Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEADILAN DIDALAM MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Teori Hukum

Disusun Oleh :
ANI SURYANI
NIM 14.1003741010241
Nomor ujian

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SEMARANG
2015
1

KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah

Teori

Hukum

yang

berjudul

KEADILAN

DIDALAM

MASYARAKAT.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, Semoga segala yang telah
kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang
lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Keadilan............................................................................3
B. Praktik Keadilan di Indonesia.............................................................6
C. Negara Indonesia adalah Negara Hukum...........................................7
D. Fungsi Hukum ...................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................10
Kesimpulan ...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia, itulah dasar cita cita para pejuang bangsa ini.
Negara yang masyarakatnya sadar akan keberadaan Hukum, menjadikan
Hukum sebagai tameng yang mampu melayani seluruh masyarakat Indonesia
tanpa ada Deskriminasi, pandang ras, jabatan, status dan strata sosialnya.
Di dalam Negara Hukum, kekuasaan negara di batasi oleh Hak Asasi
Manusia sehingga Aparatur Negara tidak bertindak dan berlaku sewenangwenangnya, menyalahgunakan kekuasaan, dan Deskriminatif dalam praktik
penegakkan hukum kepada warga negaranya. Penegak Hukum di negara kita
sendri di kenal sebagai Panca Wangsa, Kehakiman, Kepolisian, dan Advokat.

Tidak hanya para penegak Hukum saja yang memiliki tanggung


jawab untuk penegakkan hukum, tetapi penegakkan hukum juga menjadi
tanggung jawab besar Pemerintahan atau negara itu sendiri, dengan
menyiapkan Peraturan Perundang-undangan yang memiliki makna kuat dalam
berkeadilan, berkepastian hukum dan mampu di peragakan dalam kehidupan
riil masyarakat.
Tetapi dalam praktik penegakkannya kita ketahui masih banyak sekali
catatan-catatan hitam tentang penegakkan hukum di negara kita ini. Masih
lemah dalam menegakkan keadilan. Bentuk bentuk keadilan di Indonesia ini
seperti orang yang kuat pasti hidup sedangkan orang yang lemah pasti akan
tertindas dan jelas inilah yang sedang terjadi dalam praktik penegakan hukum
di Negara Indonesia, peran hukum yang tadinya mempunyai arti yang kuat
ternyata belum bisa diterapkan dengan baik dan sesuai dengan atauran-aturan
hukum yang berlaku di Indonesia. Ironisnya, keadilan di indonesia belum
mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keadilan ?
2. Bagaimana praktik keadilan di Indonesia ?
3. Bagaimana penjelasan dalam UUD 1945, tentang Negara Indonesia adalah
Negara Hukum ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa arab adil yang artinya bersikap dan
berlaku dalam keseimbangan. Keseimbangan meliputi keseimbangan antara
hak dan kewajiban dan keserasian dengan sesama makhluk. Keadilan pada
hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang lain sesuai haknya
atas kewajiban yang telah di lakukan. Yang menjadi hak setiap orang adalah di
akui dan di perlakukan sesuai harkat dan mertabatnya yang sama derajatnya di
mata Tuhan YME. Hak-hak manusia adalah hak-hak yang diperlukan manusia
bagi kelangsungan hidupnya di dalam masyarakat.1
Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya adil artinya
tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud
dari ketidak sewenang-wenangnya dapat berupa keadaan :
a. Sama (seimbang), Nilai yang tidak berbeda
b. Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih
c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak
kurang
d. Patut / layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis dan proporsional
e. Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain
dan sebaliknya
Keadilan itu merupakan suatu perlakuan antara hak dan kewajiban yang
harus dilaksanakan secara bersamaan dan seimbang. Setiap orang ingin
merasakan keadilan yang sama antar sesamanya. Adil dalam melaksanakan
suatu situasi dan kondisi atau masalah jiwa seseorang yang memiliki jiwa
sosial tinggi. Setiap warga Negara Indonesia wajib dan layak menerima atau
memperoleh keadilan yang merata satu dengan yang lain sesuai dengan Hak
Asasi Manusia baik dalam berbagai bidang.
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat di pungkiri karena dalam
kehidupan manusia itu sendiri sering kali dan hampir setiap hari merasakan
1 Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.

keadilan dan ketidakadilan. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan


menimbulkan banyak perbincangan dan menjadi kreativitas tersendiri. Maka
dari itu keadilan sangatlah penting dan untuk kehidupan sehari hari karena
akan menciptakan kesejahteraan untuk semua masyarakat bumi.2
Keadilan tercantum dalam Pancasila dan yang paling utama ada dalam
sila kelima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang memiliki arti dan makna bahwa warga negara Indonesia berhak dan
layak untuk mendapatkan keadilan yang merata dari pihak yang berwenang.
Berikut ini beberapa pendapat pengertian mengenai keadilan :
Menurut W.J.S. Poerdaminto, keadilan berarti tidak berat sebelah,
sepatutunya, tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil
termasuk di dalamnya tidak terdapat kesewenang wenangan. Orang
yang bertindak sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti
(sifat perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau
perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain
sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.
Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik
menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang
dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.
Mengenai makna keadilan, Aristoteles membedakan dua macam keadilan, yaitu
:
a. Keadilan Komulatif,
Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif
adalah suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa
mempedulikan jasa masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada
transaksi (sunallagamata) baik yang sukarela atau tidak. Keadilan ini
terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya dalam perjanjian tukarmenukar.
2 Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001)

b. Keadilan distributive.
Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif
adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang
didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masingmasing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara
masyarakat dengan perorangan.
Sedangkan Plato, guru Aristoteles, menyebutkan ada tiga macam, yaitu
a. Keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap
orang sama banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang
telah diberikan (dari kata commute = mengganti, menukarkan,
memindahkan).
b. Keadilan distributive adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah
kepada setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan
(pembagian menurut haknya masing-masing pihak). Di sini keadilan
tidak menuntut pembagian yang sama bagi setiap orang, tetapi
pembagian yang sama berdasarkan perbandingan.
c. Keadilan legal atau keadilan moral adalah keadilan yang mengikuti
penyesuaian atau pemberian tempat seseorang dalam masyarakat
sesuai dengan kemampuannya dan yang dianggap sesuai dengan
kemampuan yang bersangkutan.
Keadilan merupakan hal penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Charles E. Merriam dalam Miriam Boedihardjo (1982) meletakkan
keadilan ini sebagai salah satu prinsip dalam tujuan suatu Negara, yaitu
keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum, dan
kebebasan.Adalah menjadi tugas pengelenggara Negara untuk menciptakan
keadilan. Tujuan bernegara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui baik dalam pembukaan
UUD 1945 maka Negara yang hendak didirikan adalah Negara Indonesia yang
adil dan bertujuan menciptakan keadilan social.
B. Praktik Keadilan di Indonesia
Dalam sila kelima pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia kalimat ini sangatlah jelas bahwa seluruh rakyat Indonesia

berhak mendapatkan keadilan tanpa ada diskriminasi dari pihak manapun.


Semua layak untuk medapatkan keadilan yang merata, hal ini sangat berkaitan
dengan Hak Asasi Manusia ( HAM ). Hak Asasi Manusia di anggap sebagai
hak dasar yang sangat penting dan layak untuk dilindungi dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.3
Oleh karena itu, wajib diberlakukan sanksi bagi siapa saja yang sudah
melanggar Hak Asasi Manusia dan dalam mewujudkan ini peran hukum
sangatlah paling di butuhkan.Hukum adalah aturan yang harus di taati yang
bersifat memaksa dan apabila melakukan kesalahan atau pelanggaran akan
dikenakan sanksi tegas. Hukum itu sendiri bertujuan memberikan keadilan
kepada setiap umat manusia. Semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang
sama.
Namun dalam praktiknya hal ini sudah tidak lagi di junjung tinggi lagi.
Hukum di indonesia di nilai belum mampu memberikan apa yang di inginkan
oleh masyarakat, hukum di indonesia belum mampu menciptakan keadilan bagi
masyarakat lemah. Ironisnya malah ini terjadi kebalikannya, hukum kini
menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak dan bersikap semenamena. Saat ini hukum di indonesia hanya berpihak kepada mereka yang kaya,
mareka yang berkuasa, dan mereka yang memiliki jabatan tinggi.
Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai tuntutan negara
hukum, sudah tercermin di dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum,
tapi ironisnya sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih
bertengger orang-orang yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus
sinar terang.
Dan Kenyataan dewasa ini di Indonesia belum ada persatuan ke arah
perjuangan menegakkan keadilan. Kesadaran untuk perjuangan bersama sangat
tipis, semua mengarah kepada kepentingan golongan dalam menegakkan
keadilan/HAM. Rasa keadilan masyarakat tercabik lantaran, di sisi lain,
3 Selasata, 2011. Implementasi Sila Ke-5 dalam peraturan Perundangan Indonesia.
Semarang: Universitas Diponegoro.

penegak hukum seolah tak berdaya menghadapi penjabat atau orang kaya. Kita
juga menyaksikan adanya upaya memperjuangkan hak yang menuntut keadilan
dari pihak-pihak yang merasa diperlakukan tidak adil.
Tatkala praktek ketidakadilan sudah menjadi wabah, maka akan
berdampak buruk dalam banyak hal, bukan hanya penderitaan atau kemiskinan
yang nampak, namun juga menyebabkan kejahatan yang makin merajarela, dan
kehidupan sosial yang semakin gobrok. Yang kaya semakin kaya dengan cara
menindas yang miskin, yang kuat atau berkuasa menindas yang lemah, yang
benar dikalahkan oleh yang jahat dan lain sebagainya.4

C. Negara Indonesia adalah Negara Hukum


Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara
Hukum; Negara Hukum yang bersumber pada Pancasila dan bukan berdasar
atas kekuasaan. Sifat Negara Hukum hanya dapat ditunjukan jika alat-alat
perlengkapayabartindak menurutdan terikat kepada aturan-aturan yang
ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasakan untuk
mengadakan aturan-aturan itu.5
Ciri-ciri bagi suatu Negara Hukum adalah:

Pengakuan dan perlindungan hak-hak Azasi yang mengandung


peersamaan dalam bidang politik, hukum, sosial ekonomi dan
kebudayaan;

Peradilan yang bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan ataukekuatan


lain dan tidak memihak;

4 Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan Perdata di
Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.

5 Undang-undang Dasar 1945 tentang Negara Hukum

Legalitas dalam arti hukum dalam bentuknya.


Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa

Indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaanya.


Ketentuan ini menunjukan bahwa di negara Indonesia dijamin adanya
perlindungan hak-hak azasi manusia berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum,
dan bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasan. Adalah menjadi
kewajiban bagi setiap Penyelenggara Negara untuk menegakan keadilan dan
kebenaran berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan pedoman
peratura-peraturan pelaksanaan. Disamping itu sifaat hukum berakar pada
kepribadian Bangsa dan bagi Indonesia sebagai negara hukumyang
berdasarkan pada Pancasila, hukum mempunyai sifat pengayoman agar citacita luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara.6
Namun demikian untuk menegakan hukum demi keadilan dan kebenaran,
perlu adanya badan-badan kehakiman yang kokoh-kuat yang tidak tidak
mudah dipengaruhi oleh Lembaga-lembaga lainya. Pemimpin eksekutif
(Presiden) wajib berkerjasama dengan badan-badan Kehakiman untuk
minjamin pennyelenggaraan pemerintahan yang sehat.

D. Fungsi Hukum
Beberapa fungsi hukum :
1. Sebagai alat pengatur tata tetib hubungan masyarakat
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin
3. Sebagai sarana penggerak pembangunan
6 Darji Darmodiharjo, Shidarta. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995).

4. Sebagai fungsi kritis


Banyak yang berpendapat tentang hukum itu sendiri,yang paling jelas
hukum dibuat untuk mewujudkan suatu negara lebih baik dari negara lain dan
menertibkan negara itu sendiri. Bila hukum itu tidak dilaksanakan dengan
baik,akan membuat suatu negara tidak seimbang truktur pemerintahannya.
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan
atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa negara,
termasuk didalamnya Pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang lain
dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun, harus dilandasi oleh hukum
atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Tekanan pada hukum
(recht) disini dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan (macht). Prinsip dari
sistem ini di samping akan tampak dalam rumusan pasal-pasalnya, jelas
sejalan dan merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkadang
dalam Pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan oleh cita-cita hukum
(rechtsidee) yang dijiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum dasar yang
tidak tertulis.7
Sesuai dengan semangat dan ketegasan Pembukaan UUD 1945, jelas
bahwa negara hukum yang dimaksud yang berarti negara hanya sebagai polisi
lalu-lintas atau penjaga malam, yang menjaga jangan sampai terjadi
pelanggaran dan menindak para pelanggar hukum. Pengertian negara hukum
menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum adalam arti luas,
yaitu negara hukum dalam arti material. Negara bukan saja melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia, tetapi
juga harus memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidpn
bangsa.
Dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti material itu,
setiap tindakan negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan ataupun
7 Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010).

10

landasan hukumny (rechtmatigheid). Harus selalu diusahakan agar setiap


tindakan negara (pemerintah) itu selalu memenuhi kedua kepentingan atau
landasan tersebut. Adalah suatu seni tersendiri untuk mengambil keputusan
yang tepat apabila ada pertentangan kepentingan atau salah satu kepentingan
atau landasan itu tidak terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya adil artinya
tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud dari
ketidak sewenang-wenangnya dapat berupa keadaan :
a.
b.
c.
d.
e.

Sama (seimbang), Nilai yang tidak berbeda


Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih
Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak kurang
Patut / layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis dan proporsional
Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain dan
sebaliknya

Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai tuntutan negara hukum,


sudah tercermin di dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat
ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum, tapi ironisnya
sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih bertengger orang-orang
yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus sinar terang.
Untuk membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan
pengamalan

dalam

keseharian warga

negara

Indonesia,

maka

sudah

seharusnya pemerintahan otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak


bangsa kita dengan suatu dokrin nilai nilai sosial dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata- nyata sangat plural
ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat
yang tak bermoral, tak terkendali tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah
kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.

11

12

DAFTAR PUSTAKA
Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.
Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2001)
Selasata, 2011. Implementasi Sila Ke-5 dalam peraturan Perundangan Indonesia.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan
Perdata di Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.
Undang-undang Dasar 1945 tentang Negara Hukum
Darji Darmodiharjo, Shidarta. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995).
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010).

Anda mungkin juga menyukai