Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RUTIN 3

PAPER PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


“Integritas Nasional”

DOSEN PENGAMPU
Drs. Syahrudin Harahap, M.Si

DISUSUN OLEH :

WAN ARAS
5171143016

PROGRAM STUDI TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini untuk
memenuhi salah satu tugas ujian dari mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan.
Harapan yang paling besar dalam penyusunan makalah ini adalah mudah-
mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta para pembaca. Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Maka dari itu akhir kata penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman
maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.

Medan,19 Mei 2019

Wan Aras

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
LANDASAN TEORI...............................................................................................................2
A. Integritas Nasional.....................................................................................................2
B. Jenis-jenis Integrasi....................................................................................................2
C. Strategi Integrasi.......................................................................................................4
D. Integrasi Nasional Indonesia......................................................................................4
BAB III.................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
BAB IV................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terpisah-pisah dari segi lingkungan
geogarfisnya yang terdiri dari pulau-pulau dari yang terbesar sampai ke pulau
yang terkecil. Dari segi wilayah Indonesia dapat dibagi dua yaitu Indonesia Barat
dan Indonesia Timur. Kenyataan semacam ini yang menyebabkan NKRI terdiri
dari berbagai aspek budaya yang berbeda. Baik dari suku, ras, bahasa dan agama
yang berbeda-beda. Dari hal ini tergambar jelas tentang bagaimana upaya yang
akan kita lakukan untuk mempersatukan perbedaan ini menjadi suatu kesatuan
yang utuh tanpa mengilangkan keasliannya. Suatu negara tidak mungkin bisa
mempertahankan integrasinya jika kelompok yang ada di dalamnya tidak bersatu.
Konsep integrasi pada dasarnya sejalan dengan kondisi Indonesia pada saat ini
ketika konflik antar etnik, antara daerah, antara agama,suku, partai politik, antar
pelajar, serta konflik lainya yang mengatasnamakan kepentingan sendiri
diberbagai daerah yang ada di Indonesia. Persoalan-persoalan seperti ini tentu tak
lepas dari perhatian kita sebagai bagian dari Indonesia yang terkenal dengan
kemajemukannya sebagai bangsa yang aman. Untuk itu integrasi perlu
diupayakan lebih lanjut untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Pada makalah ini penulis akan membahas beberapa hal yang terdiri dari
subtema berkaitan dengan integrasi nasional terutama berkaitan dengan pluralitas
masyarakat Indonesia, strategi integrasi dan integrasi nasional di Indonesia.
B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah :


 Apa yang dimaksud dengan Integrasi Nasional?
 Apa pentingnya Integrasi Nasional?
 Apa faktor-faktor Integrasi Nasional?
 Bagaimana Integrasi Nasional di Indonesia?

C. Tujuan
Memberi gambaran solusi tentang integritas nasional dan strategi yang dapat
dilakukan untuk tetap terciptanya integritas nasional di Indonesia

1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Integritas Nasional
Integrasi nasional terdiri dari istilah integrasi dan nasional. Integrasi
berasal dari bahasa Inggris” integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi memiliki dua pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap
konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b)
membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

B. Jenis-jenis Integrasi

Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan


istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik
adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi
menjadi lima jenis, yakni:
1. Integrasi bangsa
Integrasi bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional. Ini
dilakukan untuk membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah.
Contoh : Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, kebudayaan dan
agama yang berbeda namun berintegrasi dalam suatu wilayah yang membentuk
negara Indonesia
2. Integrasi wilayah
Integrasi wilayah yaitu pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial
budaya masyarakat tertentu.
Contoh : Negara Indonesia berkuasa atas wilayah dari Sabang sampai Merauke
dengan batas-batas wilayah yang telah ditentukan.
3. Integrasi nilai
Integrasi nilai, yakni adanya persetujuan atau konsensus terhadap nilai- nilai
bersama yang diperlukan untuk memelihara nilai sosial.
Contoh : Masyarakat Indonesia bersepakat bahwa nilai- nilai yang terkandung
dalam Pancasila merupakan nilai yang mampu menyatukan keberagaman bangsa.
4. Integrasi elit-massa
Integrasi elit- massa adalah kemampuan menghubungkan antara yang memerintah
dengan yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat.
Contoh: Adanya komunikasi yang terjalin dengan seorang bupati atau kepala desa
dengan masyarakatnya.
5. Integrasi tingkah laku
Integrasi tingkah laku, yakni kemampuan orang-orang di dalam masyarakat untuk
berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dan yang bermanfaat.

2
Contoh: Orang-orang yang mempunyai modal dan membuka suatu usaha lalu
bekerja sama dengan orang lain di bawah manajemen yang sama.

Pluralitas Masyarakat Indonesia


Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat pluralis
atau masyarakat majemuk merupakan suatu hal yang sudah sama-sama
dimengerti. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh Clifford Geertz,
masyarakat majemuk adalah merupakan masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam
sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, masing-masing masing-
masing sub sistem terikat ke dalam oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial
(Geertz, 1963: 105 dst.).
Meskipun pendapat dari Piere sebagaimana yang telah tertulis di atas tidak
secara utuh mewakili kenyataan yang ada pada masyarakat Indonesia namun
pendapatnya dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui masalah-masalah
yang ada di Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat unik yang ditandai dengan
dua ciri, yakni:
Pertama, secara horizontal yang ditandai dengan kenyatan kesatuan-
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa , perbedaan agama,
adat, serta perbedaan-perbedaan yang bersifat kedaerahan.
Kedua, secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
tajam. (Nasikun, 1993: 28). Dalam dimensi horizontal kemajemukan masyarakat
Indonesia dapat dilihat dari adanya berbagai macam suku bangsa seperti suku
bangsa Jawa, suku bangsa Sunda, suku bangsa Batak, suku bangsa Minangkabau,
suku bangsa Dayak, dan masih banyak yang lain.
Di Indonesia juga terdapat bermacam-macam agama seperti Islam, Kristen
Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Selain keenam agama ini, masih ada
juga aliran kepercayaan lain yang penganutnya lumayan banyak. Ini sebabkan
karena Indonesia berada pada jalur perdagangan yang melintasi dua samudra yaitu
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

C. Strategi Integrasi

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang baik, ada


beberapa strategi ditempuh, yaitu:
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti
bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar
unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu
dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
2. Strategi Akulturasi

3
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan
integrasi nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya
kelompok atau budaya lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang
tidak terlalu besar.
3. Strategi Pluralis
Dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara
memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku,
agama, budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan
berkembang, serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat.

D. Integrasi Nasional Indonesia

1. Dimensi Integrasi Nasional


Integrasi nasional dapat kita lihat dari dua dimensi, yaitu secara vertikal dan
horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi nasional berupaya utnuk menyatukan
persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elit dan massa atau antara
pemerintah dengan rakyat. Jadi integrasi secara vertikal berupaya mewujudkan
integrasi dengan membatasi perbedaan antara masyarakat dan pemerintah.
suku Jawa dengan jumblah sekitar 60% dari jumblah pendduduk Indonesia.
Dalam bidang keagamaan Indonesia termasuk bangsa yang terdiri dari banyak
agama dengan lima agama besar.
Pembelahan secara vertikal maupun horizontal dapat memicu adanya gejala-
gejala yang dapat mengancam integrasi bangsa Indonesia. Jika tidak ada upaya
mengintegrasikan maka pembelahan akan terjadi bagi kelompok masyarakat yang
beragam.
2. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia
Keberadaan suatu negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan
dari luar berupa globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas negara-
bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan
yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Nasionalisme dan
keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.
Nasionalisme sebagai karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan
martabat bangsa di era-globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan”
ditandai oleh semakin kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran
informasi global yang nyaris tanpa hambatan yang dihadirkan oleh jaringan
teknologi informasi dan komunikasi.

4
Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi
a. Anggota –anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi dengan
kebutuhan yang satu dan yang lainnya.
b. Terciptannya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
c. Norma-norma dan nilai sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasi
sosial

Faktor Pembentuk Integrasi


Dengan demikian kita perlu mengetahui faktor-faktor pembentuk maupun faktor
yang dapat menghambat integrasi nasional.
a. Faktor pembentuk integrasi nasional
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
sebagai bangsa yang pernah dijajah.
2. Adanya ideologi negara yang tercermin dalam symbol negara yaitu Garuda
Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
3. Adanya keinginan untuk bersatu dan tekat yang kuat masyarakat Indonesia
seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari bangsa lain yang menyebabkan munculnya rasa
nasionalisme juga penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
6. Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa dan tanah air serta
pandangan hidup yang sama, yaitu Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan
yang kuat dan adanya rasa cinta tanah air
b. Faktor penghambat integrasi
1. Kurangnya penghargaan dan perhatian terhadap kenyataan bahwa bangsa
Indonesia sebagai bangsa majemuk yang heterogen.
2. Kurangnya toleransi antar golongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan
gangguan dari luar.
4. Adanya ketidakpuasan dan ketimpangan terhadap pembangunan yang tidak
merata.
Untuk mencapaai upaya intagrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antarbudaya. Tentunya hal ini akan terwujud jika ada peran
pemerintah dan partisipasi masyarakat yang aktif dalaam pembentuk integrasi
bangsa Indonesia

5
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut saya integrasi nasional adalah proses penyatuan kelompok-


kelompok yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh.
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hamper
semua negara, terutama negara-negara yang usianya masih relatifmuda, termasuk
Indonesia. Hal ini disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan
masyarakat dengan segala perbedaan yang adamenjadi satu entitas kebangsaa
n yang baru menyertai berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara Indon
esia yang usianya masih relatif muda.Sejak proklamasi kemerdekaan sampai
sekarang negara Indonesia masihmenghadapi persoalan bagaimana menyatukan
penduduk,Indonesia yang didalamnya terdiri dari berbagai macam suku, mem
eluk agama yang berbeda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekarag
am, sertamemiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk
menjadisatu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.Pengalaman menunj
ukkan bahwa dalam perjalanan membangun.kehidupan bernegara ini, kita
masih sering dihadapkan pada kenyataan adanyakonflik atarakelompok dalam
masyarakat, baik konflik yangberlatarbelakangkesukuan, konflik antar pemeluk
agama, konflik karenakesalahpahaman budaya,dan semacamnya. Hal itu men
unjukkan bahwa persoalan integrasi nasional,Indonesia sejauh ini masih be
lum tuntas perlu terus dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari
bahwa integrasi nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, d
ankonflik di antara sesama warga bangsa tidak.dapat dihilangkan sama se
kali. Tulisan ini akan memaparkan kondisi masyarakat Indonesiayang
diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya mewujudkanintegrasi nasio
nal dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan- perbedaan tersebut.

6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Integrasi nasional merupakan salah satu persoalan bangsa-bangsa yang
ada di dunia baik negara yang berkembang maupun negara yang maju. Sama
halnya dengan negara Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang heterogen,
apalagi negara Indonesia masih menjadi negara yang berkembang dengan tingkat
pemahaman masyarakatnya yang belum paham tentang pentingnya integrasi
nasional. Berdasarkan kenyataan yang ada selama ini masyarakat Indonesia
dihadapkan pada situasi yang mencekam dengan adanya konflik antar suku, antara
pemeluk agama, konflik karena kesalapahaman budaya dan konflik lainnya yang
dapat memicu pertikaian.
Masalah- masalah integrasi yang telah dijelaskan menunjukan tingkat
pemahaman masyarakat sangat minim tentang persatuan dan kesatuan bangsa.
Maka dari itu kita perlu memahami makna integrasi serta faktor apa saja yang
menghambat integrasi bangsa Indonesia yang majemuk. Tentunya hal yang paling
penting dari semua ini adalah adanya rasa persatuan dan kesatuan meskipun kita
berbeda, baik suku, bahasa, budaya dan agama yang dianutnya.

B. Saran

Pemerintah harus mampu menjaga kestabilan yang ada, baik dari segi
pembangunan yang harus merata maupun segala bentuk pelayanan yang dapat
memicu disintegrasi karena pelayan yang sepihak. Masyarakat juga dituntut tidak
tinggal diam melihat fenomena sosial di Indonesia yang disebabkan perbedaan
sehingga memicu perang antara suku, budaya dan yang terjadi sekarang ini adalah
konflik antara agama yang sangat berpotensi memecah bangsa Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2014, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi


Askara
Nurhayadi dan Tolib. 2016, Pendidikan Pancasila dan
Kewargenegaraan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan , Balitang,
Kemendikbud.
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016, pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: Risetdikti
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republic Indonesia. 2012, Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Risetdikti
Maladi, Agus. Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai