Anda di halaman 1dari 18

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411 - 0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

PENGARUH MOTIVASI, KUALITAS LAYANAN, DAN KEPUASAN


WISATAWAN TERHADAP IMAGE DAERAH TUJUAN WISATA

Martaleni
martaleni@yahoo.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Gajayana Malang

ABSTRACT

The rapid growth of tourism industry has to incourage the development in local region, increased national
incomes, improve people’s welfare and prosperity; and this can grow the national patriotism and cultural
values. Therefore, the management and enhancement of the image of Tourist Destination Areas (TDA) is a step
that should get continously and serious attention. The aimed of this study is to examine and analyze either direct
or indirect effects of values of tourist motivation, service quality and tourist satisfaction on Tourist Destination
Area (TDA). Data that we need in this research, we collected from a sample consist of 200 respondens. The
population are all of the tourists who came from out of Malang Raya and who wanted to visit TDA in
MalangRaya. Data were analyzed by using a descriptive and inferential statistical methods. The findings of this
research explained that the service quality and tourist motivation increased, then it will be able to increase the
value of tourist satisfaction in the tourist destination areas. On the other hand, the tourism service quality could
improve the image of tourism destination area directly. Further, through the tourist satisfaction, and increase in
the value of tourist motivation and service quality can indirectly improve the tourist image of the DTW.

Keywords: tourism, motivation, service quality, satisfaction, image

ABSTRAK

Pertumbuhan industri pariwisata yang semakin pesat dapat mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan devisa negara, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta dapat
menambah rasa cinta tanah air, bangsa dan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, pengelolaan dan
penguatan image suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) merupakan langkah yang harus mendapatkan
perhatian yang serius secara terus menerus. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan
menganalisis pengaruh nilai motivasi wisatawan, kualitas layanan dan kepuasan wisatawan secara
langsung dan tidak langsung terhadap image DTW. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini
diperoleh dari sampel sebanyak 200 responden. Adapun populasi terdiri dari seluruh wisatawan yang
berasal dari luar Malang Raya dan bertujuan untuk berwisata ke DTW Malang Raya. Data dianalisis
menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial. Temuan penelitian ini menjelaskan
bahwa semakin meningkat nilai motivasi wisatawan dan kualitas layanan wisata akan dapat
meningkatkan nilai kepuasan wisatawan terhadap Daerah Tujuan Wisata. Di samping itu
meningkatnya kualitas layanan wisata dapat secara langsung meningkatkan image wisatawan
terhadap DTW. Selanjutnya melalui kepuasan wisatawan, peningkatan nilai motivasi wisatawan dan
kualitas layanan secara tidak langsung dapat meningkatkan image wisatawan terhadap DTW.

Keywords: pariwisata, motivasi, kualitas layanan, kepuasan, image

PENDAHULUAN serta dapat menambah rasa cinta tanah air,


Pertumbuahan industri pariwisata bangsa dan nilai-nilai budaya (Fandeli,
yang semakin pesat dapat mendorong pem- 2008; Martaleni, 2010). Menurut World
bangunan daerah, meningkatkan devisa tourism Organization (2014), penerimaan
negara, yang selanjutnya dapat meningkat- pariwisata internasional mencapai 1159
kan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat miliar dolar pada tahun 2013, naik dari
201
202 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

1097 miliar dollar pada tahun 2012. Selain kan tanggung jawab bersama antara pe-
itu, jumlah kedatangan wisatawan inter- merintah pusat dan pemerintah daerah.
nasional ke depan diperkirakan trendnya Sebagai pemegang kekuasaan dan ke-
meningkat rata-rata sebesar 3,3% per tahun, wenangan, tentunya pemerintah daerah le-
dan mulai tahun 2010 sampai tahun 2030 bih menguasai dan memahami tentang
sekitar 43 juta lebih kedatangan wisatawan potensi daerahnya, sehingga dapat lebih
internasional setiap tahun dan sebesar 1,8 tepat dalam menentukan obyek wisata yang
miliar kedatangan wisata pada tahun 2030. perlu dikembangkan.
Sementara itu, sektor pariwisata di Malang Raya, yang terdiri atas Kota
Indonesia terus memberikan peran dalam Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu
meningkatkan devisa negara melalui pe- merupakan bagian integral dari negara
ningkatan jumlah kunjungan wisata dan Republik Indonesia. Dengan demikian Pe-
penyerapan tenaga kerja. Peningkatan ter- merintah Daerah di masing-masing daerah
sebut sebagaimana tercermin dalam laporan tersebut juga mempunyai kewajiban untuk
kinerja kementerian pariwisata dan ekono- meningkatkan peran pariwisatanya dalam
mi kreatif pada tahun 2014, dimana rangka mendukung roda pembangunan di
kunjungan wisatawan mancanegara (wis- daerah Malang Raya khususnya, dan di
man) pada tahun 2013 sebanyak 8,80 juta. negara Indonesia pada umumnya. Dari segi
Dibanding dengan jumlah kunjungan wis- geografis, Malang Raya mempunyai potensi
man pada tahun 2012, yaitu sebanyak 8,04 yang memungkinkan pertumbuhan dan
juta maka jumlah kunjungan wisman pada pengembangan wilayahnya berbasis pada
tahun 2013 dapat dikatakan mengalami pariwisata. Salah satu potensi yang dapat
pertumbuhan sebesar 9.42%. Adapun jum- mendukung adalah kondisi alam sekitar-
lah kunjungan wisatawan nusantara (wis- nya, dimana Kota Malang sebagai kota
nus) pada tahun 2013 mencapai 248 juta pendidikan, Kabupaten Malang dengan be-
perjalanan atau naik sebesar 1,10% di- ragam pantainya dan kota Batu dengan
banding jumlah kunjungan tahun 2012 yaitu iklimnya yang dingin dan sejuk (Martaleni,
sebanyak 245,29 juta perjalanan. Sementara 2011).
itu dampak terbesar sektor pariwisata Berdasarkan uraian tersebut, tampak
terhadap perekonomian adalah dalam hal bahwa sumberdaya alam Malang Raya
penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013 sangat menunjang untuk pengembangan
terdapat sekitar 10.18 juta orang bekerja pariwisata. Pengembangan daya tarik wisa-
pada sektor-sektor pariwisata, yang berarti ta dapat dilakukan melalui berbagai hal,
bahwa terjadi penyerapan tenaga kerja diantaranya melalui peningkatan kualitas
sebanyak 8.89% terhadap kesempatan kerja layanan secara terus menerus pada objek-
nasional. objek wisata, perbaikan sarana pendukung,
Pengembangan dan peningkatan ke- dan sebagainya, sehingga hal ini diharap-
pariwisataan di Indonesia mendapat kan akan dapat memuaskan wisatawan.
dukungan sangat kuat dari pemerintah Kepuasan wisatawan merupakan tujuan
Repubik Indonesia. Hal ini terlihat dengan dari pengelola wisata dan pemerintah ter-
dikeluarkannya Undang-Undang Republik kait serta merupakan topik penting dalam
Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang manajemen pariwisata, karena kepuasan
Kepariwisataan, dimana untuk mewujud- wisatawan terhadap Daerah Tujuan wisata
kan harapan dari undang-undang tersebut (DTW) dapat berpengaruh pada image dan
diamanatkan bahwa setiap kepala daerah loyalitas wisatawan (Labato, 2006; Andaleeb
dituntut untuk mendukungnya. Martaleni dan Conway, 2006; Wu, 2007; Tsung, 2009;
(2011) menjelaskan bahwa pengembangan Yuksel et al, 2010). Selain itu, karena image
pariwisata, bukanlah hanya tanggung jawab merupakan kunci dalam membangun posisi
pemerintah pusat, melainkan juga merupa- suatu daerah tujuan wisata, sehingga
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 203

menciptakan image positif daerah tujuan dari unit bisnis tersebut dapat dimaksimal-
wisata harus terus diupayakan (Faulantet al, kan. Salah satu strategi yang dapat di-
2008; Martaleni, 2010). kembangkan oleh sebuah unit bisnis adalah
Dalam rangka pengembangan strategi strategi pemasaran dengan meningkatkan
pemasaran, mengukur image daerah tujuan nilai terhantar pada konsumen. Untuk itu,
wisata dan mengidentifikasi seberapa puas diperlukan pemahaman tentang motivasi
wisatawan dengan kualitas layanan wisata seseorang dalam keputusannya membeli
yang ditawarkan merupakan keharusan suatu produk. Lamb et al, (2005) menyata-
yang tidak dapat diabaikan. Dengan demi- kan dengan mempelajari motivasi, para
kian akan memudahkan dalam melakukan pelaku pasar dapat menganalisis faktor-
promosi tentang daerah tujuan wisata faktor utama yang mempengaruhi sese-
(Ibrahim dan Gill, 2005; Chi dan Qu, 2008; orang dalam membeli atau tidak membeli
Brunner, Stocklin, dan Opwis, 2008; Park, suatu produk.
dan Yoon, 2009; Chen dan Chenet al,2010). Motivasi merupakan kebutuhan yang
Bila mengkaji tentang kualitas layanan memadai yang dapat mendorong seseorang
wisata dan image tidak terlepas dari peran untuk bertindak. Seseorang memiliki ba-
motivasi wisatawan terhadap kepuasan nyak kebutuhan pada waktu tertentu, dan
wisatawan, karena tingkat kepuasan wisata- beberapa kebutuhan bersifat biogenis, ke-
wan terhadap apa yang dirasakan saat ber- butuhan tersebut muncul dari tekanan
ada di daerah tujuan wisata dapat di biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman.
pengaruhi oleh apa yang menjadi motivasi- Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis,
nya berwisata sehingga akan berimplikasi yang muncul dari tekanan psikologis seperti
pada strategi pemasaran pariwisata (Yoon kebutuhan akan pengakuan, penghargaan
dan Uysal, 2005; Coreria da Valle, 2007; atau rasa bagian dari suatu kelompok atau
Park, dan Yoon, 2009; Mohammad dan Som, komunitas, sehingga kebutuhan akan men-
2010; Devesaet al, 2010). jadi motif jika ia didorong hingga mencapai
Berdasarkan uraian dari latar belakang level intensitas yang memadai (Kotler dan
diatas, maka permasalahan dalam peneliti- Keller, 2012).
an ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Lamb et al. (2005) menyatakan bahwa
Apakah motivasi wisatawan, kualitas layan- motivasi merupakan kekuatan pendorong
an wisata dan kepuasan wisatawan secara yang menyebabkan seseorang melakukan
langsung dan tidak langsung berpengaruh tindakan untuk memenuhi kebutuhannya.
positif terhadap image DTW, sedangkan, Abrahan Maslow, seorang psikolog, me-
tujuan dari penelitian ini adalah untuk ngembangkan teori hirarki kebutuhan
menguji dan menganalisis pengaruh nilai (hierarcy of needs) dengan memperingkat
motivasi wisatawan, kualitas layanan wisa- kebutuhan seseorang menjadi lima tingkat-
ta dan kepuasan wisatawan secara langsung an: physiological needs, safety needs, social
dan tidak langsung terhadap image DTW. needs, esteem needs dan self-actualization needs
(Kotler dan Keller, 2012).
TINJAUAN TEORETIS Berdasarkan uraian dari motivasi dan
Motivasi tingkatan kebutuhan seseorang, dapat di-
Pada umumnya setiap unit bisnis baik jelaskan bahwa seorang akan terdorong
yang bergerak di bidang manufacture mau- melakukan pembelian pada suatu produk
pun jasa memiliki perencanaan strategis bila produk tersebut dapat memenuhi ke-
yang dapat mengidentifikasi peluang, butuhannya. Dengan demikian pelaku pe-
ancaman dan arah di masa yang akan masaran dapat menawarkan dan meng-
datang. Bila sebuah unit bisnis me- iklankan produknya berdasarkan tingkat-
ngembangkan berbagai strategi untuk an kebutuhan seorang wisatawan. Kebutuh-
mencapai perencanaan strategis, maka nilai an paling dasar seseorang adalah fisiologis
204 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

(physiological needs) yaitu kebutuhan akan kombinasi barang dan jasa hampir se-
makanan, minuman dan tempat tinggal. imbang, jasa utama yang disertai barang
Karena hal-hal itu sangat penting untuk sebagai tambahan dan murni jasa.
kelangsungan hidup, maka kebutuhan itu Pembahasan tentang kualitas jasa me-
harus terlebih dahulu dipenuhi. Terkait rupakan bagian yang sangat kompleks,
dengan produk wisata, secara umum me- karena penilaian kualitas jasa berbeda
rupakan kebutuhan sekunder atau kebutuh- dengan penilaian terhadap kualitas produk,
an kedua. Namun tujuan utama seseorang terutama karena sifatnya yang tidak nyata
berwisata adalah untuk memenuhi ke- (intangible) dan produksi serta konsumsi
butuhan relaksasi, kebersamaan dengan berjalan secara simultan. Disamping per-
kelurga. Untuk itu, iklan yang menampil- bedaan karakteristik ini, dalam penilaian
kan ke bersamaan dengan keluarga pada kualitas jasa wisatawan terlibat secara
alam yang indah, menarik dan sejuk langsung serta ikut di dalam proses jasa.
merupakan suatu contoh pesan iklan untuk Dengan demikian penilaiannya tergantung
menarik wisatawan dalam memenuhi ke- pada bagaimana tanggapan wisatawan ter-
butuhan sekunder atau social need. hadap jasa yang dikonsumsi atau yang di-
rasakannya. Melalui penelitian pasar, setiap
Kualitas Layanan penyedia jasa harus dapat menentukan apa
Dewasa ini produk jasa sangat men- yang menjadi kebutuhan atau keinginan
dominasi kehidupan masyarakat dan per- utama wisatawan. Penilaian wisatawan ter-
kembangannya yang sedemikain pesat se- hadap kualitas jasa berbeda dengan pe-
iring dengan perkembangan sektor-sektor nilaian terhadap produk berwujud.
lainnya (Tjiptona dan Chandra, 2011). Dalam konteks penilaian kualitas pro-
Kualitas jasa atau kualitas layanan (service duk maupun jasa dapat dinyatakan bahwa
quality) berkontribusi signifikan bagi pen- harapan wisatawan memiliki peranan yang
ciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi besar sebagai standar perbandingan dalam
bersaing setiap organisasi pemasaran, baik evaluasi kualitas maupun kepuasan (Kotler
perusahaan manufaktur maupun penyedia dan Keller, 2012). Selanjutnya, dinyatakan
jasa. Sayangnya, minat dan perhatian pada bahwa yang dimaksud dengan kepuasan
pengukuran kualitas jasa baru berkembang wisatawan terhadap suatu jasa adalah per-
sejak dekade 1980-an (Tjiptona dan Chan- bandingan antara persepsi wisatawan ter-
dra, 2011). Lebih lanjut dikatakan bahwa hadap jasa yang diterima dan harapannya
jasa adalah mencakup semua aktivitas sebelum menggunakan jasa tersebut. Apa-
ekonomi yang outputnya bukanlah produk bila harapannya terlampaui, berarti jasa
atau kostruksi fisik, yang secara umum tersebut telah memberikan suatu kualitas
konsumsi dan produksinya dilakukan pada yang luar biasa dan juga akan menimbulkan
waktu yang sama, dan nilai tambah yang kepuasan yang sangat tinggi (very satisfy).
diberikan dalam bentuk yang secara prinsip Sebaliknya, apabila harapannya itu tidak
intangible bagi pembeli utamanya. tercapai, maka diartikan kualitas jasa ter-
Kotler dan Keller (2012) membedakan sebut tidak memenuhi apa yang diinginkan-
lima kategori tawaran perusahan kepada nya atau perusahaan tersebut gagal me-
pasar, sebagai berikut: a) Pure tangible good, layani wisatawannya. Apabila harapannya
b) Tangible good with accopanying service, c) sama dengan apa yang dia peroleh, berarti
Hybrid, d). Mayor service with accompanying wisatawan itu puas (satisfy)
minor goods and services, dan e) Pure service.
Dari kategori jasa tersebut dapat dijelaskan Kepuasan
bahwa penawaran jasa kepada konsumen Mengkaji dan memahami tingkat ke-
dapat dilakukan berupa murni barang puasan pelanggan telah menjadi konsep
tanpa disertai jasa, barang disertai jasa, sentral dalam sebuah bisnis dan manajemen
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 205

suatu organisasi. Kepuasan pelanggan telah akan beli. Image destinasi tidak selalu
memberikan manfaat-manfaat penting da- berdasarkan pengalaman atau fakta, tetapi
lam bisnis yang meliputi keterkaitan positif dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga
dengan loyalitas pelanggan, membangun menjadi faktor motivasi atau pendorong
sebuah image organisasi, meningkatkan yang kuat untuk melakukan perjalanan
toleransi harga, dan sebagainya. Definisi wisata ke destinasi tersebut. Ini memberi
kepuasan yang terdapat dalam berbagai arti bahwa kepercayaan, ide, serta impresi
literatur cukup beragam, Kotler dan Keller seseorang sangat besar pengaruhnya ter-
(2012) mendefinisikan kepuasan sebagai hadap sikap dan perilaku serta respon yang
perasaan suka/tidak suka seseorang ter- mungkin akan dilakukannya.
hadap suatu produk setelah membanding- Suatu perusahaan akan terlihat melalui
kan prestasi produk tersebut dengan image-nya baik yang positif atau negatif.
harapannya. Image yang positif akan memberikan arti
Kotler dan Keller (2012) mengidentifi- yang baik terhadap produk perusahaan
kasi empat metode untuk mengukur ke- tersebut dan lebih lanjut dapat meningkat-
puasan pelanggan. Pertama, sistem keluhan kan jumlah penjualan. Sebaliknya penjualan
pelanggan dan saran, dimana setiap organi- suatu produk akan mengalami penurunan
sasi yang berorientasi pada pelanggan jika imagenya dipandang negatif oleh
(customer-oriented) perlu menyediakan ke- masyarakat. Dalam industri pariwisata
sempatan dan akses yang mudah dan image dapat diukur dari dua komponen:
nyaman bagi para pelanggan guna me- pertama berdasarkan atribut berbasis holis-
nyampaikan saran, kritik, pendapat, dan tik dan kedua berbasis atribut fungsional
keluhan mereka. Kedua, Ghost shopping atau yang lebih abstrak. Lebih lanjut Hankinson
Mystery shopping, merupakan salah satu cara (2005) berpendapat bahwa mengukur image
untuk memperoleh gambaran mengenai daerah tujuan wisata dapat dilakukan me-
kepuasan pelanggan dengan mempekerja- lalui dimensi keseluruhan atraksi pada
kan beberapa orang ghost shopping untuk daerah tujuan wisata, fungsionalitas dan
berperan atau berpura-pura sebagai pelang- suasana. Dari uraian tentang pengukuran
gan potensial produk perusahaan atau image tersebut dapat dipahami bahwa da-
pesaing. Mereka diminta berinteraksi de- lam mengevaluasi image seseorang terhadap
ngan staf penyedia jasa dan menggunakan suatu objek dapat dilihat dari aspek kognitif
produk/jasa perusahaan. Ketiga, Lost custo- dan afektif. Komponen kognitif merupakan
mer analysis, yaitu menghubungi para kepercayaan dan pengetahuan mengenai
pelanggan yang telah berhenti membeli objek atau orang, sedangkan afektif me-
atau yang telah pindah pemasok agar dapat wakili perasaan terhadap objek (sedih,
memahami mengapa hal itu terjadi dan senang, dan sebagainya).
supaya dapat mengambil kebijakan per- Menurut Yoeti (2006), salah satu hal
baikan selanjutnya. Keempat Survei kepuas- yang menentukan pengembangan kepari-
an pelanggan, yaitu riset kepuasan pe- wisataan adalah pemasaran kepariwisataan.
langgan dilakukan dengan menggunakan Lebih jauh Yoeti (2006) menekankan bahwa
metode survei, baik survei melalui pos, istilah produk wisata atau produk pari-
telepon, e-mail, websits, maupun wawancara wisata kurang tepat, seharusnya digunakan
langsung. istilah produk industri pariwisata, karena
hanya industri yang menghasilkan produk,
Image sedangkan wisata dan pariwisata tidak.
Pitana (2009) menyatakan bahwa image Memasarkan produk industri pariwisata
merupakan ide atau kepercayaan yang jauh lebih kompleks sifatnya dibandingkan
dimiliki wisatawan tentang produk atau dengan memasarkan produk yang lain.
pelayanan yang mereka beli atau mereka Produk industri pariwisata secara umum
206 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

telah diakui sebagai produk jasa (Vellas dan Conway (2006), Wu (2007), Tsung (2009),
Becherel, 2008). Yuksel Et al, (2010), Martaleni, (2011). Secara
umum hasil kajian tersebut menunjukkan
Penelitian Sebelumnya dan Pengembang- bahwa semakin meningkat kualitas layanan
an Hipotesis akan semakin meningkatkan kepuasan
Melakukan kajian tentang motivasi wisatawan. Berbeda dengan hasil kajian
wisatawan mengunjungi suatu DTW perlu Correia dan Valle (2007), Hutchinson atal,
mendapatkan perhatian yang serius dari (2009) dan Chen dan Tsai (2007), yang juga
pengelola DTW atau pemerintah terkait. menguji pengaruh kualitas layanan ter-
Selain motivasi seseorang melakukan wisata hadap kepuasan, mengungkapkan bahwa
merupakan suatu segmen yang dapat pelayanan yang diberikan tidak berpe-
mempengaruhi efektifitas pengembangan ngaruh positif terhadap kepuasan konsu-
wisata (Parkdan Yoon, 2009) juga dapat men atau semakin meningkat kualitas
mempengaruhi kepuasan yang dirasakan layanan tidak dapat meningkatkan kepuas-
oleh wisatawan terhadap DTW baik secara an konsumen. Dengan demikian dapat di-
langsung maupun secara tidak langsung. rumuskan sebuah hipotesis sebagai berikut:
Kajian tentang pengaruh motivasi dan H2 : Semakin tinggi nilai kualitas layanan
kepuasan wisatawan, belum begitu banyak wisata, semakin meningkatkan ke-
menarik perhatian peneliti sebelumnya, puasan wisatawaan.
namum Yoon dan Uysal (2005) telah meng-
uji dampak motivasi dan kepuasan pada Perbaikan dan pengembangan kualitas
loyalitas wisatawan dan temuan penelitian- layanan wisata secara terus menerus me-
nya mengungkapkan bahwa motivasi ber- rupakan suatu keharusan yang tidak dapat
pengaruh tidak signifikan pada kepuasan ditawar oleh pegelola wisata dan peme-
wisatawan. Berbeda dengan Devesaet al. rintah terkait, bila ingin memenangkan per-
(2010), yang melakukan penelitian di saingan di pasar yang semakin kompetitif.
Spanyol dengan tujuan menginvestigasi Peningkatan kualitas layanan akan ber-
hubungan antara motivasi dan kepuasan dampak pada image positif wisatawan baik
wisatawan, menyimpulkan bahwa motivasi secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh positif pada kepuasan wisata- dan dapat dijadikan sebagai kunci dalam
wan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, membangun positioning DTW (Faulantet al,
hipotesis penelitian yang akan diuji adalah 2008; Martaleni, 2010). Penelitian yang ber-
sebagai berikut: tujuan menguji pengaruh kualitas layanan
H1 : Semakin tinggi motivasi wisatawan terhadap image, telah dilakukan oleh
untuk berwisata, semakin meningkat Hankinson (2005), Kandampully dan Hsin-
kepuasan wisatawan. Hui Hu (2007), Chen dan Chen (2010) dan
secara umum mengungkapkan bahwa, se-
Selain dipengaruhi oleh motivasi makin meningkat kualitas layanan yang
wisatawan juga dapat dipengaruhi oleh diberikan oleh DTW dan hotel akan se-
tingkat kualitas dari berbagai bentuk makin meningkatkan image konsumen ter-
layanan yang diberikan pada wisatawan hadap DTW dan hotel.
mulai wisatawan memasuki lingkungan H3 : Semakin tinggi kualitas layanan
DTW sampai wisatawan kembali me- wisata, semakin meningkat image
ninggalkan DTW, tingkat kepuasan wisata- wisatawan.
wan dapat dipengaruhi oleh banyak hal. H4 : Tingginya motivasi wisatawan dan
Banyak kajian telah dilakukan dengan kualitas layanan wisata secara tidak
tujuan menguji pengaruh kualitas layanan langsung akan meningkatkan image
terhadap kepuasan konsumen, seperti yang wisatawan melalui kepuasan.
dilakukan oleh Labato (2006), Andaleeb dan
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 207

Rerangka Konseptual diteliti tentang pengaruh antar variabel,


Berdasarkan pada kajian teoretis dan dalam hal ini pengaruh motivasi dan
empiris, dapat disusun rerangka konsep- kualitas layanan secara langsung terhadap
tual sebagaimana terlihat pada Gambar 1. kepuasan, pengaruh tidak langsung dari
Dalam penelitian ini digunakan empat motivasi dan kualitas layanan terhadap
variabel, yaitu motivasi, kualitas layanan, image melalui kepuasan, dan pengaruh
kepuasan dan image. Selanjutnya akan langsung kualitas layanan terhadap image.

Motivasi
(M)

Kepuasan Imaga
(K) (I)

Kualitas
Layanan
(KL)

Gambar 1
Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN total sampel yang digunakan adalah sebesar


Daerah Tujuan Wisata (DTW) Malang 200.
Raya merupakan objek kajian dari peneliti- Jenis data dalam penelitian ini me-
an ini dengan populasi adalah seluruh rupakan data primer yang dikumpulkan
wisatawan nusantara yang berasal dari luar dengan menggunakan kuesioner sebagai
Malang Raya dan bertujuan untuk ber- instrumen penelitian. Jawaban-jawaban dari
wisata (bukan bertujuan untuk bisnis) di responden dikuantitatifkan serta diukur
DTW Malang Raya. Pengambilan sampel dengan skala Likert lima kategori yang ber-
dilakukan secara purposive sampling. Pe- kisar dari “sangat tidak setuju” sampai
nentuan besarnya sampel mengacu pada dengan “sangat setuju”. Selain itu, variabel
pendapat para pakar yang akan dianalisis dalam penelitian ini
Alat analisis data yang digunakan da- diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
lam penelitian ini adalah Structural Equation yakni variabel independen dan variabel
Modeling berbasis Component (CBSEM) yang dependen. Variabel independen di-
umum dikenal dengan Partial Least Square kelompokkan menjadi tiga variabel yaitu:
(PLS). Dalam penelitian ini terdapat 16 (a) Motivasi wisatawan, yang diukur
manifest (indikator) formatif, sehingga dengan 4 (empat) indikator, yaitu: ber-
besarnya sampel yang diambil sebagai- istirahat/relaksasi, mencari ketenangan/
mana pendapat Solimun (2008) yaitu 10 x 16 keheningan, kebersamaan dengan keluarga
= 160. Sementara itu, untuk mengantisipasi dan kontak dengan alam. (b) Kualitas
terjadinya data bias, maka banyaknya layanan wisata, yang diukur dengan 3 (tiga)
sampel ditambah 25% dari 160, sehingga indikator, yaitu: daya tarik objek wisata,
kondisi sarana pendukung dan empati
208 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

(emphaty), (c) Kepuasan wisatawan yang Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan


diukur dengan perbandingan antara harap- bahwa sebaran jenis kelamin responden
an dan kenyataan pada masing-masing terdiri atas 54% responden laki-laki dan
indikator kualitas layanan wisata. Variabel 46% responden wanita. Usia responden
dependen dalam penelitian ada Image DTW berkisar antara 15 tahun hingga lebih dari
yang diukur dengan 3 (tiga) indikator, 51 tahun dengan persentase terdiri atas
yaitu: iklim, biaya wisata, kondisi alam. 57,5% responden berusia antara 15 dan 20
Penyebaran kuesioner dilakukan pada tahun, 18% responden berusia antara 21 dan
bulan Februari hingga Agustus 2011 ber- 30 tahun, 11% responden berusia antara 31
tempat di tempat-tempat rekreasi yang dan 34 tahun, 11,5% responden berusia
berada di wilayah Kota Malang, Kabupaten antara 35 dan 50 tahun dan 2% responden
Malang dan Kota Batu. Beberapa tempat berusia lebih dari 51 tahun. Persentase
rekreasi yang digunakan untuk penyebaran tertinggi dari tingkat pendidikan responden
kuesioner di Kota Malang antara lain pusat adalah 57,5% berpendidikan SLTA, 21%
belanja Matos, MX, Pasar Besar dan pusat responden berpendidikan SLTP dan 0,5%
oleh-oleh Sanan. Sementara itu, untuk pe- responden berpendidikan Pascasarjana. Di-
nyebaran kuesioner di Kabupaten Malang tinjau dari sisi pekerjaan, sebanyak 63%
antara lain di Taman Rekreasi Sengkaling, responden sebagai mahasiswa/pelajar, se-
Taman Rekreasi Wendit dan Taman banyak 12,5% bekerja sebagai PNS/BUMN,
Rekreasi Pantai Balekambang. Di Kota Batu pegawai swasta, pengusaha/berwiraswata
antara lain Taman Rekreasi BNS, Taman dan sebanyak 7% bekerja dalam bidang
Rekreasi Jatim Park, Taman Rekreasi pekerjaan lainnya. Besar dana yang di-
Selecta. Kuesioner disebarkan kepada para belanjakan selama berwisata di Malang
wisatawan baik yang sedang berada di Raya, berkisar antara kurang dari Rp.
dalam tempat rekreasi maupun yang 500.000,- dan lebih dari Rp. 2.000.000,-.
sedang berada di luar tempat rekreasi Sebanyak 44,05% responden mengatakan
(sedang beristirahat). Penentuan responden membelanjakan dana kurang dari Rp.
dilakukan secara acak dan dalam waktu 500.000,- Sebanyak 32% responden mem-
yang berbeda. belanjakan dana antara Rp. 500.000,- dan
Rp. 1.000.000,-, sebanyak 15,05% responden
ANALISIS DAN PEMBAHASAN membelanjakan dana antara Rp. 1.000.000,-
Tehnik pengumpuan data dilakukan dan Rp. 2.000.0000,-, dan sebanyak 8%
melalui penyebaran kuesioner kepada se- responden membelanjakan dana lebih dari
banyak 200 orang responden dan dilakukan Rp. 2.000.000,-. Berdasarkan data tersebut
langsung bertemu dengan responden, di- dapat dikatakan bahwa responden yang
mana setiap responden diminta untuk digunakan merupakan sampel yang dapat
mengisi satu exemplar kuesioner. Dengan merepresentasikan populasi baik ditinjau
demikian jumlah kuesioner yang terkumpul dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan
juga sebanyak 200. Adapun banyaknya besarnya dana yang dibelanjakan.
responden di masing-masing kota/kabu-
paten adalah: Kota Malang sebanyak 60 Variabel Motivasi Wisatawan
orang, Kabupaten Malang sebanyak 50 Variabel motivasi wisatawan diukur
orang dan Kota Batu sebanyak 90 orang. dengan menggunakan empat indikator ya-
Karakteristik demografi responden se- itu indikator beristirahat/relaksasi, mencari
lengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1. ketenangan, kebersamaan dengan keluarga,
Karakteristik demografi meliputi jenis dan kontak dengan alam. Masing-masing
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan indikator diukur berdasarkan jawaban
besarnya dana yang dibelanjakan selama responden atas pertanyaan yang diajukan
berwisata. dalam kuesioner.
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 209

Tabel 1
Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Frekuensi %
(orang)
Jenis Kelamin Laki-laki 108 54
Perempuan 92 46
Total 200 100
Usia 15-20 th 115 57,5
21-30 th 36 18
31-34 th 22 11
35-50 th 23 11,5
> 51 th 4 2
Total 200 100
Pendidikan Formal SD 9 4,5
SLTP 42 21
SLTA 115 57,5
Diploma 6 3
Sarjana 27 13,5
Pascasarjana 1 0,5
Total 200 100
Pekerjaan PNS/ BUMN 16 20,69
Pegawai Swasta 25 14,66
Pengusaha/Wiraswasta 18 12,50
TNI 1 0,5
Mahasiswa/Pelajar 126 63
Lainya 14 7
Total 200 100
Besar dana yang dibelanjakan Kurang dari Rp. 500.000,- 89 44,05
selama kunjungan Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,- 64 32
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- 31 15,05
Lebih dari Rp. 2.000.000,- 16 8
Total 200 100

Pada setiap pertanyaan disediakan 5 alam memperoleh rata-rata tertinggi, di-


pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju susul kebersamaan dengan keluarga, ber-
yang diberi bobot 1, tidak setuju diberi istirahat/relaksasi dan mencari ketenangan
bobot 2, netral diberi bobot 3, setuju diberi merupakan indikator yang paling lemah.
bobot 4, dan sangat setuju diberi bobot 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi
Persentase dari jumlah responden yang utama wisatawan berkunjung ke DTW
memberikan jawaban atas pertanyaan ter- Malang Raya adalah untuk dapat me-
sebut dikalikan dengan masing-masing nikmati alam bersama keluarga. Selanjutnya
bobot dan menghasikan nilai rata-rata nilai rata-rata keseluruhan sebesar 4,03
setiap indikator variabel sebagaimana ter- dapat diinterpretasikan bahwa motivasi
cantum pada kolom kedua dalam Tabel 2. wisatawan memiliki nilai yang tinggi dalam
Berdasarkan Tabel 2 tersebut tampak bahwa menentukan image sebuah DTW.
indikator keempat yaitu kontak dengan
210 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

Tabel 2
Nilai Rata-rata Variabel

Rata- Rata-rata
Variabel Indikator
rata keseluruhan
Beristirahat/relaksasi 4,06
Mencari ketenangan 3,87
Motivasi Wisatawan 4,03
Kebersamaan dengan keluarga 4,09
Kontak dengan alam 4,12
Daya Tarik Obyek Wisata 3,94
Kualitas Layanan Kondisi Sarana Pendukung 3,87 3,73
Empati 3,55
Kepuasan terhadap daya tarik obyek
Kepuasan Wisatawan wisata 3,80
3,70
Kepuasan terhadap sarana pendukung 3,79
Kepuasan terhadap empati 3,52
Iklim 4,19
Image DTW Biaya wisata 3,72 4,05
Kondisi Alam 4,24

Variabel Kualitas Layanan


Variabel Kualitas Layanan diukur Variabel Kepuasan Wisatawan
dengan menggunakan tiga indikator yaitu Variabel kepuasan wisatawan diukur
daya tarik objek wisata, kondisi sarana dengan menggunakan tiga indikator yaitu
pendukung, dan empati. Masing-masing perbandingan antara harapan dan kenyata-
indikator diukur berdasarkan jawaban an pada keseluruhan daya tarik objek wisa-
responden atas pertanyaan yang diajukan ta, perbandingan antara harapan dan ke-
dalam kuesioner. Pada setiap pertanyaan nyataan pada semua sarana pendukung
disediakan 5 pilihan jawaban dan masing- yang disediakan dan perbandingan antara
masing jawaban diberi bobot sebagaimana harapan dan kenyataan dari perhatian yang
di atas. Nilai rata-rata setiap indikator diberikan oleh petugas dan penduduk
variabel sebagaimana tercantum pada sekitar. Masing-masing indikator diukur
kolom kedua dalam Tabel 2. Berdasarkan berdasarkan jawaban responden atas per-
Tabel 2 tersebut, tampak bahwa indikator tanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
pertama yaitu daya tarik obyek wisata Pada setiap pertanyaan disediakan 5 pilihan
berada pada level paling tinggi dengan rata- jawaban dan masing-masing jawaban diberi
rata sebesar 3,94, kemudian disusul kondisi bobot sebagaimana di atas. Nilai rata-rata
sarana pendukung dan empati. Hal ini setiap indikator variabel sebagaimana ter-
dapat di- maknai bahwa wisatawan yang cantum pada kolom kedua dalam Tabel 2.
berkunjung ke DTW lebih memperhatikan Berdasarkan Tabel 2 tersebut, dapat dijelas-
daya tarik obyek wisata yang ditawarkan kan bahwa indikator pertama yaitu per-
oleh DTW seperti tersedianya berbagai bandingan antara harapan dan kenyataan
macam objek wisata. Selanjutnya wisatawan pada keseluruhan daya tarik objek wisata
akan mem- perhatikan kondisi sarana yang diterima dipersepsikan paling tinggi
pendukung yang tersedia dan tingkat oleh wisatawan yaitu dengan rata-rata 3,8,
empati masyarakat atau petugas wisata kemudian disusul indikator perbandingan
dalam melayani dan memperlakukan antara harapan dan kenyataan pada semua
wisatawan saat berada di DTW Malang sarana pendukung yang disediakan,
Raya. sedangkan indikator ketiga yaitu per-
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 211

bandingan antara harapan dan kenyataan berada dalam kategori tinggi. Sehingga
dari perhatian yang diberikan oleh petugas dapat dijelaskan bahwa wisatawan menilai
dan penduduk sekitar dipersepsikan paling DTWmemiliki image yang kuat.
lemah oleh wisatawan. Hal ini dapat
dimaknai bahwa kepuasan wisatawan ter- Pengujian Goodness of Fit Model
hadap daya tarik obyek wisata merupakan Pengukuran (Outer Model)
faktor utama dalam penentuan tingkat Pengujian goodness of fit pada outer
kepuasan wisatawan terhadap DTW yang model untuk setiap variabel yang meng-
selanjutnya akan berdampak pada image gunakan indikator refleksif pada dasarnya
DTW. Nilai rata-rata keseluruhan indikator adalah pengukuran convergent validity,
pada variabel kepuasan wisatawan sebesar discriminant validity dan composite reliability.
3,7 dapat diinterpretasikan bahwa wisata- Pada penelitian ini, hanya ada tiga variabel
wan menilai kepuasan yang dirasakan dengan indikator refleksif yaitu motivasi,
memiliki kontribusi yang tinggi dalam kepuasan, dan image. Hasil pengujian ada-
menentukan image DTW. lah sebagai berikut:

Variabel Image Convergent Validity


Pada Tabel 2 tampak bahwa indikator Pengujian convergent validity diuji de-
ketiga yaitu kondisi alam berada pada level ngan melihat nilai outer loading apakah di
paling tinggi, disusul indikator iklim dan atas 0,5 atau tidak. Tabel 3 menunjukkan
biaya wisata dipersepsikan paling lemah seluruh nilai loading indikator konstruk
oleh wisatawan. Hal ini dapat dimaknai memiliki nilai di atas 0,5, meskipun ada satu
bahwa wisatawan memandang kondisi indikator image yang nilainya di bawah 0,5
alam DTW yang indah merupakan image akan tetapi cukup dekat nilainya dengan
utama dari Daerah Tujuan Wisata Malang 0,5, sehingga dapat dijelaskan bahwa peng-
Raya. Selanjutnya, nilai rata-rata keseluruh- ukuran ini memenuhi persyaratan validitas
an indikator pada variabel image sebesar 4,5 konvergen.

Tabel 3
Hasil Pengujian Convergent Validity

Indikator Outer Keterangan


Variabel
Loading
Beristirahat 0,740 Valid
Motivasi Mencari ketenangan 0,805 Valid
Wisatawan Kebersamaan dengan keluarga 0,563 Valid
Kontak dengan alam 0,750 Valid
Kepuasan terhadap daya tarik wisata 0,733 Valid
Kepuasan
Kepuasan terhadap sarana pendukung 0,820 Valid
Wisatawan
Kepuasan terhadap empati 0,795 Valid
Iklim 0,494 Valid
Image DTW Biaya murah 0,599 Valid
Kondisi alam 0,964 Valid
Data hasil penelitian, diolah (2011)

Discriminant Validity dengan korelasi antar variabel laten. Hasil


Pengujian discriminant validity meng- pengujian disajikan pada Tabel 4 berikut:
gunakan nilai akar AVE yang dibandingkan
212 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

Tabel 4
Hasil Pengujian Discriminant Validity

Akar Skor Korelasi Antar Variabel Laten


Variabel AVE
AVE Motivasi Kepuasan Image
Motivasi Wisatawan 0,519 0,720 0,401 0,382
Kepuasan Wisatawan 0,712 0,844 0,401 0,525
ImageDTW 0,614 0,784 0,382 0,525
Data hasil penelitian, diolah (2011)

Hasil pengujian menunjukkan nilai nilai predictive-relevance (Q2) dan diperoleh


akar AVE (average variance extracted) mem- menggunakan rumus:
perlihatkan nilai yang lebih besar daripada Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R42 )
skor korelasi antar variabel latennya, Adapun nilai R2 dari masing-masing varia-
sehingga dapat dinyatakan semua konstruk bel endogen dalam penelitian ini, berturut-
memenuhi kriteria validitas diskriminan. turut variabel kepuasan wisatawan dan
image DTW, adalah R12 = 0.374 dan R42 =
Composite Reliability 0.326. Dengan demikian diperoleh nilai
Hasil pengujian reliability mengguna- predictive-relevance adalah:
kan nilai composite reliability untuk variabel Q2 = 1 – (1 – 0,374) (1 – 0,326)= 0,5781 =
motivasi wisatawan, kepuasan wisatawan, 57,81%
image DTW berturut-turut adalah 0,809, Nilai predictive relevance tersebut meng-
0,881 dan 0,826. Hasil pengujian menunjuk- indikasikan bahwa keragaman data yang
kan bahwa nilai composite reliability lebih dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah
besar dari 0,7. Hal ini dapat diinterpretasi- sebesar 57,81% atau dengan kata lain
kan bahwa semua konstruk memenuhi informasi yang terkandung dalam data
kriteria composite reliability. 57,81% dapat dijelaskan oleh model ter-
sebut. Sedangkan sisanya 42.19% dijelaskan
Pengujian Goodness of Fit Model Struktur- oleh variabel lain (yang belum terkandung
al (Inner Model) dalam model) dan error. Dengan demikian
Pengujian Goodness of Fit model model struktural yang telah terbentuk telah
struktural pada inner model menggunakan sesuai

Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis dalam Inner Model

Koefisien Jalur
Koefisien Jalur Pengaruh
Pengaruh
Variabel Tidak Langsung
Variabel Independent Langsung
Dependent
Std Variabel Std
t-stat
size Moderating size
Kepuasan Motivasi Wisatawan 0,143 2,344*
Wisatawan Kualitas Layanan 0,543 8,272*
Kualitas Layanan 0,280 3,894*
Image DTW Motivasi dan Kualitas Kepuasan
0,358 5,334* 2,80
Layanan Wisatawan
Data hasil penelitian, diolah (2011).
Keterangan: tanda * menyatakan signifikan pada taraf 5%
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 213

Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian tersebut secara lengkap digambarkan dalam


Hasil pengujian hipotesis penelitian dalam bentuk jalur-jalur sebagaimana dapat dilihat
inner model (structural model) tercantum pada Gambar 2.
dalam Tabel 5. Hasil pengujian hipotesis

K.1 K.2 K.3


I.1

0,840
M.1 0,839 0,853
0,740 0,733
0,280*
0,143* Image I.2
0,805 Motivasi
M.2 Kepuasan (I) 0,820
(M)
(K)
0,563
0,795
M.3 I.3
0,750
0,358*
0,543*

M.4

KY.1 0,217

Kualitas
0,104 Layanan (KY)
(KY)
KY.2
0,861

KY.3

Gambar 2
Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model

Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan ketenangan, kebersamaan dengan keluarga


bahwa terdapat bukti empiris untuk dan kontak dengan alam, maka akan
menerima semua hipotesis yang mana semakin tinggi pula kepuasan yang di-
hubungan antar variabel yang diuji ber- rasakan wisatawan terhadap kualitas layan-
pengaruh positif, baik secara langsung an yang diterima pada daerah tujuan
maupun tidak langsung. wisata. Temuan penelitian ini sejalan de-
ngan kajian yang dilakukan oleh Devesaet
PEMBAHASAN al. (2010) di Spanyol, Penelitian yang
Pengaruh Motivasi Wisatawan terhadap bertujuan menginvestigasi hubungan antara
Kepuasan Wisatawan motivasi dan kepuasan wisatawan, meng-
Dari hasil penelitian pada Tabel 5 ungkapkan bahwa motivasi berpengaruh
memperlihatkan bahwa adanya pengaruh pada kepuasan wisatawan.
positif antara motivasi wisatawan terhadap Sementara itu, temuan penelitian ini
kepuasan wisatawan. Hal ini dapat di- bertentangan dengan temuan dari kajian
maknai bahwa semakin tinggi motivasi Yoon dan Uysal (2005). Dimana penelitian-
wisatawan untuk relaksasi, mencari nya mengungkapkan bahwa motivasi ber-
214 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

pengaruh tidak signifikan pada kepuasan Pengaruh Kualitas Layanan terhadap


wisatawan. Perbedaan temuan dari kedua Kepuasan Wisatawan
penelitian tersebut dapat bersumber dari Dari hasil pengujian hipotesis pada
beberapa hal, diantaranya indikator sebagai Tabel 5 memperlihatkan bahwa adanya
parameter yang digunakan, alat analisis pengaruh positif antara kualitas layanan
data dan objek kajian yang berbeda. Seperti terhadap kepuasan wisatawan, ini dapat
pada penelitian Devesa et al. (2010) motivasi dimaknai semakin tinggi kualitas layanan
wisatawan dikelompokan ke dalam empat yang ditunjukkan dengan daya tarik objek
cluster, yaitu 1)Visitor looking for tranquillity, wisata, kondisi sarana pendukung dan em-
rest and contact with nature, 2. Cultural visitor pati masyarakat sekitar kepada wisatawan,
3) Priximity, gastronomic and nature visitor 4). maka akan semakin tinggi pula kepuasan
Return tourist. Dengan menggunakan ANO- yang dirasakan wisatawan. Temuan pe-
VA, faktor dan cluster sebagai alat analisis. nelitian ini mendukung teori service me-
Sementara itu, Yoon dan Uysal (2005) nurut Kotler dan Keller (2012) yang men-
menggunakan exciting, education, relaxation, jelaskan bahwa apabila kualitas layanan
achievement, family togetherness, escape, safety/ yang dirasakan melampaui harapan wisata-
fun dan away from home and seeing sebagai wan, berarti jasa tersebut telah memberikan
parameter motivasi wisatawan. Objek pe- suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan
nelitiannya adalah wisatawan yang tinggal menimbulkan kepuasan yang sangat tinggi
di hotel pada Northern Cyprus-Mediterra- (very satisfy). Sebaliknya, apabila harapan-
nia, dan dianalisis dengan Structural Equa- nya itu tidak tercapai, maka diartikan
tion Modelling (SEM). kualitas jasa tersebut tidak memenuhi apa
Dari uraian tersebut di atas dapat di- yang diinginkannya atau perusahaan ter-
maknai bahwa motivasi wisatawan me- sebut gagal melayani wisatawannya. Apa-
ngunjungi DTW dapat berpengaruh atau bila harapannya sama dengan apa yang di
tidak berpengaruh positif pada kepuasan peroleh, berarti wisatawan itu puas (satisfy).
yang dirasakan wisatawan terhadap DTW. Secara empiris, temuan penelitian ini sejalan
Dengan demikian, hal ini dapat dijadikan dengan hasil penelitian Ibrahim dan Gill
bahan masukan bagi pengelola dan pe- (2005), Andaleeb dan Conway (2006),
merintah terkait dalam merancang strategi Kandampully dan Hu (2007), Martaleni
pengelolaan sebuah DTW. Terkait dengan (2011) yang menjelaskan bahwa kualitas
hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa layanan berpengaruh signifikan terhadap
motivasi wisatawan berpengaruh positif kepuasan wisatawan. Di sisi lain hasil
pada tingkat kepuasan wisatawan, maka ke penelitian ini bertentangan dengan temuan
depan pengelolaan DTW harus selalu men- penelitian, Coreria dan Valle (2007).
jaga kondisi objek-objek wisata yang di- Hutcinson, et al. (2009) yang me-
tawarkan agar dapat memenuhi kebutuhan ngatakan bahwa kualitas layanan tidak
wisatawan selama berwisata di DTW. berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
Beberapa strategi yang dapat dilakukan wisatawan. Perbedaan temuan penelitian
adalah tetap membuat DTW dan sekitarnya tersebut, dapat disebabkan oleh banyak hal,
menjadi daerah yang aman, seperti aman diantaranya: perbedaan tempat penelitian,
dari teror, keributan, demonstrasi dan se- karakteristik responden, populasi dan jum-
bagainya. lah sampel yang digunakan dan sebagainya.
Selanjutnya, membuat situasi dan Coreria dan Valle (2007) melakukan pe-
kondisi di DTW khususnya di tempat objek- nelitian tentang “Why people travel to exotic
objek wisata sebagai tempat yang nyaman places”dengan populasi wisatawan Portugis.
untuk berinteraksi dengan keluarga serta Dari hasil analisisnya menjelaskan bahwa
alamnya yang tetap terjaga dengan baik. wisatawan Portugis tidak puas terhadap
kualitas layanan yang ditawarkan, karena
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 215

wisatawan yang datang ke tempat wisata Apabila dalam pikiran wisatawan sudah
tidak hanya bermotivasi untuk berwisata tertanam kesan yang positif kepada per-
tapi juga untuk memecahkan konflik yang usahaan jasa tertentu, meskipun terjadi
dirasakan. Bila wisatawan datang ke tempat beberapa kesalahan dalam penyampaian
wisata untuk memecahkan konflik, ke- jasa, maka kekurangan ini dapat ditutup
mungkinan kualitas layanan yang diberikan oleh image positif ini. Hasil kajian empiris
tidak menjadi harapannya. ini mendukung temuan dari Kandampully
Dari temuan penelitian tersebut, dapat dan Hsin-Hui Hu (2007); Martaleni (2011)
dimaknai bahwa peningkatan kualitas dimana temuannya mengungkapkan bahwa
layanan yang diberikan pada DTW tidak kualitas layanan wisata berpengaruh signi-
serta merta dapat meningkatkan kepuasan fikan pada image.
wisatawan, namun, dalam penelitian ini Penjelasan ini memberikan pemaham-
diungkapkan bahwa peningkatan kualitas an bahwa agar image daerah tujuan wisata
layanan memberikan dampak positif bagi Malang Raya selalu positif, maka pihak
kepuasan wisatawan. Hal ini dapat di- yang berwenang di Malang Raya harus
jadikan sebagai bahan masukan oleh pe- selalu meningkatkan kualitas layanan dari
ngelola objek wisata dan pemerintah terkait daya tarik obyek wisata yang ditawarkan
dalam perencanaan tentang kualitas layan- pada wisatawan. Mempertahankan dan me-
an. Peningkatan kualitas layanan wisata ningkatkan kualitas layanan yang dapat
merupakan keharusan yang tidak dapat dilakukan melalui pembenahan obyek-
diabaikan, mengingat kebutuhan dan ke- obyek wisata yang ada, meningkatkan skill
inginan wisatawan yang terus berubah dan sumberdaya manusia, dan memberikan
bervariasi akan produk wisata. Beberapa edukasi pada masyarakat sekitar akan arti
bentuk peningkatan kualitas layanan wisata pentingnya memberikan perhatian pada
yang dapat dilakukan adalah: penambahan wisatawan. Temuan penelitian ini sejalan
objek-objek wisata yang lebih menarik bagi dengan penelitian yang telah dilakukan
keluarga, akses transportasi yang semakin oleh Hankinson (2005) dan Kandampully,
mudah dan lancar, fasilitas umun yang Hsin-Hui Hu (2007) masing-masing me-
nyaman dan bersih serta peningkatan em- lakukan penelitian di daerah tujuan wisata
pati petugas melalui pelayanan yang lebih UK dan Hotel di Mouritius. Kedua pe-
ramah, dan lebih komunikatif. nelitian tersebut dapat mengungkapkan
bahwa, semakin meningkat kualitas layanan
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap yang diberikan oleh daerah tujuan wisata
Image dan hotel akan semakin meningkatkan
Dari hasil penelitian pada Tabel 5 image wisatawan terhadap daerah tujuan
memperlihatkan bahwa adanya pengaruh wisata dan hotel. Temuan ini dapat di-
positif antara kualitas layanan terhadap maknai bahwa penelitian yang dilakukan
image. Artinya semakin tinggi kualitas pada objek kajian dan daerah yang berbeda,
layanan wisata yang diwujudkan dengan dapat menghasilkan temuan yang sama.
daya tarik objek wisata, sarana pendukung
dan empati, maka akan semakin tinggi pula Pengaruh Motivasi Wisatawan dan Kuali-
image wisatawan terhadap DTW Malang tas Layanan terhadap Image melalui
Raya sebagai daerah tujuan wisata yang Kepuasan
memiliki iklim yang sejuk, berbiaya murah Dari hasil penelitian memperlihatkan
dan sebagai daerah tujuan wisata alam. bahwa adanya pengaruh positif secara tidak
Temuan penelitian ini mendukung langsung antara motivasi wisatawan dan
teori dari Kotler dan Kelller (2012) yang kualitas layanan terhadap image melalui
menjelaskan bahwa image merupakan bagi- kepuasan. Hal ini memberikan makna
an penting dalam menilai kualitas jasa. bahwa semakin tinggi motivasi wisatawan
216 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

untuk berwisata dan tingginya nilai kualitas heningan di tempat yang dapat langsung
layanan wisata akan dapat meningkatkan kontak dengan alam, akan semakin mem-
image daerah tujuan wisata dengan terlebih pertinggi kepuasan wisatawan terhadap
dulu wisatawan merasa puas terhadap DTW Malang Raya. Kedua, semakin me-
DTW. narik obyek wisata dengan dilengkapi
Temuan ini sejalan dengan hasil pe- sarana pendukung yang baik disertai de-
nelitian Kandampully dan Hsin-Hui Hu ngan keramahan dan empati petugas dan
(2007), Chi dan Qu (2008) yang menjelaskan penduduk terhadap wisatawan, semakin
bahwa kepuasan wisatawan berpengaruh mempertinggi kepuasan wisatawan. Keada-
signifikan dengan image. Demikian juga an ini secara langsung dapat memperkuat
dalam temuan penelitian Kandampully dan image DTW Malang Raya. Ketiga, semakin
Hsin-Hui Hu, 2007; Chen dan Tsai, 2007; tinggi motivasi wisatawan dan kualitas
Chi dan Qu, 2008; Brunner. Stocklin, dan layanan wisata secara tidak langsung me-
Opwis, 2008; Park, D-Y dan Yoon, Y-S, 2009; lalui kepuasan wisatawan dapat mem-
Chen dan Chen, 2010) menjelaskan bahwa perkuat image DTW Malang Raya sebagai
kepuasan pelanggan secara signifikan mem- DTW yang memiliki iklim sejuk, berbiaya
pengaruhi citra (image). Ini dapat diartikan murah dan kondisi alam yang indah.
bahwa penelitian yang dilakukan pada
obyek dan lokasi yang berbeda dapat ber- Saran
laku juga pada penelitian ini, yang memilih Kajian image DTW akan lebih lengkap
daerah tujuan wisata sebagai obyek kajian- apabila melibatkan semua wisatawan, yaitu
nya. Pemenuhan kepuasan wisatawan me- wisatawan nusantara, wisatawan bisnis
rupakan faktor penting yang secara tidak serta wisatawan mancanegara. Sementara
langsung dapat meningkatkan image DTW itu dalam peneitian ini hanya melibatkan
Malang Raya. wisatawan nusantara. Oleh karena itu
Kepuasan wisatawan pada daerah untuk penelitian berikutnya disarankan
tujuan wisata Malang Raya dapat terpenuhi untuk melakukan kajian dengan melibatkan
bila kenyataan yang mereka rasakan akan wisatawan bisnis dan mancanegara sehing-
adanya daya tarik obyek wisata, sarana ga akan diperoleh informasi yang lebih
pendukung yang memadai, petugas yang dalam dan menyeluruh tentang image DTW
ramah dan penduduk yang bersahabat Malang Raya.
sesuai dengan harapan. Daya tarik obyek
wisata yang ditawarkan harus benar-benar DAFTAR PUSTAKA
bervariasi sesuai kebutuhan wisatawan. Andaleeb, S. S dan Conway. 2006. Customer
Sebagai contoh adanya wisata rekreasi yang Satisfaction in The Restaurant Industry:
menarik dan nyaman, wisata belanja de- An Examination of The Transaction–
ngan keragaman produk yang berkualitas, Specific Model. Journal or Service
pelayanan dengan penuh keramahan dan Marketing 20(1): 3-11.
harga yang terjangkau serta keindahan alam Anonim, 2014. Tourism Highlights. World
yang tetap terjaga. Tourism Organization UNWTO
Anonim. 2012. Rencana Strategis (RENSTRA)
SIMPULAN DAN SARAN Direktorat Pengembangan Destinasi Wisa-
Simpulan ta 2012-2014, Kementerian Pariwisata
Berdasarkan pembahasan yang dijelas- Kreatif.
kan sebelumnya, maka dapat ditarik be- Brunner, T. Stocklin, M dan Opwis, K. 2008.
berapa simpulan sebagai berikut. Pertama, Satisfaction, Image, and Loyalty: New
semakin tinggi motivasi wisatawan untuk Versus Experienced Customers. Euro-
beristirahat (relaksasi) bersama keluarga pean Journal of Marketing 42(9): 1095-
dalam rangka mencari ketenangan/ke- 1105.
Pengaruh Motivasi, Kualitas Layanan, Dan Kepuasan Wisatawan... – Martaleni 217

Chen, C. F dan F-S Chen. 2010. Experience Journal Of Contemporary Hospitality


Quality, Perceived Value, Satisfaction Management 19(6): 435 - 443
and Behavirol Intentions For Heritage Kotler, P dan K. L Keller. 2012. Marketing
Tourists. Tourism Management 31(1): 29- Management, 14 nd Pearson Education,
35. Inc, New Jersey.
Chen, C. F dan D. C. Tsai. 2007. How Labato, L. H dan M. M. S. Radila. 2006.
Destination Image and Evaluation Tourism Destination Image, satisfaction
Factors affect Behavioral Intentions. and Loyalty: A study in Ixtapa-Zihuan-
Tourism Managemen (28): 1115-1122. tanego. Tourism Geographies 8(4): 343-
Chi, C, G. G dan Qu, Hailin. 2008. 358.
Examining The Structural Relationships Lamb, C. W., J. F Hair dan C. Mc Daniel.
Of Destination Image, Tourist Satisfac- 2005. Pemasaran, PT. Salemba Empat,
tion and Loyalty: An integrated Jakarta.
approach. Tourism Management 29(4): Martaleni. 2010a. Arti dan Pengukurann
624-636. Image Daerah Tujuan Wisata. Jurnal
Correia, A dan P. O. D. Valle. 2007. Why Manajemen Gajayana (JMG) 7(1): 49-56.
People Travel to Exotic Places. _________.2010b. Pengembangan Pariwisata
International Journal of Culture 1(1): 45- sebagai Pemberdayaan Ekonomi
61. Masyarakat, Prosiding Seminar Nasional
Devesa, M., M Laguna dan A. Palacios. Kewirausahaan I, UB-Malang, 263-271
2010. The Role Motivation In Visitor _________.2011. Image Daerah Tujuan Wisa-
Satisfaction: Empirical Evidence In ta: Suatu Tinjauan Dari Perspektif
Rural. Tourist. Tourism Management Wisatawan Nusantara. EKUITAS,
31(4): 557-542. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 15(4): 501-
Fandeli, C. 2008. Mengembangkan Pariwisata 522.
Berbasis Masyarakat, Pusat Studi Pari- Mohammad, B. A. M, dan A. P. M. Som.
wisata Universitas Gajah Mada. 2010. An Analysis Push and Pull Travel
Faullant, R., K. Matzler dan J. Fuller. 2008. Motivation of Foreign Tourists to
The Impact of Satisfaction and Image Jordan. International Journal of Business
on Loyalty: The Case of Alpine Ski and Management 5(12): 41-50.
Resorts. Managing Service Quality 18(2): Park, D. B dan Y. S. Yoon. 2009.
163-178. Segmentation by Motivation in Rural
Hankinson, G. 2005. Destination Brand Tourism: A Korean Case Study.
Image A Business Tourism Perspective. Tourism Management 30(1): 99-108.
Journal Of Service Marketing 19(1): 24-32. Pitana, I. G dan I. K. S. Diarta. 2009.
Hutchinson, J., F. Lay dan Y. Wang. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi Ofset,
Understanding The Relationships Of Yogyakarta
Quality Value, Equity, Satisfaction, Solimun, 2008. Memahami Metode Kuanti-
And Behavioral Intentions Among Golf tatif Mutakhir: Structural Equation
Travelers. Tourist Management 30(2): Modeling and Partial Least Square,
298-308. Program Studi Statistika FMIPA
Ibrahim, E.E dan J. Gill. 2005. A Positioning Universitas Brawijaya, Malang.
Strategy for a Tourism Destination, Tjiptono, F dan G. Chandra. 2011. Service,
Based on Analysis of Customers Quality and Satisfaction. Andi. Yogya-
Perception and Satisfactions. Marketing karta.
Intelegence and Planning 23(2): 172-188 . Tsung, H. L. 2009. A Structural Model for
Kandampully dan H. H. Hu. 2007. Do Examing How Destination Image and
Hoteliers Need To Manage Image To Interpretation Services Affect Future
Retain Loyal Customer? International Visitation Behavior: a case study of
218 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 2, Juni 2014 : 201 – 218

Taiwan’s Taomi eco-village. Journal of Yoon, Y dan M. Uysal. 2005. An Examinatin


Sustainable Tourism 17(6): 727-745. of the Effects of Motivation and
Vellas, F dan L. Becherel. 2008. Pemasaran satisfaction on Destination Loyaty: a
Pariwisata International Sebuah Pendekat- Structural Model. Tourist Management
an Strategis. Yayasan Obor Indonesia. 26(1): 45-56.
Wu, C. H, J. 2007. The Impact of customer- Yuksel, A. Yuksel, F dan Y. Bilim. 2010.
to-customer Interaction and Customer Destination attachment: Effects on
Homogenity on Customer Satisfaction Customer Satisfaction and Cognitive an
in Tourism service-the service Enconter Conative loyalty. Tourism Management
Prospective, Tourism Management 31(2): 274-284.
289(6): 1518-1528.
Yoeti, H. O. A. 2006. Tours and Travel
Marketing, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai