Martaleni
martaleni@yahoo.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Gajayana Malang
ABSTRACT
The rapid growth of tourism industry has to incourage the development in local region, increased national
incomes, improve people’s welfare and prosperity; and this can grow the national patriotism and cultural
values. Therefore, the management and enhancement of the image of Tourist Destination Areas (TDA) is a step
that should get continously and serious attention. The aimed of this study is to examine and analyze either direct
or indirect effects of values of tourist motivation, service quality and tourist satisfaction on Tourist Destination
Area (TDA). Data that we need in this research, we collected from a sample consist of 200 respondens. The
population are all of the tourists who came from out of Malang Raya and who wanted to visit TDA in
MalangRaya. Data were analyzed by using a descriptive and inferential statistical methods. The findings of this
research explained that the service quality and tourist motivation increased, then it will be able to increase the
value of tourist satisfaction in the tourist destination areas. On the other hand, the tourism service quality could
improve the image of tourism destination area directly. Further, through the tourist satisfaction, and increase in
the value of tourist motivation and service quality can indirectly improve the tourist image of the DTW.
ABSTRAK
Pertumbuhan industri pariwisata yang semakin pesat dapat mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan devisa negara, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta dapat
menambah rasa cinta tanah air, bangsa dan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, pengelolaan dan
penguatan image suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) merupakan langkah yang harus mendapatkan
perhatian yang serius secara terus menerus. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan
menganalisis pengaruh nilai motivasi wisatawan, kualitas layanan dan kepuasan wisatawan secara
langsung dan tidak langsung terhadap image DTW. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini
diperoleh dari sampel sebanyak 200 responden. Adapun populasi terdiri dari seluruh wisatawan yang
berasal dari luar Malang Raya dan bertujuan untuk berwisata ke DTW Malang Raya. Data dianalisis
menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial. Temuan penelitian ini menjelaskan
bahwa semakin meningkat nilai motivasi wisatawan dan kualitas layanan wisata akan dapat
meningkatkan nilai kepuasan wisatawan terhadap Daerah Tujuan Wisata. Di samping itu
meningkatnya kualitas layanan wisata dapat secara langsung meningkatkan image wisatawan
terhadap DTW. Selanjutnya melalui kepuasan wisatawan, peningkatan nilai motivasi wisatawan dan
kualitas layanan secara tidak langsung dapat meningkatkan image wisatawan terhadap DTW.
1097 miliar dollar pada tahun 2012. Selain kan tanggung jawab bersama antara pe-
itu, jumlah kedatangan wisatawan inter- merintah pusat dan pemerintah daerah.
nasional ke depan diperkirakan trendnya Sebagai pemegang kekuasaan dan ke-
meningkat rata-rata sebesar 3,3% per tahun, wenangan, tentunya pemerintah daerah le-
dan mulai tahun 2010 sampai tahun 2030 bih menguasai dan memahami tentang
sekitar 43 juta lebih kedatangan wisatawan potensi daerahnya, sehingga dapat lebih
internasional setiap tahun dan sebesar 1,8 tepat dalam menentukan obyek wisata yang
miliar kedatangan wisata pada tahun 2030. perlu dikembangkan.
Sementara itu, sektor pariwisata di Malang Raya, yang terdiri atas Kota
Indonesia terus memberikan peran dalam Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu
meningkatkan devisa negara melalui pe- merupakan bagian integral dari negara
ningkatan jumlah kunjungan wisata dan Republik Indonesia. Dengan demikian Pe-
penyerapan tenaga kerja. Peningkatan ter- merintah Daerah di masing-masing daerah
sebut sebagaimana tercermin dalam laporan tersebut juga mempunyai kewajiban untuk
kinerja kementerian pariwisata dan ekono- meningkatkan peran pariwisatanya dalam
mi kreatif pada tahun 2014, dimana rangka mendukung roda pembangunan di
kunjungan wisatawan mancanegara (wis- daerah Malang Raya khususnya, dan di
man) pada tahun 2013 sebanyak 8,80 juta. negara Indonesia pada umumnya. Dari segi
Dibanding dengan jumlah kunjungan wis- geografis, Malang Raya mempunyai potensi
man pada tahun 2012, yaitu sebanyak 8,04 yang memungkinkan pertumbuhan dan
juta maka jumlah kunjungan wisman pada pengembangan wilayahnya berbasis pada
tahun 2013 dapat dikatakan mengalami pariwisata. Salah satu potensi yang dapat
pertumbuhan sebesar 9.42%. Adapun jum- mendukung adalah kondisi alam sekitar-
lah kunjungan wisatawan nusantara (wis- nya, dimana Kota Malang sebagai kota
nus) pada tahun 2013 mencapai 248 juta pendidikan, Kabupaten Malang dengan be-
perjalanan atau naik sebesar 1,10% di- ragam pantainya dan kota Batu dengan
banding jumlah kunjungan tahun 2012 yaitu iklimnya yang dingin dan sejuk (Martaleni,
sebanyak 245,29 juta perjalanan. Sementara 2011).
itu dampak terbesar sektor pariwisata Berdasarkan uraian tersebut, tampak
terhadap perekonomian adalah dalam hal bahwa sumberdaya alam Malang Raya
penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013 sangat menunjang untuk pengembangan
terdapat sekitar 10.18 juta orang bekerja pariwisata. Pengembangan daya tarik wisa-
pada sektor-sektor pariwisata, yang berarti ta dapat dilakukan melalui berbagai hal,
bahwa terjadi penyerapan tenaga kerja diantaranya melalui peningkatan kualitas
sebanyak 8.89% terhadap kesempatan kerja layanan secara terus menerus pada objek-
nasional. objek wisata, perbaikan sarana pendukung,
Pengembangan dan peningkatan ke- dan sebagainya, sehingga hal ini diharap-
pariwisataan di Indonesia mendapat kan akan dapat memuaskan wisatawan.
dukungan sangat kuat dari pemerintah Kepuasan wisatawan merupakan tujuan
Repubik Indonesia. Hal ini terlihat dengan dari pengelola wisata dan pemerintah ter-
dikeluarkannya Undang-Undang Republik kait serta merupakan topik penting dalam
Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang manajemen pariwisata, karena kepuasan
Kepariwisataan, dimana untuk mewujud- wisatawan terhadap Daerah Tujuan wisata
kan harapan dari undang-undang tersebut (DTW) dapat berpengaruh pada image dan
diamanatkan bahwa setiap kepala daerah loyalitas wisatawan (Labato, 2006; Andaleeb
dituntut untuk mendukungnya. Martaleni dan Conway, 2006; Wu, 2007; Tsung, 2009;
(2011) menjelaskan bahwa pengembangan Yuksel et al, 2010). Selain itu, karena image
pariwisata, bukanlah hanya tanggung jawab merupakan kunci dalam membangun posisi
pemerintah pusat, melainkan juga merupa- suatu daerah tujuan wisata, sehingga
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 203
menciptakan image positif daerah tujuan dari unit bisnis tersebut dapat dimaksimal-
wisata harus terus diupayakan (Faulantet al, kan. Salah satu strategi yang dapat di-
2008; Martaleni, 2010). kembangkan oleh sebuah unit bisnis adalah
Dalam rangka pengembangan strategi strategi pemasaran dengan meningkatkan
pemasaran, mengukur image daerah tujuan nilai terhantar pada konsumen. Untuk itu,
wisata dan mengidentifikasi seberapa puas diperlukan pemahaman tentang motivasi
wisatawan dengan kualitas layanan wisata seseorang dalam keputusannya membeli
yang ditawarkan merupakan keharusan suatu produk. Lamb et al, (2005) menyata-
yang tidak dapat diabaikan. Dengan demi- kan dengan mempelajari motivasi, para
kian akan memudahkan dalam melakukan pelaku pasar dapat menganalisis faktor-
promosi tentang daerah tujuan wisata faktor utama yang mempengaruhi sese-
(Ibrahim dan Gill, 2005; Chi dan Qu, 2008; orang dalam membeli atau tidak membeli
Brunner, Stocklin, dan Opwis, 2008; Park, suatu produk.
dan Yoon, 2009; Chen dan Chenet al,2010). Motivasi merupakan kebutuhan yang
Bila mengkaji tentang kualitas layanan memadai yang dapat mendorong seseorang
wisata dan image tidak terlepas dari peran untuk bertindak. Seseorang memiliki ba-
motivasi wisatawan terhadap kepuasan nyak kebutuhan pada waktu tertentu, dan
wisatawan, karena tingkat kepuasan wisata- beberapa kebutuhan bersifat biogenis, ke-
wan terhadap apa yang dirasakan saat ber- butuhan tersebut muncul dari tekanan
ada di daerah tujuan wisata dapat di biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman.
pengaruhi oleh apa yang menjadi motivasi- Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis,
nya berwisata sehingga akan berimplikasi yang muncul dari tekanan psikologis seperti
pada strategi pemasaran pariwisata (Yoon kebutuhan akan pengakuan, penghargaan
dan Uysal, 2005; Coreria da Valle, 2007; atau rasa bagian dari suatu kelompok atau
Park, dan Yoon, 2009; Mohammad dan Som, komunitas, sehingga kebutuhan akan men-
2010; Devesaet al, 2010). jadi motif jika ia didorong hingga mencapai
Berdasarkan uraian dari latar belakang level intensitas yang memadai (Kotler dan
diatas, maka permasalahan dalam peneliti- Keller, 2012).
an ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Lamb et al. (2005) menyatakan bahwa
Apakah motivasi wisatawan, kualitas layan- motivasi merupakan kekuatan pendorong
an wisata dan kepuasan wisatawan secara yang menyebabkan seseorang melakukan
langsung dan tidak langsung berpengaruh tindakan untuk memenuhi kebutuhannya.
positif terhadap image DTW, sedangkan, Abrahan Maslow, seorang psikolog, me-
tujuan dari penelitian ini adalah untuk ngembangkan teori hirarki kebutuhan
menguji dan menganalisis pengaruh nilai (hierarcy of needs) dengan memperingkat
motivasi wisatawan, kualitas layanan wisa- kebutuhan seseorang menjadi lima tingkat-
ta dan kepuasan wisatawan secara langsung an: physiological needs, safety needs, social
dan tidak langsung terhadap image DTW. needs, esteem needs dan self-actualization needs
(Kotler dan Keller, 2012).
TINJAUAN TEORETIS Berdasarkan uraian dari motivasi dan
Motivasi tingkatan kebutuhan seseorang, dapat di-
Pada umumnya setiap unit bisnis baik jelaskan bahwa seorang akan terdorong
yang bergerak di bidang manufacture mau- melakukan pembelian pada suatu produk
pun jasa memiliki perencanaan strategis bila produk tersebut dapat memenuhi ke-
yang dapat mengidentifikasi peluang, butuhannya. Dengan demikian pelaku pe-
ancaman dan arah di masa yang akan masaran dapat menawarkan dan meng-
datang. Bila sebuah unit bisnis me- iklankan produknya berdasarkan tingkat-
ngembangkan berbagai strategi untuk an kebutuhan seorang wisatawan. Kebutuh-
mencapai perencanaan strategis, maka nilai an paling dasar seseorang adalah fisiologis
204 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218
(physiological needs) yaitu kebutuhan akan kombinasi barang dan jasa hampir se-
makanan, minuman dan tempat tinggal. imbang, jasa utama yang disertai barang
Karena hal-hal itu sangat penting untuk sebagai tambahan dan murni jasa.
kelangsungan hidup, maka kebutuhan itu Pembahasan tentang kualitas jasa me-
harus terlebih dahulu dipenuhi. Terkait rupakan bagian yang sangat kompleks,
dengan produk wisata, secara umum me- karena penilaian kualitas jasa berbeda
rupakan kebutuhan sekunder atau kebutuh- dengan penilaian terhadap kualitas produk,
an kedua. Namun tujuan utama seseorang terutama karena sifatnya yang tidak nyata
berwisata adalah untuk memenuhi ke- (intangible) dan produksi serta konsumsi
butuhan relaksasi, kebersamaan dengan berjalan secara simultan. Disamping per-
kelurga. Untuk itu, iklan yang menampil- bedaan karakteristik ini, dalam penilaian
kan ke bersamaan dengan keluarga pada kualitas jasa wisatawan terlibat secara
alam yang indah, menarik dan sejuk langsung serta ikut di dalam proses jasa.
merupakan suatu contoh pesan iklan untuk Dengan demikian penilaiannya tergantung
menarik wisatawan dalam memenuhi ke- pada bagaimana tanggapan wisatawan ter-
butuhan sekunder atau social need. hadap jasa yang dikonsumsi atau yang di-
rasakannya. Melalui penelitian pasar, setiap
Kualitas Layanan penyedia jasa harus dapat menentukan apa
Dewasa ini produk jasa sangat men- yang menjadi kebutuhan atau keinginan
dominasi kehidupan masyarakat dan per- utama wisatawan. Penilaian wisatawan ter-
kembangannya yang sedemikain pesat se- hadap kualitas jasa berbeda dengan pe-
iring dengan perkembangan sektor-sektor nilaian terhadap produk berwujud.
lainnya (Tjiptona dan Chandra, 2011). Dalam konteks penilaian kualitas pro-
Kualitas jasa atau kualitas layanan (service duk maupun jasa dapat dinyatakan bahwa
quality) berkontribusi signifikan bagi pen- harapan wisatawan memiliki peranan yang
ciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi besar sebagai standar perbandingan dalam
bersaing setiap organisasi pemasaran, baik evaluasi kualitas maupun kepuasan (Kotler
perusahaan manufaktur maupun penyedia dan Keller, 2012). Selanjutnya, dinyatakan
jasa. Sayangnya, minat dan perhatian pada bahwa yang dimaksud dengan kepuasan
pengukuran kualitas jasa baru berkembang wisatawan terhadap suatu jasa adalah per-
sejak dekade 1980-an (Tjiptona dan Chan- bandingan antara persepsi wisatawan ter-
dra, 2011). Lebih lanjut dikatakan bahwa hadap jasa yang diterima dan harapannya
jasa adalah mencakup semua aktivitas sebelum menggunakan jasa tersebut. Apa-
ekonomi yang outputnya bukanlah produk bila harapannya terlampaui, berarti jasa
atau kostruksi fisik, yang secara umum tersebut telah memberikan suatu kualitas
konsumsi dan produksinya dilakukan pada yang luar biasa dan juga akan menimbulkan
waktu yang sama, dan nilai tambah yang kepuasan yang sangat tinggi (very satisfy).
diberikan dalam bentuk yang secara prinsip Sebaliknya, apabila harapannya itu tidak
intangible bagi pembeli utamanya. tercapai, maka diartikan kualitas jasa ter-
Kotler dan Keller (2012) membedakan sebut tidak memenuhi apa yang diinginkan-
lima kategori tawaran perusahan kepada nya atau perusahaan tersebut gagal me-
pasar, sebagai berikut: a) Pure tangible good, layani wisatawannya. Apabila harapannya
b) Tangible good with accopanying service, c) sama dengan apa yang dia peroleh, berarti
Hybrid, d). Mayor service with accompanying wisatawan itu puas (satisfy)
minor goods and services, dan e) Pure service.
Dari kategori jasa tersebut dapat dijelaskan Kepuasan
bahwa penawaran jasa kepada konsumen Mengkaji dan memahami tingkat ke-
dapat dilakukan berupa murni barang puasan pelanggan telah menjadi konsep
tanpa disertai jasa, barang disertai jasa, sentral dalam sebuah bisnis dan manajemen
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 205
suatu organisasi. Kepuasan pelanggan telah akan beli. Image destinasi tidak selalu
memberikan manfaat-manfaat penting da- berdasarkan pengalaman atau fakta, tetapi
lam bisnis yang meliputi keterkaitan positif dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga
dengan loyalitas pelanggan, membangun menjadi faktor motivasi atau pendorong
sebuah image organisasi, meningkatkan yang kuat untuk melakukan perjalanan
toleransi harga, dan sebagainya. Definisi wisata ke destinasi tersebut. Ini memberi
kepuasan yang terdapat dalam berbagai arti bahwa kepercayaan, ide, serta impresi
literatur cukup beragam, Kotler dan Keller seseorang sangat besar pengaruhnya ter-
(2012) mendefinisikan kepuasan sebagai hadap sikap dan perilaku serta respon yang
perasaan suka/tidak suka seseorang ter- mungkin akan dilakukannya.
hadap suatu produk setelah membanding- Suatu perusahaan akan terlihat melalui
kan prestasi produk tersebut dengan image-nya baik yang positif atau negatif.
harapannya. Image yang positif akan memberikan arti
Kotler dan Keller (2012) mengidentifi- yang baik terhadap produk perusahaan
kasi empat metode untuk mengukur ke- tersebut dan lebih lanjut dapat meningkat-
puasan pelanggan. Pertama, sistem keluhan kan jumlah penjualan. Sebaliknya penjualan
pelanggan dan saran, dimana setiap organi- suatu produk akan mengalami penurunan
sasi yang berorientasi pada pelanggan jika imagenya dipandang negatif oleh
(customer-oriented) perlu menyediakan ke- masyarakat. Dalam industri pariwisata
sempatan dan akses yang mudah dan image dapat diukur dari dua komponen:
nyaman bagi para pelanggan guna me- pertama berdasarkan atribut berbasis holis-
nyampaikan saran, kritik, pendapat, dan tik dan kedua berbasis atribut fungsional
keluhan mereka. Kedua, Ghost shopping atau yang lebih abstrak. Lebih lanjut Hankinson
Mystery shopping, merupakan salah satu cara (2005) berpendapat bahwa mengukur image
untuk memperoleh gambaran mengenai daerah tujuan wisata dapat dilakukan me-
kepuasan pelanggan dengan mempekerja- lalui dimensi keseluruhan atraksi pada
kan beberapa orang ghost shopping untuk daerah tujuan wisata, fungsionalitas dan
berperan atau berpura-pura sebagai pelang- suasana. Dari uraian tentang pengukuran
gan potensial produk perusahaan atau image tersebut dapat dipahami bahwa da-
pesaing. Mereka diminta berinteraksi de- lam mengevaluasi image seseorang terhadap
ngan staf penyedia jasa dan menggunakan suatu objek dapat dilihat dari aspek kognitif
produk/jasa perusahaan. Ketiga, Lost custo- dan afektif. Komponen kognitif merupakan
mer analysis, yaitu menghubungi para kepercayaan dan pengetahuan mengenai
pelanggan yang telah berhenti membeli objek atau orang, sedangkan afektif me-
atau yang telah pindah pemasok agar dapat wakili perasaan terhadap objek (sedih,
memahami mengapa hal itu terjadi dan senang, dan sebagainya).
supaya dapat mengambil kebijakan per- Menurut Yoeti (2006), salah satu hal
baikan selanjutnya. Keempat Survei kepuas- yang menentukan pengembangan kepari-
an pelanggan, yaitu riset kepuasan pe- wisataan adalah pemasaran kepariwisataan.
langgan dilakukan dengan menggunakan Lebih jauh Yoeti (2006) menekankan bahwa
metode survei, baik survei melalui pos, istilah produk wisata atau produk pari-
telepon, e-mail, websits, maupun wawancara wisata kurang tepat, seharusnya digunakan
langsung. istilah produk industri pariwisata, karena
hanya industri yang menghasilkan produk,
Image sedangkan wisata dan pariwisata tidak.
Pitana (2009) menyatakan bahwa image Memasarkan produk industri pariwisata
merupakan ide atau kepercayaan yang jauh lebih kompleks sifatnya dibandingkan
dimiliki wisatawan tentang produk atau dengan memasarkan produk yang lain.
pelayanan yang mereka beli atau mereka Produk industri pariwisata secara umum
206 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218
telah diakui sebagai produk jasa (Vellas dan Conway (2006), Wu (2007), Tsung (2009),
Becherel, 2008). Yuksel Et al, (2010), Martaleni, (2011). Secara
umum hasil kajian tersebut menunjukkan
Penelitian Sebelumnya dan Pengembang- bahwa semakin meningkat kualitas layanan
an Hipotesis akan semakin meningkatkan kepuasan
Melakukan kajian tentang motivasi wisatawan. Berbeda dengan hasil kajian
wisatawan mengunjungi suatu DTW perlu Correia dan Valle (2007), Hutchinson atal,
mendapatkan perhatian yang serius dari (2009) dan Chen dan Tsai (2007), yang juga
pengelola DTW atau pemerintah terkait. menguji pengaruh kualitas layanan ter-
Selain motivasi seseorang melakukan wisata hadap kepuasan, mengungkapkan bahwa
merupakan suatu segmen yang dapat pelayanan yang diberikan tidak berpe-
mempengaruhi efektifitas pengembangan ngaruh positif terhadap kepuasan konsu-
wisata (Parkdan Yoon, 2009) juga dapat men atau semakin meningkat kualitas
mempengaruhi kepuasan yang dirasakan layanan tidak dapat meningkatkan kepuas-
oleh wisatawan terhadap DTW baik secara an konsumen. Dengan demikian dapat di-
langsung maupun secara tidak langsung. rumuskan sebuah hipotesis sebagai berikut:
Kajian tentang pengaruh motivasi dan H2 : Semakin tinggi nilai kualitas layanan
kepuasan wisatawan, belum begitu banyak wisata, semakin meningkatkan ke-
menarik perhatian peneliti sebelumnya, puasan wisatawaan.
namum Yoon dan Uysal (2005) telah meng-
uji dampak motivasi dan kepuasan pada Perbaikan dan pengembangan kualitas
loyalitas wisatawan dan temuan penelitian- layanan wisata secara terus menerus me-
nya mengungkapkan bahwa motivasi ber- rupakan suatu keharusan yang tidak dapat
pengaruh tidak signifikan pada kepuasan ditawar oleh pegelola wisata dan peme-
wisatawan. Berbeda dengan Devesaet al. rintah terkait, bila ingin memenangkan per-
(2010), yang melakukan penelitian di saingan di pasar yang semakin kompetitif.
Spanyol dengan tujuan menginvestigasi Peningkatan kualitas layanan akan ber-
hubungan antara motivasi dan kepuasan dampak pada image positif wisatawan baik
wisatawan, menyimpulkan bahwa motivasi secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh positif pada kepuasan wisata- dan dapat dijadikan sebagai kunci dalam
wan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, membangun positioning DTW (Faulantet al,
hipotesis penelitian yang akan diuji adalah 2008; Martaleni, 2010). Penelitian yang ber-
sebagai berikut: tujuan menguji pengaruh kualitas layanan
H1 : Semakin tinggi motivasi wisatawan terhadap image, telah dilakukan oleh
untuk berwisata, semakin meningkat Hankinson (2005), Kandampully dan Hsin-
kepuasan wisatawan. Hui Hu (2007), Chen dan Chen (2010) dan
secara umum mengungkapkan bahwa, se-
Selain dipengaruhi oleh motivasi makin meningkat kualitas layanan yang
wisatawan juga dapat dipengaruhi oleh diberikan oleh DTW dan hotel akan se-
tingkat kualitas dari berbagai bentuk makin meningkatkan image konsumen ter-
layanan yang diberikan pada wisatawan hadap DTW dan hotel.
mulai wisatawan memasuki lingkungan H3 : Semakin tinggi kualitas layanan
DTW sampai wisatawan kembali me- wisata, semakin meningkat image
ninggalkan DTW, tingkat kepuasan wisata- wisatawan.
wan dapat dipengaruhi oleh banyak hal. H4 : Tingginya motivasi wisatawan dan
Banyak kajian telah dilakukan dengan kualitas layanan wisata secara tidak
tujuan menguji pengaruh kualitas layanan langsung akan meningkatkan image
terhadap kepuasan konsumen, seperti yang wisatawan melalui kepuasan.
dilakukan oleh Labato (2006), Andaleeb dan
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 207
Motivasi
(M)
Kepuasan Imaga
(K) (I)
Kualitas
Layanan
(KL)
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Tabel 1
Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Frekuensi %
(orang)
Jenis Kelamin Laki-laki 108 54
Perempuan 92 46
Total 200 100
Usia 15-20 th 115 57,5
21-30 th 36 18
31-34 th 22 11
35-50 th 23 11,5
> 51 th 4 2
Total 200 100
Pendidikan Formal SD 9 4,5
SLTP 42 21
SLTA 115 57,5
Diploma 6 3
Sarjana 27 13,5
Pascasarjana 1 0,5
Total 200 100
Pekerjaan PNS/ BUMN 16 20,69
Pegawai Swasta 25 14,66
Pengusaha/Wiraswasta 18 12,50
TNI 1 0,5
Mahasiswa/Pelajar 126 63
Lainya 14 7
Total 200 100
Besar dana yang dibelanjakan Kurang dari Rp. 500.000,- 89 44,05
selama kunjungan Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,- 64 32
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- 31 15,05
Lebih dari Rp. 2.000.000,- 16 8
Total 200 100
Tabel 2
Nilai Rata-rata Variabel
Rata- Rata-rata
Variabel Indikator
rata keseluruhan
Beristirahat/relaksasi 4,06
Mencari ketenangan 3,87
Motivasi Wisatawan 4,03
Kebersamaan dengan keluarga 4,09
Kontak dengan alam 4,12
Daya Tarik Obyek Wisata 3,94
Kualitas Layanan Kondisi Sarana Pendukung 3,87 3,73
Empati 3,55
Kepuasan terhadap daya tarik obyek
Kepuasan Wisatawan wisata 3,80
3,70
Kepuasan terhadap sarana pendukung 3,79
Kepuasan terhadap empati 3,52
Iklim 4,19
Image DTW Biaya wisata 3,72 4,05
Kondisi Alam 4,24
bandingan antara harapan dan kenyataan berada dalam kategori tinggi. Sehingga
dari perhatian yang diberikan oleh petugas dapat dijelaskan bahwa wisatawan menilai
dan penduduk sekitar dipersepsikan paling DTWmemiliki image yang kuat.
lemah oleh wisatawan. Hal ini dapat
dimaknai bahwa kepuasan wisatawan ter- Pengujian Goodness of Fit Model
hadap daya tarik obyek wisata merupakan Pengukuran (Outer Model)
faktor utama dalam penentuan tingkat Pengujian goodness of fit pada outer
kepuasan wisatawan terhadap DTW yang model untuk setiap variabel yang meng-
selanjutnya akan berdampak pada image gunakan indikator refleksif pada dasarnya
DTW. Nilai rata-rata keseluruhan indikator adalah pengukuran convergent validity,
pada variabel kepuasan wisatawan sebesar discriminant validity dan composite reliability.
3,7 dapat diinterpretasikan bahwa wisata- Pada penelitian ini, hanya ada tiga variabel
wan menilai kepuasan yang dirasakan dengan indikator refleksif yaitu motivasi,
memiliki kontribusi yang tinggi dalam kepuasan, dan image. Hasil pengujian ada-
menentukan image DTW. lah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Pengujian Convergent Validity
Tabel 4
Hasil Pengujian Discriminant Validity
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis dalam Inner Model
Koefisien Jalur
Koefisien Jalur Pengaruh
Pengaruh
Variabel Tidak Langsung
Variabel Independent Langsung
Dependent
Std Variabel Std
t-stat
size Moderating size
Kepuasan Motivasi Wisatawan 0,143 2,344*
Wisatawan Kualitas Layanan 0,543 8,272*
Kualitas Layanan 0,280 3,894*
Image DTW Motivasi dan Kualitas Kepuasan
0,358 5,334* 2,80
Layanan Wisatawan
Data hasil penelitian, diolah (2011).
Keterangan: tanda * menyatakan signifikan pada taraf 5%
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 213
0,840
M.1 0,839 0,853
0,740 0,733
0,280*
0,143* Image I.2
0,805 Motivasi
M.2 Kepuasan (I) 0,820
(M)
(K)
0,563
0,795
M.3 I.3
0,750
0,358*
0,543*
M.4
KY.1 0,217
Kualitas
0,104 Layanan (KY)
(KY)
KY.2
0,861
KY.3
Gambar 2
Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model
wisatawan yang datang ke tempat wisata Apabila dalam pikiran wisatawan sudah
tidak hanya bermotivasi untuk berwisata tertanam kesan yang positif kepada per-
tapi juga untuk memecahkan konflik yang usahaan jasa tertentu, meskipun terjadi
dirasakan. Bila wisatawan datang ke tempat beberapa kesalahan dalam penyampaian
wisata untuk memecahkan konflik, ke- jasa, maka kekurangan ini dapat ditutup
mungkinan kualitas layanan yang diberikan oleh image positif ini. Hasil kajian empiris
tidak menjadi harapannya. ini mendukung temuan dari Kandampully
Dari temuan penelitian tersebut, dapat dan Hsin-Hui Hu (2007); Martaleni (2011)
dimaknai bahwa peningkatan kualitas dimana temuannya mengungkapkan bahwa
layanan yang diberikan pada DTW tidak kualitas layanan wisata berpengaruh signi-
serta merta dapat meningkatkan kepuasan fikan pada image.
wisatawan, namun, dalam penelitian ini Penjelasan ini memberikan pemaham-
diungkapkan bahwa peningkatan kualitas an bahwa agar image daerah tujuan wisata
layanan memberikan dampak positif bagi Malang Raya selalu positif, maka pihak
kepuasan wisatawan. Hal ini dapat di- yang berwenang di Malang Raya harus
jadikan sebagai bahan masukan oleh pe- selalu meningkatkan kualitas layanan dari
ngelola objek wisata dan pemerintah terkait daya tarik obyek wisata yang ditawarkan
dalam perencanaan tentang kualitas layan- pada wisatawan. Mempertahankan dan me-
an. Peningkatan kualitas layanan wisata ningkatkan kualitas layanan yang dapat
merupakan keharusan yang tidak dapat dilakukan melalui pembenahan obyek-
diabaikan, mengingat kebutuhan dan ke- obyek wisata yang ada, meningkatkan skill
inginan wisatawan yang terus berubah dan sumberdaya manusia, dan memberikan
bervariasi akan produk wisata. Beberapa edukasi pada masyarakat sekitar akan arti
bentuk peningkatan kualitas layanan wisata pentingnya memberikan perhatian pada
yang dapat dilakukan adalah: penambahan wisatawan. Temuan penelitian ini sejalan
objek-objek wisata yang lebih menarik bagi dengan penelitian yang telah dilakukan
keluarga, akses transportasi yang semakin oleh Hankinson (2005) dan Kandampully,
mudah dan lancar, fasilitas umun yang Hsin-Hui Hu (2007) masing-masing me-
nyaman dan bersih serta peningkatan em- lakukan penelitian di daerah tujuan wisata
pati petugas melalui pelayanan yang lebih UK dan Hotel di Mouritius. Kedua pe-
ramah, dan lebih komunikatif. nelitian tersebut dapat mengungkapkan
bahwa, semakin meningkat kualitas layanan
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap yang diberikan oleh daerah tujuan wisata
Image dan hotel akan semakin meningkatkan
Dari hasil penelitian pada Tabel 5 image wisatawan terhadap daerah tujuan
memperlihatkan bahwa adanya pengaruh wisata dan hotel. Temuan ini dapat di-
positif antara kualitas layanan terhadap maknai bahwa penelitian yang dilakukan
image. Artinya semakin tinggi kualitas pada objek kajian dan daerah yang berbeda,
layanan wisata yang diwujudkan dengan dapat menghasilkan temuan yang sama.
daya tarik objek wisata, sarana pendukung
dan empati, maka akan semakin tinggi pula Pengaruh Motivasi Wisatawan dan Kuali-
image wisatawan terhadap DTW Malang tas Layanan terhadap Image melalui
Raya sebagai daerah tujuan wisata yang Kepuasan
memiliki iklim yang sejuk, berbiaya murah Dari hasil penelitian memperlihatkan
dan sebagai daerah tujuan wisata alam. bahwa adanya pengaruh positif secara tidak
Temuan penelitian ini mendukung langsung antara motivasi wisatawan dan
teori dari Kotler dan Kelller (2012) yang kualitas layanan terhadap image melalui
menjelaskan bahwa image merupakan bagi- kepuasan. Hal ini memberikan makna
an penting dalam menilai kualitas jasa. bahwa semakin tinggi motivasi wisatawan
216 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218
untuk berwisata dan tingginya nilai kualitas heningan di tempat yang dapat langsung
layanan wisata akan dapat meningkatkan kontak dengan alam, akan semakin mem-
image daerah tujuan wisata dengan terlebih pertinggi kepuasan wisatawan terhadap
dulu wisatawan merasa puas terhadap DTW Malang Raya. Kedua, semakin me-
DTW. narik obyek wisata dengan dilengkapi
Temuan ini sejalan dengan hasil pe- sarana pendukung yang baik disertai de-
nelitian Kandampully dan Hsin-Hui Hu ngan keramahan dan empati petugas dan
(2007), Chi dan Qu (2008) yang menjelaskan penduduk terhadap wisatawan, semakin
bahwa kepuasan wisatawan berpengaruh mempertinggi kepuasan wisatawan. Keada-
signifikan dengan image. Demikian juga an ini secara langsung dapat memperkuat
dalam temuan penelitian Kandampully dan image DTW Malang Raya. Ketiga, semakin
Hsin-Hui Hu, 2007; Chen dan Tsai, 2007; tinggi motivasi wisatawan dan kualitas
Chi dan Qu, 2008; Brunner. Stocklin, dan layanan wisata secara tidak langsung me-
Opwis, 2008; Park, D-Y dan Yoon, Y-S, 2009; lalui kepuasan wisatawan dapat mem-
Chen dan Chen, 2010) menjelaskan bahwa perkuat image DTW Malang Raya sebagai
kepuasan pelanggan secara signifikan mem- DTW yang memiliki iklim sejuk, berbiaya
pengaruhi citra (image). Ini dapat diartikan murah dan kondisi alam yang indah.
bahwa penelitian yang dilakukan pada
obyek dan lokasi yang berbeda dapat ber- Saran
laku juga pada penelitian ini, yang memilih Kajian image DTW akan lebih lengkap
daerah tujuan wisata sebagai obyek kajian- apabila melibatkan semua wisatawan, yaitu
nya. Pemenuhan kepuasan wisatawan me- wisatawan nusantara, wisatawan bisnis
rupakan faktor penting yang secara tidak serta wisatawan mancanegara. Sementara
langsung dapat meningkatkan image DTW itu dalam peneitian ini hanya melibatkan
Malang Raya. wisatawan nusantara. Oleh karena itu
Kepuasan wisatawan pada daerah untuk penelitian berikutnya disarankan
tujuan wisata Malang Raya dapat terpenuhi untuk melakukan kajian dengan melibatkan
bila kenyataan yang mereka rasakan akan wisatawan bisnis dan mancanegara sehing-
adanya daya tarik obyek wisata, sarana ga akan diperoleh informasi yang lebih
pendukung yang memadai, petugas yang dalam dan menyeluruh tentang image DTW
ramah dan penduduk yang bersahabat Malang Raya.
sesuai dengan harapan. Daya tarik obyek
wisata yang ditawarkan harus benar-benar DAFTAR PUSTAKA
bervariasi sesuai kebutuhan wisatawan. Andaleeb, S. S dan Conway. 2006. Customer
Sebagai contoh adanya wisata rekreasi yang Satisfaction in The Restaurant Industry:
menarik dan nyaman, wisata belanja de- An Examination of The Transaction–
ngan keragaman produk yang berkualitas, Specific Model. Journal or Service
pelayanan dengan penuh keramahan dan Marketing 20(1): 3-11.
harga yang terjangkau serta keindahan alam Anonim, 2014. Tourism Highlights. World
yang tetap terjaga. Tourism Organization UNWTO
Anonim. 2012. Rencana Strategis (RENSTRA)
SIMPULAN DAN SARAN Direktorat Pengembangan Destinasi Wisa-
Simpulan ta 2012-2014, Kementerian Pariwisata
Berdasarkan pembahasan yang dijelas- Kreatif.
kan sebelumnya, maka dapat ditarik be- Brunner, T. Stocklin, M dan Opwis, K. 2008.
berapa simpulan sebagai berikut. Pertama, Satisfaction, Image, and Loyalty: New
semakin tinggi motivasi wisatawan untuk Versus Experienced Customers. Euro-
beristirahat (relaksasi) bersama keluarga pean Journal of Marketing 42(9): 1095-
dalam rangka mencari ketenangan/ke- 1105.
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 217