Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan usaha merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan dari
sebuah kegiatan usaha baik barang maupun jasa. Namun persaingan usaha yang ada
justru menjadi pemicu bagi para pelaku usaha agar dapat terhindarkan dari hal
tersebut. Banyak cara untuk dapat tetap mempertahankan eksistensi dan terhindar
dari persaingan usaha, yang kemudian menimbulkan adanya persaingan usaha yang
tidak sehat sehingga menjadikan cacat kestabilan ekonomi dan peluang usaha. Dari
banyaknya kegiatan terlarang dalam lapangan usaha yang tercantum dalam UU No. 5
Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
salah satu yang seringkali ditemukan adalah praktek monopoli pasar dan salah satu
contohnya akan dibahas disini.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kasus yang bersangkutan dengan hukum dagang
2. Memberikan informasi mengenai salah satu kasus di lapangan hukum dagang
3. Mengomentari kasus yang bersangkutan dengan hukum dagang
C. Rumusan Masalah
1. Perusahaan apa itu Forisa Nusa Persada?
2. Kegiatan terlarang apa yang dilakukan FNP?
3. Konsekuensi apa yang diterima?
1
B A B II
ISI
PT Forisa Nusapersada yang didirikan pada Tahun 1995 merupakan salah satu
perusahaan yang mempunyai fokus pada produksi dan pemasaran berbagai macam
minuman kemasan dalam bentuk minuman serbuk1. Perusahaan selalu berkomitmen
untuk fakta bahwa apa pun yang sedang diproduksi, itu adalah hasil akhir dari
kreativitas dan inovasi, bertekad untuk selalu memuaskan konsumen langsung. Upaya
ini telah terwujud oleh keberhasilan merek populer seperti POP ICE, Nutrijell dan
SISRI TEA. Dengan merek-merek terkenal, serta penerapan Manajemen Keamanan
Pangan, Forisa telah dikembangkan secara signifikan dan sekarang dianggap sebagai
salah satu pemain terkuat di industri minuman di negara itu. Penglihatan Untuk
menjadi pemimpin pasar dan pelopor untuk dikemas makanan dan minuman di
Indonesia dan pasar global, serta menjadi salah satu perusahaan kelas pertama di
negara itu. Misi Untuk memberikan dikemas makanan dan minuman yang inovatif,
aman dikonsumsi dan diterima secara luas oleh konsumen2.
Berdasarkan data yang diterima, PT FNP ini telah menguasai setidaknya
sebanyak 92% dari total pasar, yang 1% nya dipegang oleh PT. Karniel Pacific
(S’café), dan sebesar 7% dipegang oleh PT. Karunia Alam Segar (Wings Group)
(Milkjus). Dengan sepak terjangnya yang sudah lama ini, PT. FNP masih ingin
membuktikan dominan nya dalam persaingan pasar.
1
Putusan_Perkara_No14_KPPUL_2015_Upload30092016. Hal 4
2
Indotrading, “Info Perusahaan PT Forisa Nusapersada”, diakses dari
https://www.indotrading.com/forisanusapersada/info, pada tanggal 12 April 2018.
2
B. Praktek Yang Dilakukan
Pasal 19 berbunyi :
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:
a. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan
usaha yang sama pada pasar bersangkutan;
b. atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
Serta Pasal 25 yang berbunyi :
(1) Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk:
a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan ataun
menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari
segi harga maupun kualitas; atau
c. menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki
pasar bersangkutan4.
Program Pop Ice The Real Ice Blender terdiri dari tiga program yaitu Progam
Bantuan Tukar (BATU) Kios Minuman, Program Display Kios Minuman dan
Program Display Toko Pasar. Terdapat persyaratan bagi kios minuman dan toko pasar
3
FNH, “Terbukti Monopoli, KPPU hukum PT Forisa Nusa Persada”, diakses dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57c69980f068e/terbukti-monopoli--kppu-hukum-pt-forisa-nusa-
persada, pada tanggal 12 April 2018
4
UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
3
untuk mengikuti program tersebut yaitu tidak menjual dan tidak mendisplay produk
kompetitor. Kios minuman dan Toko di Pasar akan mendapatkan hadiah dari PT
Forisa Nusapersada jika selama mengikuti program memenuhi persyaratan tersebut.
Kios Minuman yang mengikuti program tersebut menandatangani Surat
Perjanjian Kontrak Display Pop Ice yang di dalamnya terdapat klausul peraturan
bersedia mendisplay produk Pop Ice secara exclusive dan tidak menjual produk
kompetitor.
Tindakan yang dilakukan oleh PT Forisa Nusapersada tersebut sangat
memiliki potensi menimbulkan dampak persaingan usaha yang tidak sehat dalam
pasar minuman serbuk mengandung susu di seluruh Indonesia5.
C. Konsekuensi
5
Putusan_Perkara_No14_KPPUL_2015_Upload30092016, loc. cit.
6
Ibid
7
Kbc10, “Terbukti monopoli, KPPU denda produsen minuman serbuk kemasan ini Rp11,4 miliar”, diakses dari
http://www.kppu.go.id/id/blog/2016/09/terbukti-monopoli-kppu-denda-produsen-minuman-sebuk-kemasan-
ini-rp114-miliar/, pada tanggal 13 April 2018 pukul 18.50
4
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan banyak nya peluang usaha yang ada bagi setiap orang, menjadikan
adanya persaingan usaha yang tidak dapat terhindarkan bagi para pelaku usaha. Salah
satunya adalah apa ynag terjadi pada PT FNP yang memonopoli pasar agar dapat
terus mendominasi dengan menjalankan program Pop Ice The Real Ice Blender yang
merupakan strateginya dalam menguasai pasar, program yang penuh dengan syarat
perjanjian itu jelas telah melanggar UU yang menjadikannya harus menerima
konsekuensi berupa penghentian program dan pembayaran denda sebesar Rp.
11.467.500.000,- (Sebelas Milyar Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Lima Ratus
Ribu Rupiah) yang dipertimbangkan dari keuntungan yang diperoleh selama periode
pelanggaran sebagai sanksi untuk menjerakan tindakan yang dilakukan, sebab apa
yang dilakukan benar-benar merugikan pelaku usaha lainnya yang memproduksi
produk yang serupa karena tidak bisa memasuki pasar dengan leluasa. Keputusan
hakim untuk memberhentikan program dan pembayaran denda dianggap telah tepat
untuk kasus ini.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan proses yang baik pula,
begitu juga dalam melakukan kegiatan usaha. Praktek monopoli merupakan hal yang
bisa merugikan orang lain, memungkinkan pelaku usaha lain semakin kecil dan
bahkan menjadi tiada karena sulitnya untuk memasuki pasar dengan produk barang
dan/atau jasa yang sama. Persaingan secara sehat harusnya lebih diutamakan untuk
menjamin kelancaran dalam melakukan kegiatan usaha serta tidak menimbulkan
kerugian baik bagi orang lain yaitu pelaku usaha maupun konsumen dan diri sendiri.
5
Diharapkan untuk kedepannya, KPPU sebagai badan yang mengawasi dapat
dengan baik menangani kasus-kasus serupa, dan sanksi yang diberikan pun bisa dapat
membuat pelaku jera sehingga kestabilan ekonomi Indonesia bisa terus membaik
tanpa harus mencederai pelaku usaha lain.
C. Daftar Pustaka