetahuan produk, konsumen pun jadi semakin cerdas.
Konsumen perempuan sangat menhargai convenience dan sangat menghargai produk yang
memungkinkannya menghemat waktu, menyelesaikan masalahnya, mempermudah
pekerjaan, dan menyederhanakan pekerkaannya.
4. Empathy
Perempuan bukanlah makhluk yang selfish. Dibandingkan kaum pria, wanita lebih berempati
terhadap sesamanya. Berempati adalah kemampuan untuk menangkap emosi dan perasaan
orang lain dan kemudian meresponnya dengan emosi dan perasaan yagn sama. Empati kini
menjadi sesuatu yang kian penting dalam membangun sebuah merek (brand-building). Saat
kita mencapai titik yang cukup tinggi dan mampu untuk berbagi kepada orang lain, maka
berbagilah. Lakukanlah program-program CSR (Corporate Social Reponsibility) untuk
membangun empati dari para pelanggan.
5. Trust
Trust adalah elemen yang paling penting, krusial, dan esensial dalam pemasaran ke woman
market. Karena pentingnya trust bagi konsumen perempuan, maka menurutnya, “marketing
to a woman is about winning her trust”. Trust menjadi sumber dari adanya saling pengertian,
saling mencintai, saling peduli, saling memberi, dan saling komitmen antara konsumen
perempuan dan brand.
MENDESKRIPSIKAN DOKUMEN PERJALANAN WISATA
Namun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Dokumen Perjalanan bukan
sekedar surat-surat atau keterangan saja, tetapi juga termasuk surat (dokumen) perjalanan lain
yang dapat dipergunakan unuk memperoleh pelayanan perjalanan dari dan kea tau di tempat
dimana seseorang melakukan perjalanan.
Dari pengertian di atas maka Dokumen Perjalanan ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) :
PASPOR
A. Pengertian Paspor
Secara umum pengertian paspor adalah dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh
suatu Negara bagi warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Paspor pada umumnya berlaku secara universal, artinya semua Negara dapat menerima
dokumen ini sebagai legalitas bagi pemiliknya untuk memasuki suatu Negara. Dokumen
tersebut berisikan data pribadi dari pemegang parpor yang menyangkut :
- Nama lengkap
- Tempat dan tanggal lahir
- Tanda khusus pemegang paspor
- Kebangsaan
- Agama
- Photo
- Masa berlaku parpor yang disahkan oleh pejabat imigrasi
Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional harus memiliki paspor yang
berlaku untuk semua Negara yang akan dikunjunginya. Pengecualian tidak diberlakukannya
parpor dalam hal :
1. Negara yang ditujui tidak mewajibkan untuk menggunakan paspor, tetapi cukup
dengan dokumen perjalanan lain laksana paspor.
2. Hanya melewati Negara tersebut (transit) dan tidak keluar area bandara.
Melalui paspor akan dapat diketahui kebangsaan dari pemegangnya (umumnya tanpa
visa) ditentukan berdasarkan kebangsaannya, bukan dari Negara yang mengeluarkan
dokumen perjalanan tersebut.
Beberapa Negara tidak mewajibkan orang yang memasuki wilayahnya harus memiliki
paspor, tetapi cukup dengan surat keterangan atau dokumen perjalanan lain.
Sumber informasi yang dapat menunjukkan bahwa suatu Negara mewajibkan atau tidak
bagi pengunjungnya untuk memiliki paspor dapat dilihat pada buku TIM (Travel Information
Manual). Bukum TIM adalah buku yang memuat informasi yang berkaitan dengan keperluan
perjalanan di Negara-negara seluruh dunia.
Persyaratan tersebut adalah persyaratan permohonan paspor biasa untuk warga Negara
indonesia, persyaratan lain yang masih harus dilengkapi adalah :
1. Surat keterangan kewarganegaraan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi,
Departemen Kehakiman.
2. Akte Kelahiran atau Surat Kenal Lahir dari Kantor Catatan Sipil atau Instansi lain yang
berwenang.
3. Surat keterangan ganti nama (jika ada) dari Kantor Catatan Sipil atau instansi lain yang
berwenang.
4. Bagi wanita yang sudah menikah harus melampirkan surat izin suami dan akte
perkawinan / buku nikah.
5. Bagi wanita yang belum menikah dan anak-anak dibawah umur harus melampirkan surat
izin dari orang tuanya.
6. Bagi PNS dan TNI harus melampirkan surat izin dari atasan.
7. Bagi WNI keturunan asing harus melampirkan surat bukti kewarganegaraan RI.
Prosedur tersebut juga berlaku bagi setiap orang yang akan memperpanjang paspor yang
telah habis masa berlakunya. Perbedaannya adalah bahwa perpanjangan paspor cukup
dengan membubuhkan tanda perpanjangan pada paspor yang telah ada, sedangkan
pembuatan paspor baru harus menggunakan buku paspor yang baru dan mengisinya dengan
data-data yang baru.
Perpanjangan paspor dilakukan oleh instansi yang berwenang dengan membubuhkan tanda
perpanjangan paspor pada halaman / lembaran perpanjangan yang tersedia. Jangka waktu
perpanjangan paspor tergantung pada jenis paspor, dan umumnya jangka waktunya yang
diberikan 1 tahun berikutnya.
VISA
A. Pengertian dan Fungsi Visa
Yang dimaksud dengan Visa adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh suatu
Negara atau perwakilannya sebagai tanda diperkenankannya seseorang dari Negara lain
memasuki wilayah Negara tertentu. Visa merupakan pernyataan dari perwakilan Negara yang
akan dikunjungi bahwa pemegang Visa telah diberi izin memasuki dan tinggal di negaranya
untuk jangka waktu tertentu. Fungsi utama dari Visa adalah sebagai dokumen bahwa
pemegang Visa dari suatu Negara telah diperkenankan tinggal untuk keperluan tertentu di
Negara tersebut.
Visa merupakan catatan dalam paspor atau dokumen perjalanan lainnya yang
menetapkan bahwa pemegang paspor dan Visa telah diberikan jaminan untuk memasuki
suatu Negara pemberi Visa. Wujud dari Visa dapat berupa stempel atau stiker yang
dibubuhan pada paspor yang diberikan oleh pejabat kedutaan / perwakilan Negara yang akan
dikunjungi.
Selain Visa sebagai pernyataan bagi orang yang telah diijinkan memasuki wilayah
suatu Negara, orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri diwajibkan pula
memiliki exit permit dari Negara asal. Exit Permit adalah pernyataan dari keimigrasian
bahwa pemegang exit permit telah diijinkan untuk meninggalkan Negara tempat tinggal,
menuju ke Negara lain untuk sementara waktu. Exit Permit dibubuhkan pada paspor, dan
tanpa exit permit, pemegang paspor tersebut tidak / belum boleh meninggalkan Negara
tempat tinggal.
Dalam visa yang dikeluarkan, dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
- Nomor dan tanggal pengeluaran
- Jenis visa yang diberikan
- Masa berlaku visa
- Beberapa kali visa tersebut bisa digunakan
Beberapa Negara mempersyaratkan para wisatawan untuk memperoleh visa sebelum mereka
tiba di Negara tujuan. Visa biasanya berbentuk stempel yang dibubuhkan pada lembaran
paspor. Dengan visa ini wisatawan memperoleh izin untuk masuk ke suatu Negara. Biasanya
formulir visa bisa diperoleh di agen-agen perjalanan wisata dan dapat dilengkapi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
FISKAL
A. Pengertian dan Fungsi Fiskal
Fiskal adalah surat keterangan membayar pajak (fiscal certificate) bagi orang yang
bepergian ke luar negeri. Pajak yang dimaksud adalah kategori Pajak Penghasilan yang
dibayar dimuka oleh orang yang bepergian ke luar negeri. Surat Keterangan ini dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan. Dengan demikian yang dimaksud
dengan fiskal adalah pajak yang harus dibayar oleh orang yang akan melakukan perjalanan
ke luar negeri, dengan maksud tidak untuk kepentingan Negara / pemerintah.
Dengan membayar sejumlah fiskal yang telah ditentukan oleh pemerintah, seseorang
akan memperoleh dokumen resmi yang menunjukkan bahwa mereka diperkenankan untuk
melakukan perjalanan ke luar negeri.
Fiskal wajib dibayar oleh setiap penumpang orang yang akan melakukan perjalanan ke
luar negeri tanpa batasan usia. Ada beberapa orang yang tidak diwajibkan membayar fiskal
yaitu :
1. Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
2. Warga Negara Indonesia yang menjadi air / sea crew.
3. Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan untuk melaksanakan tugas
pemerintah (dinas) dan dibiayai oleh pemerintah.
4. Diplomatic / Consular Staff dari Kedutaan Asing yang ada di Indonesia.
B. Persyaratan Fiskal
Sebagaimana diuraikan terlebih dahulu, bahwa fiskal dikenakan kepada setiap orang
yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk satu kali perjalanan. Pembayaran harus
dilakukan di pelabuhan keberangkatan, sebelum melewati petugas imigrasi.
Besarnya fiskal ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dasar penetapan fiskal adalah Undang-undang No. 7 tahun 1983 dan
disempurnakan menjadi Undang-undang No. 7 tahun 1991. Besarnya fiskal Rp.250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk perjalanan dengan menggunakan pesawat udara dan
Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk perjalanan dengan menggunakan kapal laut.
Sesuai dengan perkembangan, pada tahun 1998 besarnya fiskal telah disesuaikan
menjadi Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk perjalanan menggunakan pesawat udara
dan Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk perjalanan menggunakan kapal laut. Fiskal
ini dikenakan untuk satu kali perjalanan dan dibayar di loket keberangkatan.
HEALTH CERTIFICATE
A. Pengertian dan Fungsi Health Certificate
Sertifikat Kesehatan adalah salah satu dokumen resmi yang menunjukkan bahwa
pemegangnya yang memperoleh vaksinasi yang disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia
(W.H.O), sehingga diperkenankan untuk memasuki wilayah suatu Negara. Vaksinasi yang
dimaksud disini adalah vaksinasi yang diberikan agar orang tersebut terhindar dari beberapa
penyakit, khususnya penyakit menular.
Terdapat beberapa Negara yang sangat peduli dengan kesehatan, melarang setiap orang
masuk ke negaranya yang ternyata belum memperoleh vaksinasi.
Pemberian vaksinasi tersebut adalah bertujuan agar seseorang terhindar dari penyakit-
penyakit berikut ini :
1. Cacar (small pox)
2. Kolera (cholera)
3. Demam Kuning (yellow fever)
4. Malaria
5. AIDS
6. Serta beberapa penyakit menular lainnya.