Anda di halaman 1dari 8

PERAN PARIWISATA BAGI PEMBANGUNAN

OLEH :

1. Mazdalifa Azzahra Dalimunte (1814021007)


2. Riza Rizqi Sukmarini (1814021009)
3. Indah Ayu Novita Sari (1814021018)
4. I Wayan Arya Mahendra (1814021024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN SEJARAH, SOSIOLOGI, DAN PERPUSTAKAAN
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
Sekarang ini tiap negara mengembangkan pariwisata sebagai industri di negara masing-masing
termasuk indonesia mengembangkan pariwisata sebagai katalisator dalam pembangunan, memasuki ke
abad -21 perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas hal ini terjadi karena menyadari bahwa
pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara-negara yang menerima kedatangan
wisatawan. Pemerintah berkeinginan mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri dengan tujuan
mempercepat proses peningkatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan
masyarakat, terutama bagi mereka yang berusaha dalam industri sektor pariwisata dan ada perusahaan-
perusahaan yang termasuk kelompok industri pariwisata. Uang atau dollar yang dibelanjakan wisatawan
tersebar diantara perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok industri pariwisata yang melayani
kebutuhan wisatawan selama berkunjung. Uang yang dibelanjakan wisatawan merupakan pendapatan
bagi tiap perusahaan selanjutnya tiap perusahaan akan membelanjakan pendapatan yang mereka peroleh
untuk kebutuhan perusahaan masing-masing. Sehingga uang yang tadinya berasal dari pengeluaran
wisatawan terbagi rata bagi banyak perusahaan atau orang-orang yang bekerja langsung disektor
industri pariwisata, pihak-pihak yang tidak langsung melayani wisatawan juga dapat bagian dari hasil
pengeluaran wisatawan.

Bila suatu negara tidak mengembangkan pariwisata di negaranya proses pemerataan


pendapatan akan lambat karena sektor ekonomi lainnya tidak seperti halnya industri pariwisata dimana
wisatawan berkunjung ke daerah yang jarang di kunjungi yang tidak ada prasarana umum dengan
majunya industri pariwisata prasarana umum menjadi prioritas pemerintah. Di dalam pariwisata ada
istilah quick yielding atau menghasilkan devisa secara cepat, perolehan devisa yan dibutuhkan untuk
pembangunan ekonomi akan cepat diperoleh dikatakan cepat kalau dibandingkan dengan cara
memperoleh devisa melalui ekspor yang biasa dilakukan suatu negara, devisa suatu negara dapat
diperoleh dengan menjual barang ke luar negeri melalui ekspor. Dari hasil penjualan barang
memperoleh devisa tapi pembayarannya dalam tenggang waktu yang lama, lain halnya dengan
pariwisata devisa yang diperoleh tidak dengan pengiriman barang tetapi dengan menarik wisatawan
datang ke negara kita dan devisa diperoleh dari pengeluaran wisatawan, jadi dalam pariwsata devisa
diperoleh langsung setelah wisatawan menginjakan kakinya pada suatu negara tujuan dan terutama
untuk membayar keperluan pariwisata, semua keperluan pariwsata baik melalui travel agent atau tour
operator atau dibayarkan langsung bagi wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara sendiri,
jadi devisa yang diterima tidak menunggu waktu yang lama oleh karena itu industri pariwisata disebut
sebagai industri yang quick yielding tanpa proses yang berlama-lama devisa langsung diterima
perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata setiap wisatawan datang berkunjung pada suatu
daerah tujuan wisata.

Pariwisata juga dikenal sebagai katalisator dalam pembangunan nasional, karena dampak yang
diberikannya terhadap kehidupan perekonomian di suatu negara yang dikunjungi oleh wisatawan,
kedatangan wisatwan manacanegara pada sutu daerah tujuan wisata telah memberikan kemakmuran
dan kesejahteraan bagi penduduk setempat dimana pariwisata itu berkembang. Harry G. Clement dalam
bukunya The future of Tourism in The Pacific and far east mengatakan bila penjabat tinggi
pemerintahan tidak mengerti dan tidak mendukung pengembangan pariwisata maka keseluruhan
perekonomian menderita, karena sarana perekonomian akan terbengkalai atau menganggur, tetapi jika
pejabat memperhatikan dan mengerti mendukung pengembangan pariwisata maka akan dapat devisa,
kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pendapatan nasional, penerimaan pajak bagi pemerintahan,
memperkuat neraca pembayaran. GBHN tahun 1993 mengamanatkan bahwa pembangunan pariwisata
adalah untuk meningkatkan status dan kedudukan paiwisata daari sub-sektor pembangunan yang andal
dan meningkatkan ekonomi dan sektor lainnya, supaya semua bisa berhasil perlu adanya dukungan

2
dalam bentuk perencanaan terpadu dengan pengolahan yang profesional untuk menempatkan pariwisata
sebagai bagian yang terintegrasi dalam pembangunan nasional jadi pariwisata diusahakan dapat
menjadi suatu industri yang dapat berfungsi sebagai katalisator dan dapat menunjang sektor lainnya,
jadi jelas bahwa pariwisata dapat berfungsi mempercepat proses pembangunan dimana pariwisata itu
di kembangkan oleh karenanya pariwisata dapat dijadikan sebagai pendorong atau sumber energi
pembangunan berkelanjutan bagi negara yang mengembangkannya.

Bagaimana pentingnya sebagai suatu industri perlu di kembangkan pada suatu negara dalam
pembangunan, pariwisata merupakan faktor pentig dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena
kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional seperti peningkatakan
kegiatan ekonomi sebagai akibat dibangunnya prasarana dan sarana pengembangan pariwisata sehingga
memungkinkan orang yang melakukan aktifitas ekonominya di satu tempat di tempat yang lain.
Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata seperti misalnya tourist
transportation, hotel equepment, (lift, escalator, China ware, linens, furnitures). Meningkatkan hasil
pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan restoran, seperti vegetables, fruits, flowers, eggs,
meats. Karena semakin banyak orang melakukan perjalanan wisata. Meningkatkan permintaan terhadap
handicraft, souvenir goods, art painting. Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh
dunia internasional termasuk makanan dan minuman, seperti ukiran Jepara, patung Bali, keramik
kosongan Yogyakarta, batik Pekalongan, sulaman Tasikmalaya, dodol Garut. Meningkatkan perolehan
devisa negara, sehingga dapat mengurangi beban defisit neraca pembayaran. Memberikan kesempatan
berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah, dan peningkatan
pendapatan nasional. Betapa pentingnya sektor pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara,
dapat kita simak apa yang dikatakan International Union of Official Travel Organization dalam Roma
Convention, The United Nation Conference on International Travel and Tourism tahun 1963 diamana
Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang katanya, pariwisata sebagai suatu faktor
pembangunan ekonomi, peran dan kepentingan pariwisata internasional, karena pariwisata tidak hanya
sebagai sumber perolehan devisa, tetapi juga sebagai suatu faktor dalam menentukan lokasi industri dan
pengembangan wilayah yang miskin akan sumber-sumber alam.

Peranan pariwisata terhadap pembangunan

1. Agen pembangunan
Pariwisata juga dikatakan juga sebagai katalisator dalm pembangunan. Karena dampak yang
diberikannya terhadap kehidupan perekonomian di negara yang dikunjungi wisatawan. Pada
dasarnya Harry G. Clement mengatakan “bila pejabat –pejabat tinggi pemerintah tidak mengerti
dan tidak mendukung pembangunan pariwisata, maka keseluruhan perekonomian menderita
karena sarana perekonomian akan terbengkalai atau menganggur.

2. Pentingnya pariwisata bagi perekonomian


Pariwisata merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negar,karena
mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional, Biasanya :
a. Meningkatkan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunkannya sarana dan
prasarana demi pengembngan pariwisata
b. Meningkatkan industri-industri yang erat kaitannya dengan pariwisata
c. Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk keperluan hotel dan restoran
d. Meningkatkan permintaan terhadap handicraft, souvenir, goods, art printing dll
e. Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia internasional
f. Meningkatkan perolehan devisa negara sehingga dapat mengurangi beban defisit neraca
pembayaran

3
g. Memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak bagi
pemerintah dan peningkatan pendapatan nasional
h. Membantu membangun daerah-daerah terpencil yang selama ini tidak tersentuh pemerintah
i. Mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima kunjungan
wisatawan.
j. Dampak penggandaan yang ditimbulkan pengeluaran wisatawan. Sehingga memberi
dampak dampak positif bagi pertumbuhan daerah tujuan wisata yang di kunjungi
wisatawan.

3. Pariwisata sebagai alat kebijaksanaan ekonomi di negara berkembang


Pembangunan ekonomi pada kebanyakan pada negara-negara berkembang kelihatan
lebih banyak ditujukan untuk diberikan industri yang dapat menghasilkan barang-
barang modal, modal, namun sangat disangsikan keberhasilannya, karena kualitas
barang dan harga yang ditawarkan tidak bisa bersaing pasar dengan luar negri apalagi
dalam menghadapi era globalisasi, bersaing dengan negara-negara maju, hal ini tidak
lain disebabkan oleh :
a. Biaya produksi relatif masih tinggi
b. Kebanyakan para pengusaha di negara-negara berkembang tidak banyak
mrngrtshui sektor-sektor ekonomi.
c. Kekurangan ntenaga ahli.

4. Pariwisata sebagai “quick yielding industry”


Dengan mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, perolehan devisa yang
dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan
melakukan pengiriman komoditi keluar negeri (ekspor) yang memakan waktu relatif lama.
a. Ekspor : devisa bagi suatu negra dapat diperoleh dengan menjual barang atau komoditi
keluar negri melalui kegiatan ekspor
b. Invisible ekspor : ekspor tidak nyata berarti karena memang tidak ada barang atau komoditi
yang dikirim ke luar negri. Devisi diperoleh dengan menarik wisatawan mancanegara
datang berkunjung pada suatu negara’

5. Kedudukan pariwisata sebagai penghasilan devisi


Masuknya devisi sektor pariwisata bukan saja dari pengeluaran wisatawan, akan tetapi berasal
dari beberapa transaksi sebagai berikut :
a. Penerimaan visa vee
b. Hasil penjualan tiket maskapai penerbangan
c. Biaya taksi dari bandar ke hotel
d. Biaya penginapan di hotel atau penginapan
e. Biaya makan dan minum selama di Indonesia
f. Biaya tours and sighseeing pada DTW
g. Biaya taksi atau angkutan lokal untuk shoping
h. Pengeluaran untuk cinderamata
i. Fee perpanjangan visa bisa diperlukan

6. Peran dalam peningkatan pendapatan nasional dan penerimaan pajak


Menurut Samuelson yang dimaksud dengan pendapatan nasional adalah: jumlah produk dan
jasa yang dihasilkan masyarakat dalam suatu perekonomian yang nilainya di hitung dalam

4
periode satu tahun. Untuk menghitung pendapatan nasional digunakan beberapa pendekatan
yaitu :
a. Pendekatan prodeuksi
b. Pendekatan pengeluaran
c. Pendekatan penerimaan
d. Pendekatan pendapatan nasional dari sektor pariwisata

7. Rekomendasi WTTc untuk Indonesia


Word Travel & Tourism Countil merekomendasikan agar pemerintah Indonesia secara nasional
mempertimbangkan agar menetapkan industri pariwisata sebagai prioritas strategi bagi
pengembangan ekonomi Indonesia di waktu yang akan datang dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengaku kontribusi dampak pariwisata terhadap perekonomian
b. Bentuk “satellite national account”
c. Membentuk wahana pengembangan industri yang efektif
d. Menerapkan pembangunan berkelanjutan
e. Menghapus kendala pertumbuhan

Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata saat ini telah menjadi salah satu industri terbesar
dan terkuat di dunia, dan pariwisata merupakan penyumbang terbesar dalam pemasokan pendapatan
terutama dalam hal perekonomian masyarakat dan negara. Kegiatan pariwisata sudah menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat mulai dari masyarakat yang ada di kota sampai pada masyarakat yang ada
di.

Pada masyarakat, terutama yang peduli akan kemajuan ekonomi di desanya atau yang ingin
meningkatkan perekonomian di keluarganya ataupun perekonomian pada dirinya sendiri mulai
menyadari akan pentingnya peranan dari pariwisata untuk mendongkrak peningkatan pendapatan
ekonomi mereka. Kegiatan pariwisata ini dilakukan oleh masyarakat tersebut untuk mendorong
kemajuan perekonomian masyarakat setempat dan tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan
perekonomian dalam suatu negara juga ikut berpengaruh karena kemajuan perekonomian dari masing-
masing daerahnya dan beban yang ditanggung oleh negara pun ikut berkurang karena masing-masing
dari daerahnya ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan ekonomi daerah mereka. Hal ini
membuktikan bahwa peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi dari suatu masyarakat ataupun
dari suatu negara sangatlah besar.

Tetapi pariwisata bukan saja menyangkut masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial,
budaya, politik dan seterusnya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari I Gde Pitana yang mengatakan
bahwa, pariwisata adalah suatu sistem yang multikompleks, dengan berbagai aspek yang saling terkait
dan saling mempengaruhi antar sesama.

Menurut I Gde Pitana & Putu G Gayatri, pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan, yang
menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan, dan sebagainya, yang
merupakan objek kajian sosiologi. Namun demikian kajian sosiologi belum begitu lama dilakukan
terhadap pariwisata. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang
sebagai kegiatan ekonomi, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun daerah (negara).

5
Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum
diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat
perjalanan baru.

Di dalam Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 4 dijelaskan


bahwa kepariwisataan bertujuan untuk:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi


b. meningkatkan kesejahteraan rakyat
c. menghapus kemiskinan
d. mengatasi pengangguran
e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
f. memajukan kebudayaan
g. mengangkat citra bangsa
h. memupuk rasa cinta tanah air
i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. mempererat persahabatan antar bangsa.

Pada pasal 5 Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa


kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:

a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup
dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan
antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan
b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal
c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas
d. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup
e. memberdayakan masyarakat setempat
f. menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu
kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku
kepentingan
g. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang
pariwisata; dan
h. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan
menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu:

1. Dampak terhadap penerimaan devisa


2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi manfaat / keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

6
Dampak terhadap pembangunan yaitu untuk menarik wisatawan atau untuk meningkatkan minat
wisatawan untuk datang berkunjung ke tempat-tempat pariwisata pemerintah melakukan berbagai
upaya. Salah satu upaya tersebut adalah upaya yang dilakukan di bidang pembangunan yang
berhubungan dengan pariwisata, seperti pembangunan hotel, bandar udara, dan sebagainya. Dengan
melakukan pembangunan tersebut akibatnya adalah negara harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
sehingga biaya yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan lain berkurang untuk melakukan
pembangunan tersebut.

Dampak lainnya dari pariwisata adalah meningkatnya polusi air dan udara, kekurangan air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan alam. Maka dari itu peranan masyarakat setempat untuk terus
meningkatkan daya tarik dari para wisatawan adalah dengan memelihara dan melestarikan alam
lingkungannya.

Salah satu objek pariwisata yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat di
daerah setempat dan bahkan pada pembangunan ekonomi negara adalah pariwisata di daerah Bali.
Dampak industri pariwisata Bali pada bidang ekonomi yaitu pariwisata di daerah Bali telah
menciptakan kesempatan-kesempatan kerja baru, meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan
hidup masyarakat Bali, dan meningkatkan devisa negara. Dampak pada bidang sosial adalah, pariwisata
yang meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang multikultural
telah memberikan pengaruh pada gaya hidup serta norma-norma sosial tertentu masyarakat Bali.

Dampak dari pembangunan pariwisata tersebut telah menimbulkan perubahan pada pola perilaku
masyarakat terhadap pendidikan ke arah yang lebih baik, kehidupan ekonomi yang lebih baik dengan
terciptanya peluang kesempatan pekerjaan baru. Namun ada dampak negatif dari pariwisata tersebut.
Dampak negatifnya adalah munculnya pelacuran dan meningkatnya tindak kriminal di sekitar daerah
objek wisata tersebut. Dampak negatif lainnya dari pariwisata adalah perubahan tata guna lahan.
Misalnya lahan yang semula digunakan untuk pertanian, dialihfungsikan untuk pembangunan hotel dan
sering kali kebutuhan tanah untuk pembangunan sarana dan fasilitas pariwisata mengakibatkan
terjadinya pergusuran penduduk.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dalam Pitana, I Gde & Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Andi : Yogyakarta

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Pradnya Paramita : Jakarta

Karyono, A. Hari.Kepariwisataan.1997. Grasindo : Jakarta

Yoeti, Oka A.2005.Perencanaan Startegis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Pradnya


Paramita:Jakarta

Amaeda, Rafaella.2013. Peranan Pariwisata dalam Bidang Sosial Ekonomi. Diakses dari
https://www.slideshare.net/Rafaellamadea/peranan-pariwisata-dalam-bidang-sosialekonomi-
modul-2. Pada 24 September 2019

Anda mungkin juga menyukai