dengan tekhnologi terkini, berlokasi di Provinsi Quang Ninh, yang dilengkapi juga dengan
fasilitas penggilingan semen di daerah pinggiran kota Ho Chi Minh.
Jarak yang dekat antara pabrik semen di Quang Ninh dengan pelabuhan laut dalam Cai Lan,
fasilitas penggilingan ke jalur sungai menuju delta Mekong, serta jalan raya antar wilayah dan
pelabuhan internasional, menjamin efektifitas biaya sistem distribusi. Jumlah cadangan bahan
baku yang besar menjamin kecukupan pasokan bahan baku menjamin kecukupan pasokan
bahan baku untuk memenuhi pertumbuhan kapasitas dan target produksi semen di masa yang
akan datang. Thang Long Cement memiliki tambahan dua ijin pengembangan pabrik baru di
provinsi Quang Ninh dan Binh Phuoc, Vietnam.
SMGR dan Geleximco bersama-sama akan mengembangkan kedua pabrik tersebut melalui anak
perusahaan Thang Long Cement. Tambahan dua pabrik tersebut merupakan potensi dalam
meningkatkan kapasitas TLCC menjadi 6,5 juta ton, untuk memenuhi kenaikan permintaan
pasar domestik Vietnam, sekaligus merupakan potensi untuk memenuhi kekurangan pasokan di
pasar regional.
Tambahan aset tersebut akan meningkatkan secara signifikan jejak SMGR di kancah
internasional. Vu Van Tien, chairman Geleximco mengatakan pihaknya sangat tertarik
bekerjasama dengan perusahaan penghasil semen terkemuka di Indonesia, seperti SMGR.
"Kami melihat manfaat yang penting dari kerja sama ini yang memungkinkan Thang Long
Cement belajar keahlian di bidang manajemen, operasional, dan investasi yang dimiliki SMGR
dalam industri semen," tambahnya.
Soal dana, transaksi akan dibiayai dari sumber dana internal dan eksternal. JP. Morgan (S.E.A.)
Ltd. bertindak sebagai penasihat keuangan SMGR dan An Binh Fund Management Company
(ABF) sebagai penasihat keuangan Geleximco. Melli Darsa & Co. bertindak sebagai penasehat
hukum SMGR dan Vision & Associates sebagai penasehat hukum Geleximco. (Kompas, 14
November 2012)
dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Pasca Akuisisi
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %,
sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham.
4. Pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia (PT HM Sampoerna) oleh
perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd). Akibat akuisisi tersebut, kendali perusahaan
PT HM Sampoerna tidak lagi berada di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih
tangan Philip Morris Ltd.
5. Akuisisi Autonomy dan Hewlett-Packard
Selama dekade terakhir, serangkaian skandal dan pergantian CEO yang begitu cepat
membuat HP kehilangan orientasi. Salah satunya ialah akuisisi senilai 10,2 miliar dollar dari
Autonomy, sebuah perusahaan software yang berpusat di Inggris.
Penggabungan Autonomy ke dalam perusahaan induknya tak membawa
keberuntungan. Namun, beberapa bulan setelahnya manajemen HP beragumen bahwa
Autonomy mematok harga jual terlalu tinggi. CEO Meg Whitman mengatakan Autonomy lebih
kecil dan tak semenguntungkan perkiraan sebelumnya. Ini menunjukkan betapa mudahnya kita
mengasumsikan nilai sebuah perusahaan.
Akibatnya tuntutan hukum pun menghadang karena pimpinan Autonomy mengatakan
pihaknya tidak berbuat kesalahan yang menyesatkan dan bahwa HP hanya ingin menutupnutupi kegagalannya. HP menghapuskan pembelian senilai 8,8 miliar dollar tersebut.
KONSOLIDASI
1.
Konsolidasi Perusahaan Smartfren
Contoh dari kasus konsolidasi adalah PT. Smartfren yang merupakan perusahaan
telekomunikasi yang sedang naik daun di Indonesia.
Pada kuartal I/2010 PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan PT Smart Telecom (Smart)
berkonsolidasi dengan mengusung Smartfren.
Mobile-8 Telecom Finance BV (M-8 BV). M-8 BV didirikan pada tanggal 18 Juli 2007 awalnya
beralamat di Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam, Belanda. Namun pada tanggal 1
September 2010, M-8 BV memindahkan pusat aktifitasnya ke Jalan 54 Clarendon Road,
Watford WD17, 1DU, London, Britania Raya. M-8 BV sepenuhnya dimiliki oleh PT Smartfren
Telecom Tbk. M-8 BV bergerak di bidang keuangan seperti mencari pendanaan, pinjam dan
meminjamkan modal, memberikan jasa konsultasi, dan hal-hal bersifat industri finansial dan
komersial lainnya.
PT Smart Telecom (Smartel). Smartel didirikan berdasarkan Akta PT Indoprima Mikroselindo
No. 60 tanggal 16 Agustus 1996, yang dibuat di hadapan Achmad Abid SH, Notaris pengganti
dari Sutjipto SH, Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Indoprima
Mikroselindo No. 195 tanggal 25 April 1997, yang dibuat di hadapan Sutjipto SH, Notaris di
Jakarta, yang telah :
1. . Memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Keputusan No. C2-7023 HT.01.01.TH97 tanggal 25 Juli 1997
2. Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No.
1209/BH.09.05/VIII/1997 tanggal 26 Agustus 1997
3. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) No. 90 tanggal 11 November
2.
Konsolidasi BBD (Bank Bumi Daya), Bank Bapindo, Bank Dagang Negara, Bank Exim
melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri.
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan rumah tangga
perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang
selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal
yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat
krisis adalah bersatupadu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjasama dalam bentuk
konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan
yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang.
Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan bank yang menjadi
salah satu bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
MERGER
1.
Merger PT. Bank CIMB Niaga (Bank Niaga dan Lippo Bank)
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui penggabungan usaha. Penggabungan
usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entity ekonomi
karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva
dan operasi perusahaan lain. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk
merger, akuisisi, dan konsolidasi. Merger dan akuisisi merupakan suatu cara pengembangan dan
pertumbuhan perusahaan.
Contoh yang paling kuat saat ini adalah dorongan dari Bank Indonesia melalui kebijakan
single presence agar bank-bank nasional melakukan merger agar menjadi lebih efisien, lebih
kokoh dalam permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat secara internasional.
Dorongan yang sama pun berlaku di perusahaan-perusahaan sekuritas, asuransi dan lainnya
dengan sasaran akhir yang sama pula.Merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undangundang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 27/1998 mengenai
2.
Merger Bank Danamon
Danamon yang merupakan contoh kasus merger kedua, didirikan pada tahun 1956 dengan nama
Bank Kopra Indonesia. Nama ini kemudian berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia pada
tahun 1976 sampai sekarang. Pada tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun
kemudian adalah publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan di
bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai BTO (Bank Taken
Over). Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar
Rp32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program estrukturisasi, di
tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, melakukan merger yang kemudian
mengubah nama menjadi bagian dari Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya
(Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa
Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim
Internasional) dilebur ke dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon
menerima program rekapitalisasinya yang ke dua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar
Rp 28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta
terbesar di Indonesia.
3. Merger Perusahaan yang menjadi pilihan saya dalam contoh kasus merger dan konsolidasi
adalah penggabungan perusahaan sejenis (Konglomerasi; vertical, horisontal) yakni antara
Trans TV dengan Trans 7 dimana keduanya telah telah menjadi televisi swasta nasional dibawah
naungan Trans.corp.
PT Trans Corporation (sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo) adalah unit usaha para
group di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans Corp didirikan sebagai
penghubung antara stasiun televisi Trans Tv dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih
49% kepemilikan sahamnya oleh Para Group dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG), Trans
7 (dulunya Tv 7). Trans Corp dimiliki oleh para group yang dimotori Chairul Tanjung.
4. Penggabungan tiga perusahaan farmasi pada tahun 2005 yaitu PT Kalbe Farma Tbk, PT
Dankos Laboratories Tbk, dan PT Enseval. Dalam penggabungan ini, badan hukum yang
dipertahankan adalah PT Kalbe Farma Tbk, sedangkan kedua perusahaan lainnya dibubarkan.
Semua aset dan kewajiban perusahaan yang menggabungkan diri (PT Dankos dan PT Enseval)
selanjutnya akan beralih ke dalam PT Kalbe Farma. Karena PT Kalbe Farma dan PT Dankos
sudah menjadi perusahaan terbuka yang menjual sahamnya di Pasar Modal Indonesia, proses
mergernya juga wajib dilakukan menurut aturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam).
5. JAKARTA, 8 April 2014 PT XL Axiata Tbk (XL) hari ini mengumumkan secara resmi
bahwa proses merger dengan PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) telah selesai yang ditandai
dengan penandatanganan akta merger oleh kedua belah pihak. Dengan demikian saat ini XL dan
AXIS telah menjadi satu entitas bisnis yang akan melayani lebih dari 65 juta pelanggan seluler
di Indonesia.
Sebelumnya, pada tanggal 19 Maret lalu, XL telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi AXIS
dan telah secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas di AXIS.
Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan, Kami berterima kasih dan
memberikan apresiasi tinggi atas dukungan dari semua pihak, terutama regulator, pemegang
saham dan konsumen XL dan AXIS, sehingga merger ini akhirnya dapat terwujud. Konsolidasi
industri telekomunikasi saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk memastikan industri
telekomunikasi yang sehat dan berkesinambungan. Melalui merger dengan AXIS, kami
berharap XLakan mampu memberikan kualitas layanan yang lebih baik dan menjangkau lebih
banyak pelanggan di seluruh Indonesia.
Resminya merger XL dengan AXIS berarti kedua perusahaan secara hukum telah bersatu
menjadi satu badan usaha. Hal ini akan berdampak positif dan memberikan lebih banyak
manfaat kepada pelanggan,diantaranya meningkatkan kualitas layanan dan jaringan yang lebih
baik (better), mendorong peningkatan jumlah pelanggan XL dan memperbesar komunitas
sesama pengguna (bigger), serta meningkatkan ketersediaan produk dan layanan customer
service yang semakin luas di pasar (wider).