Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
21755005
1
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena atas limpahan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Sehingga tugas makalah ini dengan Mata Kuliah Ketentuan Umum Perpajakan
dapat dikumpulkan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah ini ialah “Kasus
Sengketa Pajak Pada PT. Asian Agri Group”.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan atau
belum sempurna, maka dari itu penulis perlu saran dan pendapat dari para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar kami dapat lebih
menyempurnakan makalah ini. Penulis mohon maaf jika terjadi kesalahan kata
atau kalimat dalam penulisan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................12
LAMPIRAN...........................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia banyak sekali seorang wajib pajak yang tidak membayar pajak atau
membayar pajak dengan tidak sesuai yang seharusnya. Kasus tentang pemungutan
pajak di Indonesia seringkali terjadi dan dapat merugikan negara. Kasus
penyelewengan maupun kasus penggelapan kerap kali terjadi, namun dikarenakan
aparat petugas hukum yang seringkali tidak tegas, kasus-kasus yang terjadi
menjadi tertutup atau mengambang begitu saja, seperti tidak ada kejelasan. Dalam
hal ini, kita akan membahas tentang sengketa pajak yang terjadi pada PT. ASIAN
AGRI GROUP.
4
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana masalah sengketa pajak yang terjadi pada PT. ASIAN AGRI
GROUP?
• Berapa kerugian negara akibat dari sengketa pajak yang terjadi pada PT. ASIAN
AGRI GROUP?
• Bagaimana penyelesaian kasus sengketa pajak yang terjadi pada PT. ASIAN
AGRI GROUP?
5
BAB II
PEMBAHASAN
PT. Asian Agri Group atau dapat disebut AAG merupakan sebuah induk
perusahaan terbesar kedua di Grup Raja Garuda Mas, yang merupakan perusahaan
milik Sukanto Tanoto. Dalam majalah Forbes tahun 2006, keluarga Tanoto
merupakan keluarga paling kaya di Indonesia, dengan total kekayaan mencapai
US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 25,5 trilliun. Tidak hanya PT. Asian Agri Group
yang merupakan naungan dibawah Grup Raja Garuda Mas, perusahaan-
perusahaan tersebut adalah Asia Pacific Resources International Holdings
Limited (APRIL), Indorayon, PEC-Tech, Sateri International, dan Pacific Oil &
Gas.
6
Untuk PT. Asian Agri Group, perusahaan ini memiliki200 ribu hektar lahan
sawit, karet, kakao di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di Asia, PT
AAG merupakan salah satu penghasil minyak sawit mentah terbesar, yaitu
memiliki 19 pabrik yang menghasilkan 1 juta ton minyak sawit mentah selain tiga
pabrik minyak goreng.
Terungkapnya kasus dugaan persengketaan pajak oleh PT. AAG ini, berawal
dari tindakan Vincentius Amin Sutanto (Vincent) yang brankas PT AAG di Bank
Fortis Singapura sejumlah US$ 3,1 juta pada tanggal 13 November 2006. Pada
saat itu,Vincent menjabat sebagai group financial controller di PT AAG, dimana
jabatannya tersebut sangat mengetahui seluk-beluk keuangan perusahaannya.
Perbuatan Vincent ini akhirnya terbongkar oleh perusahaan dan dilaporkan ke
Polda Metro Jaya. Setelah laporan tersebut,Vincent diburu bahkan diancam akan
dibunuh. Lalu, Vincent kabur ke Singapura dengan membawa sejumlah dokumen
penting perusahaan. Dalam pelariannya ke Singapura, terjadi jalinan komunikasi
antara Vincent dan wartawan Tempo.
7
Pelaporan Vincent ini, lalu ditindaklanjuti oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), dengan menyerahkan pelaporannya kepada Direktorat Jenderal
Pajak, dikarenakan permasalahan tersebut menyangkut dengan bidang perpajakan.
Dari hasil rangkaian investigasi dan penyelidikan yang dilakukan pada bulan
Desember 2007 telah ditetapkan 8 orang tersangka, yang masing-masing berinisial
ST, WT, LA, TBK, AN, EL, LBH, dan SL. Kedelapan orang tersangka tersebut
merupakan pengurus, direktur dan penanggung jawab perusahaan. Kemudian,
pihak Depertemen Hukum dan HAM juga telah mencekal 8 orang tersangka
tersebut.
8
9.1 Penyelesaian Sengketa Pajak Pada PT. Asian Agri Group
PT. Asian Agri Group (AAG) telah dicurigai melakukan aksi penggelapan
pajak (tax evasion) selama beberapa tahun terakhir, hal tersebut menimbulkan
kerugian negara mencapai trilliuan rupiah. Belum selesai melakukan penyidikkan,
lalu timbul wacana mengenai penyelesaian kasus itu di luar pengadilan (out of
court settlement). Hal tersebut mengkhawatirkan kalangan yang menginginkan
tegaknya hukum dan terwujudnya keadilan, serta kejujuran. Sangat tidak adil
sekali jika para penjahat kalangan kebawah ditangkapi, ditembaki, disidangkan,
dan dimasukkan bui, sementara itu penjahat kalangan atas atau sering disebute
penjahat berkerah putih yang telah mengakibatkan kerugian besar pada negara
justru dibiarkan bebas seperti tidak bersalah karena kekuatan jabatan dan
keuangannya.
9
Penyelesaian kasus tindak pidana perpajakan oleh Asian Agri Group meski
masuk kategori “Perlawanan Aktif terhadap Pajak” sekalipun tetap dapat
diselesaikan di luar sidang pengadilan. Asian Agri pada akhirnya melayangkan
surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait Surat Ketetapan
Pajak (SKP) kepada 14 anak perusahaannya. Perusahaan milik dari Sukanto
Tanoto ini melayangkan surat keberatan setelah membayar senilai Rp 969,675
miliar atau 49% dari total pajak terutang yakni mencapai Rp 1,95 triliun.
Meski keberatan dengan SKP, PT. Asian Agri Group tetap harus membayar
sisa utang pajak seperti dalam SKP. Jika AAG tidak melunasi seluruh tagihan
SKP setelah jatuh tempo, maka DJP dapat penagihan aktif berupa teguran,
penerbitan surat paksa, penyitaan dan blokir rekening hingga pelelangan aset.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT. Asian Agri Group merupakan induk perusahaan terbesar kedua di Grup
Raja Garuda Mas. PT. Asian Agri Group merupakan sebuah perusahaan kelapa
sawit yang menghasilkan minyak sawit terbesar, yang memiliki 19 pabrik
penghasil minyak mentah. Terungkapnya kasus persengketaan pajak oleh PT.
Asian Agri Group berawal dari Vincentius Amin Sutanto yang membobol brankas
PT. Asian Agri Group di Singapura. Vincent dilaporkan lalu setelah pelaporannya
Vincent melakukan pelarian, yang pada akhirnya menyerahkan diri. Namun,
penyerahan dirinya, Vincent melaporkan atau membeberkan tentang dokumen dan
data digital penting milik perusahan PT. Asian Agri Group, dimana saat dokumen
tersebut diselidikkin terdapat penggelapan dana pajak PPh dan PPN. Dari
penggelapan dana pajak tersebut kerugian negara mencapai Rp. 1,3 triliiun.
3.2 Saran
Seharusnya para aparat penegak hukum dapat bersikap lebih tegas dan lebih
cekatan dalam mengurus kasus-kasus seperti ini. Mengingat sangat banyak sekali
kasus tentang persengketaan pajak yang ada di Indonesia, sudah seharusnya
pemerintah dan aparat hukum bertindak cakap dan tanggap, agar kasus-kasus
seperti ini tidak terjadi lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Sengketa Pajak Pada PT Asian Agri Group Dalam Tindak Pidana
Perpajakan,Primadana Hasdiansyah, 2015
(https://www.neliti.com/id/publications/253021/analisis-sengketa-pajak-pada-pt-
asian-agri-group-dalam-tindak-pidana-perpajakan)
Makalah Tentang Pelanggaran Pajak Kasus PT. Asian Agri Group, Ropi Komala,
2020
(http://ropi-komala.blogspot.com/2020/08/makalah-tentang-pelanggaran-pajak-
kasus.html?m=1)
(https://id.scribd.com/doc/233492576/PT-Asian-Agri)
12
13
LAMPIRAN
14