B. Penyabab Kasus
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo menjelaskan penyebab gagal bayar Jiwasraya
adalah masalah solvabilitas yang diatasi dengan melakukan window dressing dalam
laporan keuangan dengan meluncurkan reasuransi dan revaluasi aset sejak 2008-2017.
Sedangkan solvabilitas itu sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan atau institusi
keuangan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka panjang, dengan cara
memiliki aset yang cukup untuk membayar utang-utangnya. Dalam istilah yang lebih
sederhana, solvabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu entitas keuangan untuk
membayar utang-utangnya. Namun disini PT Jiwasraya memiliki masalah dalam
membayar utang-utangnya maka dilakukannyalah window dressing. Juga window
dressing adalah Window dressing adalah praktik yang dilakukan oleh perusahaan atau
entitas keuangan untuk memperindah atau memperbaiki tampilan laporan keuangan
mereka pada akhir periode pelaporan. Tujuan utama dari window dressing adalah untuk
membuat laporan keuangan terlihat lebih baik daripada kenyataannya, dengan harapan
mempengaruhi persepsi investor, kreditor, atau pihak lain yang tertarik pada kesehatan
keuangan perusahaan Hal ini untuk melakukan investasi palsu dan melakukan pencucian
uang dengan melakukan transaksi penjualan Pembelian saham dari pemangku
kepentingan dan juga dugaan manipulasi harga
C. Identifikasi Pelaku
1. Benny Tjokrosaputro atau biasa dikenal dengan Benny Tjokro (lahir 15 Mei 1969)
adalah seorang pengusaha Indonesia. Benny merupakan anak pertama dari pasangan
Handoko Tjokrosaputro dan Lita Anggrian. Handoko sendiri merupakan anak dari
Kasom Tjokrosaputro, seorang pengusaha pewarna lokal dan pendiri brand Batik
Keris. Benny tak hanya dikenal sebagai pebisnis, tapi juga investor saham.
2. Hendrisman Rahim (lahir 18 Oktober 1955) adalah seorang profesional Indonesia.
Pada Januari 2008 ia terpilih untuk menjabat sebagai Direktur Utama PT Asuransi
Jiwasraya, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
asuransi. Sebelumnya ia merupakan Direktur Utama PT Reasuransi Internasional
Indonesia (Reindo).Ia kemudian juga dipercaya sebagai Ketua Umum Asosiasi
Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) periode 2011-2014.
3.
D. Identifikasi Korban
Dampak terbesar dari kasus Jiwasraya bukan pada penurunan nilai IHSG,
melainkan pada menyusutnya jumlah transaksi di pasar modal, baik yang dilakukan oleh
investor institusi maupun investor ritel. Begitu juga dengan frekuensi transaksi harian di
bursa yang turut melambat. Tentu juga yang menjadi korban adalah negara karena dari
kasus pencucian uang, korupsi dan investasi palsu, ini sudah merugikan negara sebesar
Rp 16,8 Triliun. Selain itu masyarakat indonesia juga menjadi korban atas kasus ini.
E. Reaksi Sosial
Kasus pencucian uang yang melibatkan PT Jiwasraya memiliki dampak sosial yang
signifikan dan memicu berbagai reaksi di masyarakat. Beberapa reaksi sosial yang umum
terjadi dalam kasus ini antara lain:
Reaksi sosial ini sering kali mendorong perubahan dalam regulasi dan
pengawasan industri keuangan, serta memperkuat kebutuhan akan transparansi,
akuntabilitas, dan integritas dalam manajemen perusahaan.