BORDIR
DOSEN PENGAMPU
Dra. Yetty Pangaribuan, M.Pd
Eka Rahma Dewi, M.Pd
DISUSUN OLEH :
WAN ARAS
5171143016
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan karuniaNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rutin untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah bordir.
Harapan yang paling besar dalam penyusunan makalah ini adalah mudah-
mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta para pembaca. Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Maka dari itu akhir kata penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman
maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.
Wan Aras
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Ringkasan Buku...............................................................................................2
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap sulam
dan bordir itu berbeda. Mereka beranggapan bahwa sulam adalah yang dikerjakan
dengan tangan, sedangkan bordir adalah yang dikerjakan dengan mesin.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bordir
Istilah sulam identik dengan bordir karena bordir diambil dari istilah
dalam bahasa Inggris embroidery (im-broide) yang artinya sulaman (Heri
Suhersono, 2004:6). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1989) sulam
atau bordir adalah Hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain. Lebih lanjut
Suhersono menjelaskan pengerjaan hiasan ini sangat sederhana, pada awalnya
pembuatan hiasan dengan teknik sulam (bordir) hanya dikerjakan dengan tangan
menggunakan alat berupa jarum dan benang sebagai bahannya. Benang yang
sudah dipasang pada jarum ditusuk-tusukkan pada kain, kemudian muncullah
istilah macammacam tusuk yang pada akhirnya disebut dengan istilah sulam.
Dengan berkembangnya teknologi pengerjaan sulam (bordir) meningkat dengan
memakai alat bantu berupa mesin jahit, dan mesin khusus untuk bordir, sehingga
pengerjaanya menjadi lebih cepat. Sejak saat itulah orang Indonesia mulai
menggunakan istilah bordir, sampai pada akhirnya diciptakan mesin bordir
pengembangan dari computer yang biasa disebut dengan bordir komputer. Dari
keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya istilah sulam dan
bordir itu sama, yaitu hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain. Meskipun
sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap sulam dan bordir itu
berbeda. Mereka beranggapan bahwa sulam adalah yang dikerjakan dengan
tangan, sedangkan bordir adalah yang dikerjakan dengan mesin. Sulam (bordir)
telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Untuk memenuhi tuntutan
pasar.
B. Teknik-teknik Bordir
1. Tusuk suji cair sering juga disebut tusuk setik, yang terdiri atas tusuk suji cair,
tusuk suji cair setengah penuh, dan tusuk suji cair penuh
2
1. Membuat Tusuk Suji Cair
a. Lakukan tahap persiapan.
b. Setelah posisi raam sudah betul, mulailah membordir dengan membuat tusuk
suji cair/setik mesin pada sekeliling motif.
3. Tusuk loncat panjang merupakan salah satu teknik dalam membordir. Tusuk ini
dikatakan tusuk locat panjang karena tusuk tersebut dibuat dengan loncat di antara
dua setikan.
4
Tusuk ini dikatakan tusuk locat panjang karena tusuk tersebut dibuat dengan
loncat di antara dua setikan. Cara pembuatan tusuk loncat panjang adalah sebagai
berikut.
2. Mulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik pada motif yang
akan dibuat sesuai dengan namanya, yaitu tusuk loncat di antara dua setikan,
Setelah itu, buat lagi tusuk suji cair/setik yang disesuaikan dengan motif dan
dengan jarak setikan sesuai dengan yang diinginkan.
3. Setelah selesai membuat tusuk suji cair/setikan, buatlah setikan loncat panjang
yang meloncati garis pada tusuk suji cair/setik yang telah dibuat sebelumnya
dengan arah yang disesuaikan dengan motif yang ada.
4. Tusuk sasak biasa juga disebut dengan tusuk seret, yang dalam pembuatannya
meggunakan tusuk loncat panjang dan loncat pendek yang pengerjaannya secara
tidak beraturan.
2. Setik sekeliling motif dengan menggunakan tusuk suji cair dan selesaikan
dengan tusuk loncat pendek.
3. Apabila motif yang kita buat di dalamnya terdapat gambar tangkai atau tulang
daun, kerjakan terlebih dahulu motif tersebut.
4. 5. Isilah seluruh motif dengan tusuk granit/sasak dengan jarak beraturan dan
searah.
6
menyatu, dan bagian tengahnya diisi penuh dengan teknik blok. Cara pengerjaan
tusuk ini adalah sebagai berikut.
3. Isilah setengah bagian motif dengan menggunakan tusuk loncat panjang yang
membentuk lingkaran dengan ujung yang menyatu.
4. Lakukan cara yang sama pada bagian sisi yang lainnya sehingga hasil bordiran
terlihat seperti belah kopi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sulaman adalah hiasan benang yang di kerjakan dengan tangan sedankan border
dengan mesin. Teknik –teknik dalam membordir yaitu
1. Tusuk suji cair sering juga disebut tusuk setik, yang terdiri atas tusuk suji cair,
tusuk suji cair setengah penuh, dan tusuk suji cair penuh
2. Tusuk loncat pendek dikenal juga dengan tusuk pipih, berfungsi untuk menutup
tusuk suji cair dengan kerapatan yang penuh.
3. Tusuk loncat panjang merupakan salah satu teknik dalam membordir. Tusuk ini
dikatakan tusuk locat panjang karena tusuk tersebut dibuat dengan loncat di
antara dua setikan.
4. Tusuk sasak biasa juga disebut dengan tusuk seret, yang dalam pembuatannya
meggunakan tusuk loncat panjang dan loncat pendek yang pengerjaannya secara
tidak beraturan.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA