Anda di halaman 1dari 30

PENYELESAIAN SENGKETA SERTA PENENTANGAN

MASYARAKAT TERKAIT KASUS PENCEMARAN


LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT LIMBAH PABRIK
PENYAMAKAN KULIT

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Hukum Lingkungan Kelas I
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rachmad Safa’At, SH., M.Si.

Disusun oleh :
Najwa Putri Islamay
31/ 205010101111094

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2022
Abstrak
Makalah yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Serta Penentangan
Masyarakat Terkait Kasus Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Limbah
Pabrik Penyamakan Kulit” bertujuan untuk mengetahui pelanggaran apa
yang dilakukan oleh PT. Usaha Loka dan PT. Kasin selama menjalankan
aktivitas perusahaan, reaksi masyarakat Ciptomulyo dalam menunjukkan
penentangan terkait pembuangan limbah penyamakan kulit, serta
penyelesaian sengketa lingkungan hidup antara PT. Usaha Loka dan PT.
Kasin dengan masyarakat Ciptomulyo. Sejatinya bunyi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
hidup berbunyi bahwa “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”. Dan pencemaran lingkungan
ini telah diatur didalam Undang-Undang. Namun, tidak menutup
kemungkinan pabrik untuk melakukan pencemaran lingkungan hidup. Salah
satunya ialah PT. Usaha Loka dan PT. Kasin. Pembuangan limbah yang
mencemari lingkungan ini telah berlangsung puluhan tahun lamanya. Dari
masyarakat yang semangat untuk protes serta berpartisipasi dalam gerakan
demo atau protes yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri yakni FKPL dan
AMCPL, hingga mereka putus asa pun tidak ada sanksi tegas yang diberikan
pemerintah kepada kedua PT penyamakan kulit tersebut. Walaupun air
limbah telah diuji dua kali oleh BLH, dan positif terbukti menyebabkan
pencemaran, penyelesaian sengketa yang terjadi hanyalah dengan negosiasi
dan mediasi, serta hanya sekali diberi surat teguran oleh BLH. Sengketa ini
tidak dibawa ke pengadilan dikarenakan adanya tekanan moral serta empati
yang diberikan PT terhadap masyarakat yang bekerka di PT. Usaha Loka
dan PT. Kasin. Sehingga masyarakat Ciptomulyo hanya bisa berusaha
melupakan serta membiarkan tercemarnya sungai badek tersebut selama
puluhan tahun lamanya.
Kata kunci : Sengketa, Pencemaran, Limbah, Penyamakan

Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri lagi, kinerja industri nasional yang semakin agresif

dipaparkan dalam siaran pers Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.

Keagresifan tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan produksi yang positif pada

kuartal III tahun 2017. Menteri Perindustrian Republik Indonesia menegaskan jika

pihaknya akan terus menggenjot kinerja industri yang pertumbuhannya cukup


tinggi di atas pertumbuhan ekonomi nasional tersebut. Pasalnya, sektor-sektor ini

tergolong manufaktur yang padat karya berorientasi ekspor. 1

Indonesia sudah menjadi basis industri manufaktur terbesar se-ASEAN

dengan kontribusi mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional.

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia saat ini mampu menggeser

peran commodity based menjadi manufacture based. Pemerintah berupaya untuk

melakukan transformasi perekonomian agar lebih fokus pada proses perkembangan

industri non migas. Ada beberapa nama sektor yang tercatat dalam Kementerian

Perindustrian yang memiliki presentase diatas PDB secara nasional, salah satunya

ialah industri tekstil dan pakaian sebesar 7,53 %. 2

Kinerja industri nasional yang semakin berkembang ini membawa pengaruh

positif bagi masyarakat Indonesia. Dunia perindustrian membutuhkan pilar-pilar

pendukung untuk menjalankannya, yaitu membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas untuk dapat menjalankan suatu roda perekonomian tersebut. Menurut

pernyataan dari Komisi Dunia untuk lingkungan dan pembangunan WCED (World

Commission on Environment and Development), bahwa industri menepati posisi

sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang

tidak tergantikan bagi negara-negara berkembang.

1
Kemenprin. (2017). Kemenperin: Tumbuh 5,5 Persen, Produksi Industri Nasional Semakin
Agresif. https://www.kemenperin.go.id/artikel/18355/Tumbuh-5,5-Persen,-Produksi-Industri-
Nasional-Semakin-Agresif
2
BKPM. (2017). Industri Manufaktur di Indonesia Sebagai Basis Produksi di ASEAN. BKPM.
https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/perkembangan-industri-manufaktur-
di-indonesia
Sektor industri ini juga membawa pengaruh positif bagi masyarakat yang

sedang memburu lapangan pekerjaan, dikarenakan industri ini dianggap dapat

membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sehingga mampu befungsi sebagai

pendorong pembangunan nasional dan dapat mengurangi tingkat pengangguran

dari setiap bangsa. Serta dampak positif lain yang dapat diperoleh dari industri

antara lain, mengurangi devisa luar negeri, menghasilkan aneka barang yang

dibutuhkan oleh masyarakat, mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri

serta dapat merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang

industri.3

Namun karena tidak ada yang sempurna dalam dunia ini, sama halnya

dengan keberadaan industri di Ibu Pertiwi ini yang juga dapat menjadi ancaman

bagi lingkungan hidup di sekitar kita. Karena dari aktivitas industri akan

menghasilkan beberapa masalah polutan dan pencemaran, seperti halnya indsutri

atau pabrik yang bergerak dalam bidang jasa penyamakan kulit di daerah

Ciptamulyo Sukun Kota Malang. Sisa hasil penyamakan kulit dari PT. Usaha Loka

dan PT. Kasin yang tidak terolah dengan sempurna yang selanjutnya dalam Pasal

1 angka 20 UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup disebut sebagai limbah, dapat menyebabkan berbagai masalah

lingkungan yang serius dan tidak dapat disepelekan. 4

3
Pradana, B. (2015). Penegakan Hukum Lingkungan Oleh Pemerintah Daerah Kota Malang Terkait
Kasus Tercemarnya Lingkungan Akibat Kegiatan Pabrik Penyamakan Kulit. Universitas
Muhammadiyah Malang.
4
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009
Pokok permasalahan yang terjadi disini berdasarkan fakta lapangan yang

ada ialah, pembuangan limbah dari kedua PT penyamakan kulit ini membuahkan

banyak dampak negatif bagi masyarakat daerah Ciptomulyo Sukun Kota Malang.

Pembuangan limbah yang mencemari sungai serta selokan yang melintasi kawasan

pemukiman warga menimbulkan keresahan yang mendalam bagi masyarakat

Ciptomulyo untuk waktu yang lama. Bau busuk limbah tercium dari sungai ini

selama puluhan tahun lamanya. Hingga anak sungai Brantas ini dijuluki sungai

Badek atau dalam Bahasa Indonesia dijuluki sebagai sungai bau. Sebelum PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin berdiri disitu, sungai ini masih sangat asri, namun sejak

dibangunnya kedua PT tersebut selama kurang lebih 34 tahun lamanya, sungai serta

selokan berubah warna menjadi abu-abu dan berbusa sehingga menimbulkan bau

atau udara yang tidak baik bagi kesehatan masyarakat sekitar.

Menurut pengakuan masyarakat setempat, dari pencemaran yang

ditimbulkan oleh PT. Usaha Loka dan PT. Kasin membuat sejumlah warga terkena

penyakit pernafasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), akibat

menghirup bau busuk dari kali badek. Tidak hanya itu, masyarakat juga kesulitan

mendapat air minum karena sekitar 70 persen diantara mereka menggunakan air

sumur dan air sumur sebagian masyarakat disana sudah tidak layak konsumsi

karena sudah berbau mirip dengan bau di kali badek dan berwarna kuning. 5

Hal tersebutlah yang membuat Badan Lingkungan Hidup menguji air

limbah dari sungai badek. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Malang

5
Tempo.co. (2014). Dua Pabrik Kulit di Malang Mencemari Lingkungan—Nasional Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/557131/dua-pabrik-kulit-di-malang-mencemari-
lingkungan/full&view=ok
menyatakan bahwa hasil dari uji laboratorium pengecekan air kedua limbah PT itu

positif mencemari sungai badek, hal ini sungguh membuat lingkungan sekitar

Malang khususnya sungai-sungai yang menjadi urat nadi satu kota menjadi

tercemar. Meskipun kedua PT tersebut terbukti mencemari atau merusak

lingkungan, namun pada kenyataannya Badan Lingkungan Hidup tidak menindak

secara tegas kedua PT penyamakan kulit tersebut, seperti menghentikan izin operasi

ataupun pabrik. Dengan alasan kedua perusahaan tersebut akan dibina serta

perusahaan pencemar lingkungan itu akan didampingi oleh tenaga ahli untuk

mengolah limbah.

Model penyelesaian sengketa antara PT. Usaha Loka dan PT. Kasin dengan

masyarakat Ciptomulyo sejak tahun 1980 hanya ditempuh dengan jalur mediasi dan

difasilitasi oleh pihak ketiga. Masyarakat sudah berulang kali mencoba melaporkan

pencemaran tersebut ke Pemerintah Kota Malang dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Malang. Namun laporan tersebut tidak digubris. Ketidaksanggupan

masyarakat untuk membawa perkara tersebut kedalam jalur pengadilan karena

tekanan moral serta empati yang diberikan perusahaan terhadap masyarakat dengan

ancaman ekonomi warga Ciptomulyo yang berkerja di PT. Usaha Loka dan PT.

Kasin.

Meskipun telah dilakukan mediasi dan difasilitasi oleh pihak ketiga,

pencemaran lingkungan ini tidak kunjung berhenti, sehingga membuat masyarakat

sekitar geram. Hal inilah yang membuat masyarakat membuat gerakan protes

kepada pemerintah serta kedua PT yang seakan membiarkan saja urusan

pencemaran lingkungan ini terjadi. Gerakan protes ini dilakukan dua kali oleh ketua
yang berbeda pula, namun tetap saja selama gerakan ini terbentuk belum ada hal-

hal signifikan seperti adanya perubahan atau adanya aturan yang di hasilkan agar

perusahaan lebih memperhatikan IPAL yang dimiliki.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait

pencemaran sungai akibat dari penyamakan kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin

yang akan dituangkan dalam bentuk karya tulis dengan isu penyelesaian sengketa

lingkungan di luar pengadilan (advokasi). Adapun judul yang di ambil penulis

yaitu: “PENYELESAIAN SENGKETA SERTA PENENTANGAN

MASYARAKAT TERKAIT KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN

HIDUP AKIBAT LIMBAH PABRIK PENYAMAKAN KULIT”.

Permasalahan

1. Apa saja yang telah dilanggar oleh PT. Usaha Loka dan PT. Kasin selama

menjalankan aktivitas perusahaan?

2. Bagaimana reaksi masyarakat Ciptomulyo dalam menunjukkan

penentangan terkait pembuangan limbah pabrik kulit PT. Usaha Loka dan

PT. Kasin yang mencemari sungai badek?

3. Bagaimanakah penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang terjadi antara

pabrik kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin dengan masyarakat

Ciptomulyo?

Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang ingin

dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa apa saja yang telah dilanggar oleh PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin selama menjalankan aktivitas perusahaan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa reaksi masyarakat Ciptomulyo dalam

menunjukkan penentangan terkait pembuangan limbah pabrik kulit PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin yang mencemari sungai badek.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa penyelesaian sengketa lingkungan

hidup yang terjadi antara pabrik kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin dengan

masyarakat Ciptomulyo.

Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dibidang hukum lingkungan atas

pencemaran lingkungan yang terjadi akibat limbah penyamakan kulit.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan referensi bagi

penelitian sejenis lainnya dimasa mendatang.

Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang bahaya

pencemaran akibat limbah penyamakan kulit khususnya di Malang.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pemerintah dalam rangka menyelesaikan sengketa lingkungan hidup yang

sedang terjadi.
Metode Penelitian

Karya tulis ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang

dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis jenis data sekunder yakni bahan

hukum primer terkait Peraturan perundang-undangan no 32 tahun 2009 tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta menelaah asas hukum,

kaidah hukum dan peraturan hukum lain yang konkrit dengan mendasarkan pada

bahan-bahan kepustakaan atau data sekunder. Pendekatan ini digunakan untuk

mengetahui bagaimanakah kaitan hukum positif dengan melihat realita yang

menjadi pokok dari permasalahan dalam penulisan makalah ini.

Kajian Pustaka

Sengketa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disebut KBBI),

pengertian sengketa adalah 1) sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat;

pertengkaran; perbantahan. 2) pertikaian; perselisihan. 3) perkara (dalam

pegadilan). 6

Sengketa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Sengketa dapat

terjadi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara

kelompok dengan kelompok, antara perusahaan dengan perusahaan, antara

perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan yang lainnya, dan sebagainya.

Dengan kata lain, sengketa dapat bersifat publik maupun bersifat keperdataan dan

dapat terjadi baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional.

6
KBBI. (n.d.-d). Arti kata sengketa—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved
March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/sengketa
Sengketa adalah suatu situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh

pihak lain, yang kemudian pihak tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada

pihak kedua. Jika situasi menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa

yang dinamakan dengan sengketa. Dalam konteks hukum khususnya hukum

kontrak, yang dimaksud dengan sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara

para pihak karena adanya pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dituangkan

dalam suatu kontrak, baik sebagian maupun keseluruhan. Dengan kata lain telah

terjadi wanprestasi oleh pihak-pihak atau salah satu pihak (Nurnaningsih Amriani,
7
2012: 12). Sedangkan menurut Takdir Rahmadi (2011: 1), bahwa konflik atau

sengketa merupakan situasi dan kondisi di mana orang-orang saling mengalami

perselisihan yang bersifat faktual maupun perselisihan-perselisihan yang ada pada

persepsi mereka saja.

Berdasarkan pengertian sengketa menurut para ahli diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam permasalahan PT. Usaha Loka dan PT. Kasin dengan

masyarakat Ciptomulyo ialah sesuatu yang dapat menyebabkan perselisihan

dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain yang berarti masyarakat

Ciptomulyo yang bersifat faktual dan terpampang nyata.

Penyelesaian sengketa dapat dilakukan secara litigasi dan non litigasi.

Proses penyelesaian sengketa yang dilaksanakan melalui pengadilan atau yang

sering disebut dengan istilah “litigasi”, yaitu suatu penyelesaian sengketa yang

dilaksanakan dengan proses beracara di pengadilan di mana kewenangan untuk

7
eprints.uny. (n.d.). Tinjauan Tentang Sengketa. https://eprints.uny.ac.id/22029/4/4.BAB%20II.pdf
mengatur dan memutuskannya dilaksanakan oleh hakim. Litigasi merupakan proses

penyelesaian sengketa di pengadilan, di mana semua pihak yang bersengketa saling

berhadapan satu sama lain untuk mempertahankan hak-haknya di muka pengadilan.

Hasil akhir dari suatu penyelesaian sengketa melalui litigasi adalah putusan yang

menyatakan win-lose solution (Nurnaningsih Amriani, 2012: 35).

Dalam penyelesaian sengketa melalui non-litigasi, kita telah mengenal

adanya penyelesaian sengketa alternatif atau Alternative Dispute Resolution

(ADR), yang dalam perspektif Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Alternative Dispute Resolution

adalah suatu pranata penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan

kesepakatan para pihak dengan mengesampingkan penyelesaian sengketa secara

litigasi di pengadilan. Dalam permasalahan lingkungan hidup pada makalah ini,

menggunakan proses penyelesaian sengketa melalui non-litigasi, yaitu dengan

mediasi dan negosiasi. 8

Pencemaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disebut KBBI),

pengertian pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari atau

mencemarkan; pengotoran (udara/lingkungan). 9

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No

02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi,

8
Buku Tanya Jawab PERMA No.1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, 2008: 1
9
KBBI. (n.d.-a). Arti kata cemar—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved
March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/cemar
dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan

(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas

air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya. 10 Sedangkan menurut Darmono (1995) pencemaran adalah segala

bentuk perubahan alam dan iklim yang ada di bumi akibat kegiatan manusia yang

tidak dikehendaki oleh alam (lingkungan). Kegiatan ini seperti halnya penebangan

hutan secara ilegal atau membakar hutan untuk lahan pertanian. 11

Dari pendapat ahli diatas mengenai pengertian pencemaran, dapat

disimpulkan bahwa pencemaran merupakan masuk atau dimasukkannya zat oleh

kegiatan manusia yang dalam kasus makalah ini ialah limbah penyamakan kulit,

yang menyebabkan air/udara tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

Pencemaran lingkungan dapat terjadi pada tanah, air, dan udara. Menurut

Suyono (2014) ada 3 jenis polutan yaitu stock pollutant, fund pollutant, dan notable

pollutant. Perbedaan dari 3 jenis polutan ini terletak pada daya serap

lingkungannya.

Limbah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disebut KBBI),

pengertian limbah adalah 1. sisa proses produksi; 2. bahan yang tidak mempunyai

10
Pendidikan, D. (2022). Pencemaran Lingkungan—Pengertian, Penyebab, Macam & Contohnya.
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-pencemaran-lingkungan/
11
Student, I. (2022, February 2). √ 7 Pengertian Pencemaran Lingkungan Menurut Para Ahli dan
Jenisnya. indonesiastudents.com. https://www.indonesiastudents.com/pengertian-pencemaran-
lingkungan-menurut-para-ahli-dan-jenisnya/
nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau

pemakaian; 3. barang rusak atau cacat dalam proses produksi. 12

Menurut Pasal 1 angka 20 UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau

kegiatan. Sedangkan menurut Karmana (2007), definisi limbah ini merupakan sisa

atau sampah dari suatu proses kegiatan atau aktivitas manusia yang bisa menjadi

bahan polutan di suatu lingkungan. 13

Dapat diambil kesimpulan jika limbah merupakan sisa proses produksi yang

dalam makalah ini merupakan sisa proses produksi penyamakan kulit dari PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin.

Limbah memiliki 4 macam, yaitu limbah suara, limbah padat, limbah cair,
14
dan limbah gas. Dalam makalah ini, kedua PT penyamakan kulit menyebabkan

pencemaran lingkungan dengan limbah cair yang dibuang di sungai dan limbah gas

yaitu bau yang menyengat akibat limbah cair tadi.

Penyamakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disebut KBBI),

pengertian penyamakan adalah 1. proses, cara, perbuatan menyamak (kulit pada

12
KBBI. (n.d.-b). Arti kata limbah—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved
March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/limbah
13
Ibeng, P. (2022). √ Pengertian Limbah Menurut Ahli, Jenis, Karakteristik, dan Dampaknya.
https://pendidikan.co.id/pengertian-limbah-menurut-ahli-jenis-karakteristik-dan-dampaknya/
14
mutuinstitute. (2021, April 21). Mengenal Berbagai Jenis Limbah di Lingkungan Berdasarkan
Wujudnya. Mutu Institute. https://mutuinstitute.com/post/jenis-limbah-berdasarkan-wujudnya/
masa lalu masih dikerjakan dengan tangan) 2. tempat (perusahaan) menyamak (ia

bekerja di pabrik – kulit). 15

Penyamakan adalah teknik mengubah kulit segar yang mudah rusak menjadi

kulit samak atau kulit matang yang stabil, tidak mudah rusak oleh pengaruh

biologis, kima dan fisik. Kestabilan dan anyaman melintang dibuat antara rantai

kolagen, menyokong kekuatan dermis dari degradasi, dan tahan terhadap

kelembaban, suhu, dan agen kimia (Sarkar 1995). Beberapa zat kimia dapat

digunakan sebagai bahan penyamak yaitu krom, alumunium, zirconium, tanin,

aldehid, dan lemak (Sarkar, 1995). Bahan ini membantu stabilitas serabut kulit dan

meningkatkan ketahanan fisik dan kimia.16

Dapat ditarik kesimpulan bahwa penyamakan ini adalah teknik mengubah

kulit segar menjadi kulit matang yang stabil, tidak mudah rusak yang pada masa

lalu dikerjakan tangan. Dapat juga diartikan sebagai tempat (perusahaan)

menyamak, yang dimaksud dalam makalah ini adalah PT. Usaha Loka dan PT.

Kasin.

Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah berbagai macam

kulit mentah, kulit setengah jadi (kulit pikel, kulit wetblue, kulit kras) menjadi kulit

jadi. Industri penyamakan kulit dapat dimasukkan dalam industri kimia, karena

90% dari proses penyamakan menyangkut dan/atau mempergunakan bahan-bahan

kimia sehingga usaha ini akan menghasilkan limbah cair yang mengandung

15
KBBI. (n.d.-c). Arti kata penyamak—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved
March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/penyamak
16
repository.uin. (2018). Tinjauan Umum Penyamakan Kulit.
berbagai polutan organik dari bahan baku dan polutan kimia dari bahan pembantu

proses. Di samping itu juga dihasilkan limbah padat dari hasil pembersihan daging,

bulu dan gumpalan lemak. Limbah padat juga banyak mengandung kapur, garam

dan bahan kimia pembantu dalam proses penyamakan (Sulhan, 2017). 17 Dalam

makalah ini, yang menjadi permasalahannya merupakan limbah cair yang

dihasilkan dari penyamakan kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin.

Hasil Pembahasan

Pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Usaha Loka dan PT. Kasin selama

menjalankan aktivitas perusahaan

Kasus pencemaran sungai badek yang terjadi di daerah Ciptamulyo Sukun

Kota Malang, Jawa Timur yang disebabkan oleh aktivitas dari PT. Usaha Loka dan

PT. Kasin yang bergerak dibidang penyamakan kulit, telah menyebabkan dampak

yang serius bagi lingkungan. Pencemaran dari kedua PT tersebut timbul akibat

pembuangan limbah ke sungai dari aktivitas penyamakan kulit yang belum terolah

dengan benar. 18

Kedua PT ini disinyalir melakukan pencemaran lingkungan hidup karena

sesuai dengan bunyi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan hidup yang berbunyi bahwa “Pencemaran

lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

17
eprints.poltekkesjogja. (n.d.). Tinjauan Pustaka Industri Penyemakan Kulit.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2552/2/3%20bab%201%2C%20bab%202%2C%20bab%203%2
0%2B%20dapus.pdf

18
Okezone. (2014, February 24). Dua Pabrik Kulit Diduga Cemari Sungai di Malang: Okezone
News. https://news.okezone.com/. https://news.okezone.com/read/2014/02/24/520/945669/dua-
pabrik-kulit-diduga-cemari-sungai-di-malang
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”. 19


Dari

penjelasan Undang-Undang tersebut, PT. Usaha Loka dan PT. Kasin tidak dapat

disangkal lagi bahwa memang perbuatannya dalam pembuangan limbah

penyamakan kulit merupakan pencemaran lingkungan hidup.

Sejatinya, PT. Usaha Loka dan PT. Kasin telah mendapatkan teguran dari

Badan Lingkungan Hidup Kota Malang, Jawa Timur melalui surat teguran yang

isinya meminta pabrik untuk memaksimalkan pengolahan air limbah sebelum

dibuang ke sungai. Yang harapannya kedua PT ini segera memperbaiki pengelolaan

limbahnya supaya dapat menghentikan pencemaran anak sungai brantas ini.

Teguran ini pada awalnya direspon baik oleh perusahaan, yaitu keduanya

memperbaiki alat pengelolaan air limbah dan/atau alat penampungan limbah

dan/atau selang penyalur air limbah dalam sungai masyarakat, namun hal ini hanya

bertahan hitungan tahun sebelum terjadi pencemaran kembali di sungai badek.20

Kewajiban orang yang melakukan usaha sendiri diatur dalam Pasal 68 huruf

b dan c UUPPLH. Dalam Pasal tersebut dijelaskan bahwa:

Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:

a. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan

b. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria

baku kerusakan lingkungan hidup.

19
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009

20
Prasetyo, D. A. (2015). Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pabrik Kulit PT. Usaha
Loka. Universitas Brawijaya.
Pengaturan hukum mengenai larangan untuk melakukan pencemaran

lingkungan sendiri juga dapat ditemukan dalam Pasal 69 ayat 1 huruf a UUPPLH,

yang berbunyi:

Setiap orang dilarang:

a. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup.21

PT. Usaha Loka dan PT. Kasin telah terbukti melakukan pelanggaran sesuai

dengan Pasal 68 huruf b dan c, serta Pasal 69 ayat 1 huruf a. Dengan adanya hasil

uji laboratorium yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Malang

sebanyak dua kali, dan hasilnya terbukti bahwa pencemaran yang terjadi di sungai

badek ini positif akibat pembuangan limbah penyamakan kulit yang melebihi baku

mutu lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup sendiri juga telah dijelaskan

dalam Pasal 1 ayat 13 UUPPLH bahwa

“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,

energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan

hidup”. 22

Meskipun PT. Usaha Loka dan PT. Kasin sempat memperbaiki alat

pengelolaan air limbah dan/atau alat penampungan limbah dan/atau selang penyalur

air limbah dalam sungai masyarakat, namun pada akhirnya kembali seperti semula

21
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009

22
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009
lagi23, dapat dikatakan bahwa kedua PT ini melanggar pula kewajibannya untuk

menjaga keberlangsungan fungsi lingkungan hidup. Karena sungai yang tercemar

disini menjadi tidak asri lagi seperti awal mula sebelum didirikannya kedua PT ini,

dan besar kemungkinan juga jika ekosistem yang ada di sungai tersebut jadi musnah

akibat limbah pembuangan penyamakan minyak oleh PT. Usaha Loka dan PT.

Kasin.

Reaksi masyarakat Ciptomulyo dalam menunjukkan penentangan terkait

pembuangan limbah pabrik kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin yang

mencemari sungai badek

Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat Ciptomulyo untuk

menunjukkan penentangan terkait pembuangan limbah pabrik kulit PT. Usaha Loka

dan PT. Kasin yang mencemari sungai badek, salah satunya dengan membuat

laporan berulang kali ke Pemerintahan Kota Malang dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah. Namun laporan yang diajukan tidak digubris sama sekali oleh

pemerintahan.

Hal ini memicu masyarakat geram oleh sikap pemerintah tersebut. Pada

akhirnya muncullah gerakan masyarakat yang bernama FKPL (Forum Komunikasi

Pecinta Lingkungan) yang dipicu oleh kegeraman masyarakat Ciptomulyo pada

tahun 2001. FKPL ini diketuai oleh Bapak Hariyadi, yang memiliki motto “Jangan

ada dusta di antara kita dan jangan sampai kita masuk angin”, dalam artian jangan

sampai ada anggota kita yang menerima suap oleh pihak perusahaan kulit tersebut

23
Prasetyo, D. A. (2015). Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pabrik Kulit PT. Usaha
Loka. Universitas Brawijaya.
inti munculnya gerakan pertama ini merupakan salah satu bentuk protes masyarakat

kepada pemerintah yang seakan membiarkan saja urusan pencemaran lingkungan

ini terjadi. Sayangnya selama gerakan ini terbentuk belum ada hal-hal signifikan

seperti adanya perubahan atau adanya aturan yang dihasilkan agar perusahaan lebih

memperhatikan IPAL yang, namun pada gerakan pertama masyarakat berhasil

duduk bersama dengan perusahaan yang menghasilkan pembangunan pipa-pipa

guna mengalirkan limbah tanpa langsung ke sungai

Setelah kurang lebih FKPL berjalan 3 bulan, motto “Jangan ada dusta di

antara kita dan jangan sampai kita masuk angin” ini pun dilanggar oleh beberapa

anggota FKPL tersebut. Ketua gerakan FKPL sendiri pun tergoyah akan uang yang

dijanjikan oleh PT dan pada akhirnya melanggar motto yang dibuatnya sendiri.

Kedua PT tersebut melakukan berbagai cara penyuapan terhadap FKPL, karena

dianggap meresahkan aktivitas produksi PT tersebut. Mulai dari diberi uang, anak-

anak mereka di sekolahkan, hingga diangkat menjadi salah satu karyawan

perusahaan tersebut.

Setelah FKPL bubar karena masalah penyuapan tadi, pada awal tahun 2014

dibentuklah lagi gerakan kedua yang berakar pada inisiatif salah satu warga

pendatang. Dari inisiatif Mas Rozi selaku pendatang inilah kasus pencemaran

lingkungan didaerah Kelurahan Ciptomulyo ini sedikit demi sedikit diangkat dan

berharap permasalahan ini terselesaikan dengan baik, dan langsung membentuk

gerakan yang baru atau gerakan yang kedua dengan nama AMCPL (Aliansi

Masyarakat Ciptomulyo Peduli Lingkungan) dan diketuai oleh Abah Imam

“Samba” sendiri, kegiatan pertama yang dilakukan oleh gerakan AMCPL adalah
menemui komisi A dan komisi D mereka akan menyerahkan laporan mengenai

pencemaran limbah di sungai tersebut dengan bantuan Mas Rozi untuk mengangkat

kembali kasus pencemaran lingkungan ini. Hal ini membuahkan hasil, BLH Kota

Malang mengeluarkan surat teguran terhadap dua perusahaan penyamakan kulit

yang diduga mencemari lingkungan.

Meskipun sudah diberi surat teguran serta mendatangkan pengacara dari

LBH yang dimana pada advokasi tersebut dilakukan diskusi antara pihak

perwakilan Masyarakat Kelurahan Ciptomulyo, LBH, dan pemerintah Kota Malang

untuk mencari solusi agar permasalahan ini cepat selesai, namun masih saja

terdapat permasalahan yang dirasakan oleh gerakan AMCPL ini. Masyarakat

Ciptomulyo kebanyakan sudah tidak peduli lagi dan acuh, dikarenakan masyarakat

sekitar merasa kapok dan trauma akibat gerakan pertama yang dahulu sempat

mereka dukung namun pada akhirnya tidak membawa hasil dan malah membawa

petaka.24

Sejatinya, dengan adanya UUPLH Pasal 70 ayat 1 yang berbunyi

“Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk

berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup” dan Pasal

65 ayat 3 “Setap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap

rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak

24
Dharmawan, A. S. (2020). Dinamika Gerakan Sosial dalam Menentang Pembuangan Limbah
Pabrik Kulit. KOMUNITAS: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 11.
file:///C:/Users/USER/Downloads/amrulloh11,+COPY-
EDITED+SITI+DHARMAWAN+NEW%20(3).pdf
terhadap lingkungan hidup”,25 sudah benar tindakan yang dilakukan oleh gerakan

yang dibentuk oleh masyarakat Ciptomulyo untuk mengeluh dan memprotes

dengan membuat laporan kepada Pemerintah Kota Malang atas kegiatan PT. Usaha

Loka dan PT. Kasin. Hal ini menuai fakta bahwa masyarakat Ciptomulyo, bahkan

pendatang disana pun sangat peduli dengan kelangsungan lingkungan hidup. Aksi

protes dan demo yang mereka lancarkan cukup wajar, karena setiap masyarakat

Indonesia berhak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak, seperti pada

penjelasan Pasal 65 ayat 1 UUPPLH “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup

yang baik dan sehat sebagai dari hak asasi manusia”.

Namun faktanya, sampai sekarang pun lingkungan sekitat tempat tinggal

mereka masih tercemar oleh aktivitas PT penyamakan kulit yang menyebabkan

dampak bagi kehidupan masyarakat disana.

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang terjadi antara pabrik kulit PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin dengan masyarakat Ciptomulyo

Permasalahan penncemaran lingkungan yang terjadi di Sukun Kota Malang

akibat limbah penyamakan kulit ini tak kunjung menemukan titik terang. Upaya

yang dilakukan oleh masyarakat Ciptomulyo sejak sebelum tahun 2011 hanyalah

melalui cara-cara mediasi dan negosiasi.26 Namun hal tersebut selalu berakhir pada

jurang yang sama, yaitu sungai yang masih menimbulkan bau menyengat, merusak

barang elektronik, serta mengganggu kesehatan masyarakat Ciptomulyo. Meskipun

25
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009

26
Prasetyo, D. A. (2015). Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pabrik Kulit PT.
Usaha Loka. Universitas Brawijaya.
uji laboratorium telah dilakukan dua kali oleh Badan Lingkungan Hidup Kota

Malang pada sungai badek dan terbukti tercemar oleh limbah penyamakan kulit,

tetap tidak ada sanksi yang diberikan oleh pemerintah dalam menanggulangi kasus

tersebut. Masyarakat yang pada awalnya sangat berpartisipasi dan semangat akan

protes yang dilakukan, menjadi putus asa dan berusaha melupakan serta

membiarkan tercemarnya sungai badek tersebut selama puluhan tahun lamanya.

Sejatinya, masyarakat Ciptomulyo bisa membawa perkara ini ke pengadilan

jika cara-cara advokasi tidak dapat berjalan, namun ketidaksanggupan masyarakat

untuk membawa perkara tersebut kedalam jalur pengadilan dikarenakan tekanan

moral serta empati yang diberikan PT terhadap masyarakat dengan ancaman

ekonomi masyarakat Ciptomulyo yang berkerja di PT. Usaha Loka dan PT. Kasin.27

Seharusnya jika masyarakat Ciptomulyo ingin benar-benar menemukan

titik terang dari permasalahan ini, dapat melakukan mediasi kembali dan mungkin

dapat membuat perjanjian-perjanjian diatas kertas sehingga upaya tersebut dapat

efektif dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat para pihak. Jadi jika ada

pelanggaran kembali, dapat dilakukan gugatan ke jalur pengadilan. Namun hal ini

juga tetap membutuhkan pengawasan sehingga transparan dan diharapkan tidak

membuka trauma masa lalu kepercayaan masyarakat Ciptomulyo terhadap gerakan

protes pertama masyarakat disana.

Selain itu, yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang ialah

menindak tegas PT. Usaha Loka dan PT. Kasin karena sudah terbukti nyata dan

27
Prasetyo, D. A. (2015). Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pabrik Kulit PT.
Usaha Loka. Universitas Brawijaya.
tidak dapat dielakkan jika kedua PT tersebut melakukan pencemaran lingkungan.

Sesuai dengan Pasal 80 ayat 1 UUPLH, Pemerintah Kota Malang dapat melakukan

beberapa pemaksaan yang antara lain:

a. Penghentian sementara kegiatan produksi

b. Pemindahan sarana produksi

c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi

d. Pembongkaran

e. Pembongkaran

f. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkanpelanggaran

g. Penghentian sementara seluruh kegiatan atau

h. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan

memulihkan fungsi lingkungan hidup28

Dengan didukung fakta-fakta yang ada, Pemerintah Kota Malang

seharusnya menindak PT. Usaha Loka dan PT. Kasin secara tegas sesuai dengan

ketentuan pasal diatas demi kepentingan bersama.

Jika Pemerintah Kota Malang menjatuhkan sanksi adiministratif, maka

sesuai dengan isi Pasal 76 ayat 2 UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka dapat dikenakan sanksi administratif

yang antara lain:

a. Teguran tertulis

b. Paksaan pemerintah

28
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup [JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009
c. Pembekuan izin lingkungan atau

d. Pencabutan izin lingkungan.

Jika Pemerintah Kota Malang menjatuhkan sanksi pidana, maka sesuai

dengan Pasal 100 UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka dapat dikenakan sanksi pidana yaitu dapat

dipidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00
29
(tiga milyar rupiah). Namun perlu diingat bahwa sanksi pidana merupakan

ultimum remedium, maka apabila sanksi yang lain tidak efektif, barulah sanksi

pidana ini dijatuhkan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dilanggar oleh PT. Usaha Loka dan PT. Kasin selama menjalankan aktivitas

perusahaan adalah menyebabkan pencemaran lingkungan, yakni sungai di daerah

Sukun Kota Malang. PT. Usaha Loka dan PT. Kasin telah terbukti melakukan

pelanggaran sesuai dengan Pasal 68 huruf b dan c, serta Pasal 69 ayat 1 huruf a.

Dengan adanya hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan

Hidup Kota Malang sebanyak dua kali, dan hasilnya terbukti bahwa pencemaran

yang terjadi di sungai badek ini positif akibat pembuangan limbah penyamakan

kulit yang melebihi baku mutu lingkungan hidup. PT. Usaha Loka dan PT. Kasin

juga dapat dikatakan bahwa melanggar pula kewajibannya untuk menjaga

keberlangsungan fungsi lingkungan hidup. Karena sungai yang tercemar disini

29
BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup [JDIH BPK RI]. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009
menjadi tidak asri lagi seperti awal mula sebelum didirikannya kedua PT ini, dan

besar kemungkinan juga jika ekosistem yang ada di sungai tersebut jadi musnah

akibat limbah pembuangan penyamakan minyak oleh PT. Usaha Loka dan PT.

Kasin. Akibat dari pencemaran ini, masyarakat menerima banyak dampak negatif,

salah satunya ialah dalam bidang kesehatannya.

Reaksi masyarakat Ciptomulyo dalam menunjukkan penentangan terkait

pembuangan limbah pabrik kulit PT. Usaha Loka dan PT. Kasin yang mencemari

sungai badek dapat dilihat dari gerakan masyarakat yang diberi nama FKPL (Forum

Komunikasi Pecinta Lingkungan) dan AMCPL (Aliansi Masyarakat Ciptomulyo

Peduli Lingkungan). Gerakan FKPL tidak berakhir sesuai yang diharapkan,

beberapa anggotanya, bahkan ketua FKPL sendiri melanggar mottonya, yaitu

dengan menerima suap dari kedua PT supaya tidak mengganggu aktivitas PT

penyamakan minyak ini lagi. Pada AMCPL, meskipun sempat direspon oleh BLH

dan kedua PT tersebut telah diberi teguran, gerakan ini juga tidak dapat mendesak

Pemerintah Kota Malang untuk segera memberi sanksi kepada PT. Usaha Loka dan

PT. Kasin. Meskipun lebih banyak membawa perubahan, namun gerakan kedua ini

pun ternyata diacuhkan oleh masyarakat Ciptomulyo, karena masyarakat disana

masih memiliki trauma akan gerakan FKPL yang berakhir mengecewakan.

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang terjadi antara pabrik kulit PT.

Usaha Loka dan PT. Kasin dengan masyarakat Ciptomulyo sebelum tahun 2011,

hanyalah melalui cara-cara mediasi dan negosiasi. Namun hal tersebut selalu

berakhir pada jurang yang sama, yaitu sungai yang masih menimbulkan bau

menyengat, merusak barang elektronik, serta mengganggu kesehatan masyarakat


Ciptomulyo. Sejatinya, masyarakat Ciptomulyo bisa membawa perkara ini ke

pengadilan jika cara-cara advokasi tidak dapat berjalan, namun ketidaksanggupan

masyarakat untuk membawa perkara tersebut kedalam jalur pengadilan

dikarenakan tekanan moral serta empati yang diberikan PT terhadap masyarakat

dengan ancaman ekonomi masyarakat Ciptomulyo yang berkerja di PT. Usaha

Loka dan PT. Kasin. Sehingga masyarakat Ciptomulyo yang awalnya semangat

untuk berpartisipasi akan protes yang dilakukan, menjadi putus asa dan berusaha

melupakan serta membiarkan tercemarnya sungai badek tersebut selama puluhan

tahun lamanya.

Rekomendasi

Saran

Dari hasil pembahasan yang telah penulis jabarkan diatas, PT. Usaha Loka

dan PT. Kasin serta pemerintah seharusnya tetap segera menyelesaikan masalah

pencemaran sungai badek dengan menindak tegas kedua PT tersebut.

Sejatinya, masyarakat Ciptomulyo dapat membawa perkara ini ke

pengadilan jika cara-cara advokasi tidak dapat berjalan, namun ketidaksanggupan

masyarakat untuk membawa perkara tersebut ke jalur pengadilan dikarenakan

tekanan moral serta empati yang diberikan PT terhadap masyarakat dengan

ancaman ekonomi masyarakat Ciptomulyo yang bekerja di kedua PT tersebut.

Maka pemerintah harus mengingat perannya dalam pemberdayaan masyarakat

yang memiliki tujuan agar masyarakat memiliki daya (kekuatan), sehingga para

pekerja PT. Usaha Loka dan PT. Kasin yang berasal dari masyarakat Ciptomulyo

itu sendiri dapat dilindungi hak-haknya sebagaimana pekerja pada umumnya.


Seharusnya jika masyarakat Ciptomulyo ingin benar-benar menemukan titik terang

dari permasalahan ini, dapat dilakukan mediasi kembali dan mungkin dapat

membuat perjanjian-perjanjian diatas kertas sehingga upaya tersebut dapat efektif

dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat para pihak. Jadi jika ada pelanggaran

kembali, dapat dilakukan gugatan ke jalur pengadilan. Namun hal ini juga tetap

membutuhkan pengawasan sehingga transparan dan diharapkan tidak membuka

trauma masa lalu kepercayaan masyarakat Ciptomulyo terhadap gerakan protes

pertama masyarakat disana.


DAFTAR PUSAKA

BKPM. (2017). Industri Manufaktur di Indonesia Sebagai Basis Produksi di

ASEAN. BKPM. https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-

investasi/detail/perkembangan-industri-manufaktur-di-indonesia

BPK. (2009). UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup [JDIH BPK RI].

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009

Dharmawan, A. S. (2020). Dinamika Gerakan Sosial dalam Menentang

Pembuangan Limbah Pabrik Kulit. KOMUNITAS: Jurnal Pengembangan

Masyarakat Islam, 11.

file:///C:/Users/USER/Downloads/amrulloh11,+COPY-

EDITED+SITI+DHARMAWAN+NEW%20(3).pdf

eprints.poltekkesjogja. (n.d.). Tinjauan Pustaka Industri Penyemakan Kulit.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2552/2/3%20bab%201%2C%20bab%20

2%2C%20bab%203%20%2B%20dapus.pdf

eprints.uny. (n.d.). Tinjauan Tentang Sengketa.

https://eprints.uny.ac.id/22029/4/4.BAB%20II.pdf

Ibeng, P. (2022). √ Pengertian Limbah Menurut Ahli, Jenis, Karakteristik, dan

Dampaknya. https://pendidikan.co.id/pengertian-limbah-menurut-ahli-

jenis-karakteristik-dan-dampaknya/

KBBI. (n.d.-a). Arti kata cemar—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Retrieved March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/cemar


KBBI. (n.d.-b). Arti kata limbah—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Retrieved March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/limbah

KBBI. (n.d.-c). Arti kata penyamak—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Online. Retrieved March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/penyamak

KBBI. (n.d.-d). Arti kata sengketa—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Online. Retrieved March 20, 2022, from https://kbbi.web.id/sengketa

Kemenprin. (2017). Kemenperin: Tumbuh 5,5 Persen, Produksi Industri Nasional

Semakin Agresif. https://www.kemenperin.go.id/artikel/18355/Tumbuh-

5,5-Persen,-Produksi-Industri-Nasional-Semakin-Agresif

mutuinstitute. (2021, April 21). Mengenal Berbagai Jenis Limbah di Lingkungan

Berdasarkan Wujudnya. Mutu Institute.

https://mutuinstitute.com/post/jenis-limbah-berdasarkan-wujudnya/

Okezone. (2014, February 24). Dua Pabrik Kulit Diduga Cemari Sungai di

Malang: Okezone News. https://news.okezone.com/.

https://news.okezone.com/read/2014/02/24/520/945669/dua-pabrik-kulit-

diduga-cemari-sungai-di-malang

Pendidikan, D. (2022). Pencemaran Lingkungan—Pengertian, Penyebab, Macam

& Contohnya. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-pencemaran-

lingkungan/

Pradana, B. (2015). Penegakan Hukum Lingkungan Oleh Pemerintah Daerah Kota

Malang Terkait Kasus Tercemarnya Lingkungan Akibat Kegiatan Pabrik

Penyamakan Kulit. Universitas Muhammadiyah Malang.


Prasetyo, D. A. (2015). Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pabrik

Kulit PT. Usaha Loka. Universitas Brawijaya.

repository.uin. (2018). Tinjauan Umum Penyamakan Kulit.

Student, I. (2022, February 2). √ 7 Pengertian Pencemaran Lingkungan Menurut

Para Ahli dan Jenisnya. indonesiastudents.com.

https://www.indonesiastudents.com/pengertian-pencemaran-lingkungan-

menurut-para-ahli-dan-jenisnya/

Tempo.co. (2014). Dua Pabrik Kulit di Malang Mencemari Lingkungan—Nasional

Tempo.co. https://nasional.tempo.co/read/557131/dua-pabrik-kulit-di-

malang-mencemari-lingkungan/full&view=ok

Anda mungkin juga menyukai