Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEKUATAN HUKUM DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Mata Kuliah: Bisnis Iternasional


Dosen Pengampu: Tiksnayana Vipraprastha, SE.,MM

Disusun Oleh Kelompok IV :

I Kadek Dwi Payana (03\2102612010515)


I Gusti Putu Ngurah Surya Wardana (11\2102612010523)
Putu Gede Arya Nugraha (17\2102612010529)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
pertolongannya dan kasih-Nya maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Adapun makalah tentang kekayaan intelektual dan kekuatan hukum kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasannya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
tentang Peran Dan Kedudukan Warga Negara Dalam Proses Politik Serta Demokrasi.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah kekayaan intelektual dan


kekuatan hukum ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca.

Denpasar ,1 mei 2023

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................
1.2.  Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................................
1.3.  Sasaran Penulisan Makalah.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................
2.1.Kekayaan Intelektual dan Kekuatan Hukum.............................................................................
2.1.1 Kekuatan Hukum Internasional..............................................................................................
2.1.2 Penyelesaian Pertikaian Internasional....................................................................................
2.1.3 Hak Kekayaan Intelektual......................................................................................................
2.1.4 Hukum Adat atau Hukum Sipil ?...........................................................................................
2.1.5 Standarisasi Hukum di Seluruh Dunia.................................................................................
2.1.6 Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik............................................................
2.1.7 Hukum Amerika Serikat yang Berdampak pada Bisnis Internasional Perusahaan
Amerika Serikat....................................................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partisipan dalam bisnis internasional harus memahami luas dan kedalaman hukum
dalam berbagai yurisdiksi di seluruh dunia. Hukum yang sangat banyak yang dipengaruhi
oleh pemerintah disemua tingkatan dalam seluruh subjek memengaruhi bisnis internasional.
Disatu sisi, bisnis harus menyadari keberadaan hukum untuk bisa menaatinya, disisi lain
bisnis juga berharap hukum akan membantu mereka saat dibutuhkan. Sebuah isu yang
menjadi perhatian besar dari bisnis yang beroperasi secara global adalah kestabilan
pemerintah dinegara tempat berlangsungnya bisnis serta sistem hukumnya. Saat bisnis masuk
kedalam sebuah negara, pebisnis harus mengetahui apakah pemerintah dinegara tersebut akan
mampu melindungi bisnis asing dengan sistem hukum yang mencukupi.

Di dalam bisnis internasional, tak lepas juga dengan pembahasan sistem moneter.
Sistem moneter internasional terdiri dari beberapa lembaga, perjanjian, peraturan, dan proses
yang memungkinkan terjadinya pembayaran, pertukaran mata uang, dan pergerakan modal
yang dibutuhkan untuk transaksi internasional. Selanjutnya kekuatan-kekuatan utama yang
menjadi pendorong sektor finansial global juga perlu diperhatikan. Kekuatan-kekuatan ini
meliputi fluktuasi nilai tukar mata uang, kontrol nilai tukar, perpajakan, serta inflasi dan
tingkat suku bunga.
Bisnis internasional juga berhubungan dengan tenaga kerja, dimana tenaga kerja
banyak memberikan pengaruh terhadap bisnis di suatu negara. Kondisi tenaga kerja akan
menjadi pembahasan penting. Sebagian besar kondisi tenaga kerja disatu kawasan ditentukan
oleh kekuatan sosial, kultural, agama, sikap dan kekuatan-kekuatan lain. Penentu lain dari
kondisi tenaga kerja adalah kekuatan politik dan hukum.

1
1.2.  Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “KEKAYAAN


INTELEKTUAL DAN KEKUATAN HUKUM ” berdasarkan rumusan masalah di atas,
adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain:

1.      Untuk mengetahui Kekuatan Hukum Internasional


2.      Untuk mengetahui Penyelesaian Pertikaian Intrnasional
3.      Untuk mengetahui Hak Kekayaan Intelektual
4.      Untuk mengetahui Hukum Adat atau Hukum Sipil
5.      Untuk mengetahui Standardisasi Hukum di Seluruh Dunia
6.      Untuk mengetahui Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik
7.      Untuk mengetahui Hukum Amerika yang berdampak pada Bisnis Internasional
Perusahaan-Perusahaan Amerika Serikat

1.3.  Sasaran Penulisan Makalah

Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat
yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah
khazanah keilmuan terutama di bidang hukum terutama hukum Bisnis dan semoga
keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Kekayaan Intelektual dan Kekuatan Hukum

2.1.1 Kekuatan Hukum Internasional


- Aturan Hukum

Sebuah Negara perlu menjalankan fungsi-fungsi dasarnya sesuai landasaan


hukum,Bukan berdasarkan aturan dari kadiktatoran politik atau dari golongan elit yang
kuat.suatu sistem hukum sebuah negara mendorong mudahnya investasi asing masuk sebab ia
mengetahui bahwa kepentingan mereka akan terlindungi.mengikuti aturan juga memastikan
perlindungan hak asasi masyarakat lokal.

- Hukum Internasional

Setiap negara yang berdaulat bertanggung jawab untuk menciptakan dan menegakkan
hukum di dalam yurisdiksinya.hukum harus melewati batas internasional,penerepannya akan
rumit karena adanya perjanjian antar negara.

Hukum internasional dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Dalam Sektor Publik:Hukum ini mencakup hubungan hukum antar pemerintah,termasuk


mengatur hukum diplomatik dan semua yang terkait dengan gak dan kewajiban negara-
negara yang berdaulat.

2. Dalam Sektor Swasta:Hukum yang mengatur transaksi antar individu dan perusahaan yang
melampau batas internasional.Contoh:Mengatur permasalahan dalam kontrak antar Binsin

- Sumber Hukum

Sumber hukum internasional berasal dari bebagai sumber.Namun yang paling penting
adalah perjanjian bilateral dan multilateral.dan sumber lain hukum internasional adalah
hukum adat internasional yang berasal dari adat dan penggunaan secara berabad-abad.contoh
pelarangan terhadap genosida(ada pula undang-undang yang melarang genosida).

Organisasi PBB telah menyediakan sebuah forum untuk menciptakan sebuah


perjanjian internasional. salah satunya menciptakan hukum internasional saat memutuskan
penyelsaikan konflik yang ada di negara anggota-anggotanya.

- Ekstrateritorialitas

Penerapan Hukum Ekstrateritorialitas (Di luar batas Wilayah) adalah usaha sebuah
negara untuk menerapkan sebuah hukum di luar negeri yang dilakukan bukan karena paksaan
akan tetapi melalui cara cara hukum internasional.Contohnya pemerintah amerika serikat
menetapkan pajak bagi warga negaranya tan memerdulikan sumber pendapatan atau tempat
tinggal warga negaranya.

3
2.1.2 Penyelesaian Pertikaian Internasional
- Litigasi

Litigasi bisa menjadi sangat rumit dan mahal. Selain melibatkan pengadilan itu
sendiri, sebagian besar tuntutan hukum mencakup aktifitas praperadilan yang panjang,
termasuk proses yang disebut penemuan. Penemuan adalah cara untuk menemukan fakta-
fakta yang relevan untuk litigasi yang diketahui oleh pihak lawan, termasuk memperoleh
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pihak lawan. Beberapa metode penemuan di anggap
cukup mengganggu sebab pengadilan mengizinkan kebebasan yang besar dalam memperoleh
informasi mengenai kepemilikan pihak lawan. Penemuan adalah satu alasan banyak orang di
luar Amerika Serikat tidak menyukai litigasi di Amerika Serikat.

Litigasi yang melibatkan perselisihan di luar batas internasional dapat terjadi di


pengadilan negara bagian maupun federal. Peraturan khusus berlaku untuk memperoleh
penemuan di negara-negara lain, dan peraturan tersebut berbedaantara negara yang satu
dengan yang lain. Beberapa negara secara bebas mengizinkan litigator dari Amerika Serikat
untuk memperoleh penemuan. Beberapa negara lain memiliki batasan-batasan. Contohnya,
jika penemuan terjadi di Swiss bahkan dalam kasus yang hanya melibatkan pihak-pihak dari
Amerika Serikat , harus ada izin dari pihak berwenang di Swiss. Jika gagal memperoleh izin
tersebut maka bisa dikenakan pinalti, termasuk kemungkinan sanksi kriminal.

Satu masalah utama yang biasa terjadi dalam litigasi antarnegara adalah pertanyaan
mengenai hukum yuridiksi mana yang harus diberlakukan dan di negara mana litigasi harus
dilakukan. Masing-masing negara (dan masing-masing negara bagian di Amerika Serikat)
memiliki hukum tersendiri untuk menentukan hukum mana yang berlaku dan di manalitigasi
harus berlangsung. Seperti yang terjadi dalam usaha penyelesaian perselisihan lainnya,
keputusan final mengenai isu ini ada di tangan pengadilan. Terkadang, pengadilan di dua
negara (atau dua negara bagian)akan berusaha untuk menyelesaikan perselisihan yang sama.
Lagi-lagi, hal ini diselesaikan dengan mengacu pada pilihyan ketetapan hukum tertentu dan
proses pemilihan ini bisa sangat rumit. Oleh karena itu, akan sangat bijaksana jika di dalam
kontrak disebutkan secara jelas klausul pilihan hukum dan klausul pilihan forum apabila
terjadi perselisihan. Klausul pilihan hukum adalah sebuah paragraf di dalam kontrak yang
secara spesifik menyatakan hukum mana yang akan berlaku pada saat terjadi perselisihan.
Contohnya, jika ada penjual Amerika Serikat dan pembeli dari Australia, kedua belah pihak
setuju bahwa hukum di Amerika Serikatlah yang akan mengatur jika terjadi perselisihan.

Sementara itu, klausul pilihan forum adalah sebuah paragraf dalam kontra yang
menyatakan secara spesifik dimana perselisihan akan diselesaikan. Contohnya, para pihak di
contoh sebelumnya bisa bersepakat untuk menyelesaikan perselisihannya di pengadilan
negara bagian Californiadi kota Los Angels, California.

4
- Pelaksanaan Kontrak

Kapanpun terjadi kesepakatan bisnis, ada kemungkinan munculnya permasalahan


yang membat pihak lain menjalankan kewajibannya. Tidak ada pengadilan yang berlaku di
seluruh dunia yang memiliki kekuatan untuk menyelesaikan semua persoalan. Pengadilan
tingkat dunia yang ada, misalnya Mahkamah Internasional PBB, bergantung pada ketaatan
yang sifatnya sukarela dari para pihak yang terlibat di dalamnya. Setiap negara di dunia
merupakan negara yang berdaulat dan memiliki peraturannya masing-masing dalam
menyikapi keputusan dan putusan pengadilan dari negara lain.

Saat para pihak yang terlibat kontrak adalah penduduk dari satu negara yang sama,
hukum di negara tersebut akan mengatur pelaksanaan kontrak dan semua kemungkinan
perselisihan yang timbul di antara kedua belah pihak. Pengadilan di negara tersebut memiliki
yuridiksi terhadap para pihak, dan putusan pengadilan akan diberlakukan sesuai dengan
prosedur yang ada di negara tersebut. Pada saat penduduk dari dua negara atau lebih terlibat
dalam kontrak, solusi penyelesaian perselisihan yang relatif mudah itu tidak ada.
Melaksanakan kontrak yang melewati batas internasional biasanya cukup rumit.

a) Solusi PBB

Saat perselisihan mengenai kontrak terjadi antara pihak dari dua negara atau
lebih, hukum di negara mana yang akan di pakai untuk menyelesaikannya ? banyak
negara, termasuk Amerika Serikat, telah meratifikasi. Convention on the International
Sale of Goods (CISG) PBB untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

CISG menetapkan peraturan-peraturan hukum yang seragam untuk mengatrur


pembentukan kontrak penjualan internasional dan hak serta kewajiban antara pembeli
dan penjual. CISG secara otomatis berlaku terhadap semua kontrak penjualan barang
antara pedagang dari negara-negara yang lebih meratifikasi CISG. Pemberlakuan
secara otomatis ini akan terjadi kecuali para pihak dalam kontraknya dengan jelas
keluar dari-memilih keluar dari-CISG>.

b) Solusi Pribadi-Arbitrasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, banyak orang di luar Amerika


Serikat tidak menyukai sistem pengadilan Amerika Serikat. Begitu pula, banyak
pebisnis di Amerika Serikat tidak menyukai atau setidaknya khawatir terhadap litigasi
di negara lain. Oleh karena itu, pebisnis internasional biasanya setuju bahwa setiap
perselisihan yang terjadi akan diselesaikan melalui arbitrasi, daripada diselesaikan di
pengadilan di negara manapun. Arbitrasi adalah mekanisme penyelesaian
persilisihan yang merupakan alternatif dari litigasi. Arbitrasi biasanya lebih cepat,
murah, dan lebih tertutup dibandingkan litigasi, dan biasanya akan mengikat seluruh
pihak yang terlibat. Setidaknya ada 30 organisasi yang saat ini mengelola arbitrasi
internasional, yang paling terkenal mungkin adalah Internatioanl Court of Arbitration
of the International Chamber of Commerce di Paris. Sebagai tambahan, London dan
New York juga merupakan pusat arbitrasi. Bebrerapa organisasi memiliki spesialisasi
5
pada beberapa kasus arbitrasi yang akan mereka tangani. Contohnya, World
Intellectual Property Organization Arbitration and Mediation Center menangani
perselisihan mengenai teknologi, hiburan, dan hak kekayaan intelektual. Internatioanl
Center for the Settlement of Invesment Disputes tentu saja memiliki spesialisasi
dalam perselisihan mengenai investasi.
Kesimpulannya, perseorangan dan bisnis biasanya memilih proses arbitrasi
dikarenakan beberapa alasan. Mereka mungkin curiga dengan pengasilan asing.
Arbitrasi secara umum lebih cepat dibandingkan dengan pengadilan dimana kasus-
kasus menumpuk. Prosedur arbitrasi biasanya tidak terlalu formal seperti halnya
prosedur pengadilan. Arbitrasi bisa dibuat rahasia, menghindari kemungkinan
publisitas yang tidak diinginkan yang akan terjadi seandainya perselisihan di lakukan
di pengadilan. Selain itu, secara umum proses ini lebih murah.

c) Pelaksanaan Keputusan Arbitrasi


Asing Pengadilan di negara-negara seluruh dunia biasanya melaksanakan
keputusan arbitrasi, tetapi terkadang pelaksanaan ini bisa menimbulkan masalah.
Satu solusinya adalah Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign
Arbitral Awards PBB. Amerika Serikat dan banyak negara anggota PBB telah
meratifikasi konvensi ini. Konvensi ini mengikat seluruh negara yang meratifikasinya
untuk mendorong adanya arbitrasi ketika para pihak telah menyatakan hal tersebut
dalam kontraknya, dan untuk melaksanakan keputusan karena adanya arbitrasi.
Organisasi lain bekerja untuk menetapkan hukum bisnis internasional.
Sekarang ini The Incoterms of the International Chamber of Commerce and its
Uniform Rules and Practice on Documentary Credits telah diterima secara universal.
Commision on International Trade Law and International Institute for the Unifocation
of Private Law PBB juga telah melakukan banyak hal yang berguna. Hague-Vishy
Rules on Bills of Lading disponsori oleh International Law Associationjuga telah
digunakan oleh sejumlah negara.

- MESKIPUN ADA KETIDAKPASTIAN HUKUM, BISNIS INTERNASIONAL


TETAP TUMBUH

Meskipun ada ketidakpastian hukum yang menyertai pelaksanaan bisnis di


negara lain, tren itu mengidikasikan bahwa aktifitas bisnis internasional akan
mengalami peningkatan di masa depan. Oleh karena itu, para pebisnis internasional
harus menyadari lingkungan hukum yang mereka hadapi. Sistem hukum secara
bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara lainnya, dan sangat
penting untuk memahami perbedaan-perbedaannya. Asumsi yang digunakan
seseorang berdasarkan sistem hukum Amerika Serikat mungkin tidak berlaku di
negara lain.

2.1.3 Hak Kekayaan Intelektual


Sebuah paten adalah sebuah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
dengan memberikan hak eksklusif kepada penemu suatu produk atau proses untuk

6
merakit, mengeksploitasi, menggunakan, dan menjual penemuan atau proses tersebut.
Tanda dagang dan merek dagang adalah desain dan nama, biasanya secara resmi
terdaftar, yang digunakan oleh pedagang atau perusahaan manufaktur untuk
menandai dan membedakan produk mereka. Hak cipta adalah hak yang ekslusif
secara hukum bagi pengarang, komposer, pencipta perangkat lunak, penulisnaskah,
seniman, dan penerbit untuk menerbitkan dan memusnahkan hasil pekerjaan mereka.
Rahasia dagang adalah segala informasi yang diinginkan untuk tetap
dirahasiakan oleh suatu bisnis. Semua istilah tersebut termasuk ke dalam hak
kekayaan intelektual.
Rahasia dagang bisa bernilai tinggi, akan tetapi tiap negara menangani dan
melindunginya dengan caranya masing-masing. Jangka waktu perlindungannya juga
beragam, juga jenis produk yang boleh dan tidak boleh dilindungi. Beberapa negara
mengizinkan proses produksi untuk dilindungi, tetapi bukan produknya. Perusahaan
internasional harus mempelajari dan menaati hukum di tiap negara tempat mereka
ingin memproduksi, mencipatakan, atau menjual produk.

- PATEN
Dalam bidang paten, International Convention for the Protection of Industrial
Property yang juga dikenal dengan Paris Union, menetapkan beberapa
standarisasi. Sebanyak 173 negara menyetujui konvemsi ini-bahkan Korea Utara
adalah negara yang ikut menandatangani konvensi ini. Sebagian besar negara
Amerika Latin dan Amerika Serikat merupakan anggota dari Inter-American
Convention yang menyediakan perlindungan serupa dengan yang ditawarkan oleh
Paris Union.
Langkah besar menuju harmonisasi perlakuan paten adalah European
Patent Organization (EPO). Melalui EPO, pihak yang mengajukan paten hanya harus
mengajukan suatu pengajuan dalam bahasa Inggris, Prancis, atau Jerman untuk dapat
memperoleh perlindungan peten di 24 negara anggotanya. Sebelum EPO, pihak yang
mengajukan paten harus mengajukan ke tiap negara dalam bahasa yang berlaku di
negara tersebut. Sering kali, banyak perusahaan yang terlibat. Contohnya, di tahun
2008 Mahkamah Agung Amerika Serikat mengatur mengenai paten cjip mkomputer
Amerika Serikat, yang lisensinya diberikan oleh LG Electronis Korea Selatan kepada
Intel Corp. Saat perusahaan asal Taiwan menggunakan chip tersebut, LG menuntut.
Industri obat-obatan juga sangat tergantung pada paten. Perusahaan obat
multinasional menyatakan bahwa mereka membutuhkan perlindungan paten selama
bertahun-tahun untuk bisa mengembalikan investasi yang mahal dalam riset atas
pengembangan pengobatan yang baru. Pfizer Inc memiliki produk yang laris di
pasaran dengan merek Lipitor, sebuah obat kolestrol. Penghasilan Pfizer dari Lipitor
mencapai 13 miliar dolar per tahun. Paten Pfizor untuk Lipitor habis masa berlakunya
di tahun 2010, jadi pada tahun 2008 Pfizer menegoisasikan perjanjian dengan
produsen obat generik asal India Ranbaxy Laboratories Ltd untuk menunda perilisan
versi generik produksi Ranbaxy hingga bulan November 2011. Penundaan selama 20
bulan ini sangat penting bagi Pfizer, mengingat penghasilan yang diperoleh per bulan
mencapai lebih dari 1 milyar dollar.

7
World Intellectual Property Organization (WIPO)adalah lembaga PBB yang
mengelola 23 perjanjian hak kekayaan intelektual internasional. Wipo memberikan
saran kepada negara-negara berkembang mengenai permasalahan seperti mengelola
kantor paten dan membuat konsep peraturan hukum mengenai hak kekayaan
intelektual. Ketertarikan dalam hal hakl kekayaan intelektual telah tumbuh di
beberapa negara berkembang. Ada juga organsisasi lain yang disebut TRIPS “trade
related aspectsof intellectual property (aspek terkait perdagangan hak kekayaan
intelektual)” yang beroperasi di bawah WTIO. Selain itu, di tahun 2007 Amerika
Serikat, Uni Eropa, Meksiko, Jepang, Swiss, Australia, Korea Selatan, dan Kanda
mulai melakukan negosiasi untuk Anti-Counterfeting Trade Agreement(ACTA).
Ketentuan-ketentuannya masih dirahasiakan akan tetapi bagian dari perjanjnian akan
membuat petugas penjaga di perbatasan lebih mudah untuk memeriksa laptop untuk
mencari konten-konten bajakan. Para penentangnya menyatakan bahwa ACTA akan
berdampak negatif terhadap arus informasi dalam internet.
Di PBB, negara-negara yang lebih kecil telah merencanakan serangan
terhadap keeksklusifan dan periode perlindungan paten,. Mereka ingin agar
perlindungan paten ini diperpendek periodenya dari 15 hingga 20 tahun. Saat ini
menjadi 5 tahun atau bahkan hanya 30 bulan. Akan tetapi, perusahaan-perusahaan
multinasional tentu saja menolak perubahan tersebut. Mereka menyatakan bahwa
insentif satu-satunya bagi mereka untuk melakukan investasi dalam riset dan
pengembangan yang mahal adalah jangka waktu perlindungan paten yang cukup
lamauntuk menutupi biaya yang telah mereka keluarkan tersebut serta memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Faktor lain yang dipertimbangkan adalah adanya “patent troll”, yang dapat
disamakan dengan perampok jalan raya modern yang mengambil keuntungan dalam
persoalan tersebut. Mereka adalah para pengacara dan investor yang membeli paten
yang keliru diberikan, sebagian besar kepada perusahaan-perusahaan yang gagal.
Dalam satu kasus, seorang patent troll mengklaim bahwa sebuah paten yang dibeli
seharga 50000dolar dilanggar oleh mikroprosesor Intel dan mengancam akan
menuntut Intel senilai 7 juta dollar akibat kerugian yang dirasakannya. Ini adalah
sebuah dunia yang dihuni bukan hanya oleh troll, akan tetapi juga pembajak paten,
patent thicket, dan yang sejenisnya.

- Tanda Dagang

Perlindungan tanda dagang bervariasi antara satu negara dengan negara lain,
begitu pula durasinya yang bisa dari 10 hingga 20 tahun. Perlindunga tersebut di atur
dalam Perjanjian Madrid tahun 1891 untuk sebagian besar negara di dunia, meskipoun
ada juga General American Conventionfor Trademark and Commercial Protection for
the Western Hernisphere. Selain itu, perlindungan bisa disediakan dalam perjanjian
bilateral dalam hal persahabatan, perdagangan, dan navigasi. Langkah penting dalam
melakukan harmonisasi peraturan mengenai tanda dagang diambil pada tahun 1988 di
mana peraturan bagi tanda dagang di Uni Eropa dirancang. Kantor Tanda Dagang di
eropa di kenal dengan Ofiice of Harmonization in the Internal Market (OHM)

8
bertanggungjawab mengenai pengakuan dan perlindungan tanda dagang di seluruh
Eropa, termasuk tanda dagang milik perusahaan yang berkedudukan di negara-negara
bukan anggota Uni Eropa.

- Nama Dagang

Nama dagang dilindungi di seluruh negara yang menyetujui International


Convertion for the Protection of Industrial Property, yang disebutkan sebelumnya
terkait dengan paten. Barang yang disertai tanda atau nama dagang ilegal atau
keterangan yang salah mengenai asalnya adalah subjek penyitaan begitu masuk ke
negara0negara ini.

- Hak Cipta

Hak cipta dilindungi di bawah Berne Convention tahun 1886, yang disetujui
oleh 77 negara, dan Universal Copyright Convention tahun 1954, yang telah
digunakan di 92 negara. Amerika Serikat tidak meratifikasinya karena membutuhkan
perlindungan yang lebih besar terhadap pembajakan perangkat lunak komputer.

2.1.4 Hukum Adat atau Hukum Sipil ?

Sejarahnya, ada sebuah perbedaan yang jelas antara hukum adat, yang
dikembangkan di Inggris dan kemudian menyebar ke koloni-koloni Inggris, dan
hukum sipil, yang berasal dari benua Eropa. Pengadilan membuat hukum adat ketika
memutuskan kasus-kasus individu; raja, pangeran, atau lembaga legislatif yang
mengeluarkan dekrit atau yang menyetujui rancangan undang-undang hukum sipil.
Hakim dalam yurisdiksi hukum adat memiliki kuasa untuk mengartikan hukum,
sementara hakim dalam yuirisdiksi hukum sipil hanya memiliki kuasa untuk
menjalankan hukum. Perbedaannya cukup signifikan. Para hakim dalam yurisdiksi
hukum hukum adat memiliki kuasa lebih untuk mengembangkan peraturan untuk
menyesuaikan kasus-kasus tertentu. Sebaliknya, pelaksanaan hukum sipil memiliki
lebih kaku. Seorang hakim dalam yurisdiksi hukum sipil terikat oleh kata-kata di
dalam kitab undang-undang. Acuan yang ketat terhadap bahasa dari kitab tersebut
membuat hukum sipil lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan hukum adat.
Seiring berjalannya waktu, lembaga legislatif dan pemerintah di Amerika Serikat telah
membuat lebih banyak hukum dan perturan. Pengadilan secara bergantian akan
melakukan interpretasi terhadap hukum dan peraturan tersebut karena berbagai pihak
berargumen mengenai artinya.

- Praktik Di Eropa

9
Eropa mwmiliki sejarah ribuan tahun penindasan, baru-baru ini beralih kepada sistem
demokrasi. Sejarah panjang tersebut memberikan alasan lebih bagi penduduk Eropa untuk
takut kepada pemerintahnya, dibandingkan dengan penduduk Amerika Serikat. Sebelum
hukum baru dipresentasikan ke legislatif (yang, tidak seperti legislatif di Amerika
Serikat, selalu dikontrol oleh partai politik yang sama dengan partai yang mengontrol
eksekutif), tercapai konseus di antara sebagian besar perseorangan, bisnis, dan lembaga
pemerintah yang akan terkena dampaknya, berkebalikan dengan praktik di Amerika
Serikat, legislasi di Eropa jarang diamandemen, dan peraturan juga jarang direvisi.
Pengadilan tidak dimintai interpretasinya, dan jika dimintai, keputusan yang dibuat jarang
dibawa banding. Sekali konseus dihasilkan, mengungkit persoalan yang sama dianggap
sangat buruk, dan mereka yang melakukannya akan dikucilkan dalam konsultasi
selanjutnya.
Uni Eropa adalah gabungan dari negara-negara berdaulat. Meskipun negara anggota
Uni Eropa bersedia untuk memasrahkan sebagian kedaulatannya ke dalam Uni Eropa, Uni
Eropa masih memiliki kuasa yang terbatas untuk menerapkanj hukum yang komprehensif
ke seluruh Uni Eropa. Akan tetapi, kuasa tersebut semakin besar. Penting untuk diingat
bahwa Uni Eropa menetapkan hukum degan cara yang sangat berrbeda dengan Amerika
Serikat. Institusi dalam penetapan kebijakan di Uni Eropa yang paling utama tetaplah
Council of Mininsters, yamg dikontrol oleh pemerintah di negaranya masing-masing. Uni
Eropa mungkin suatu hari ini akan menyerupai Amerika Serikat dalam hal pembuatan
hukum, akan tetapi saat ini belum terjadi.

- Praktik Di Amerika Serikat


Berkebalikan dengan adat Eropa, perseorangan dan bisnis di Amerika Serikat
memiliki tradisi yang lebih lemah dalam menaati pemerintah dan tidak begitu takut
terhadap pemerintah. Penduduk Amerika Serikat lebih mungkin untuk menentang hukum
di pengadilan, di jalan, atau dengan ketidakpatuhan dibandingkan dengan penduduk
Eropa. Hukum di Amerika Serikat adalah produk dari proses permusuhan, bukan sebuah
konseus, hukum ditulis oleh satu cabangindependen pemerintah untuk dieksekusi oleh
cabang lain dan diinterpretasikan oleh cabang ketiga. Partai politik berbeda atau orang-
orang yang memiliki perbedaan filosofi biasanya mengontrol tiga cabang yang berbeda
tersebut.
Di Amerika Serikat, hukum dan peraturan diamandemen secara konstan dan direvisi
oleh legislatif dan lembaga-lembaga lain. Pengadilan mengartikan hukum dengan cara
yang terkadang mengejutkan; pengadilan bahkan bisa menolak hukum denga alasan tidak
sesuai konstitusi. Kekuatan legislatif diberikan oleh Konstitusi Amerika Serikat di
Kongres, yang memiliki kewenangan untuk membuat hukum untuk seluruh negeri, subjek
veto dari presiden.

2.1.5 Standarisasi Hukum di Seluruh Dunia

10
Banyak usaha teah dilakukan untuk membuat standarisasi hukum antarnegara. Untuk
bisnis internasional, keuntungan dari standarisasi adalah bahwa arus bisnis bisa lebih baik
jika ada peraturan yang seragam. Harmonisasi di seluruh dunia berjalan dengan lambat di
beberapa daerah. Untuk saat ini pebisnis harus menghadapi kenyataan standar-standar
yang berbeda.

Di bidang pajak, ada konvensi atau perjanjian pajak antarnegara. Setiap negara
berusaha untuk membuat perjanjian-perjanjian tersebut semirip mungkin dengan negara
lain, sehingga pola dan ketetapan yang umum bisa ditemukan di antara negara tersebut.
Di bidang antimonopoli, negara anggota Uni Eropa beroperasi di bawah Pasal 81 dan 82
Treaty of Rome, yang mirip dengan hukuman antimonopoli di Amerika Serikat. Dalam
pergerakan bilateral yangtidak umum, Jerman dan Amerika Serikat menandatangani
perjanjian eksekutif kedua negara untuk bekerja sama dalam permasalahan antimonopoli
yang berkaitan dengan perusahaan yang beroperasi di kedua negara tersebut. Rencana
untuk menyusun perjanjian seluruh dunia dalam permasalahan antimonopoli sudah
dibuat.
Terdapat beberapa kesepakatan di bidang arbitrasi komersial internasional, termasuk
pelaksanaan keputusan arbitrasi. Jika kontyrak yang dipertentangkan melibatkan investasi
dari suatu negara ke negara lain, kontrak tersebut dapat didaftarkan untuk arbitrasi oleh
International Center for Settlement of Invesment Disputes di Bank Dunuia. Bab 4
membahas beberapa organisasi di bawah PBB dan asosiasi di seluruh dunua. Masing-
masing lembaga tersebut memiliki pengaruh untuk menyelaraskan atau menstandarisasi
hukum di negara-negara anggotanya.

Convention on the International Sale of Goods (CISG) PBB memberikan


keseragaman dalam perjanjian penjualan internasional bagi para pihak yang memilih
untuk menggunakannya.

Ada banyak usaha untuk membuat standar akuntansi dan kepailitan yang seragam di
seluruh dunia. A Model Law on Cross-Border Insolvencies dari UNCITRAL merupakan
dasar dari bab 15 dalam Bankruptcy Code Amerika Serikat, misalnya.

Dua organisasi yang menstandarisasiadalah International Organization for


Standardzation (ISO) dan Internastional Electrotechnical Commision (IEC). IEC
memberikan standarisasi pengukuran, bahan, dan peralatan di hampir seluruh bidang
elektroteknologi. ISO merekomendasikan standar di bidang teknologi lain. Sebagian
besar pembelian oleh pemerintah dan swasta di seluruh dunia meminta produk yang
memenuhi standar spesifikasi IEC atau ISO. Seluruh pengukuran IEC dan ISO diukur
dalam sistem metrik, sehingga ada biaya konvensi bagi perusahaan asal Amerika Serikat
yang mengekspor produk yang tidak menggunakan ukuran metrik. Hanya ada duan
negara lain (Myanmar dan Liberia) yang belum menggunakan ukuran metrik.

2.1.6 Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik

11
- Perpajakan
Tujuan utama pajak-pajak tertentu tidak harus untuk meningkatkan pendapatan
negara. Beberapa diantara berbagai tujuan pajak bukan penerimaan adalah untuk
meredistribusikan pendapatan, menghimbau masyarakat untuk mengurangi atau tidak
mengkonsumsi produk tertentu. Jumlah pajak yang harus dibayar disesuaikan dengan
besarnya penghasilan pembayar pajak serta memperhatikan resiprositas berdasarkan
perjanjian perpajakan (tax treaty) yang berlaku khususnya bagi warga negara asing.

Tujuan tersebut dimaksudkan untuk memberi tekanan politik dan ekonomi khususnya
terhadap pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas pembuatan peraturan pajak dan
pemungutannya. Di berbagai negara di dunia, terdapat banyak perbedaan dalam sistem
pajaknya, antara lain sebagai berikut:

- Tarif Pajak

Tarif pajak berkisar dari yang relatif tinggi di beberapa negara Eropa Barat.Ada
beberapa negara yang memberlakukan pajak atas laba modal (capitan gain tax) dan ada
pula yang beberapa negara yang tidak memberlakukannya. Negara-negara yang
memilikinya mengenakan pajak atas keuntungan/laba modal dengan tarif yang berbeda-
beda.

- Jenis Pajak

1. Pajak Atas Laba Modal (Capital Gain Tax)

Meskipun Amerika Serikat mengenakan pajak atas laba modal yang tinggi, tetapi
masih mengandalkan sebagian besar penerimaannya dari pajak pendapatan. Semakin
tinggi pendapatan seseorang atau perusahaan, maka mereka berkewajiban membayar
pajak pendapatan yang semakin tinggi pula.

2. Pajak Peratmbahan Nilai

Pada tahun 1970-an dan 1980-an rasa tidak puas akan pajak pendapatan dan pajak
lainnya mulai berkembang. Hal ini mendorong lahirnya “Pajak Pertambahan Nilai”
(value added tax-VAT) di Kongres dan Perbendaharaan Negara Amerika Serikat.
Banyak yang menyarankan agar Amerika Serikat menggunakan VAT seperti yang
digunakan di negara-negara Eropa dan menjadikannya sebagai pendapatan utama. Ada
kelompok yang setuju dengan VAT tetapi ada kelompok lain yang menolaknya.
Kelompok yang setuju menyatakan VAT mudah dilaksanakan dan dapat meningkatkan
pendapatan negara. Sedangkan yang menolak menyatakan bahwa VAT adalah jenis
pajak konsumtif yang memberatkan bagi masyarakat kurang mampu.

3. Unitary Tax System (Sistem Perpajakan Berdasarkan Kesatuan atau Kelompok)

12
Perjanjian perpajakan internasional dibuat secara umum berdasarkan prinsip “arm’s
length” atau “water edge”, yaitu keuntungan yang dikenakan pajak untuk cabang di
sebuah negara akan dinilai seolah-olah cabang itu menjalankan bisnisnya secara mandiri.

4. Konvensi Perjanjian Pajak

Karena banyaknya sistem perpajakan yang berbeda di masing-masing negara,


beberapa negara telah saling menandatangani perjanjian perpajakan. Ada tidaknya
perjanjian perpajakan sering menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan
mengenai lokasi investasi dan bisnis internsional.

- Hukum Antimonopoli
Menurut UU No. 5 Tahun 1999, monopoli adalah suatu bentuk penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Sedangkan pengertian persaingan usaha
tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi
atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
hukum atau menghambat persaingan usaha. Hukum Antimonopoli di Amerika Serikat
sangat ketat dan diterapkan dengan serius. Department of justice Amerika Serikat adalah
lembaga yang bertugas menerapkan hukum antimonopoli di Amerika Serikat. Negara
lain, termasuk Uni Eropa, semakin aktif dalam urusan monopoli. Lebih dari 80 negara
saat ini memiliki hukum antimonopoli, termasuk negara yang baru memilikinya, yaitu
Singapura dan Cina. Di Uni Eropa, hukum ini terkadang disebut sebagai kebijakan
persaingan.

Fokus Amerika Serikat terhadap hukum antimonopoli berkaitan dengan dampak


transaksi bisnis terhadap konsumen, sementara Uni Eropa lebih mempertimbangkan
mengenai struktur daya saing industri dan memperhatikan tujuan pesaing.Pemerintah
Amerika Serikat sering berusaha untuk menerapkan hukum antimonopi di luar batas
yuridiksinya. Contohnya, di tahun 1979, juri besar Washington DC mendakwa tiga
perusahaan perkapalan asing dengan tuntutan menetapkan harga tanpa adanya persetujuan
dari Federal Martime Commission Amerika Serikat.

- Retriksi Perdagangan (Hambatan Perdagangan)


» Tarif, Kuota dan Hambatan Perdagangan lainnya
13
Setiap negara telah memiliki hukum tentang hal ini. Penentuan tarif dimaksudkan
untuk meningkatkan pendapatan negara dan melindungi produsen dalam negeri. Kuota
yang membatasi jumlah impor dimaksudkan untuk memberikan perlindungan. Ada
beberapa bentuk perlindungan atau hambatan untuk melakukan kegiatan dagang dengan
menggunakan hukum nasional antara lain untuk produk yang berkaitan dengan kesehatan
dan produk kemasan.
Hambatan perdagangan lainnya adalah mengenai bahasa yang digunakan dalam label,
iklan, buku petunjuk, peringatan, dan sebagainya. Tujuan dilaksanakan proteksi adalah
untuk menyelamatkan lapangan kerja dalam negeri.

- Kerugian

Kerugian adalah kerugian yang di bebanka pada orang lain, baik secara sengaja atau
karena kelalaian. Kasus-kasus kerugian di Amerika Serikat biasanya menghasilkan ganti
rugi dalam bentuk uang yang besar kepada pihak yang dirugikan. Negara- negara lain
memiliki hukum tentang kerugian yang membatasi jumlah uang yang bisa diperoleh akibat
tindakan yang menimbulkan kerugian.

1. Pertanggung Jawaban Produk

Satu bahasan penting mengenai kerugian, terutama di arena internasional, adalah


pertanggung jawaban produk. Hukum pertanggung jawaban produk mengaharuskan
perusahaan dan pegawai serta direkturnya untuk bertanggung jawab dan kemungkinan
menjadi subjek dari denda atau penjara saat produknya mengakibatkan kematian , luka
atau kerusakan. Pertanggungjawaban untuk produk gagal atau yang berbahaya merupakan
bahasan yang berkembang dalam dalam profesi hukum di amerika serikat mulai tahun
1960.

Perusahaan-perusahaan manufaktur biasanya terkena standar kewajiban yang ketat,


yang mengharuskan pembuatan produk/peaku usaha bertanggung jawab terhadap
kerusakan yang di akibatkan oleh sebuah produk tanpa kebutuhan akan adanya penggugat
untuk membuktikan kelalaian pada proses merancang atau memproduksi produk tersebut.
Ada beberapa alasan untuk percaya bahwa dampak dari kewajiban yang terhadap
perusahaaan desain dan manufaktur di Eropa dan Jepang tidak akan seberat atau separah
yang terjadi di Amerika Serikat. Uni Eropa mengizinkan perusahaan untuk menggunakan
pembelaan”state-of-the-art ( pelaksanaan yang sudah sesuai dengan aturan )” atau “resiko
pengembangan”, yang memungkinkan perusahaan yang merancang atau memproduksi
produk tersebut menunjukan bahwa di saat merancang atau memproduksi digunakan
teknologi yang paling modern dan canggih. Mereka juga diizinkan untuk menutupi
kerusakan.

2. Dampak Ganti Rugi Hukuman Terhadap Obat-Obatan

14
Ganti rugi hukuman snilai jutaan dolat yang diberikan oleh pegadilan Amerika
Serikat telah mengakibatkan perusahaan asing menjauhkan produk mereka dari pasar
Amerika Serikat. Contoh, Axminster Electronics, sebuah perusahaan asal Inggris yang
peralatannya membantu mencegah kematian mendadak pada bayi dengan memonitor
pernapasan bayi, tidak menjual produk mereka di Amerika Serikat karena mereka
tidak bisa memenuhi jaminan pertanggungjawaban produk. Di Amerika Serikat,
setiap perusahaan obat mengetahui bahwa jika seseorang menggunakan obat dan
setelah itu menjadi sakit, ada kemungkinan bahwa dewan juri akan menuntut
pertanggungjawaban dari perusahaan manufaktur dan memerintahkan perusahaan
untuk membayar ganti rugi. Keputusan atas Merck dalam kasus Vioxx merupakan
salah satu contohnya.

3. Pembeli Hati-Hatilah Di Jepang

Hukum di Jepang mengenai pertanggungjawaban produk mengharuskan


penggugat untuk membuktikan adanya kelalaian desain dan proses manufaktur, yang
cukup sulit dengan peralatan yang rumit dan canggih. Kesulitan penggugat semakin di
perparah dengan prosedur hukum Jepang yang unik mengenai penemuan, proses di
mana penggugat bisa mencari dokumen milik tergugat yang relevan dengan kasus
mereka.

- Keragaman Hukum

Individu yang bekerja di luar negeri arus waspada untuk menghindari diri dari
jeratan hukum lokal dan polisi, tentara, atau petugas pemerintah. Beberapa comtoh
ini menegaskan alasannya.
Pegawai Plessey, warga negara Inggris, dihukum penjara seumur hidup d
Libya karena “membahayakan revolusi dengan memberikan informasi kepada
perusahaan asing”. Dua warga Australia di hukum mati di Mlaysia karena
kepemilikan lebih dari 15 gram obat keras. Arab Saudi dan negara-negara islam
lainny asecara keras memberikan sanksi apabila mengimpor atau minum minuman
berakohol dan menggunakan pakaian yang terbuka .

15
2.1.7 Hukum Amerika Serikat yang Berdampak pada Bisnis Internasional
Perusahaan Amerika Serikat

Meskipun tiap hukum yang terkait bisnis memiliki dampak tersendiri dalam aktivitas
internasional, beberapa hukum memerlukan peranan khusus. Kita akan melihat sekilas
hukum-hukum di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan hukum Amerika Serikat
memengaruhi aktivitas perusahaan internasional, belum ada usaha yang berhasil
mengoordinasikan mereke. Beberapa hukum bahkan saling salah paham , dan dan
yang lain menghilangkan kemampuan bisnis di Amerika Serikat untuk bersaing
dengan perusahaan asing.

- FOREIGN CORRUPT PRACTICES ACT

Pada tahun 1970-an, pengungkapan pembayaran yang dipertanyakan atau


mencurigakan oleh perusahaan asal Amerika kepada petugas pemerintah di negara lain
mengguncang pemerintah di Belanda dan Jepang. Kongres menganggap penyuapan
korporasi sebagai “bisnis buruk” dan “tidak diperlukan.” Hasilnya, di tahun 1997,
Kongres mengesahkan Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) dan presiden
menandatanganinya sebagai hukum.
Ketidakpastian Ada sejumlah ketidakpastian mengenai istilah yang
digunakan di FCPA. Satu yang menarik berkaitan dengan “pelican(grease)”. Menurut
rancangan FCPA, UU ini tidak melarang uang pelican, pembayaran yang dibuat
semata-mata untuk mempercepat tindakan tindakan resmi yang terikat. Tindakan-
tindakan seperti pelancaran bea cukai dan panggilan telepon telah terekam. Tidak ada
perbedaan yang jelas antara pembayaran pelican yang legal dengan suap yang illegal.
Untuk membuat persoalan lebih rumit, petugas Departemen Kehakiman Amerika
Serikat menyatakan bahwa mereka mungkin akan menuntut pembayaran pelican
dibawah hukum antipenyuapan yang ditulis untuk menangani korupsi yang dilakukan
di Amerika Serikat.
Keraguan lain yang disebabkan oleh FCPA berkaitan dengan standar
akuntansi yang disyaratkan untuk pemenhannya. Permasalahan ini berhubungan
dengan pertanyaan mengenai sejauh mana manajemen harus mulai mempelajari
apakah pegawai, kantor cabang, atau agen mungkin telah melanggar undang-undang
tersebut; bahkan jika manajemen tidak mengetahui adanya pembayaran illegal,
perusahaan bisa saja dianggap melanggar jika perusahaan” memiliki alasan untuk
mengetahui” bahwa sebagian pembayaran di luar negeri mungkin digunakan sebagai
suap.
FCPA menjadikan tindakan penyuapan petugas pemerintah di negara lain
untuk mempertahankan atau memperoleh bisnis sebagai hal yang illegal.
Memfasilitasi pembayaran untuk kegiatan rutin pemerintah seperti pengeluaran visa,
persetujuan impor, dan pemrosesan surat-surat pemerintah diizinkan di bawah FCPA.
Pengkritik pada waktu itu percaya bahwa FCPA akan membahayakan daya saing
perusahaan Amerika di luar negeri sebab undang-undang ini menuntut standar
perilaku yang lebih tinggi bagi perusahaan Amerika dibandingkan kondisi yang

16
umum dalam lingkungan yang penuh persaingan. Kongres memutuskan bahwa
kerugian ekonomi yang potensial terhadap ekspor akan cenderung kecil dan
perusahaan-perusahaan yang akan rugi hanyalah perusahaan yang caranya bersaing
hanya melalui penyuapan. Amerika Serikat pada tahun 1997 secara aktif melobi
komunitas internasional untuk memperkenalkan hukum yang sama dengan Konvensi
OECD mengenai Penyuapan yang dilakukan. Tiga puluh tujuh negara mendatangani
konvensi tersebut. Ada juga Konvensi PBB Menentang Korupsi yang ditandatangani
lebih dari 100 negara di tahun 2008.
Mungkin beberapa dari kita ingin tahu apakah hukum Amerika Serikat
mengenai penyuapan merugikan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di
persaingan internasional. Apa yang telah terjadi dalam hal penyuapan adalah hal yang
menarik. FCPA, bersama dengan konvensi OECD dan inisiatif PBB telah menjadikan
diskusi mengenai penyuapan dan transparasi menjadi terbuka. Diskusi tersebut lebih
jauh distimulasi oleh krisis keuangan Asia tahun 1997, yang salah satu penyebabnya
adalah kurangnya transparasi dalam transaksi keuangan. Memperoleh reputasi
internasional untuk transparasi dan dianggap sebagai “jujur” menjadi lebih penting
bagi perusahaan-perusahaan global. Tampaknya ada pergerakan yang kuat bagi nilai
perusahaan yang mendukung integritas dalam keyakinan bahwa integritas lebih baik
bagi bisnis dibandingkan dengan aktivitas korupsi.
Sebagai tambahan, organisasi Transparency Internasional
(www.transparancy.org) memublikasikan indeks perilaku suap. Data untuk tahun
2006 didasarkan pada survey terhadap 11.232 responden dari 125 negara. Posisi
bisnis Amerika Serikat, di peringkat 10 dalam daftar, mengindikasikan bahwa pelaku
bisnis di 9 negara yang peringkatnya di atas Amerika Serikat dalam indeks ini telah
berhasil melakukan bisnis internsional yang lebih transparan. Negara-negara ini
seperti Swiss, Swedia, Kanada, Belanda, Belgia, Inggris dan Jerman adalah Kantor
pusat banyak perusahaan internasional besar dan berdaya saing.

HUKUM AKUNTANSI

Keyakinan investor terhadap integrase pelaporan keuangan dan tata kelola


perusahaan telah diguncang oleh skandal keuangan Amerika Serikat termasuk Enron,
WorldCom, dan Tyco. Krisis keyakinan ini mengakibatkan kerugian yang cukup
besar terhadap prospek ekonomi dari sejumlah perusahaan, pegawai, pensiunan,
konsumen, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam menghadapi permasalahan ini, kongres Amerika Serikat mengesahkan
Sarbanes-Oxley Act pada bulan Juli 2002. Undang-undang ini membahas perubahan-
perubahan besar terhadap peraturan tata kelola perusahaan dan praktik keuangan.
Sarbanes-Oxley mengacu pada persoalan-persoalan mengenai menadirian auditor dan
tingkah laku pengacara. Undang-undang ini secara umumberlaku terhadap semua
perusahaan, termasuk perusahaan non- Amerika Serikat, yang jaminannya sudah
terdaftar atau yang diharuskan untuk melaporkan keuangannya kepada Security
Exchange Act tahun 1934. Ketentuan dalam undang-undang ini berdampak pada
operasional perusahaan-perusahaan publik dalam beberapa dimensi, termasuktata

17
kelola perusahaan, keterbukaan keuangan, aktivitas dan kewajiban pegawai dan
direktur, dan kemandirian auditor. Undang-undang ini juga membentuk dan mengatur
Public Company Accounting Oversight Board untuk mengawasi audit perusahaan
public dan menetapkan peraturan konflik kepentingan untuk analis sekuritas, paling
utamanya, undang-undang ini melarang auditor di luar perusahaan untuk berperan
dalam konsultasi dan dalam pemberian saran kepada perusahaan, undang-undang ini
mengharuskan CEO dan CFO menandatangani laporan keuangan, mengharusan
pelaporan tiap transaksi di luar laporan posisi keuangan, dan mengharuskan analisis
sekuritas untuk mandiri.
Praktik akuntansi Amerika Serikat diatur oleh Securities and Exchange
Commission (SEC) dan Financial Accounting Standart Board (FASB) dan mengikuti
standar yang dikenal sebagai prinsip akuntansi yang diterima secara meluas(generally
accepted accounting principles/GAAP), sementara banyak negara lain, termasuk
negara-negara di Uni Eropa, mengikuti standar yang dikeluarkan oleh Internasional
Accounting Standart Board (IASB) yang dikenal sebagai Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (International Financial eporting Standards/IFRS). Berbagai
stadar ini berbeda dalam banyak aspek, dan kecenderungannya kea rah IFRS.

18
19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bisnis internasional dipengaruhi oleh ribuan hukum dan peraturan yang dikeluarkan
oleh negara bagian, negara, dan organisasi internasional. Para pebisnis internasional harus
menyadari lingkungan hukum yang mereka hadapi. Hak kekayaan intelektual seperti paten,
tanda dagang, hak cipta, dan rahasia dagang juga diperlukan. Setiap negara yang berdaulat
bertanggungjawab untuk menciptakan dan menegakkan hukum di dalam yurisdiksinya. Ada
beberapa kekuatan hukum internasional diantaranya adalah perpajakan, hukum antimonopoli,
tarif, kuota, dan masih banyak hambatan perdagangan lainnya, beberapa diantaranya adalah
persyaratan mengenai kesehatan, atau pengemasan. Persyaratan mengenai kesehatan dapat
menimbulkan kerugian, yaitu pertanggungjawaban produk, seperti mengharuskan
perusahaan dan pegawai serta direkturnya untuk bertanggungjawab dan kemungkinan
menjadi subjek dari denda atau penjara saat produknya mengakibatkan kematian.
Selain kekuatan hukum, kekuatan finansial dan kekuatan tenaga kerja juga penting
bagi suatu negara dalam melaksanakan bisnis internasional. Ada beberapa kekuatan finansial,
antara lain, yaitu fluktuasi nilai mata uang, perpajakan, tingkat inflasi dan bunga, serta neraca
pembayaran. Kekuatan finansial berada di luar kontrol perusahaan, sehingga perlu adanya
pengawasan dan prediksi, sedangkan untuk kekuatan tenaga kerja mempunyai beberapa
trend, di antaranya menuanya populasi, urbanisasi tenaga kerja, pengangguran, pekerja
imigran, pekerja anak, kerja paksa, brain drain, dan pekerja tamu.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ball, Donald A., J. Michael Geringer, Michael S. Minor, Jeanne M. McNett, 2014, Bisnis
Internasional Buku 1, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai