Anda di halaman 1dari 18

POLA PENGELUARAN WISATAWAN BERDASARKAN USIA, JENIS

KELAMIN DAN SIKLUS KELUARGA SAAT PERJALANAN WISATA

Pola Pengeluaran Wisatawan di Suatu Daerah Tujuan Wisata

Food Pajak
- Restaurant Pembelian Gaji
Bahan Baku Bahan Baku
Beverage

Souvenir
- Cendramata Tax & Service
Handicraft
Wisatawan
Bus Sandang
Kereta Api Upah & Pangan
- Transportasi
Pesawat Terbang Gaji Papan
Kapal Laut

Ticket
Tour
- Tour
Entertainment
Travel Document

Dari ilustrasi diatas, terlihat bahwa pegeluaran wisatawan akan diterima oleh beberapa
komponen penunjang kegiatan pariwisata.

Setiap komponen pariwisata itu, selanjutnya akan mengeluarkan lagi biaya-biaya untuk hal-hal
lain yang berkaitan dengan proses produksi, begitu pula selanjutnya.

Sebagai contoh lanjutan dari ilustrasi sebelumnya, dapat secara lebih jelas dilihat bagaimana
timbulnya peningkatan pendapatan masyarakat setempat sebagai hasil pengeluaran wisatawan
atas kegiatan pariwisata.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Akibat Pengeluaran Wisatawan Atas Kegiatan
Pariwisata

Tahap I Wisatawan membayar kegiatan pariwisata Rp. 100.000,00

Tahap II Penguasaha usaha pariwisata membayar biaya untuk Rp. 65.000,00


gaji, pajak dan bahan baku

Tahap III Pegawai usaha pariwisata akan membelanjakan Rp. 41.000,00


gajinya bagi sandang, pangan dan papan, pemerintah
akan menggunakan pajak untuk pembangunan
daerah

Tahap IV Sama seperti tahap III namun berbeda pelakunya Rp. 17.000,00

Perkiraan Jumlah Pengeluaran >>>> Rp. 223.000,00


Sumber : Tourism Economic, Physical and Social Impact, 1982

Dapat dilihat bahwa pengeluaran awal wisatawan sebesar Rp. 100.000,00 akan menimbulkan
pengeluaran akhir yang besarnya Rp. 223.000,00. Hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah
pengeluaran yang besarnya 2,23 Kali dari pengeluaran awal.

Meningkatnya pegeluaran wisatawan yang berakibat meningkatnya pendapatan serta


pengeluaran masyarakat setempat seperti pada kedua ilustrasi di atas dikenal sebagai Efek
Berganda atau Multiplier Effect.

Oleh sebab itu Efek Berganda, dapat didefinisikan sebagai jumlah peningkatan pendapatan
masyarakat setempat yang dihasilkan dari pengeluaran awal wisatawan pada suatu periode waktu
tertentu.

Besaran atau koefisien Efek Berganda pariwitasa ini akan berbeda di setiap daerah atau Negara.
Perbedaan ini terjadi karena berbedanya kondisi serta sifat perekonomian daerah atau Negara
yang satu dengan daerah yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran atau koefisien Eek Berganda adalah :


a. Besarnya barang dan jasa lokal yang digunakan bagi kegiatan pariwisata,
b. Besarnya barang dan jasa impor yang digunakan untuk kegiatan pariwisata dan
c. Kecenderungan masyarakat setempat untuk menabung.
Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak barang impor digunakan akan
memperkecil koefisien Efek Berganda, yang disebabkan karena terjadi kebocoran devisa
(Leackage of Devisa)

JENIS EFEK BERGANDA


Secara teoritis, Efek Berganda dapat dibedakan ke dalam 4 (empat) jenis besar :
1. Efek Berganda Pendapatan (Income Multiplier)
Merupakan jenis efek berganda yang paling umum. Efek berganda ini menghitung
perbandingan pengeluaran awal wisatawan terhadap pengeluaran langsung (direct spending),
pengeluaran tidak langsung (indirect spending) serta pengeluaran ikutan (induce spending)
bagi penduduk di suatu daerah wisata tertentu.

Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata
mengakibatkan timbulnya 3 (tiga) jenis pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran Langsung (direct spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industry pariwisata yang dikeluarkan untuk
membayar biaya operasi usahanya.
b. Pengeluaran Tidak Langsung (indirect spending)
Pengeluaran pihak industry pendukung / masyarakat yang terlibat secara nyata dalam
menunjang kegiatan pariwisata.
c. Pengeluaran Ikutan (induce spending)
Pengeluaran industry lainnya / masyarakat umum yang secara nyata tidak ada kaitannya
dengan kegiatan pariwisata.

2. Efek Berganda Penjualan (Sale / Transaction Multiplier)


Dalam pendekatan ini dapat diketahui akibat bertambahnya penjualan produk atau jasa
karena pengeluaran wisatawan di suatu daerah.
3. Efek Berganda Keluaran (Output Multiplier)
Pendekatan efek berganda ini menekan pada rasio meningkatnya jumlah produksi suatu
daerah karena adanya pengeluaran atau permintaan wisatawan.
4. Efek Berganda Lapangan Kerja (Employment Multiplier)
Suatu jenis efek berganda yang menghitung perbandingan dari keseluruhan tenaga kerja yang
dapat tertampung bagi kegiatan pariwisata (baik tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung) terhadap tenaga kerja yang secara langsung bekerja pada sektor pariwisata.
Masing-masing jenis efek berganda ini mampu menghitung gejala-gejala yang berbeda satu sama
lainnya dan setiap jenis memiliki kegunaan tertentu dalam pembahasan mengenai dampak
kegiatan pariwisata di suatu daerah atau negar.

BERDASARKAN JENIS KELAMIN


Angka 6,5 juta dan 7,000.571 juta merupakan angka kunjungan wisman secara keseluruhan baik
laki-laki maupun perempuan. Karena dalam tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana
wisman perempuan juga dapat mempengaruhi angka kunjungan bagi indonesia, maka bila
dipilah lebih dalam lagi dapat dilihat berdasarkan data Passenger Exit Survey (PES) 2009. Data
PES 2009 menunjukkan distribusi Wiswan menurut Negara tempat tinggal dan jenis kelamin
bahwa wiswan berjenis kelamin laki-laki sebesar 69,88 persen dan perempuan 30,12 persen
(Kembudpar, Passenger Exit Survey (PES), 2009).

Pada periode tahun 2008 dan 2009, berdasarkan jenis kelamin tidak terlihat perubahan pola rata-
rata lama tinggal wiswan. Pada tahun 2009 wisman dengan jenis kelamin perempuan memiliki
rata-rata lama tinggal lebih lama dibandingkan wisman berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar
8,23 hari untuk wisman berjenis kelamin perempuan dan sebesar 7,45 hari untuk wisman laki-
laki. Jika dibandingkan tahun 2008, wisman berjenis kalamin laki-laki mengalami penurunan
lama tinggal sebesar 1,02 hari atau sebesar 12,02 persen, sedangkan wisman berjenis kelamin
perempuan hanya mengalami penurunan lama tinggal sebesar 0,57 hari atau sebesar 6,48 persen
jauh lebih kecil dibandingkan dengan wisman yang berjenis kelamin laki-laki (Kembudpar,
Passenger Exit Survey (PES), 2009).

Bukan hanya lama tinggal wisman yang berpengaruh terhadap pemasukan (devisa) Negara,
tetapi juga banyaknya belanja atau pengeluaran (spending) yang dihabiskan oleh wisman. Rata-
rata pengeluaran wisman per hari menurut jenis kelamin pada tahun 2009 memperlihatkan bahwa
telah terjadi pola pengeluaran per hari dibandingkan tahun 2008. Jika para tahun 2008 wisman
berjenis kelamin perempuan yang paling tertinggi menghabiskan pengeluaran daripada wisman
berjenis kelamin laki-laki, maka pada tahun 2009 justru yang terjadi sebaliknya. Pengeluaran
wisman berjenis kelamin perempuan mengalami penurunan pengeluaran perhari sebesar 13,90
USD atau 10,04 persen dari 138,43 USD pada tahun 2008 menjadi 124,53 USD pada tahun
2009, sedangkan wisman berjenis kelamin laki-laki hanya mengalami penurunan sekitar 4,87
USD atau 3,56 persen dari sebesar 136,84 USD pada tahun 2008 menjadi 131,98 USD
(Kembudpar, Passenger Exit Survey (PES), 2009).
Dilihat berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selam ini langsung
menyamaratakan antara wisman laki-laki dan wisman perempuan. Padahal jika ditilik lebih
dalam lagi ternyata wisman perempuan memiliki rata-rata pengeluaran (spending) baik dari sisi
per hari atau per kunjungan lebih besar dibandingkan wisman laki-laki. Meski jurang perbedaan
angka tidak terlalu besar bila dilihat dari jumlah kunjungan, tetapi spending lebih bermanfaat dan
dapat menambah devisa bagi Negara dengan banyaknya belanja yang dikeluarkan oleh wisman
perempuan.

Hal inilah yang menjadi perhatian penulis bagaimana membidik potensi wisman perempuan pada
saat berjunjung ke setiap destinasi di Negara kita indonesia baik dari sisi jumlah kunjungan
maupun spending. Alasan lain tentunya belum banyak (bahkan belum ada) para pakar, peneliti,
dan pemerhati pariwisata yang memikirkan bagiamana menarik minat wisman untuk
menghabiskan uangnya saat mereka berwisata, khususnya wisman perempuan.

1. Connection
Perempuan tidak hanya berbelanja untuk membeli, tetapi juga untuk membangun koneksi.
Dalam beberapa kategori produk tertentu, brand dijadikan perempuan sebagai alat untuk
ekspresi diri. Perempuan mencari kesamaan dalam produk yang ingin ia beli. Bangunlah
koneksi, buat perempuan memiliki hubungan dengan merek dan membangun koneksi dengan
sesama pelanggan.

2. Care
Perempuan sangat suka untuk disukai dan dicintai, diperhatikan dan didengarkan. Karena itu,
satu hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap brand adalah mendengarkan : “pay
attention to what women tell you. Ask open-ended questions and listen carefully to the
answers”. Perempuan ingin didengarkan, diperhatikan, dan dimengerti karenanya sebisa
mungkin penuhi kebutuhan para pelanggan perempuan tersebut sebelum mereka meminta.
Ada baiknya untuk terus mengikuti tren untuk memenuhi keinginan pelanggan. Terus
berinovasi untuk mengikuti apa kemauan perempuan.

3. Value
Perempuan ingin membayar sedikit, tetapi mendapatkan banyak. Perempuan adalah makhluk
yang valuer oriented. Tak heran, perempuan suka menawar. Perempuan ingin mendapatkan
benefit produk sebanyak mungkin. Ia akan dengan teliti melakukan penelitian atau survey
mengenai kualitas suatu produk sebelum melakukan pembelian. Perempuan juga suka
mencari rekomendasi dari sesama konsumen perempuan. Belum lagi dengan banyaknya
media yang memberikan pengetahuan produk, konsumen pun jadi semakin cerdas.
Konsumen perempuan sangat menhargai convenience dan sangat menghargai produk yang
memungkinkannya menghemat waktu, menyelesaikan masalahnya, mempermudah
pekerjaan, dan menyederhanakan pekerkaannya.

4. Empathy
Perempuan bukanlah makhluk yang selfish. Dibandingkan kaum pria, wanita lebih berempati
terhadap sesamanya. Berempati adalah kemampuan untuk menangkap emosi dan perasaan
orang lain dan kemudian meresponnya dengan emosi dan perasaan yagn sama. Empati kini
menjadi sesuatu yang kian penting dalam membangun sebuah merek (brand-building). Saat
kita mencapai titik yang cukup tinggi dan mampu untuk berbagi kepada orang lain, maka
berbagilah. Lakukanlah program-program CSR (Corporate Social Reponsibility) untuk
membangun empati dari para pelanggan.

5. Trust
Trust adalah elemen yang paling penting, krusial, dan esensial dalam pemasaran ke woman
market. Karena pentingnya trust bagi konsumen perempuan, maka menurutnya, “marketing
to a woman is about winning her trust”. Trust menjadi sumber dari adanya saling pengertian,
saling mencintai, saling peduli, saling memberi, dan saling komitmen antara konsumen
perempuan dan brand.
MENDESKRIPSIKAN DOKUMEN PERJALANAN WISATA

PENGERTIAN DOKUMEN PERJALANAN


Dokumen perjalanan (Travel Document) adalah segala surat atau keterangan yang
diperlukan oleh seseorang untuk melakukan perjalanan, yang menyangkut identitas diri yang
secara resmi diakui baik di dalam maupun di luar negeri.

Namun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Dokumen Perjalanan bukan
sekedar surat-surat atau keterangan saja, tetapi juga termasuk surat (dokumen) perjalanan lain
yang dapat dipergunakan unuk memperoleh pelayanan perjalanan dari dan kea tau di tempat
dimana seseorang melakukan perjalanan.

Dari pengertian di atas maka Dokumen Perjalanan ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) :

1. VALUABLE TRAVEL DOCUMENT


Yaitu dokumen perjalanan yang mempunyai nilai / harga karena disamping dapat
dipergunakan untuk mendapatkan jasa pelayanan juga merupakan surat berharga yang dapat
ditukarkan dengan nilai uang. Yang termasuk ke dalam jenis dokumen ini adalah :
a. Ticket
Dengan memiliki tiket seseorang akan mendapatkan jasa pelayanan pada angkutan darat,
laut maupun udara baik domestic atau internasional. Namun apabila tiket ini tidak
dipergunakan secara keseluruhan atau hanya sebagian dari rute-rute yang telah tercantum
pada tiket, maka dapat diuangkan kembali sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
b. Travel Voucher
Sering disebut dengan istilah Exchange Order, yaitu suatu dokumen yang dapat
ditukarkan dengan jenis-jenis pelayanan sebagaimana yang tercantum di dalamnya.
Dengan memiliki Travel Voucher seseorang dapat memperoleh pelayanan / jasa / barang
sesuai dengan nilainya, seperti : akomodasi, transportasi, makanan dan minuman
(restaurant), atraksi wisata dan lain-lain.
Dikatakan mempunyai nilai karena dianggap sebagai suatu alat pembayaran yang diakui
dan dapat ditukarkan dengan sejumlah uang kepada perusahaan yagn mengeluarkannya.
Agar Travel Voucher ini mempunyai kekuatan sebagai alat pembayar atau untuk
mendapatkan jasa / pelayanan / barang harus diadakan perjanjian terlebih dahulu antara
perusahaan yang mengeluarkan dengan perusahaan yang menerima.
c. Miscellaneous Charges Order (MCO
Yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbangan (airline) agar pemegang
dokumen ini mendapat suatu kemudahan memperoleh tiket di tempat lain atau
mendapatkan uangnya kembali karena adanya kekurangan pelayanan (service) yang
diperoleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Contoh : - karena down grade
- Karena kelebihan dari adanya re-route, dll

2. UN-VALUABLE TRAVEL DOCUMENT


Yaitu dokumen perjalanan yang tidak mempunyai nilai / harga karena tidak dapat ditukarkan
dengan sejumlah jasa / barang maupun dengan nilai uang sebagaimana “valuable travel
document”. Walaupun dikatakan sebagai dokumen yang tidak mempunyai nilai / harga akan
tetapi merupakan sesuatu yang berharga dan penting bagi orang-orang yang melakukan
perjalanan karena akan menjadi surat-surat dan keterangan yang dapat memperlancar
perjalanan seseorang terutama apabila memasuki Negara lain (perjalanan internasional).
 Paspor
 Exit Permit / Re-entry Permit
 Visa
 Health Certificate (International Certificate of Vaccination / I.V.C)
 Fiskal

PASPOR
A. Pengertian Paspor
Secara umum pengertian paspor adalah dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh
suatu Negara bagi warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Paspor pada umumnya berlaku secara universal, artinya semua Negara dapat menerima
dokumen ini sebagai legalitas bagi pemiliknya untuk memasuki suatu Negara. Dokumen
tersebut berisikan data pribadi dari pemegang parpor yang menyangkut :
- Nama lengkap
- Tempat dan tanggal lahir
- Tanda khusus pemegang paspor
- Kebangsaan
- Agama
- Photo
- Masa berlaku parpor yang disahkan oleh pejabat imigrasi

Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional harus memiliki paspor yang
berlaku untuk semua Negara yang akan dikunjunginya. Pengecualian tidak diberlakukannya
parpor dalam hal :
1. Negara yang ditujui tidak mewajibkan untuk menggunakan paspor, tetapi cukup
dengan dokumen perjalanan lain laksana paspor.
2. Hanya melewati Negara tersebut (transit) dan tidak keluar area bandara.

Melalui paspor akan dapat diketahui kebangsaan dari pemegangnya (umumnya tanpa
visa) ditentukan berdasarkan kebangsaannya, bukan dari Negara yang mengeluarkan
dokumen perjalanan tersebut.
Beberapa Negara tidak mewajibkan orang yang memasuki wilayahnya harus memiliki
paspor, tetapi cukup dengan surat keterangan atau dokumen perjalanan lain.
Sumber informasi yang dapat menunjukkan bahwa suatu Negara mewajibkan atau tidak
bagi pengunjungnya untuk memiliki paspor dapat dilihat pada buku TIM (Travel Information
Manual). Bukum TIM adalah buku yang memuat informasi yang berkaitan dengan keperluan
perjalanan di Negara-negara seluruh dunia.

B. Dasar Hukum Penetapan Paspor


1. Undang-undang No.14 Tahun 1959, tentang Penetapan Undang-undang Darurat No.40
tahun 1950 yang berisi tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia sebagai Undang-
undang.
2. Surat Keputusan bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. 1413/BU/VIII/79/01 dan No. JM/1/23 tentang Peraturan Visa 1979.
3. Surat Keputusan Dirjen Imigrasi No. 185/SEK/VII/1979 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Visa Tahun 1979 mengenai Visa Biasa.
4. Instruksi-instruksi lainnya yang menyangkut masalah paspor / surat atau dokumen
perjalanan lain.
C. Jenis – Jenis Paspor
1. Normal Passport (Paspor Biasa)
Adalah paspor yang dikeluarkan untuk digunakan oleh orang yang melakukan perjalanan
keluar negeri dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, yang dimaksud dengan
kepentingan pribadi adalah kepentingan yang tidak berkaitan dengan kepentingan
pemerintah. Paspor biasa dikeluarkan oleh Direktorat Imigrasi, Departemen Kehakiman.
Masa berlaku paspor biasa ditetapkan untuk jangka waktu 6 tahun, dan jika telah habis
masa berlaku, dapat diperpanjang untuk 1 tahun berikutnya.
2. Official Passport (Paspor Dinas)
Adalah paspor yang dikeluarkan untuk digunakan oleh para pegawai pemerintah yang
melakukan perjalanan ke luar negeri dalam rangka melaksanakan tugas kepemerintahan.
Paspor Dinas dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dengan masa berlaku
disesuaikan dengan jangka waktu pemegang paspor melaksanakan tugasnya. Paspor
Dinas umumnya disiapkan untuk satu kali tujuan.
3. Haj Passport (Paspor Haji)
Adalah paspor yang dikeluarkan dan digunakan khusus oleh pemegangnya hanya untuk
melaksanakan ibadah haji / umrah. Dokumen perjalanan ini disebut khusus karena fungsi
dan masa berlakunya khusus hanya untuk menunaikan ibadah haji / umrah.
4. Joint / Family Passport (Paspor Keluarga / Gabungan)
Adalah paspor yang dikeluarkan dan diberikan kepada suatu keluarga, yang terdiri dari
suami atau istri dan anak-anaknya yang belum dewasa, atau seseorang anggota keluarga
yang belum dewasa, masih berasda dalam pengawasan dan perlindungannya.
5. Diplomatic Passport (Paspor Diplomatik / Konsulat)
Adalah paspor yang diberikan kepada Diplomat dan Konsul yang akan bertugas di luar
negeri. Masa berlaku paspor ini disesuaikan dengan masa dinasnya.
Pengeluaran, perpanjangan waktu, penambahan, maupun pencabutan paspor jenis ini
dilaksanakan oleh Menteri Luar Negeri atau Pegawai Dinas Luar Negeri yang ditunjuk
oleh Menteri Luar Negeri.
6. Paspor RI untuk orang asing
Adalah paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk orang asing yang tidak memiliki
status kewarganegaraan tetapi telah berdomisili di indonesia sekurang-kurangnya 15
tahun dan hendak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tujuan pribadi.
7. Paspor Pelaut
Adalah paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi warga Negara yang bertugas
sebagai anak buah kapal / pelaut yang dalam tugasnya sering melakukan perjalanan ke
luar negeri.

D. Persyaratan Pembuatan Paspor


Pada umumnya pembuatan paspor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Kartu identitas diri atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Keterangan dari Biro
Kerjasama Luar Negeri bagi pemohon paspor Dinas.
2. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian.
3. Mengisi formulir permohonan pembuatan paspor.
4. Pas photo terbaru.
5. Sidik jari dan wawancara khususnya pemohon paspor biasa.

Persyaratan tersebut adalah persyaratan permohonan paspor biasa untuk warga Negara
indonesia, persyaratan lain yang masih harus dilengkapi adalah :
1. Surat keterangan kewarganegaraan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi,
Departemen Kehakiman.
2. Akte Kelahiran atau Surat Kenal Lahir dari Kantor Catatan Sipil atau Instansi lain yang
berwenang.
3. Surat keterangan ganti nama (jika ada) dari Kantor Catatan Sipil atau instansi lain yang
berwenang.
4. Bagi wanita yang sudah menikah harus melampirkan surat izin suami dan akte
perkawinan / buku nikah.
5. Bagi wanita yang belum menikah dan anak-anak dibawah umur harus melampirkan surat
izin dari orang tuanya.
6. Bagi PNS dan TNI harus melampirkan surat izin dari atasan.
7. Bagi WNI keturunan asing harus melampirkan surat bukti kewarganegaraan RI.

E. Prosedur Pengurursan Paspor


Setelah semua persyaratan permohonan paspor dilengkapi, langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut :
1. Daftarkan kepada petugas pembuat paspor di instansi yang bersangkutan, sesuai dengan
jenis paspor yang diminta.
2. Menjawab semua pertanyaan dengan jujur.
3. Membayar tarif pengurusan paspor.

Prosedur tersebut juga berlaku bagi setiap orang yang akan memperpanjang paspor yang
telah habis masa berlakunya. Perbedaannya adalah bahwa perpanjangan paspor cukup
dengan membubuhkan tanda perpanjangan pada paspor yang telah ada, sedangkan
pembuatan paspor baru harus menggunakan buku paspor yang baru dan mengisinya dengan
data-data yang baru.
Perpanjangan paspor dilakukan oleh instansi yang berwenang dengan membubuhkan tanda
perpanjangan paspor pada halaman / lembaran perpanjangan yang tersedia. Jangka waktu
perpanjangan paspor tergantung pada jenis paspor, dan umumnya jangka waktunya yang
diberikan 1 tahun berikutnya.

VISA
A. Pengertian dan Fungsi Visa
Yang dimaksud dengan Visa adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh suatu
Negara atau perwakilannya sebagai tanda diperkenankannya seseorang dari Negara lain
memasuki wilayah Negara tertentu. Visa merupakan pernyataan dari perwakilan Negara yang
akan dikunjungi bahwa pemegang Visa telah diberi izin memasuki dan tinggal di negaranya
untuk jangka waktu tertentu. Fungsi utama dari Visa adalah sebagai dokumen bahwa
pemegang Visa dari suatu Negara telah diperkenankan tinggal untuk keperluan tertentu di
Negara tersebut.
Visa merupakan catatan dalam paspor atau dokumen perjalanan lainnya yang
menetapkan bahwa pemegang paspor dan Visa telah diberikan jaminan untuk memasuki
suatu Negara pemberi Visa. Wujud dari Visa dapat berupa stempel atau stiker yang
dibubuhan pada paspor yang diberikan oleh pejabat kedutaan / perwakilan Negara yang akan
dikunjungi.
Selain Visa sebagai pernyataan bagi orang yang telah diijinkan memasuki wilayah
suatu Negara, orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri diwajibkan pula
memiliki exit permit dari Negara asal. Exit Permit adalah pernyataan dari keimigrasian
bahwa pemegang exit permit telah diijinkan untuk meninggalkan Negara tempat tinggal,
menuju ke Negara lain untuk sementara waktu. Exit Permit dibubuhkan pada paspor, dan
tanpa exit permit, pemegang paspor tersebut tidak / belum boleh meninggalkan Negara
tempat tinggal.
Dalam visa yang dikeluarkan, dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
- Nomor dan tanggal pengeluaran
- Jenis visa yang diberikan
- Masa berlaku visa
- Beberapa kali visa tersebut bisa digunakan

Syarat-syarat permohonan visa diantaranya adalah :


- Dapat memperlihatkan paspor yang sah dan masih berlaku
- Sudah memperoleh exit permit
- Sudah memiliki tiket pergi dan pulang
- Membawa dan menunjukkan jenis uang yang akan digunakan
- Memberikan alamat tetap
- Photo sesuai dengan permintaan
- Mengisi application form dan membayar bea yang sudah ditetapkan perwakilan
Negara yang dikunjungi
- Memperlihatkan rekening koran dan bank

B. Macam – macam Visa


Berdasarkan tujuan kunjungan ke suatu Negara, Visa dapat dibedakan menjadi :
1. Visa Transit
Adalah ijin memasuki wilayah Negara yang diberikan kepada orang (WNA) yang sedang
dalam perjalanan dan melakukan persinggahan (transit) pada suatu kota di Negara
tertentu. Jenis Visa ini sering disebut dengan Transit With Out Visa (TWOV) dan hanya
berlaku untuk jangka waktu yang sangat singkat, paling lambat 5 (lima) hari. Tidak setiap
Negara memperkenankan setiap orang melakukan transit tanpa visa.
2. Visa Wisata
Visa Wisata adalah Visa yang diberikan kepada seseorang untuk diperkenankan masuk
ke suatu wilayah Negara dengan tujuan untuk melakukan kunjungan pribadi. Yang
dimaksud dengan kunjungan pribadi adalah kunjungan ke Negara lain yang tidak
berkaitan dengan kepentingan pemerintah.
Jenis visa ini sering digunakan orang untuk keperluan kunjungan wisata dengan masa
tinggal yang relative singkat. Visa kunjungan biasanya diberikan untuk selama tidak lebih
dari 3 bulan. Visa wisata terdiri dari Single Entry Visa dan Multiple Entry Visa. Single
Entry Visa adalah visa untuk satu kali masuk ke suatu wilayah Negara. Sedangkan
Multiple Entry Visa adalah visa yang dapat digunakan berkali-kali untuk memasuki satu
wilayah Negara.
Untuk WNA yang berkunjung ke Indonesia dengan tujuan untuk wisata baik perorangan
maupun group, masa berlakunya visa adalah 30 (tiga puluh) hari dapat diperpanjang
selama 15 (lima belas) hari.
3. Visa Dinas
Visa Dinas adalah visa yang diberikan kepada seseorang yang memasuki wilayah satu
Negara untuk keperluan dinas atau melaksanakan tugas-tugas pemerintah.
4. Visa Pelajar
Visa Pelajar adalah visa yang diberikan kepada seseorang untuk memasuki wilayah satu
Negara dengan tujuan untuk belajar.
5. Visa Diplomat
Visa Diplomat adalah visa yang diberikan kepada orang untuk memasuki wilayah satu
Negara dengan tujuan untuk melaksanakan tugas diplomat seperti Duta Besar, Konsul
Jenderal dan atau tugas-tugas diplomat lainnya.
6. Visa Bekerja
Visa Bekerja adalah visa yang diberikan kepada seseorang untuk memasuki wilayah satu
Negara dengan tujuan untuk bekerja.
7. Visa Khusus Pelaut dan Awak Pesawat
Visa Khusus Pelaut dan Awak Pesawat adalah visa yang diberikan kepada pelaut dan
awak pesawat untuk memasuki wilayah satu Negara dengan tujuan untuk melakukan
persinggahan dalam perjalanannya.
Sesuai dengan jenis dan fungsi macam-macam visa tersebut, setiap orang yang telah
memperoleh visa sesuai dengan tujuannya wajib mentaati segala ketentuan yang megatur
keberadaannya selama di Negara tujuan.
Pemegang visa wisata hanya dibenarkan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
perjalanan wisata. Demikian juga utuk jenis visa yang lain, harus dimanfaatkan sesuai
dengan tujuan.
8. Visa Kunjungan Usaha
Visa untuk orang asing yang berkunjung ke Indonesia dengan maksud untuk melakukan
usaha dibidang perdagangan. Masa berlaku 6 (enam) bulan.
9. Visa Kunjungan Social Budaya : Visa untuk orang asing yang mempunyai keperluan
social budaya. Masa berlaku 30 (tiga puluh) hari.
10. Visa Berdiam Sementara : Visa untuk orang asing yang berdiam sementara di Indonesia
diberikan kepada :
- Tenaga ahli asing
- Tenaga ahli asing yang bekerja untuk pemerintah RI
- Orang asing yang bekerja untuk kerohanian
- Orang asing yang bekerja untuk lembaga penelitian pendidikan
- Mahasiswa / pelajar yang datang ke indonesia
- Orang asing yang bekerja sebagai pekerja social
- Orang asing yang bekerja sebagai koresponden kantor berita asing di Indonesia
- Orang asing yang bekerja sebagai pelatih Olahraga di Indonesia
- Orang asing yang bekerja sebagai penerbang
- Orang asing bekas WNI yang telah kehilangan Kewarganegaraan
- Istri / anak yang akan mengunjungi suami dan ayahnya.

Beberapa Negara mempersyaratkan para wisatawan untuk memperoleh visa sebelum mereka
tiba di Negara tujuan. Visa biasanya berbentuk stempel yang dibubuhkan pada lembaran
paspor. Dengan visa ini wisatawan memperoleh izin untuk masuk ke suatu Negara. Biasanya
formulir visa bisa diperoleh di agen-agen perjalanan wisata dan dapat dilengkapi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.

C. Persyaratan Untuk Mengurus Visa


Untuk memperoleh Visa (ijin masuk ke suatu Negara), masing-masing Negara menetapkan
persyaratan yang bervariasi. Tetapi secara umum persyaratan permohonan visa adalah
sebagai berikut :
1. Mengisi formulir permohonan visa
2. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter yang ditunjuk
3. Paspor yang masih berlaku lebih lama dari rencana masa tinggal di Negara yang dituju
4. Surat Keterangan Sponsor / penanggung dan alamat tinggal selama berada di Negara
yang dituju bagi yang melakukan perjalanan untuk keperluan pribadi dan atau uang
secukupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama berada di Negara yang dituju
5. Alamat lengkap selama berada di Negara yang dituju
6. Tiket penerbangan pergi dan pulang dari Negara asal menuju ke kota yang akan dituju
dan kembali ke kota / Negara asal
7. Pas photo terbaru.

FISKAL
A. Pengertian dan Fungsi Fiskal
Fiskal adalah surat keterangan membayar pajak (fiscal certificate) bagi orang yang
bepergian ke luar negeri. Pajak yang dimaksud adalah kategori Pajak Penghasilan yang
dibayar dimuka oleh orang yang bepergian ke luar negeri. Surat Keterangan ini dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan. Dengan demikian yang dimaksud
dengan fiskal adalah pajak yang harus dibayar oleh orang yang akan melakukan perjalanan
ke luar negeri, dengan maksud tidak untuk kepentingan Negara / pemerintah.
Dengan membayar sejumlah fiskal yang telah ditentukan oleh pemerintah, seseorang
akan memperoleh dokumen resmi yang menunjukkan bahwa mereka diperkenankan untuk
melakukan perjalanan ke luar negeri.
Fiskal wajib dibayar oleh setiap penumpang orang yang akan melakukan perjalanan ke
luar negeri tanpa batasan usia. Ada beberapa orang yang tidak diwajibkan membayar fiskal
yaitu :
1. Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
2. Warga Negara Indonesia yang menjadi air / sea crew.
3. Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan untuk melaksanakan tugas
pemerintah (dinas) dan dibiayai oleh pemerintah.
4. Diplomatic / Consular Staff dari Kedutaan Asing yang ada di Indonesia.

B. Persyaratan Fiskal
Sebagaimana diuraikan terlebih dahulu, bahwa fiskal dikenakan kepada setiap orang
yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk satu kali perjalanan. Pembayaran harus
dilakukan di pelabuhan keberangkatan, sebelum melewati petugas imigrasi.
Besarnya fiskal ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dasar penetapan fiskal adalah Undang-undang No. 7 tahun 1983 dan
disempurnakan menjadi Undang-undang No. 7 tahun 1991. Besarnya fiskal Rp.250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk perjalanan dengan menggunakan pesawat udara dan
Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk perjalanan dengan menggunakan kapal laut.
Sesuai dengan perkembangan, pada tahun 1998 besarnya fiskal telah disesuaikan
menjadi Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk perjalanan menggunakan pesawat udara
dan Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk perjalanan menggunakan kapal laut. Fiskal
ini dikenakan untuk satu kali perjalanan dan dibayar di loket keberangkatan.

C. Prosedur Membayar Fiskal


Di Negara tertentu tidak diwajibkan membayar fiskal bagi warga negaranya yang akan
ke luar negeri, tetapi cukup dengan membayar pajak pelabuhan yang disebut dengan istilah
Airport Tax, yang akan dibayarkan bersama dengan tiket penerbangan yang telah mereka
bayar.
Bagi warga Negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri
diwajibkan membayar fiskal dan airport tax. Untuk mendapatkan surat keterangan fiskal
cukup datang ke loket pembayaran fiskal, serta :
1. Menyerahkan uang fiskal sesuai dengan sarana transportasi yang digunakan.
2. Menunjukkan paspor yang telah dibubuhi visa dari Negara yang dituju.
3. Menunjukkan tiket keberangkatan sesuai dengan sarana transportasi yang
digunakan.

HEALTH CERTIFICATE
A. Pengertian dan Fungsi Health Certificate
Sertifikat Kesehatan adalah salah satu dokumen resmi yang menunjukkan bahwa
pemegangnya yang memperoleh vaksinasi yang disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia
(W.H.O), sehingga diperkenankan untuk memasuki wilayah suatu Negara. Vaksinasi yang
dimaksud disini adalah vaksinasi yang diberikan agar orang tersebut terhindar dari beberapa
penyakit, khususnya penyakit menular.
Terdapat beberapa Negara yang sangat peduli dengan kesehatan, melarang setiap orang
masuk ke negaranya yang ternyata belum memperoleh vaksinasi.
Pemberian vaksinasi tersebut adalah bertujuan agar seseorang terhindar dari penyakit-
penyakit berikut ini :
1. Cacar (small pox)
2. Kolera (cholera)
3. Demam Kuning (yellow fever)
4. Malaria
5. AIDS
6. Serta beberapa penyakit menular lainnya.

B. Persyaratan memperoleh Health Certificate


Untuk memperoleh Surat Keterangan Kesehatan (Health Certificate) persyaratan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Mengisi formulir biodata yang telah disediakan
2. Memiliki dan menyerahkan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih
berlaku.
3. Membayar uang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang
mengeluarkan surat keterangan.

C. Prosedur Memperoleh Health Certificate


Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa Surat Keterangan Kesehatan (Health
Certificate) adalah keterangan vaksinasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Oleh
karena itu untuk memperoleh Surat Keterangan Kesehatan, pelru mendatangi Dinas
Kesehatan setempat dan mendaftarkan untuk memperoleh vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai