Hal ini sebenarnya menjadi tantangan tersendiri kepada pemerintah, karena dengan
antusias yang luar biasa harusnya didukung dengan fasilitas yang cukup. Seperti kemudahan
untuk mencapai destinasi-destinasi wisata. Infrastruktur yang kurang yang memadai di
Indonesia merupakan masalah yang berkelanjutan, bukan hanya akan meningkatkan biaya-
biaya variabel sehingga membuat iklim investasi dinilai kurang menarik namun dapat
mengurangi kelancaran dalam perjalanan wisata.
Sebagai perbandingan infrastruktur di Pulau Jawa dan Bali cukup layak. Namun ada
beberapa wilayah Indonesia masih memerlukan perhatian, seperti di wilayah timur karena
beberapa hal seperti kurangnya bandara, pelabuhan, jalan, dan hotel menjadikan mereka
kurang begitu dilirik oleh wisatawan domestik maupun manca negara.
Adapun komponen utama pada industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa
destinasi, atraksi wisata dan kuliner daerah. Sementara komponen pendukungnya, mencakup
industri-industri dalam bidang transportasi, penginapan, perbankan, dan lain sebagainya.
Semuanya dapat dipacu dari industri pariwisata. Terlebih dengan fasilitas yang ditawarkan di
era modern seperti ini justru pariwisata menjadi lahan yang sangat menjanjikan karena sektor
ini memberikan multiplier effect yang tinggi. Apabila kita jabarkan beberapa masalah social
ekonomi dapat berkurang dengan perbaikan dalam sektor pariwisata.
Hubungan yang di jalin Indonesia ini memungkinkan banyak wisatawan asing yang
berdatangan dari seluruh belahan dunia. Lalu bagaimana hubungan bilateral dan multilateral
dapat meningkatkan pendapatan sektor pariwisata Indonesia? . sebelum menjawab pertanyaan
itu kita perlu mengetahui apa itu hubungan bilateral dan multilateral.
Hubungan bilateral adalah hubungan yang melibatkan dua pihak. Biasanya digunakan
untuk menggambarkan hubungan hanya antara dua negara, terutama hubungan politik,
budaya dan ekonomi antara dua negara. Kebanyakan hubungan internasional dilakukan
secara bilateral.
Misalnya kesepakatan politik dan ekonomi, pertukaran yang tumpang tindih, dan
saling kunjung antar negara. Alternatif hubungan bilateral adalah hubungan multilateral. Ini
melibatkan banyak negara dan bersifat sepihak. Hubungan bilateral atau multilateral juga
berlaku untuk negara-negara yang bekerja sama dengan organisasi besar dunia di berbagai
bidang. Contohnya: Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia dan Organisasi
Kerjasama Islam (OKI), Komunitas Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Group of Twenty (G20),
dan sebagainya.
Dengan adanya Kerjasama bilateral dan multilateral ini sangat memungkinkan bagi
sektor pariwisata Indonesia untuk mudah dikenal oleh wisatawan manca negara. Disamping
itu Sektor pariwisata yang berkembang dengan baik dapat membantu menciptakan lapangan
kerja baru, meninkatkan pendapatan pajak dan pendapatan nasional, serta memberikan
dukungan bagi sektor lain secara ekonomi. Efek limpahan yang dipicu oleh pariwisata
meningkatkan permintaan barang modal dan bahan baku yang mendorong pertumbuhan
ekonomi di berbagai sektor seperti transportasi, komunikasi, perhotelan, kerajinan tangan,
produk konsumen, jasa, restoran, dan lain-lain.