Anda di halaman 1dari 23

HUKUM

PERUSAHAAN
SULISTYANDARI
KONTRAK PERKULIAHAN

Materi Perkuliahan:
1. Pengertian Perusahaan dan Hukum
Perusahaan
2. Bentuk Bentuk Usaha di Indonesia
Secara Umum
KEPUSTAKAAN

1. Mulhadi, 2010, Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk


Badan Usaha Di Indonesia, Ghalia Indonesia.
2. Munir Fuady, 1999, Hukum Perusahaan: Dalam
Paradigma Hukum Bisnis, PT Citra Aditya Bakti.
3. Munir Fuady, 2014, Doktri-Doktrin Dalam Corporate
Law Dan Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia, PT.
Citra Aditya Bakti
4. Abdul R. Saliman, dkk., 2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan: Teori & Contoh Kasus, Kencana.
5. Soedjono Dirdjosisworo, 1997, Hukum Perusahaan
Mengenai Bentuk-Bentuk Perusahaan (Badan Usaha) Di
Indonesia, Mandar Maju..
6. Peraturan Per Undang-Undangan yang berkaitan.
PENGERTIAN PERUSAHAAN & HK
PERUSAHAAN

Menurut Molengraaff:
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yg dilakukan scr terus menerus,
bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan, dg cara memperniagakan
barang-barang, menyerahkan barang-barang atau mengadakan
perjanjian-perjanjian perdagangan.

Menurut UU No.3/1992 ttg Wajib Daftar Perusahaan (Ps.1 huruf b):


Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus
menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara RI
untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Menurut UU No.8/1997 ttg Dokumen Perusahaan (Ps.1butir 2):


Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yg melakukan kegiatan scr tetap dan
terus menerus dg tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba baik yg
diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yg berbentuk
badan hukum atau bukan badan hukum yg didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah negara RI.
Unsur-unsur perusahaan yaitu:
1. Memiliki bentuk usaha tertentu, baik yang berupa perorangan, badan hukum
maupun yang bukan badan hukum. Contohnya Perusahaan/Usaha Dagang
(PD/UD), Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT),
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Pesero) dan Koperasi.

2. Melakukan kegiatan usaha dalam bidang perekonomian, meliputi bidang


perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan.

3. Bersifat tetap. Maksudnya ialah kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak


berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk jangka waktu yang
lama.

4. Terus-menerus. Artinya adalah kegiatan usaha dilakukan sebagai mata


pencarian, tidak insidental dan bukan pekerjaan sambilan.

5. Terang-terangan, berarti kegiatan usaha ditujukan kepada dan diketahui oleh


umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh
pemerintah berdasarkan undang-undang.

6. Keuntungan dan atau laba, berarti tujuan dari perusahaan adalah untuk
memperoleh keuntungan dan atau laba.

7. Pembukuan. Maksudnya ialah perusahaan wajib untuk menyelenggarakan


pencatatan mengenai kewajiban dan hak yang berkaitan dengan kegiatan
usahanya.
Rumusan perusahaan dapat dilihat dalam 2 hal:
- Bentuk-bentuk usaha tertentu
- Melakukan kegiatan usaha dalam bidang perekonomian yang
dilakukan scr tetap dan terus menerus untuk memperoleh
keuntungan/laba.

Hukum Perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur


mengenai bentuk-bentuk usaha tertentu, yg melakukan kegiatan usaha
scr tetap dan terus menerus untuk memperoleh keuntungan/laba.

Sumber Hukum Perusahaan: KUHPerdata, KUHD, UU Negara RI


spt. UU No.40/2007 (UU PT), UU No.19/2003 (UU BUMN), UU
No.25/1992 (UU Koperasi), UU No.40/2014 (UU Perasuransian), UU
No.20/2008 (UU UMKM), UU HKI, UU No.8/1995 (UU Pasar
Modal), UU No.1/2013 (UU LKM), UU No.7/1992 jo UU No.10/1998
(UU Perbankan) dan PerPres No.9/2009 ttg Lembaga Pembiayaan, UU
No.8/1982 (UU Wajib Daftar Perusahaan), UU No.8/1997 (UU
Dokumen Perusahaan), UU No.7/2014 (UU Perdagangan), UU
No.37/2004 (UU Kepailitan d Penundaan Pembayaran), PP No.24
Tahun 2018 ttg Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik.
BENTUK BENTUK USAHA DI
INDONESIA

Bentuk-Bentuk usaha di Indonesia


dibedakan:
1. Bentuk usaha perorangan, spt. UD, PD,
PO, toko kelontong, dlsb

2. Bentuk usaha badan usaha:


a. Badan usaha bukan badan hukum, spt.
Maatschap Firma, CV.
b. Badan usaha badan hukum, spt. PT,
Koperasi, BUMN (Perum, Pesero).
BENTUK USAHA PERORANGAN
Ciri-cirinya:
1. Perusahaan yg modalnya milik perseorangan

2. Kegiatan usahanya dijalankan oleh satu orang pelaku usaha,


kalaupun dilakukan oleh beberapa orang, mereka sebagai
pembantu pengusaha.

3. Tdk ada persyaratan khusus untuk mendirikan dan pembubaran


usaha perorangan (mis.UD), sehingga pendirian dan pembubaran
UD relatif mudah.
Men PP No.24 Tahun 2018, Pelaku Usaha perorangan
mengajukan permohonan izin usaha dan operasional kpd Penerbit
izin (Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/wali kota sesuai
kewenangannya) (Ps.5,6, 18)

4. Tanggung jawab pelaku usaha tidak terbatas dan bisa melibatkan


harta pribadi.

5. Seluruh keuntungan menjadi hak milik pelaku perseorangan tsb.

Contoh bentuk usaha perorangan: toko kelontong/baju, bengkel,


rumah makan, salon kecantikan, laundry, catering dlsb
PERSEKUTUAN PERDATA (MAATSCHAP)
Diatur dlm Buku III Bab VIII Pasal 1618-1652 KUHPdt.

Ciri-cirinya:
1. Adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih sebagai pendirian
Maatschaap, bentuknya bebas, ttp dlm praktek dilakukan dg akta otentik atau dibawah
tangan. Perjanjian yg dibuat hrs sah sesuai dg Ps.1320 KUHPdt. (Ps.1618,1619
KUHPdt). Men Ps.17 PP No.24 Tahun 2018, akta pendirian d perubahannya AD
didaftarkan di Kementerian Hukum d HAM. Ijin usaha d ijin komersial diperoleh
berdasarkan kett PP No.24 Tahun 2018.

2. Masing-masing memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng) berupa uang atau


barang atau kerajinan/tenaga berupa badaniah atau pikiran (Ps.1619 ay 2 KUHPdt)

3. Bermaksud membagi keuntungan bersama, keuntungan d kerugian ditentukan dlm akta


pendirian Maatschap. (Ps.1622 -1623 KUHPdt)

4. Keanggotaan Maatschap ditentukan oleh orang-orang yg melakukan perj kerjasama tsb.


Pada umumnya se profesi, ada hubungan keluarga, teman karib. (suami istri tdk
dilarang,ttp klau ada kebersamaan harta perkawinan tdk berarti apa-apa, karena
keuntungan untuk suami istri tdk ada bedanya).

5. Hubungan internal para peserta Maatschap ditentukan mereka dlm perjanjian. (Ps.1624
KUHPdt)

.6. Pembagian Keuntungan & Kerugian, diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan, dan
tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya pada salah seorang sekutu. Boleh
diperjanjikan seluruh kerugian ditanggung oleh seorang sekutu.. (Ps..1635 KUHPdt). Jika
tidak diperjanjikan, maka pembagian berdasarkan asas keseimbangan dengan ketentuan
tenaga kerja dipersamakan dengan pemasukan terkecil. (Ps.1633 KUHPdt)
7. Pengurusan Maatschap dpt dilakukan dg 2 cara (Ps.1636 KUHPdt):
a. sekaligus ber sama2 dlm akta pendirian (sekutu statuter/gerant statutuaire);
b. Diatur dlm akta khusus setelah Maatschap berdiri (sekutu mandater), dimana
sekutu mandater kedudukannya sama dg pemegang kuasa.

8. Tanggung Jawab Sekutu:


1). Jika seorang sekutu mengadakan hubungan hk dg pihak ketiga, maka dialah yg
bertanggung jawab;
2). Perbuatannya akan mengikat sekutu yg lain jika: a). Ada surat kuasa b).
Adanya keuntungan/manfaat yang nyata;
3). Jika beberapa orang sekutu mengadakan hubungan hk dg pihak ketiga, maka
pertanggungjawabannya dibagi sama rata diantara mereka, kecuali
diperjanjikan lain;
4). Jika seorang sekutu mengadakan hubungan hk dg pihak ketiga atas nama
persekutuan, maka persekutuan dapat langsung menggugat pihak ketiga;
(Ps.1642 sd 1645 KUHPdt)

9. Berakhirnya krn:
1). Lampaunya waktu yang diperjanjikan;
2) Musnahnya benda yang menjadi objek persekutuan atau selesainya perbuatan
yg menjadi pokok persekutuan;
3) Kehendak dari beberapa atau seorang sekutu.
4). Kematian salah satu sekutu atau adanya pengampuan atau kepailitan salah
satu sekutu. (Ps.1646 KUHPdt)
FIRMA
Diatur dlm Bagian II Bab III Ps.16 – 18, 22- 35 KUHD
Ciri-cirinya:
1. Firma adalah persekutuan perdata (Maatschaap) yg didirikan u menjlnkann
perusahaan dg nama bersama. Tiga kekhususan firma: 1). Menjalankan
perusahaan 2). Nama bersama 3). Tanggung jawab bersifat pribadi u
keseluruhan. (Ps.16,17,18 KUHD)

2. Pendirian Firma harus dg akta otentik. Akta kemudian didaftarkan di


Kepaniteraan Pengadilan Negeri, Diumumkan dlm Berita Negara RI. Mendaftar
dan mengumumkan wajib, jika tidak firma dianggap sbg persekutuan umum yi
Firma yg menjlnkan segala macam urusan. Didirikan u waktu yg tdk terbatas,
tdk ada sekutu yg dikecualikan dari kewenangan bertindak. (Ps.22,23 KUHD).
3. Men Ps.16 PP No.24 Tahun 2018, akta pendirian dan perubahan AD didaftarkan di
Kementerian Hukum d HAM. Ijin usaha dan ijin komersial diperoleh berdasarkan kett PP
No.24 Tahun 2018.

3. Tanggung Jawab Sekutu dpt dibedakan atas 2 yaitu:


1). Tanggung jawab intern: seimbang dg pemasukkannya (inbreng).
2). Tanggung jawab ekstern: secara pribadi u keseluruhan artinya setiap sekutu
bertanggungjawab atas semua perikatan persekutuan walaupun dibuat oleh
sekutu lain (Ps.18 KUHD)

4. Berakhirnya Firma krn:


1) Berakhirnya jangka waktu ditetapkan dalam anggaran dasar (akta pendirian);
2). Sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu;
3). Akibat perubahan anggaran dasar (akta pendirian). (Ps.31 KUHD)
Kett Ps.1642 KHUHPdt juga diterapkan u berakirnya firma
yi krn:
1). Lampaunya waktu yang diperjanjikan
2) Musnahnya benda yang menjadi objek persekutuan atau
selesainya perbuatan yg menjadi pokok persekutuan.
3) Kehendak dari beberapa atau seorang sekutu.
4). Kematian salah satu sekutu atau adanya pengampuan
atau kepailitan salah satu sekutu. (Ps.1642 KUHPdt).
COMMANDITAIRE VENNOTSCHAP (CV)
Diatur dalam Bagian II Bab III Pasal 19 – 21 KUHD

Ciri-cirinya:
1. CV mrpk persekutuan firma yg mempunyai satu atau lebih sekutu
komanditer/pasif. (Ps.19 KUHD)
2. Macam-macam sekutu:
1). Sekutu komanditer (pasif) yi sekutu yang hanya memasukkan uang atau benda.
2). Sekutu komplementer (aktif) yi sekutu yang menjadi pengurus persekutuan.
Sekutu komanditer/pasif tdk boleh melakukan perbuatan pengurusan, walaupun dg
pemberian kuasa. (Ps.20 KUHD), Jika terjadi pelanggaran kett tsb sekutu pasif tsb
bertanggung jwb scr tanggung renteng u keseluruhan hutang perusahaan d perikatan
perusahaan (Ps.21 KUHD)
3. Macam-macam CV:
1). CV diam-diam yi persekutuan yang belum menyatakan dirinya secara terang2an
adanya sekutu komanditer kpd kepada pihak ketiga.
2). CV terang2an yi persekutuan yang menyatakan dirinya sebagai CV kepada
pihak ketiga.
3). CV dengan saham yi modalnya terdiri dari saham (mrpk bentuk peralihan ke
PT, tdk diatur dlm KUHD, ttp tdk dilarang)

4. Pendirian CV sama dengan firma, dibuat dengan akta notaris, anggaran dasarnya
memuat hal-hal: Nama dan kedudukkan hukumnya; Maksud & tujuannya; Mulai &
berakhirnya Modal persekutuan; Penunjukkan sekutu aktif dan pasif; Hak dan
kewajiban, dan tanggung jawab sekutu; Pembagian keuntungan & kerugian.
Men Ps.15 PP No.24 Tahun 2018, akta pendirian d perubahannya AD didaftarkan
di Kementerian Hukum d HAM. Ijin usaha d ijin komersial diperoleh berdasarkan
kett PP No.24 Tahun 2018.
5. Hubungan antara Sekutu:
1). Hubungan intern: yi sekutu aktif dengan pasif
a) Sekutu aktif/komplementer: bertanggung jawab secara pribadi untuk
keseluruhannya.
b) Sekutu pasif/komanditer: bertanggung jawab sebesar inbreng yang
dimasukkan. (Ps.20 KUHD).
2). Hubungan Ekstern: sekutu aktif/komplementer dengan pihak ketiga.

6. Berakhirnya sama dg berakhirnya Firma krn::


1). Berakhirnya jangka waktu ditetapkan dalam anggaran dasar (akta
pendirian);
2). Sebelum berakhir jangka waktu yang diteapkan akibat pengunduran diri
atau pemberhentian sekutu;
3). Akibat perubahan anggaran dasar (akta pendirian). (Ps.31-35 KUHD),
dan

7. Kett Ps.1642-1652 KHUHPdt jg diterapkan u berakhirnya CV yi krn:


1). Lampaunya waktu yang diperjanjikan
2) Musnahnya benda yang menjadi objek persekutuan atau selesainya
perbuatan yg menjadi pokok persekutuan.
3) Kehendak dari beberapa atau seorang sekutu.
4). Kematian salah satu sekutu atau adanya pengampuan atau kepailitan
salah satu sekutu.
PERSEROAN TERBATAS (PT)
Diatur dlm UU No.40/2007
PT adalah badan hukum yg mrpk persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dg modal dasar yg seluruhnya terbagi
dlm saham dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan dlm UU ini serta
peraturan pelaksanaannya

Ciri-cirinya:
1. PT didirikan berdasarkan perjanjian pendirinya dg akta Notaris (Ps.7
UU PT)

2. PT berstatus badan hukum sejak tgl diterbitkannya Kep Men mengenai


pengesahan badan hukum PT (Ps.7). Ijin usaha dan
komersial/operasional diperoleh berdasarkan PP No.24 Tahun 2018
(Ps.6 jo 20)

3. PT modalnya terdiri dari saham dan tanggung jawab pemilik/pemegang


saham sebesar saham yg dimilikinya, dg pengecualian (Ps.3 ayat (2)
UUPT)

4. Thd PT berlaku UU PT, Anggaran Dasarnya dan Per UU an lainnya.


5. Perubahan AD ditetapkan oleh RUPS d perubahan AD
ttt hrs mendpt persetujuan Menteri (Ps.19 jo 21 UU PT)

6. Status PT bisa tertutup dan terbuka, dan status tsb


disebutkan dlm Anggaran Dasarnya.

7. Anggaran Dasar PT dapat diubah karena ada


Penggabungan atau Pengambilalihan dan berlaku sejak
mendapat pengesahan Menteri (Ps.26 UU PT).

8. Modal dasar PT terdiri atas seluruh nilai nominal saham


(Ps.31 UU PT). Penyetoran modal saham bisa dlm
bentuk uang d/a bentuk lainnya (Ps.34 UU PT)

9. Penambahan dan pengurangan modal PT dilakukan


melalui RUPS.
10. Saham PT dikeluarkan atas nama Pemiliknya. Direksi wajib
mengadakan d menyimpan Daftar Pemegang saham
(Ps.48 jo 50 UU PT)

11. Saham yg dipunyai pemilik memberikan hak untuk


menghadiri rapat PT, menerima pembayaran deviden
sesuai dg per UU an, dan menjalankan hak lainnya
berdasarkan UU PT. (Ps.52 UU PT)

12. Anggaran dasar menetapkan 1 atau lebih klasifikasi


saham. (Ps.53 UU PT)

13. PT yg menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau


berkaitan dg sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (Ps.74 UU PT)

14. Organ PT: 1). RUPS. 2). Direksi 3). Komisaris.


15. RUPS mempunyai wewenang yg tidak diberikan kpd Direksi
atau Dewan Komisaris, dlm batas yg ditentukan dlm UU PT
dan/atau anggaran dasar. (Ps.75 UU PT)

16. Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dg


kebijakan yg dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan
dalam UU PT dan/atau anggaran dasarnya. (Ps.92 UU PT)

17. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan


pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi
nasihat kepada Direksi. (Ps.108 UU PT)

18 Pembubaran PT: 1). Berdasarkan keputusan RUPS. 2). Jangka


waktu yang telah ditetapkan. 3). Berdasarkan penetapan
pengadilan. 4). Dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan
pengadilan niaga yang inkracht, harta pailit perseroan tidak
cukup untuk membayar biaya pailit. 5). Harta pailit perseroan
yang telah dinyatakan pailit berada dalm keadaan insolvensi.
6). Dicabutnya izin perseroan sehingga mewajibkan
perseroan melakukan likuidasi.
KOPERASI
Landasan Hukum Perkoperasian:
1. UU No. 25/1992 tentang perkoperasian (UU Koperasi)
2. PP No.24/2018 jo Permenkumhan No14/2019)
3. PP No. 9/1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi
4. PP No. 33/1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi
5. PP No.17/ 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah
6. Permenkop dan ukm No. 10/2017, No.11/2017, No.15/2017,
No.16 /2017. PP No.19/2017
7. Peraturan Pelaksana Lain

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Ps.1
angka 1 UU Koperasi)
Ciri-cirinya:
1. Tujuannya melayani kepentingan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.

2. Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta


pendirianya disahkan oleh Pemerintah/Kemenkumham

3. Akta pendirian Koperasi adalah akta perjanjian yg dibuat oleh para


pendiri dlm rangka pembentukan koperasi dan memuat anggaran
dasar Koperasi dg akta Notaris (Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Republik Indonesia
No.98/KEP/M.KUKM/IX/2004,)

4. Pengesahan, perubahan, dan pembubaran Koperasi kewenangan


pada Kementrian Hukum dan HAM (PP No.24/2018 jo
Permenkumhan No14/2019)

5. Anggota koperasi adalah pemilik koperasi sekaligus pengguna


jasa koperasi

6. Menjalankan suatu usaha, modal tidak tetap, berubah menurut


banyaknya simpanan anggota,
7. Tanggung jawab anggota terhadap utang dan kerugian
terbatas pada jumlah simpanan masing-masing anggota.

8. Pembagian keuntungan (SHU) dilakukan secara adil


sesuai usaha dan simpanan anggota.

9. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha


tetapi keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan.

10. Organ koperasi: Rapat Anggota, Pengurus,


Pengawas.

11. Dalam Rapat anggota tiap anggota masing-masing


satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal
masing-masing,

12. Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota


berganti) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal
permanen,
12. Pengurus mengelola usaha koperasi dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya tsb.

13. Pengawas melakukan pengawasan thd pelaksanaan pengelolaan


koperasi.

14. Modal koperasi berasal dari modal sendiri (simpanan pokok,


simpanan wajib, hibah, dana cadangan), modal pinjaman (dari
anggota, koperasi lainnya, Bank atau non Bank).

15. Koperasi dapat dibubarkan berdasarkan rapat anggota atau


keputusan Pemerintah.

16. Jenis Koperasi:


a. Berdsrkan jml lapangan usahanya: 1) koperasi yg hanya
memiliki satu bid usaha; 2) koperasi yg memiliki bbrp bid
usaha.
b. Berdsrkan fungsinya: 1) koperasi konsumsi; 2) koperasi jasa;
3) koperasi produksi.
c. Berdsrkan bentuknya: 1) koperasi primer (20 orang); 2)
koperasi sekunder (3 koperasi)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai