Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HUKUM LINGKUNGAN

“MANUSIA SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR YANG MENENTUKAN


LINGKUNGAN HIDUP”

DISUSUN OLEH :
FILEA MARIA MUMU (20602099)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MANAD
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah “manusia sebagai salah satu faktor yang
menentukan lingkungan hidup” disusun guna memenuhi tugas oleh dosen. Selain itu, saya
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh atas bimbingan dan motivasi.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni saya.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................................
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................................................
1.3. Tujuan .............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Lingkungan Dan Permasalahannya
2.2. Permasalahan Dalam Pengolahan Sampah
2.3. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengelolahan Sampah
2.4. Pembangunan Kota Yang Berkelanjutan

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 3.1


KESIMPULAN ............................................................................................................. 3.2
SARAN ...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan
makhluk di sekitarnya sehingga masalah pencemaran lingkungan ini menjadi salah satu hal
yang paling krusial. Banyak pencemaran yang marak dalam kehidupan sehari-hari yang kita
temui seperti pencemaran udara, air, tanah. Semua dari pencemaran tersebut terjadi karena
beberapa faktor. Faktor penyebab dari pencemaran itu sendiri sangatlah banyak salah satunya
merupakan dari proses alam, manusia, dan faktor lainnya. Saat ini maraknya pencemaran
yang sekarang sudah mulai sulit dikendalikan utamanya setelah adanya revolusi
perindustrian.
Akibatnya banyak sekali pabrik yang dibangun dan menyebabkan berbagai macam
pencemaran atau polusi. Satu hal ini tidak terlepas dari kegiatan industri yang melibatkan
penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya terutama limbah industri jika terlepas ke
lingkungan tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut sehingga bahan-bahan tersebut dapat
diurai oleh mikroorganisme di lingkungan pembuangnya. Terlebih akhir-akhir ini, di saat
zaman mulai modern, industri dimana-mana dan mesinmesin canggih meraja lela.
Pencemaran akrab di telinga kita, terlebih kita tinggal di Indonesia. Pencemaran sendiri yang
diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air maupun ke dalam udara oleh kegiatan manusia dan juga proses alam,
sehingga kualitas air atau udara tersebut menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan pembentukannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka mengindetifikasikan mengenai:
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban pencemaran limbah di Indonesia ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup?
2. Apakah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup telah efektif dalam memberi perlindungan terhadap hakkorban
pencemaran limbah di Indonesia?
3. Solusi apakah yang dapat dilakukan oleh pemerintah terhadap korban pencemaran limbah
di Indonesia ?
C. Tujuan
1.. Untuk melindungi korban pencemaran limbah di tinjau dari UndangUndang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Untuk menganalisa efektifitas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap korban pencemaran limbah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Lingkungan Dan Permasalahannya


Lingkungan hidup adalah kondisi alam dan seisinya yang saling mempengaruhi 100.
Pengertian ini memiliki konteks yang lebih luas yaitu termasuk ruang angkasa. Istilah
lingkungan hidup berasal dari bahasa inggris dengan sebutan Environment and Human
Environment atau pengunaan dalam pembuatan peraturan disebut lingkungan hidup atau
lingkungan hidup manusia. UU PPLH No. 32/2009, mendefiniskan lingkungan hidup sebagai
ruang dengan se isinya termasuk, benda, daya, keadaan dan makluk hidup seperti manusia
dan perilakunya yang saling mempengaruhi. Menurut UU PPLH No. 32/2009, berbunyi 101:
“lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.” Definisi
lingkungan menurut para ahli berdasarkan latar belakang keilmuan yang dimilikinya.
Menurut Emil Salim: Lingkungan hidup sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
berada dalam suatu ruang dan mempengaruhi kehidupan termasuk manusia. Definisi ini
mengandung arti luas. Jika disederhanakan dengan batasan dan faktor yang bisa dijankgau
manusia maka faktor tersebut diantaranya alam, politik, ekonomi, keadaan sosial.
Sedangkan menurut Otto Soemarwoto ; Lingkungan hidup ialah jumlah semua benda kondisi
yang berada dalam suatu dan saling mempengaruhi. Secara teoritis ruang tidat dibatasi oleh
jumlah. Seperti terdapat matahari dan bintang103 . Serta menurut Munadjat Danusaputro:
Lingkungan hidup ialah semua benda dan kondisi temasuk manusia dan tingkah laku didalam
suatu ruang, dan mempengaruhi kelangsungan makluk hidup dan kesejahteraan manusia104 .
Pembaharuan hukum lingkungan pada dasarnya dapat menerapkan pemikiran kepada tiap-
tiap elemen masyarakat untuk menentukan sebuah kebijakan (policy) berupa arah
pembangunan lingkungan hidup dan pemahaman tentang kota berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Menyangkut kajian konsep sosial, kebijakan bahkan hukum, tidak bisa
dilepaskan dari tatanan sosial (order) yang melatar belakanginya. Sebuah konsep kebijakan,
bahkan hukum bisa saja menjadi tidak relevan ketika berada pada posisi tatanan sosial yang
sudah berubah arah. Pergeseran sistem penyelenggaraan kepemerintahan dari model
sentralistik menuju desentralisasi sekarang ini merupakan bagian dari perubahan tatanan
sosial yang juga turut mempengaruhi implementasi konsep pembangunan kota yang
berkelanjutan di Indonesia.
2.2. Permasalahan Dalam Pengolahan Sampah
Sampah adalah sebuah istliah yang sering digunakan untuk menunjukkan benda padat yang
tidak terpakai lagi. Sampah padat merupakan sisa bahan yang ditimbulkan dari kegiatan
manusia atau makluk hidup lain yang secara sengaja dapat dibuang karena tidak dibutuhkan.
Sementara sampah perkotaan merupakan sampah yang berasal dari kota akibat dari aktivitas
dan kebutuhan masyarakat kota109. Sampah juga sering disebut sebagai sisa-sisa material
yang telah melalui suatu proses pemisahan untuk mengambil bagian tertentu yang dibutuhkan
sementara bagian lain yang tidak bermafaat secara ekonomis disebut sampah. Menurut
Persampahan no.18/2008 mendefinisikan sampah sebagai bahan yang tidak diperlukan atau
sisa dari keperluan sehari-hari dan atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan
penjelasan tersebut, sampah mempunyai status yang jelas yaitu sesuatu yang tidak diinginkan
lagi sehingga sampah dikategorikan dalam Suatu benda, bentuk padat, Ada dan tidaknya
dengan aktivitas manusia, Benda padat yang harus dibuang atau disingkirkan, Dibuang bisa
diterima atau tidak diterima oleh orang lain. Permasalahan sampah telah menjadi isu global
karena terjadi di berbagai tempat dengan menimbulkan dampak yang cukup bervariasi. Salah
satu persoalan sampah yang cukup fenomenal yaitu menyangkut pencemaran baik
pencemaran tanah, udara dan air.110 Pencemaran itu terjadi akibat dari perbuatan manusia
yang tidak terukur dan cenderung mengabaikan dampak negatifnya.

2.3. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengelolahan Sampah


Menurut Nishimoto 1997 menyebutkan bahwa kebijakan strategi pengelolaan sampah
ditetapkan oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan kebijakan nasional. Kebijakan
tersebut ditetapkan berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria sesuai ketentuan
nasional. Ketentuan ini berlaku umum dan diikuti dengan pembinaan, pengawasan kinerja
bagi pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan sampah. Apabila regulasi tersebut disahkan
menjadi peraturan daerah maka akan menjadi payung hukum yang sah dan berlaku
umum114. Dalam pembentukan peraturan daerah terkait dengan pengelolaan sampah, ada
beberapa point penting yang harus diperhatikan antara lain, peraturan umum ketentuan
kebersihan, perda tentang bentuk institusi formal pengelolaan kebersihan, dan perda yang
khusus menentukan struktur tarif dan dasar pengelolaan kebersihan

2.4. Pembangunan Kota Yang Berkelanjutan


Rencana pembangunan nasional merupakan kesatuan dari upaya yang berkesinambungan
meliputi semua aspek kehidupan lapisan masyarakat, bangsa dan Negara untuk mewujudkan
tujuan nasional dalam kitab undang – undang dasar RI tahun 1945. Rangkaian dari rencana
pembangunan nasional tersebut mengindikasikan pembangunan berkesinambungan tanpa
henti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekarang dan masa depan. Pembangunan
di daerah pada era reformasi mengalami perubahan terutama dari aspek pembagian
kewenangan. Amanat undang – undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
pasal 14 ayat (2), urusan wajib bagi pemerintahan daerah untuk kabupaten /kota merupakan
urusan yang berskala daerah Kabupaten/Kota yaitu menyangkut perencanaan, pemanfaatan
dan pengawasan penataan ruang. Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah yaitu
otonomi daerah di sektor perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang117 .
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manusia adalah salah satu komponen lingkungan hidup yang memiliki ciri yang sangat
berbeda dengan komponen-komponen lingkungan lainnya. Perbedaan yang hakiki dengan
makhluk lainnya ialah manusia memiliki akal atau kecerdikan. Yang menyebabkan manusia
melakukan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup selain disebabkan karena penegakan
hukumnya yang lemah juga disebabkan karena pola pikir manusia yang keliru memandang
alam dan keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta. Serta perilaku manusia yang
tidak bertanggung jawab, tidak peduli pada orang lain serta kebutuhan hidup yang tinggi
mendorong manusia bersifat serakah dengan tujuan memperkaya diri sendiri. Sanksi
administratif sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor : 32
Tahun 2009 ayat (1) "Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanki administratif
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan. Ayat (2) "sanksi administratif terdiri dari : a. teguran
tertulis, b. paksaan pemerintah, c. pembekuan izin lingkungan, atau d. pencabutan izin
lingkungan. Penegakan hukum melalui sanksi administratif dalam memelihara lingkungan
pertama berada ditangan para pejabat administrasi, karena merekalah yang mengeluarkan izin
dan dengan sendirinya mereka yang terlebih dahulu mengetahui. Sehubungan dengan hal ini,
maka penegakan sanksi administratif merupakan garda terdepan dalan penegakan hukum
lingkungan (primum remedium). Jika sanksi administratif dinilai tidak efektif, berulan
dipergunakan sarana sanksi pidana sebagai senjata pamungkas (ultimum remedium).

Saran
Adapun saran dari saya yaitu marilah kita bersama menjaga kelestarian lingkungan dengan
menjaga kebersihan selalu, dan ikut berpartisipasi dalam segala hal yang bisa membantu
pelestarian alam kita. marilah mulai dari diri kita untuk memiliki kesadaran akan hal sekitar
yang bisa membantu mencegah kerusakan dan pencemaran alam.

Anda mungkin juga menyukai