Budaya sangat erat kaitannya dengan pariwisata, karena dapat dilihat dari definisi budaya. Budaya merupakan simbol masyarakat sekitar yang di dalamnya terdapat makna yang mencakup segala hal yang merupakan hasil cipta atau karya manusia. Sedangkan pariwisata merupakan rangkaian perjalanan yang dilakukan oleh seseoarang atau kelompok orang di luar tempat tinggalnya yang bersifat sementara untuk berbagai tujuan (seperti; berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya, bisnis, dll). Pengertian di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara budaya dengan pariwisata memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Adanya budaya di tempat pariwisata akan dapat memberikan nilai lebih bagi wisatawan yang datang untuk berkunjung ke tempat tersebut. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa pariwisata budaya merupakan aktivitas pertukaran informasi dan simbol – simbol budaya yang di dalamnya terdapat tempat, tradisi, kesenian, upacara, dan identitas yang lainnya yang terdapat di tempat tersebut untuk dapat dinikmati oleh setiap wisatawan yang datang berkunjung. Budaya sangat mempengaruhi prospek dari kegiatan pariwisata, budaya mencerminkan keadaan sosial dan alam suatu wilayah yang akan menjadi destinasi pariwisata. Misalnya yakni budaya di Indonesia, budaya Indonesia sangat beragam maka dari itu keragaman budaya Indonesia menjadikan daya tarik tersendiri untuk para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Budaya tidak akan pernah lepas dengan pariwisata, karena tanpa adanya budaya kegiatan pariwisata tidak akan menarik dan akan terasa hambar. Adanya budaya dapat memberikan pengetahuan mengenai seluk beluk serta kebiasaan daerah yang dikunjungi, dan apabila ada budaya yang menurut wisatawan unik akan memberi rasa puas tersendiri untuk wisatawan, sehingga mereka akan didorong oleh rasa ingin tahu untuk mengunjungi negara-negara yang memiliki budaya yang khas contohnya seperti di Indonesia. Budaya dan pariwisata saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Budaya yang dimiliki oleh daerah-daerah tertentu, akan menjadikan aspek pariwisata berkembang melalui kebudayaan itu sendiri. Aspek pariwisata juga berperan terhadap kebudayaan. Adanya pariwisata maka keanekaragaman kebudayaan khususnya di Indonesia akan dapat di kenal oleh masyarakat domestik maupun mancanegara secara luas, sehingga dapat menambah devisa negara. Pariwisata sendiri bertujuan untuk memperkenalkan dan memanfaatkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Pengembangan pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Pariwisata sangat bergantung pada budaya yang dimiliki setiap daerah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki berbagai ragam kebudayaan. Misalnya sebuah tarian, sejarah suat tempat, rumah adat, candi, prasasti, kebiasaan masing-masing daerah, dsb. Unsur-unsur kebudayaan itulah yang harus ditonjolkan dan harus digali lebih dalam lagi. Hal tersebut akan berdampak pada besar kecilnya presentase angka wisatawan yang berkunjung untuk berwisata ke Indonesia. Semakin banyak budaya yang ada di Indonesia, maka semakin banyak pula wisatawan yang berwisata ke Indonesia dari tahun ke tahun. Pariwisata dan budaya di antara keduanya membentuk hubungan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Pariwisata tanpa adanya budaya dari masyarakat hanya akan menjadi suatu kegiatan “jalan-jalan” biasa, sehingga dalam perkembangannya bisa saja periwisata di daerah tersebut tidak dapat berkembang karena terlalu monoton. Begitu juga dengan budaya, budaya tidak akan bisa diketahui oleh masyarakat luas tanpa adanya kegiatan pariwisata. Budaya di suatu daerah bisa menjadi suatu icon pariwisata yang akan menjadi daya tarik wisata. Jadi hubungan antara pariwisata dan budaya dapat menimbulkan berbagai keuntungan, antara lain : meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, budaya di daerah tersebut semakin terkenal di mata nasional maupun internasional, dan dapat melestarikan budaya daerah tersebut.
B. Hubungan Ekonomi dan Pariwisata
Dampak pariwisata terhadap perekonomian industri pariwisata menghasilkan manfaat ekonomi yang besar baik bagi negara tuan rumah, maupun negara asal para wisatawan mancanegara. Salah satu motivasi utama suatu negara mempromosikan negaranya sendiri sebagai negara yang memiliki tujuan wisata, hal tersebut menimbulkan kemajuan dalam ekonomi, terutama bagi negara-negara berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan ekonomi yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian. Dampak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization, pada tahun 2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasional dengan pendapatan transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat pariwisata menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif, bahan kimia, minyak bumi, dan makanan. Namun, banyak kerugian tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampak- dampak pada ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali keuntungan pariwisata suatu negara maju lebih tinggi dari negara berkembang. Padahal negara berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan peningkatan standar hidup melalui pariwisata. Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai alasan muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran pendapatan pariwisata dari negara tuan rumah, kemudian kurang diperhatikannya bisnis dan produk dalam negeri. Sisi negatif pariwisata di bidang ekonomi yaitu leakage (kebocoran) dalam dunia pariwisata, yang berarti pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata suatu negara hilang atau terpakai untuk keuntungan negara lain. Leakage terjadi melalui 6 mekanisme berbeda, yaitu: a.) barang dan jasa Banyak Negara harus membeli barang dan jasa demi memuaskan pengunjungnya. Ini juga termasuk dengan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut, misalnya cendra mata. Hal ini merupakan masalah yang signifikan, karena beberapa Negara harus mengimpor kurang lebih 50% dari Negara lain untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. b. Infrasruktur Banyak Negara yang tidak mempunyai kemampuan domestic untuk melakukan pembangunan yang berhubungan dengan pariwisata, seperti hotel, Bandar udara, dan lainnya. Akibatnya Negara harus mengunakan kemampuan Negara asing yang berujung pada leakage. c. Faktor Produksi Luar Negeri Negara-negara kecil seringkali membutuhkan investasi Negara asing untuk memulai usaha pariwisata mereka. Dengan demikian, keuntungan pariwisata bisa berkurang dan menjadi milik investor asing. Kepentingan Promosi Banyak Negara menghabiskan sejumlah uang untuk iklan dan promosi. Lewat iklan dan promosi-promosi dapat meningkatkan volume turis yang berkunjung ke Negara. Namun juga merupakan kerugian karena harus mengeluarkan biaya ke pasar Negara luar. e. Transfer Harga Banyak perusahaan asing yang memanipulasi harga produk mereka untuk mengurangi pajak dan kewajiban lainnya. Di Negara-negara berkembang, banyak investor asing yang terlibat dalam industri pariwisata yang melakukan hal ini sehingga mengurangi pendapatan Negara. f. Pembebasan Pajak Negara dengan industri pariwisata yang kecil mungkin harus memberikan pembebasan pajak atau penawaran lain untuk menarik para investor. Meskipun hal ini dapat meningkatkan pariwisata Negara, namun dapat menjadi sumber kerugian bagi Negara. Sebuah studi pariwisata mengenai leakage di Thailand memperkirakan bahwa 70% dari total uang yang dihabiskan wisatawan di sana, akhirnya tidak menjadi milik Thailand karena diambil oleh biro perjalanan asing, maskapai penerbangan, perusahaan makanan dan miuman impor, serta hotel. Kebocoran ini tidak hanya terjadi pada Negara berkembang. Negara maju seperti Australia juga mengalami leakage akibat pendatang dari Jepang. Meskipun mereka merupakan pendatang terbanyak ke Australia, namun biasanya mereka datang lewat biro perjalanan Jepang, mengunakan hotel milik Jepang, dan usaha-usaha lainnya. Sebagai akibat dari efek leakage, industri pariwisata di negara maju sering jauh lebih menguntungkan per dolar yang diterima dari pariwisata di negara-negara yang lebih kecil. Kepulauan, khususnya, menderita kebocoran yang signifikan. Di negara-negara seperti Turki dan Inggris, manfaat bagi ekonomi dari pariwisata adalah dua kali jumlah dolar yang dibelanjakan oleh wisatawan. Di tempat-tempat yang lebih kecil, seperti Mikronesia dan Polinesia, untung yang diperoleh adalah setengah jumlah dolar yang dihabiskan. Beberapa lokasi telah berhasil meniadakan pengaruh leakage hampir seluruhnya. New York City mengklaim bahwa mereka menghasilkan tujuh dolar bagi perekonomian lokal per dolar yang dihabiskan oleh wisatawan. Bagi banyak Negara, sumber kebocoran(leakage) tidak dapat dihindari. Hotel dan maskapai penerbangan asing sangat dibutuhkan bagi pariwisata. Namun, dengan mendorong keterlibatan dalam negeri dalam industri pariwisata, dapat mengurangi kebocoran. Negara juga dapat membatasi penggunaan mata uang asing, mengurangi efek dari transfer harga, dan sebagainya. Misalnya, suatu Negara mengharuskan pengunjung untuk memiliki sejumlah uang Negara tersebut sebelum masuk. Enclave Tourism Yang dimaksud dengan enclave tourism adalah tujuan wisata yang mengatur wilayahnya sedemikian rupa, sehingga wisatawan dapat memenuhi seluruh keinginannya di situ tanpa pergi mengunjungi wilayah lain. Contohnya Sun and Sand Resort di Karibia. Bisnis lokak sering mencari kesempatan untuk memperoleh keuntungan lewat paket liburan. Dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk memenuhui kebutuhan pelanggan, mereka dapat membuat pelanggan betah untuk tinggal di lokasi mereka, misalnya resort atau kapal pesiar. Sayangnya, dengan begitu, tidak banyak kesempatan bagi masyarakat lain untuk memperoleh pendapatan dari para turis. The Organization of American States (OAS) mengadakan survey di industri pariwisata Jamaika, hasilnya adalah industri yang tergolong enclave tourism mendapatkan pendapatan terbesar, yang berdampak pada berkurangnya pendapatan bagi akomodasi lainnya. Industri kapal pesiar juga menjadi contoh lain bagi enclave tourism. Pada tahun 1999, total penumpang kapal pesiar secara internasional adalah 8,7 juta orang. Itu tidak termasuk kapal pesiar yang melewati sungai. Pada banyak kapal, terutama di Karibia (tujuan pelayaran yang paling populer di dunia dengan 44,5% dari penumpang kapal pesiar), tamu didorong untuk menghabiskan sebagian besar waktu dan uang mereka di atas kapal, dan kesempatan untuk menghabiskan di beberapa pelabuhan atau persinggahan kerap dibatasi. Dampak megatif Lainnya a) Biaya Infrastruktur Pengembangan pariwisata dapat menyebabkan pemerintah dan pembayar pajak setempat mengeluarkan uang yang lebih banyak. Pengembangan fasilitas seperti tempat-tempat hiburan, hote, bandara, dan juga penawaran-penawaran yang digunakan untuk menarik investor, menggunakan biaya yang sangat besar. Dengan demikian, pemerintah pada akhirnya mengurangi anggaran pada bidang-bidang penting lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan. b) Kenaikan Harga Peningkatan permintaan untuk layanan dan barang dari wisatawan akan menimbulkan kenaikan harga yang berpengaruh negatif terhadap penduduk lokal yang pendapatan tidak meningkat secara proporsional. San Francisco State University study Belize menemukan bahwa, sebagai konsekuensi dari pengembangan pariwisata, harga untuk penduduk setempat meningkat sebesar 8% . Pengembangan Pariwisata dan kenaikan terkait permintaan real estate dapat secara dramatis meningkatkan biaya bangunan dan nilai tanah . Hal ini tidak hanya membuat masyarakat lokal kesulitan, terutama di negara berkembang, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sehari-hari, juga dapat mengakibatkan dominasi oleh orang asing di pasar tanah dan migrasi yang mengikis kesempatan ekonomi bagi penduduk setempat. Di Kosta Rika , hamper 65% dari hotel yang aada merupakan milik asing. Ketergantungan Ekonomi Masyarakat Setempat pada Pariwisata Diversifikasi dalam suatu perekonomian memang baik, namun jika suatu negara atau wilayah tergantung untuk kelangsungan ekonomi pada satu industri, dapat menempatkan tekanan besar terhadap industri ini serta orang yang terlibat untuk melakukan dengan baik . Banyak negara, khususnya negara berkembang dengan sedikit kemampuan untuk mengeksplorasi sumber daya lainnya, telah menggunakan pariwisata sebagai cara utama untuk meningkatkan perekonomian. Di Gambia , misalnya, 30% dari tenaga kerja langsung maupun tidak langsung bergantung pada pariwisata. Sebenarnya, bergantung pada pariwisata bukan merupakan solusi yang cukup baik, apalagi dalam perekonomian, karena sangat beresiko. Bencana alam seperti gempa bumi atau puting beliung, dapat merusak sumber pariwisata. Sehingga bergantung pada pariwisata bukan satu-satunya jalan. d) Jenis Pekerjaan Musiman Masalah yang dihadapi pekerja musiman adalah: Ketidakamanan pekerjaan (sekaligus pendapatan). Tidak ada jaminan pekerjaan dari satu musim ke musim berikutnya. Kesulitan dalam mendapat pelatihan, tunjangan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta pengakuan atas pengalaman mereka. Sisi Positif Pariwisata di Bidang Ekonomi, a) Menghasilkan Devisa Negara Pengeluaran pariwisata menghasilkan pendapatan bagi perekonomian Negara tuan rumah dan dapat merangsang investasi yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Beberapa negara berusaha untuk mempercepat pertumbuhan ini dengan mengharuskan pengunjung untuk membawa sejumlah mata uang asing saat mereka berkunjung. Indikator penting dari peran pariwisata internasional adalah pembangkit penghasilan devisa Negara. b) Kontribusi Pendapatan Pemerintah Kontribusi langsung diperoleh dari pajak penghasilan pekerja pariwisata, dan pebisnis pariwisata. Serta secara langsung dari para turis lewat pajak keberangkatan. Kontribusi tidak langsung diperoleh dari pajak dan pungutan wajib barang dan jasa yang disediakan untuk turis. WTO memperkirakan, keseluruhan pajak langsung, tidak langsung, dan pajak personal pada tahun 1998 adalah sejumlah 800 miliar US dollar dan menjadi dua kali lipat pada tahun 2010. Peningkatan Lapangan Kerja Perluasan yang cepat dalam sektor pariwisata telah meningkatkan jumlah lapangan kerja. Contohnya, pada tahun 1995, akomodasi hotel saja telah mempekerjakan 11.3 juta pekerja di seluruh dunia. Pariwisata dapat menghasilkan pekerjaan secara langsung lewat hotel, restoran, took cendra mata, dan sebagainya. Pariwisata juga menghasilkan pekerjaan secara tidak langsung lewat penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kepentingan bisnis pariwisata. Secara keseluruhan, pariwisata menyumbang 7% lapangan pekerjaan di seluruh dunia. c) Pendorong Investasi Infrastruktur Pariwisata dapat mendorong pemerintah local untuk mengembangkan infrastruktur seperti, jalan raya, air bersih, listrik, dan sebagainya. Dengan meningkatnya fasilitas pariwisata, secara otomatis juga meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk setempat. d) Kontribusi bagi Ekonomi Lokal Karena lingkungan adalah aset dasar dari industri pariwisata, pendapatan pariwisata sering digunakan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari wilayah yang dilindungi. Selain itu, pendapatan pariwisata juga dihasilkan lewat pekerja informal (contohnya: pedagang kaki lima, pramuwisata informal, pengemudi becak). Sisi positif dari pekerja informal adalah, akan ada pendapatan bagi masyarakat setempatyang terlibat dalam pariwisata. Hubungan periwisata dengan aspek ekonomis, pariwisata dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, jika di dalam industri tertentu ada suatu produk tertentu, di dalam industri pariwisata yang disebut produk tertentu tersebut adalah kepariwisataan itu sendiri. Seperti halnya di suatu industri ada konsumen, ada permintaan, ada penawaran, dimana produsen mempunyai tugas untuk menghasilkan suatu produk agar dapat memenuhi permintaan. Pada industri pariwisata konsumen yang dimaksud adalah wisatawan. Wisatawan mempunyai kebutuhan dan permintaan-permintaan yang harus dipenuhi dan pemenuhan kebutuhan tersebut dengan sarana uang. Pariwisata merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam ekonomi. Secara mikro dijelaskan perkembangan pariwisata meningkatkan pendapatan daerah setempat. Munculnya komunitas pedagang di sekitar lokasi untuk menambah pendapatan dan meningkatkan jumlah pengunjung, karena merupakan salah satu fasilitas yang tersedia dan mudah dijangkau. C. POLITIK DAN PARIWISATA Mengapa politik dikatakan berpengaruh terhadap pariwisata dan perekonomian? Dalam dunia politik, suatu negara sangat terikat dengan hubungan kerjasama antar negara. banyak negara yang menjalin hubungan kerjasama dalam hal pariwisata. sehingga keadaan politik dapat mempengaruhi dunia pariwisata. sedangkan pariwisata merupakan pendapatan terbesar negara. sehingga perekonomian negarapun terpengaruhi bila perkembangan pariwisata terhambat oleh kondisi polik tak mendukung. butuh keseimbangan antara politik dengan pariwisata bila perekonomian ingin meningkat. Ada beberapa perilaku wisatawan yang perlu dicermati dalam bisnis. Pertama adalah mereka ingin menikmati alam, keindahannya, panorama pantai, gunung, dan danau. Kedua selain hal tersebut mereka akan menggunakan waktunya juga untuk menikmati kreasi budaya (culture) dan peninggalan bersejarah di suatu daerah tertentu dan negara tertentu. Perilaku wisatawan perlu menjadi perhatian karena strategi pengembangan pariwisata bermula dari hal tersebut. Dengan diberlakukan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka wewenang untuk mengembangkan wisata menjadi terletak di daerah dan tidak terpusat di Jakarta saja. Ada otonomi untuk mengembangkan pariwisata di daerah masing-masing. Daerah dapat mempromosikan sendiri wilayahnya untuk menjadi tujuan wisata sesuai dengan keunggulan daerahnya masing-masing. Keadaan pariwisata akan mempengaruhi bisnis perhotelan di Indonesia. Kondisi politik yang tenang dan stabil merupakan prasyarat perkembangan usaha dan bisnis. Dalam kondisi yang tidak aman dan nyaman untuk investasi tentu saja investor tidak akan datang. Hal ini sejalan dengan kondisi wisatawan manca negara. Keamanan suatu daerah atau negara dana stabilnya kondisi politik akan mendukung kedatangan dan hadirnya wisatawan. Saat kepemimpinan orde baru dengan keadaan politik relatif stabil sampai dengan tahun 1998, maka jumlah kunjungan wisatawan juga stabil tanpa ada penurunan. Akan tetapi pada saat kondisi politik yang chaos pada masa terjadinya kerusuhan massal tahun 1998, banyak wisatawan membatalkan kunjungannya ke Indonesia sehingga terjadi penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia sehingga terjadi konstraksi pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia. Berdasarkan uraian pada pembahasan dapat disimpulkan betapa kondisi politik dalam negeri yang baik disertai dengan tingkat keamanan yang memadahi maka akan mempengaruhi perkembangan bisnis pariwisata dan bisnis turunannya seperti hotel, restoran dan jasa transportasi.