Anda di halaman 1dari 3

REVIEW ARTIKEL

Development Of Tourism And Creative Economy In Indonesia


Tayibnapis, A.Z. & Wuryaningsih, L.E (2017) Development of tourism and creative economy
in Indonesia, Surabaya: Departement on management, Faculcy of Business and Economics
Universitas Surabaya

A. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi ekonomi domestic yang sangat baik seperti pada sektor
pariwisata. Pariwista di Indonesia sendiri memiliki daya dorong pertumbuhan ekonomi
tetap diatas 5% per tahunnya ditengah ketidakpastiannya ekonomi global.

Year Domestic Tourist Trips Average Expenditure of


( x million people) Domestic Tourist Trips
(IDR x thousand)
2011 236.75 679.58
2012 245.29 704.68
2013 250.04 711.26
2014 251.20 851.68
2015 255.05 880.94
Source : Ministry of Tourism and Creative Economy, 2016.
Jika kita perbandingkan jumlah perjalanan wisata domestic pada tahun 2011 dengan
tahun 2015 mengalami peningkatan rata-rata 1,93% dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun
2016 Asia menjadi tujuan wisata dunia dengan total wisatawan mencapai 300 juta
wisatasan dan sepertiga nya mengunjungi asia tenggara sekitar 100 juta wisatawan.
Dengan ini menjadi Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan
pariwisatanya.
Indonesia sendiri memiliki daya Tarik yang lebih baik dari pada negara seperti
Singapore, Malaysia, dan Thailand. Pada contohnya seperti pada Raja Ampat yang
menjadi ikon untuk papua. Tetapi untuk menuju tempat wisata tersebut membutuhkan
biaya yang tidak murah dan memiliki keterbatasan infrastruktur seperti transportasi dan
rumah sakit. Dengan beberapa factor tersebut menyebabkan kurang tertariknya turis
untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.
Dengan beberpa faktor tersebut Indonesia tertinggal dengan negara Singapore, Malaysia,
dan Thailand dalam mengelola turis dan ekonomi kreatif. Keterlambatan kesadaran
bahwa sektor pariwisata di Indonesia memiliki dampak yang besar dalam ekonomi
sangat disayangkan.
B. HASIL PENELITIAN
Hasil perhitungan indeks pariwisata dilakukan untuk membuat pemerintah daerah
memahami daya saing dan kesiapan daerah di sektor pariwisata untuk menjadi salah satu
faktor pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional dalam rangka mencapai target 15 juta
wisatawan asing di 2017, dan 20 juta wisatawan asing pada tahun 2019. Pariwisata harus
didorong untuk dapat menutupi kesenjangan ekonomi yang ditinggalkan oleh sektor
minyak, gas, dan batubara yang pada saatnya dapat meningkatkan kontribusi pariwisata
dan ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto. Pemerintah telah memprioritaskan
10 tujuan wisata di Indonesia dengan tujuan agar pertumbuhan ekonomi dapat lebih
merata dan para wisatawan akan memiliki alternatif untuk menikmati liburan di
Indonesia.
Pada kota Batu, Jawa Timur, terdapat banyak tempat parisata, dan juga kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki acara-acara besar dan kreativitas seni serta budaya
telah menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi dan menghabiskan liburan mereka
di daerah tersebut. Ini menunjuk kan bahwa sinergi di antara para stakeholder diperlukan
untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia. Salah satu sinergi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah untuk pengembangan pariwisata di Indonesia adalah dengan
memperkuat jaringan broadband 3G dan 4G LTE untuk menghadirkan layanan data
internet yang lebih baik. Ketersediaan jaringan telekomunikasi dalam e-tourism sangat
penting bagi bisnis dalam pariwisata ekosistem industri, seperti hotel, agen perjalanan,
dan tiket untuk memasuki tempat wisata.
Pariwisata di Indonesia kan lebih menarik wisatawan jika digabungkan dengan ekonomi
kreatif, mengingat pariwisata dan ekonomi kreatif juga memiliki potensi yang baik dalam
hal kesejahteraan masyarakat dan meminimalkan kesenjangan pendapatan. Perlunya
campur tangan antara instansi pemerintah maupun non pemerintah dalam
mengembangkan kreativitas serta inovasi dalam membuat ekonomi kreatif lebih baik.
Dengan demikian pariwisata memiliki hubungan timbal balik dengan ekonomi kreatif,
dan diharapkan untuk dapat terciptanya kerjasama dan sinergi di antara para stakeholder.
C. KESIMPULAN
Contoh pada kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Jember dapat digunakan sebagai
referensi bagi kabupaten lain di Indonesia untuk mengembangkan pariwisata dan
ekonomi kreatif mereka dengan bekerja sama dengan pihak ketiga tanpa mengeluarkan
dana APBD dalam upaya untuk menarik wisatawan. Ini menunjukkan bahwa strategi
untuk mendorong pembangunan daerah adalah dengan mengoptimalkan potensi yang ada
dan memanfaatkan teknologi informasi sebagai media promosi yang efektif.
Promosi MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) perlu ditingkatkan
karena dapat menjadi titik masuk bagi orang asing yang mengunjungi Indonesia untuk
tujuan bisnis. Pengusaha asing diharapkan dapat menikmasi objek wisata dan membeli
produk kreatif lokal untuk dibawa ke negara mereka.

Anda mungkin juga menyukai